Pena Berkarya Raih Juara Lomba Cipta Lagu Mars Jurnal Ilmiah Kemeristekdikti

Dekan Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Prof Dr Dyah Aryani Perwitasari MSi PhD Apt, meraih juara 1 lomba cipta lagu mars jurnal ilmiah oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti RI), Sabtu (14/9). Mars Jurnal Ilmiah berjudul Pena Berkarya ini berhasil menyisihkan 30 peserta dari seluruh Indonesia dan menjadi pemenang di antara 8 finalis lainnya.

Wakil Rektor I UAD, Dr H Muchlas MT, mengucapkan rasa syukur dan bangga atas pencapaian ini. Menurutnya ini bisa mengukuhkan nama UAD di Perguruan Tinggi Indonesia. “Nantinya lagu ini akan dipakai untuk mengawali kegiatan-kegiatan jurnal ilmiah Kemenristekdikti, seperti di pelatihan, pendampingan, atau sosialisasi tentang jurnal. Setelah dikumandangkannya lagu Indonesia Raya kemudian diteruskan lagu ini, itu keinginan Kemenristekdikti kira-kira,” papar Muchlas saat melakukan press conference di Kampus I UAD, Selasa (17/9).

Tujuan pembuatan mars ini ialah untuk mengingatkan kembali bahwa jurnal ilmiah adalah suatu sarana untuk dosen terutama dalam penataan karier akademik dalam hal jabatan fungsional. “Jurnal di Indonesia itu perlu ditingkatkan menuju ke level tingkat internasional. Jika jurnal kita sudah masuk ke level internasional, Indonesia mudah-mudahan mulai menjadi negara maju. Nah, itu semua sudah ada di lagu itu secara runut. Sehingga Insyallah bisa memotivasi dosen-dosen untuk mengembangkan jurnal dan karya-karya ilmiah lain.” ujar Dyah.

Dyah mengungkapkan proses pembuatan mars tersebut hanya dalam waktu dua jam saja. Ide lagu muncul selama perjalanan pulang. Sesampainya di rumah, Dyah langsung menulis lirik dan membuat nada sederhana. “Sebenarnya untuk lagu ini saya tidak perlu mencari inspirasi terlalu rumit, karena sudah menjadi aktifitas dosen sehari-hari yang memang membuat proposal penelitian, membuat penelitian, dan kemudian menuliskan dalam bentuk publikasi ilmiah,” tambahnya.

Latar belakang keluarga yang mencintai musik membuatnya tidak bisa lepas dari dunia ini meskipun berprofesi sebagai dosen. Sampai saat ini, sudah terdapat lima lagu yang diciptakannya untuk mengikuti kompetisi cipta lagu baik di sekolah maupun di radio. “Kali ini agak berbeda ya, karya ini akan disumbangkan, didedikasikan untuk negara melalui kemenristekdikti,” pungkasnya.

Gottingen University German Pelajari Muhammadiyah Lebih Dalam

Sabtu, (07/09)-PP Muhammadiyah menerima kunjugan dari delegasi Gottingen University German bertempat di PP Muhammadiyah Cik Ditiro. Ahmad Muttaqin selaku perwakilan dari Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah menyampaikan adanya kunjugan ini bertujuan untuk menambah wawasan lebih dalam mengenai Islam melalui Muhammadiyah. “Program ini untuk mengenalkan pada mereka bahwa islam tidak hanya model dan versi yang muncul di Timor Tengah. Mereka belajar lebih dalam mengenai wawasan Islam ala Muhamamdiyah, Sejarah Muhammadiyah, Amal Usaha Muhammadiyah dan kontribusi Muhammadiyah terhadap negara,” paparnya.

Muttaqin menambahkan, kunjugan diikuti secara antusias oleh peserta yang terdiri dari sembilan orang tersebut. “Ada sesi tanya jawab mengenai agama islam hingga program apa saja yang sudah dilakukan Muhammadiyah, dan mereka sangat antusias,” lanjutnya.

Delegasi Gottingen University German ini sebelumnya sudah melakukan kunjugan serupa di UIN Sunan Kalijaga. Rencananya, kunjugan akan berlangsung selama satu minggu dimulai pada tanggal 4 September hingga 11 September 2019.

