Saat ini guru menjadi tokoh penuntun dan panutan yang berfungsi sebagai uswatun hasanah bagi siswa dan lingkungannya. Guru juga berperan sebagai figur pentransfer nilai, moral, serta ilmu dan teknologi kepada generasi di bawahnya. Untuk itu seorang guru perlu meningkatkan kemampuannya melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pentingnya guru melakukan PTK ini tidak lain adalah untuk mencipatakan guru yang professional. Karena, jika kemampuan pembelajaran guru meningkat maka hal itu akan berdampak pada peningkatan kompetensi kepribadian, sosial, dan professional guru. Selain itu hal ini juga akan membentu pemerintah untuk bisa meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Untuk menciptakan guru professional ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk mencipatakan guru professional. Salah satunya adalah mengadakan Workshop Penelitian Tindakan Guru Bimbingan dan Konseling SMK Se-Bantul. Kegiatan yang berlangsung pada hari Rabu (29/4) di Ruang Sidang Theater Lt. 4 Gedung Pascasarjana UMY ini, merupakan bentuk kerja sama antara Program Studi Megister Studi Islam Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dengan Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) SMK Se-Kabupaten Bantul. Hal tersebut dijelaskan oleh Dr. Arif Budi Raharjo, M.Si saat memberikan sambutannya.
Dr. Nawari Ismail, M. Ag selaku pemateri pada workshop ini menjelaskan bahwa, saat ini guru memiliki peran yang sangat luas, di mana jabatan fungsional seorang guru ini dituntut untuk bisa membuat artikel ilmiah, modul pembelajaran, dan penelitian. “Ketiganya ini memiliki siklus yang tentunya saling berkesinambungan. Apalagi jika dilihat dari guru BK ini sebenarnya kan banyak peran yang bisa dimainkan contohnya terkait dengan sikap dan perilaku siswa ketika berada disekolah, “ terangnya.
Pembuatan PTK ini sebenarnya ada manfaat-manfaat yang bisa didapat, manfaat yang didapat ini tentunya juga akan berdampak bagi guru dan juga siswanya. “Banyak manfaat yang kita dapat dari PTK. PTK ini bisa menghasilkan sebuah artikel ilmiah dan juga modul pembelajaran. Artikel ilmiah ini bisa dikirim ke media bisa juga dijadikan sebuah buku untuk dana bisa mengajukan ke pemerintah. Namun, PTK ini juga perlu diimplementasikan agar nantinya PTK tersebut mengalami perkembangan, “ ujar Nawari lagi.
Sementara Untuk melakukan PTK ada beberapa hal yang perlu diketahui dan dilakukan agar nantinya PTK ini memiliki nilai yang baik dan dapat diimplementasikan. “Ciri-ciri dari PTK ini ada tiga yaitu, dipicu dengan permasalahan praktis, bertujuan untuk memperbaikki pengajaran secara praktis, untuk melakukan itu semua kita bisa melakukan kolaborasi antar guru dan dengan peneliti. Untuk menemukan masalah dalam PTK ini sangat mudah yang terpenting tujuannya adalah untuk memperbaiki sistem pembelajaran, misalnya dengan melihat keaktifan, minat, dan perhatian siswa dalam mata pelajaran tertentu, “ jelas Dr. Akif Khilmiyah, M.Ag selaku pembicara.
Dr. Akif melanjutkan, bahwa dalam melakukan PTK ini tentunya perlu adanya pendampingan, agar dalam mengerjakan PTK ini bisa berjalan dengan lancar dan tidak tersendat. “Sebenarnya, jika Perguruan Tinggi saling berkolaborasi dengan Sekolah, banyak hal yang bisa dikembangkan. Jadi melakukan amal sholeh ini bisa kita lakukan dengan membuat penelitian, “ ungkapnya.
Dr. Akif dan Dr. Nawari berharap kegiatan ini bukan hanya berhenti sampai workshop saja, tetapi kegiatan ini bisa terus berlangsung sampai peserta bisa menemukan sebuah ide untuk diteliti. Kemudian ditulis dan hasil akhirnya bisa menghasilkan sebuah produk karya tulis ilmiah. Tentunya karya ilmiah ini juga bisa dipublikasikan baik itu dijadikan sebuah buku, dimasukan di jurnal, dan juga dikirim ke media. (ica)
Sumber : UMY.AC.ID