Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM): Terus Ekspansi di ASEAN Sebanyak 110 calon mahasiswa asal Thailand mengikuti seleksi masuk perguruan Tinggi Muhammadiyah. Seleksi dilakukan melalui wawancara langsung terhadap mereka yang sudah lulus test administratif yang dilakukan SBPAC (Southern Border Province Administration Center (SBPAC) Thailand. “Ini sudah yang sembilan kali kita lakukan. Semula hanya melibatkan 13 PTM (Perguruan Tinggi Muhammadiyah). Sekarang sudah 18 PTM. Total sudah ratusan mahasiswa Thailand yang dididik di perguruan tinggi Muhammadiyah. Sebagian sudah lulus,” kata Ketua Kantor Urusan Internasional PTM Ida Puspita, yang juga dosen pada Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. Seleksi diadakan di kantor SBPAC Yala. Ekspansi Saat seleksi hadir juga Direktur Kerjasama SBPAC Teeruth Supawiboonpol dan Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Prof Edy Suandi Hamid Prof Edy menyampaikan, adanya kerja sama ASEAN dalam MEA (Masyarakat Ekonomi Eropa) akan semakin terbukanya pasar intra ASEAN dalam bidang pendidikan tinggi ini. Selama ini kita lebih banyak pasar bagi negara lain. “Nah Muhammadiyah yang sejak awal berdirinya sudah berkhikmat di bidang pendidikan, melakukan ekspansi juga ke mancanegara. Beberapa tahun terakhir ini kita secara khusus ke Thailand. Ke depan akan banyak negara yang kita garap,” ujarnya. Ditambahkan, selama ini sdh menyebar di PTM mahasiswa asing dari berbagai negara Asia, Australia, Amerika. Namun jumlahnya masih terbatas, dan ini mereka datang secara individual, belum didesain aecara khusus seperti yang di Thailand. “Kita juga aktif mengikuti pameran-pameran pendidikan di luar negeri. Agustus nanti kita ikut pameran pendidikan yang diadakan di Songkhla, Thailand Selatan ini,” kata mantan Rektor UII tersebut. Untuk masuk lebih jauh pasar ASEAN, bahkan Muhammadiyah sudah punya gagasan untuk mengakuisisi perguruan tinggi di wilayah ASEAN. “Tapi itu masih dilakukan kajian mendalam,” kata Prof Edy Suandi Hamid yang menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan PP Muhammadiyah tersebut. Perluas MoU Dalam kunjungan tersebut dibahas rencana perluasan kerjasama dgn mengubah MoU yang sudah ditandatangani sejak sembilan tahun lalu. Pembahasan dilakukan dengan Deputi Sekjen SBPAC Somkeart Ponorayoon. Direncanakan kemungkinan memperluas cakupan provinsi yang semula hanya 5 provinsi menjadi 14 provinsi. Mahasiswa yang diterima juga tak hanya yang beragama Islam tetapi juga yang beragama lain, seperti Budha yang merupakan agama mayoritas di Thailand. “Kita tunjukkan bahwa Perguruan Muhammadiyah bersifat inklusif dan mendidik siapapun yang ingin belajar, apapun keyakinannya. Di Papua dan NTT, lebih 80 persen mahasiswa PTM adalah nonmuslim,” kata Prof Edy.