UMY Raih Peringkat 1 PTS Terbaik Se-DIY

“Prestasi terus diraih oleh Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, diantaranya menjadi nomor 1 (Perguruan Tinggi Swasta) PTS Se-DIY dan menjadi nomor 3 (Perguruan Tinggi Swasta) PTS dalam kancah Nasional sesuai dengan peringkat yang ditetapkan oleh uniRank,” menjadi caption awal yang kita temui ketika membuka gambar pertama pada laman aplikasi instagram milik UMY.

Benar saja, kampus dengan slogan Muda Mendunia ini berhasil menorehkan prestasi berdasarkan popularitas dan penggunaan situs web. Hasil Update terbaru, UMY berhasil menduduki urutan pertama dalam tabel PTS se-DIY diikuti Universitas Islam Indonesia, dan Universitas Ahmad Dahlan.

Dengan adanya prestasi ini semoga dapat menjadi pemicu untuk meningkatkan semangat bagi PTMA lain serta dapat menjadi ikhtiar UMY untuk terus berinovasi dan melahirkan penerus bangsa yang bermoral dan berakhlak tinggi.

Peserta Summer Course on Law and Sharia Belajar tentang Muhammadiyah

Sebanyak 48 mahasiswa peserta Summer Course on Law and Sharia dari International Program for Law and Sharia (IPOLS) Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta mengunjungi kantor PP Muhammadiyah Cik Ditiro pada hari Sabtu (10/8). Tujuan dari kunjungan ini ialah untuk mempelajari kontribusi Muhammadiyah dalam dakwah Islam dan melayani ummat serta bangsa.

Acara dimulai dengan sambutan dari H Nasrullah, SH, SAg, MCL, selaku sekretaris prodi Ilmu Hukum IPOLS kemudian dilanjutkan dengan pemaparan mengenai Muhammadiyah oleh Mohammad Adam Jerusalem, ST, SH, MT, PhD selaku wakil bendahara Majelis Diktilitbang.

Dalam sambutannya, H Nasrullah, mengatakan bahwa malam ini akan menjadi malam terakhir bagi peserta Summer Course on Law and Sharia. ”Rasanya tidak lengkap jika para peserta ini tidak datang ke sini untuk mempelajari langsung tentang Muhammadiyah. Meskipun mereka sudah mendapat sedikit pengetahuan mengenai hal tersebut, namun kami ingin mereka mengetahui lebih dalam bagaimana kontribusi Muhammadiyah, apa filosofi di balik Muhamamdiyah, apa saja aktivitas-aktivitasnya, dan lain sebagainya,” ujar Nasrullah.

Keantusiasan terlihat dari para mahasiswa yang berasal dari Malaysia, Taiwan, dan Turki ini. Syaheera, salah satu mahasiswa International Islamic University Malaysia (IIUM) mengungkapkan kunjungan ini membuatnya jadi lebih mengerti tentang Muhammadiyah. “ Ini sangat mengagumkan mengetahui organisasi ini bisa berjalan lebih dari 100 tahun. Saya rasa komunitas-komunitas muslim lainnya seharusnya bisa mempelajari dan mengambil kemanfaatan dari organisasi ini,” pungkasnya.

UM Yogyakarta Wisuda 1.316 Mahasiswa

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali mengadakan wisuda Program Vokasi, Sarjana, dan Pascasarjana periode I di Sportorium Kampus Terpadu UMY, Sabtu (22/10). Pada periode pertama ini,  UMY meluluskan mahasiswanya sebanyak total 1.316 Wisudawan/Wisudawati yang terdiri dari Program Vokasi sebanyak 39 Wisudawan/Wisudawati, Program Sarjana sebanyak 1.198 wisudawan dan Program Pascasarjana sebanyak 79 Wisudawan/Wisudawati.

Wisudawan terbaik untuk jenjang S1 kali ini diraih oleh Hanif Nafiah, S.P dari program studi Agribisnis  dengan IPK 3,97. Sedangkan untuk jenjang S2, wisudawan terbaik diraih olehMaria Putri Sari Utami, M.Kep dari program studi Magister Keperawatan dengan IPK 3,96. Pada pelaksanaan wisuda kali ini terbagi menjadi dua waktu yaitu pagi dan siang untuk mengantisipasi massa yang menumpuk di Sportorium.

