KPS Petita FH UMY Juarai National Moot Court Competition

Komunitas Peradilan Semu Petita Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta meraih juara 1 dalam National Moot Court Competition bidang Tata Usaha Negara. Kompetisi yang diadakan oleh Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI) ini digelar sejak tanggal 7 hingga 9 Februari 2020 di Pengadilan Negeri Jakarta Barat. Tidak hanya meraih juara 1, Petita juga berhasil mendapat kategori peran terbaik untuk penggugat terbaik, tergugat terbaik, Majelis Hakim terbaik, panitera terbaik, dan saksi/ahli terbaik.

Tim Petita terdiri dari 16 anggota delegasi, 2 orang offical, 1 dosen pembimbing yaitu Dr. Danang Wahyu, S.H., M.H. Dijelaskan oleh Ainun Jiwanti, selaku Ketua Umum Komunitas Peradilan Semu Petita FH UMY, kompetisi ini terdiri dari beberapa babak. Babak pertama adalah babak eleminasi, delegasi yang mendaftar diminta membuat dan mengirim berkas gugatan untuk selanjutnya diseleksi oleh juri penilai berkas. Dari 35 delegasi yang mendaftar hanya 12 delegasi yang lolos masuk ke babak  berikutnya yakni babak penyisihan. Di babak penyisihan, 12 delegasi menyelesaikan pemberkasan hingga berkas putusan. Lalu pada bulan Febuari, kedua belas delegasi ini bertanding di Pengadilan Negeri Jakarta Barat menampilkan simulasi sidang. Dari babak penyisihan tersebut diperoleh 3 delegasi yang lolos ke babak final, yakni tim dari FH UMY, FH UNNES, dan FH UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. “Kemudian dari babak final tersebut yang menjadi juara pertama ialah tim FH UMY, juara 2 tim FH UNNES, dan juara 3 oleh tim FH UIN SUKA,” ujar Ainun.

Persiapan kompetisi ini membutuhkan sekitar lima bulan sejak pengiriman berkas gugatan pada bulan Oktober dilanjutkan pembuatan berkas yang lain dan latihan praktik simulasi sidang hingga awal Febuari. Diakui bahwa untuk mencapai kemenangan ini ada beberapa halangan seperti kesulitan menemukan narasumber. “Hal ini dikarenakan sengketa dalam kompetisi ini merupakan sengketa pembatalan sertifikat Hak Guna Usaha (HGU), sedangkan di Yogyakarta sendiri tidak ada HGU. Kami juga terhalang oleh keterbatasan waktu karena dibenturkan dengan jadwal dan tugas kuliah,” tambah Ainun.

Lebih lanjut, Ainun mengatakan bahwa prestasi yang telah diraih ini tidak lantas menjadikan komunitasnya terlena dan berpuas diri. “Semoga ke depannya tim dan mahasiswa-mahasiswa FH UMY yang lain bisa lebih semangat menimba ilmu dan menggali potensi. Pihak fakultas serta universitas juga bisa terus mendukung prestasi-prestasi mahasiswa. Sebab tanpa dukungan dari fakultas dan universitas, kami tidak akan mungkin bisa memberikan prestasi yang membanggakan seperti ini,” pungkasnya.