Rektor UMY, Prof. Bambang Cipto MA dalam sambutannya menyatakan kebanggaannya terhadap mahasiswa UMY. Beliau berpesan kepada para mahasiswa untuk bersiap menghadapi dunia yang sesungguhnya. “Saya sangat senang melihat mahasiswa yang kurang lebih empat tahun menempuh di UMY ini. Hari ini UMY akan segera ditinggalkan oleh kalian, Kami berharap pembelajaran yang telah didapat, khususnya Al-Islam dan Kemuhammadiyahan harus tetap diterapkan dan diamalkan karena menjadi modal dalam menghadapi tantangan yang lebih besar yang menanti didepan,” ungkapnya.

Beliau juga berpesan dua hal kepada lulusan UMY agar bersemangat dalam menciptakan inovasi. “Jadilah insan yang inovatif yang senantiasa menciptakan hal-hal baru. Dan juga jadilah orang yang mempunyai jiwa entrepeneurship. Dua hal tersebut,dapat membuat kita bisa mandiri. Kita harus menjaga semangat itu karena dapat memberi kemudahan pada orang lain,” tuturnya.

Sementara itu Asep Suryana, S.IP, dalam sambutannya mewakili wisudawan priode kali ini, menyatakan rasa bangganya dengan UMY. “Menempuh pendidikan di UMY merupakan suatu kebanggaan karena UMY termasuk salah satu perguruan tinggi yang terkreditasi A di Indonesia. Selain itu,UMY juga memgang teguh nilai-nilai islami dan pengembangan ilmu pengeahuan,”ujar Finalis Mahasiswa Berprestasi Nasional 2016 ini.

Ia juga menyerukan kepada wiisudawan/wisudawati lainnya untuk melanjutkan perjuangan masing-masing . “Untuk teman-teman wisudawan/wisudawati, perjuangan kita masih panjang dan tidak berakhir di wisuda kali ini. Hari ini justru merupakan awal perjuangan yang sesungguhnya. Semoga kita bertemu lagi saat sukses nanti,” harapnya.

Sumber : www.umy.ac.id

Calon Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Telah Terpilih

Anggota Senat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada Kamis (20/10) telah memilih Bakal Calon Rektor UMY untuk periode 2016 – 2020. Bertempat di Ruang Sidang Komisi Gedung AR Fachruddin A Lantai 5 Kampus Terpadu UMY, sebanyak 52 orang anggota senat menghadiri “Rapat Senat UMY Pemilihan Calon Rektor Defenitif” yang dipimpin langsung oleh Ketua Senat UMY, Prof. dr. H. Moh. Anwar, M.Med., Sc., Sp.OG (K).

Dari empat nama yang terjaring, terpilih calon rektor definitif yakni nama Dr. Achmad Nurmandi, M.Sc., Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P., dan Dr. Mukti Fajar, ND., M.Hum. Para calon rektor tersebut dipilih oleh 52 anggota senat UMY, yang tiap individu diberikan hak untuk memilih tiga dari total empat calon rektor UMY. Hasil pemilihan rektor tersebut kemudian akan disampaikan ke Majelis Pendidikan Tinggi, Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk kemudian dipilih sosok yang akan memimpin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta selama 4 tahun mendatang.

Sebelum pemilihan, setiap para calon rektor menyampaikan program-program yang akan mereka lakukan ketika terpilih menjadi rektor. Keempat calon semuanya memiliki program yang hampir sama, berkaitan dengan peningkatan standar UMY sebagai World Class University. Salah satu program yang sama tersebut adalah peningkatan mutu pendidikan dan kualitas dosen UMY.

Prof. Bambang Cipto menyampaikan beberapa strategi kedepan antara lain pembaharuan tata organisasi, fokus pengembangan SDM, meningkatkan kerjasama internasional, meningkatkan kemampuan dosen, meningkatkan jumlah profesional, dan meningkatkan kajian Al Islam dan Kemuhammadiyahan. “Selain itu sudah saatnya bagi UMY untuk meningkatkan enterpreneur mahasiswa. Karena universitas standar QS seperti Stanford dan National University of Singapore (NUS) yang memiliki ranking tinggi, memiliki kualitas mahasiswa yang bagus dalam bidang enterpreneurship,” jelas Bambang.

Dr. Achmad Nurmandi ingin meningkatkan perolehan ranking UMY di kancah Internasional dengan meningkatkan mutu SDM di UMY, ” Kinerja setiap prodi atau fakultas meningkat, ditunjukkan dengan akreditasi tiap fakultas banyak yang naik. Berarti meski fakultas meningkat, secara keseluruhan di tingkat universitas menurun. Oleh karenanya harus meningkatkan Sumber Daya Manusia salah satunya para Doktor di UMY harus menjadi motor perubahan yang tidak hanya memikirkan prodi tetapi juga universitas secara menyeluruh.”

Dr. Gunawan Budiyanto menyampaikan beberapa programnya salah satunya adalah percepatan strategi peningkatan skor AIPT-2017 agar UMY tetap berpredikat A dan percepatan peningkatan jumlah lektor kepala dan guru besar. “Program selanjutnya yaitu percepatan pencapaian jumlah doktor di UMY, dimana 30% dari semua dosen harus bisa bergelar doktor. Juga peningkatan fasilitas pembelajaran terutama seperti laboratorium eksak maupun sosial,” ujar Gunawan.

Sedangkan Dr. Mukti Fajar, dalam bidang akademik ia mentargetkan setiap dosen memiliki minimal satu publikasi per tahunnya. “Dalam bidang SDM, semua dosen nanti harus ada peningkatan. Program profesorisasi harus dikelola sebagai sebuah sistem dan bukan dilakukan oleh pribadi masing-masing saja. Dan jika UMY mentargetkan 4 tahun lagi ingin menjadi Perguruan Tinggi level Asia, maka harus ada percepatan kerja,” ujar Mukti.

Sumber  : www.umy.ac.id

Workshop Pelatihan Asesor Batch 4 Yogyakarta

Peltihan asesor kerjasama antara Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) PP Muhammadiyah dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia yang ke empat di lakukan di Hotel Arjuna Jl. P. Mangkubumi No. 44 Yogyakarta Indonesia 5523 selama lima hari, tangal 18-22 november2016. Peserta dihadiri sebanyak 25 peserta dari berbagai PTM/A se Indonesia.

Acara di buka langsung oleh direktur Kerjasama & pemberdayaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia  Bapak Ir.R.M.Dudi Suryo L,MM. Turut hadir perwakilan dari Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Bapak Dr.Muh Samsudin,S.Ag.,M.Ed dan perwakilan dari Balai Diklat Surabaya.

Pekan Budaya Masuk Kampus sebagai Wujud dari Konsep Budaya 3K

Pekan Budaya Masuk Kampus (PBMK) yang akan digelar mulai Selasa (11/10) hingga Jum’at (14/10) resmi dibuka pada Selasa malam (11/10) di pelataran Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. PBMK sendiri dinilai sebagai oportuniti bagus untuk melestarikan budaya di Yogyakarta, sebagai wujud dari konsep budaya 3K.

Pemaparan tersebut yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan Pemda DIY, Umar Priyono saat membuka PBMK. Konsep budaya 3K sendiri merupakan Kraton, Kampung dan Kampus, dimana kebudayaan yang ada di Yogyakarta harus mampu meliputi ketiga aspek tersebut. Dengan begitu, kebudayaan di Yogyakarta diupayakan dapat memberikan elemen ke seluruh lapisan masyarakat Yogyakarta.

Umar melihat potensi budaya di DIY sangat luar biasa. “Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya komunitas-komunitas budaya yang dibentuk oleh masyarakat. Seperti contohnya Ikatan Mahasiswa yang ada di DIY yang membentuk kegiatan bernama Selendang Sutra,” jelas Umar.

Kepala Dinas Kebudayaan Pemda DIY tersebut juga berharap besar pada peran kampus dalam melestarikan budaya di Yogyakarta. “Kampus sebagai sebuah institusi selalu dinilai sebagai agent of change. Selain sebagai agent of change, maka harusnya kampus juga dapat menjadi agent of culture,” harap Umar.

Selain itu Umar juga berharap Yogyakarta harus selalu pro-culture. Karena dengan meningkatkan kegiatan kebudayaan, juga akan berimbas pada peningkatan pariwisata di Yogyakarta yang lebih baik.

Senada dengan Umar, Rektor UMY, Prof. Bambang Cipto, M.A. menyampaikan bahwa PBMK dapat mempengaruhi citra kota Yogyakarta. “Kebudayaan merupakan sesuatu yang sangat lembut dan tidak kelihatan, tetapi kita butuhkan. Mudah-mudahan dengan adanya PBMK ini, kita bisa menjadikan kota ini tidak hanya sebagai kota pelajar saja, namun juga bisa menjadi kota budaya yang inovatif dan kreatif dengan seni,” ungkap Bambang.

Bambang menambahkan agar merambahnya budaya tidak hanya di Kota Jogja saja, tetapi juga dapat menyebar ke kota lain di DI Yogyakarta seperti Bantul, Sleman dan lainnya. Dan dengan diselenggarakannya PBMK di UMY, Bambang berharap akan memberikan manfaat bagi mahasiswa UMY.

“Dengan adanya kegiatan Pekan Budaya Masuk Kampus, mahasiswa jadi dapat melihat langsung pelaku seni, dan menyaksikan budaya adi luhung yang tampil modern dan mengesankan. Karena yang ditampilkan juga bukan hanya budaya lokal saja, namun juga ada budaya asing, dan empat hari ke depan juga masih banyak kejutan-kejutan penampilan lainnya,” ujar Bambang.

PBMK yang digelar di UMY selama empat hari ini juga terbuka untuk umum tanpa dipungut biaya. Selain itu, kegiatan kebudayaan yang akan digelar dalam acara PBMK ini seperti Festival Dolanan Anak, Lomba Kethoprak Ringkes Anak-anak se-DIY, Panggung Gamelan Anak, Pentas Seni-Budaya Nusantara, Tarian Nusantara, Musik Etnik Nusantara, Workshop, Pentas Seni Lintas Agama dan Keyakinan, serta One Night Jazz.

Sumber : www.umy.ac.id

LTC Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Hadirkan Kelas Italia Gratis Bagi Mahasiswa UMY

Language Training Centre (LTC) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dalam kurun waktu satu tahun mendatang, menghadirkan kelas Bahasa Italia secara gratis. Kelas yang dikhususkan bagi mahasiswa maupun mahasiswi UMY tersebut akan dibimbing langsung oleh warga kebangsaan Italia, Daniele Santucci. Selain kelas Bahasa, LTC turut menghadirkan kursus memasak makanan Italia yang langsung dibimbing oleh Daniele. Dengan adanya kelas gratis tersebut, sebagai bentuk pengenalan Bahasa dan budaya italia, sehingga para mahasiswa lebih terbuka wawasannya dan bisa lebih berpikir secara fleksibel.

Hal tersebut seperti yang dijelaskan oleh Noor Qomaria Agustina, S.Pd., M.Hum saat memberikan sambutan pada acara presentasi kelas Bahasa dan budaya Italia, Selasa (11/10) di Mini Teater LTC, Gedung D lantai 4 UMY. “Untuk pengenalan Bahasa dan budaya Italia, kami mencoba mencari peluang dengan menghadirkan warga asli Italia untuk mengajar di LTC. Dan ini menjadi kesempatan bagi para mahasiswa dan mahasiswi UMY untuk terus belajar bahasa asing. Biasanya untuk mencari beasiswa maupun peluang kerja, banyak yang tertuju kepada negara-negara yang tidak asing lagi, seperti Amerika. Padahal Negara Italia memiliki banyak peluang dan beasiswa untuk kuliah lanjutan,” paparnya.

Kepala LTC UMY yang biasa disapa Ari tersebut mengatakan lebih lanjut bahwa kelas gratis tersebut akan rutin diadakan selama 2 kali sepekan, dengan durasi setiap pertemuan 90 menit. Meskipun tidak dipungut biaya, sebagai bentuk komitmen pihak LTC yang bekerjasama dengan SAC (Self Access Center) tersebut, peserta diharuskan membayar uang muka yang telah ditentukan. “Program ini memang gratis, hanya saja sebagai bentuk komitmen dalam kursus ini peserta membayar deposit dengan nominal yang telah ditentukan. Setelah program selesai, deposit tersebut akan dikembalikan kepada peserta,” jelas Ari.

Sementara itu, Daniele Santucci selaku pembicara inti dalam acara tersebut mengatakan bahwa Bahasa Italia merupakan bahasa yang telah bersertifikat C.I.L.S (Certuficatione di Italiano Come Lingua Straniera) yang diakui di seluruh dunia oleh berbagai lembaga pendidikan dan perusahaan. “Italia telah memiliki C.I.L.S sebagai standar untuk menunjukkan tingkat kemampuan Bahasa Italia sebagai bahasa asing yang diakui dunia. Sertifikat ini ditujukan bagi siapapun yang mau belajar, bekerja, maupun sebagai bukti keahlian berbahasa Italia, serta sebagai bukti bagi siapapun yang akan melanjutkan studi di salah satu universitas di Italia,” ujarnya.

Daniele menambahkan, dalam kompetensi Bahasa Italia bagi yang ingin melanjutkan studi maupun mencari peluang kerja, Daniele menyebutkan bahwa terdapat enam level dalam uji kompetensi. Keenam level tersebut yaitu CILS A1, CILS A2, CILS UNO-B1, CILS DUE-B2, CILS TRE-C1, CILS QUATTRO-C2. “Dalam tingkatan level bagi yang ingin bekerja ke Italia, harus memenuhi kompetensi level A2. Sedangkan bagi yang ingin melanjutkan studi ke salah satu universitas di Italia, harus memenuhi kompetensi level B2,” tambahnya.

Sumber : www.umy.ac.id

Industri Rumah Tangga Beri Ketahanan Krisis Ekonomi

Saat krisis ekonomi yang melanda dunia tahun 1997 lalu, sebagian besar kelompok industri rumah tangga mampu bertahan, sementara industri menengah dan besar justru banyak yang gulung tikar. Hal ini karena keberlangsungan hidup keluarga pelaku industri ini sebagian besar tergantung dari usaha yang dikelola tersebut. Pernyataan ini merupakan paparan dari dosen Agribisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Dr. Ir. Triwara Buddhi Satyarini. MP saat memberikan penjelasan dalam diskusi publik, Sabtu (8/10) di AR Fachruddin A lantai 5 UMY.

Dalam pemaparannya, Dr. Triwara menyampaikan bahwa kelompok industri rumah tangga bisa menjadi salah satu solusi dalam menghadapi krisis ekonomi. Selain itu, industri yang mampu bertahan ketika terjadi krisis ekonomi yaitu industri pengolahan. Pada kelompok industri ini mereka mengandalkan hasil pertanian sebagai bahan baku produk, baik yang harus diimpor maupun berupa hasil pertanian lokal. “Pada dasarnya dalam industri pengolahan ini, para pelaku industri melakukan kegiatan dengan mengubah suatu bahan dasar secara mekanis, kimia, maupun dengan tangan langsung sehingga menjadi barang jadi atau setengah jadi. Dengan ini maka barang yang diolah tersebut dari barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya,” paparnya.

Di sisi lain, Dr. Triwara melanjutkan, meskipun industri rumah tangga mampu bertahan di saat terjadinya krisis ekonomi, namun rata-rata industri rumah tangga tidak bisa mengelola usahanya dengan baik. “Mengelola usaha merupakan salah satu pengetahuan umum yang harus dikuasai oleh seorang pelaku usaha. Manajemen yang baik adalah kunci kesuksesan. Dalam hal ini yang bertindak sebagai manajer harus mampu merencanakan pekerjaannya, mengatur pegawainya dan sumber daya lainnya untuk mendukung pekerjaan, mengarahkan pegawai, dan mengendalikan serta mengevaluasi pekerjaan. Selain itu juga pelaku industri tersebut harus diberi pendampingan,”ujarnya.

Sementara itu Dr. Ir. Gatot Supangkat. MP salah satu pembicara pada diskusi publik tersebut mengatakan bahwa industri rumah tangga yang mengandalkan hasil pertanian, pemerintah perlu memberikan dukungan dalam regenerasi petani. Jika program ini berhasil, maka akan menanggulangi kemiskinan pertanian. “Upaya untuk mencapai kecukupan pangan dan bahkan swasembada pangan telah dilakukan oleh pemerintah, salah satunya pembuatan varietas padi unggul baru. Namun kenyataan di lapangan, jumlah varietas yang berkembang di petani tidak banyak. Penyebab minimnya jumlah varietas padi yang berkembang di lapangan antara lain faktor geofisik, teknologi, budaya petani, dan kebijakan,” jelas dosen agroteknologi UMY tersebut.

Dalam hal tersebut, Dr. Gatot mengatakan bahwa untuk menjaga keberlanjutan varietas atau usaha tani, maka diperlukan kebijakan kemandirian petani melalui penyediaan benih, pembuatan varietas baru dan penyediaan pupuk organik sendiri. “Untuk membangun kemandirian petani, fasilitas pemerintah harus diarahkan sepenuhnya langsung kepada petani, bukan kepada perusahaan negara. Permasalahan utama keberlanjutan usaha tani yakni ketersediaan benih. Oleh karena itu, maka sebaiknya perlu ditumbuhkan kemandirian petani dalam pengembangan perbenihan dan pembuatan varietas baru tanaman,” tutupnya.

Sumber : www.umy.ac.id