Roadshow AFI 2016, MAFI Fest Nominasi Apresiasi Festival Film Terbaik

SEBELUM nantinya acara puncak Apresiasi Film Indonesia (AFI) 2016 digelar di kota Manado, Sulawesi Utara pada 8 Oktober 2016, AFI 2016 melakukan roadshow ke beberapa kota, yaitu Banjarmasin, Makassar, Padang, dan Malang. Di Malang, roadshow diadakan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) selama dua hari, Jumat-Sabtu (30/9-1/10).

Dipilihnya UMM sebagai lokasi roadshow, menurut Kepala Pusat Pengembangan Perfilman (Pusbang Film)Kemendikbud RI Maman Wijaya,lantaran komunitas film di UMMgaungnya sudah terdengar ke seantero Nusantara. Terlebih dengan masuknya gelaran tahunan apresiasi film milik UMM, Malang Film Festival (MAFIFest) ke salah satu nominasi, yaitu apresiasi festival film.

Pada nominasi tersebut, MAFI Fest akan bersaing dengan empat festival lainnya, yaitu Denpasar Film Festival, Anti-Corruption Film Festival, Jogja-Netpac Asian Film Festival, dan Jakarta Documentary & Experimental Film Festival. Di antara kelima festival yang masuk nominasi, MAFI Fest merupakan satu-satunya festival film garapan mahasiswa, mengingat festival lainnya merupakan garapan sineas profesional.

“Ini merupakan awal kerjasama yang baik. Mudah-mudahan menghasilkan sesuatu yang lebih produktif di masa depan. Kami berharap dari Malang ini,terutama dari Malang Film Festival, akan lahir sineas-sineas unggul, yang bisa bicara di kancah nasional maupun internasional,” harap Maman.

Tahun depan, lanjut Maman, UMM dan Pusbang Film akan mengagendakan kerjasama yang lebih konkrit. “Pak menteri sangat concern, terutama dalam pengembangan film. Serta mendorong para komunitas perfilm untuk maju,” lanjut Maman.

Terkait rangkaian acara roadshow AFI 2016 di UMM, beberapa kegiatan yang digelar yaitu nonton bareng (nonbar) dan diskusi film Sepatu Dahlan bersama sang pemeran utama, Donny Damara pada Jumat (30/9) di UMM Dome, dilanjurkan nonbar film Princess, Bajak Laut dan Alien pada Sabtu (1/10) di alun-alun Kota Malang.

Film Sepatu Dahlan merupakan karya inspiratif garapan sutradara Benni Setiawan yang diadaptasi dari novel dengan judul yang sama mengangkat kisah sosok Dahlan Iskan. Setelah film selesai, para penonton yang mayoritas mahasiswa diajak berdiskusi terkait perkembangan perfilman tanah air.

Donny Damara yang sekaligus bertindak sebagai Ketua Panitia AFI 2016, sangat mengapresiasi kegiatan nonbar tersebut. Menurutnya, film yang baik adalah film yang tidak memiliki jarak dengan para penontonnya. Nonbar, baginya, adalah salah satu cara efektif untuk meniadakan jarak tersebut.

“Kegiatan pemutaran film seperti nonbar kali ini merupakan salah satu kesempatan langka untuk lebih mendekatkan jarak antara para sineas tanah air dengan para penikmat film. Dan seharusnya, kegiatan-kegiatan semacam ini lebih sering diadakan, sebagai wadah edukasi terhadap perfilman tanah air,ucap Donny saat ditemui di sela-sela pemutaran film.

Sementara itu, Rektor UMM Fauzan menyambut baik gelaran AFI 2016. “Roadshow AFI digelar di UMM, ini tidak lain dalam rangka memberikan penajaman cara berpikir kita, sehingga memperoleh sesuatu yang produktif dan edukatif. Ini bagus bagi sineas muda UMM,” kata Fauzan.(acs/han)

Sumber : www.umm.ac.id

Angkatan Ketiga, 19 Mahasiswa China Kuliah di UMM Melalui Sistem Kredit Transfer

SEBANYAK 19 mahasiswa asal Tongren University, China, baru saja datang ke Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Mereka memulai kegiatan pertamanya di UMM melalui kegiatan pembekalan, Senin (19/9), sebelum nantinya akan kuliah di kampus ini hingga satu semester ke depan.

Di UMM, mahasiswa yang berasal dari berbagai program studi (prodi) di Tongren University ini akan menjalani sistem kredit transfer di UMM sesuai dengan prodi yang mereka ambil di Tongren.

“Jadi, mereka bukan belajar pada prodi atau jurusan tertentu di sini, melainkan sesuai dengan mata kuliahnya saat di China. Contohnya, mereka ingin belajar seni atau drama, bisa kami ikutkan mata kuliah drama yang ada di prodi Bahasa Indonesia,” jelas Kepala Divisi Eropa dan Amerika International Relations Office (IRO) UMM, Drs Jarum MEd.

Salah satunya adalah Zhang Mei, mahasiswi jurusan Secretarial Science di Tongren ini mengaku ingin mempelajari Bahasa Inggris untuk menunjang pekerjaannya di masa mendatang.  Zhang Mei lantas bergabung di prodi Pendidikan Bahasa Inggris di UMM.

Mengenai sistem perkuliahan, kata Jarum, mereka akan menjalaninya sama laiknya mahasiswa UMM. “Mereka akan bergabung dengan kelas reguler seperti mahasiswa lainnya. Makanya, dosen yang mengampu mata kuliah yang akan diikuti mahasiswa China ini akan menyesuikan cara mengajarnya, yaitu menggunakan Bahasa Inggris. Modul perkuliahan juga disusun dalam Bahasa Inggris,” urai Jarum.

Kerjasama UMM dengan Tongren University sudah berjalan sejak 2014 lalu. Tak hanya Tongren yang mengirimkan mahasiswanya untuk belajar di UMM, sebaliknya, UMM pun mengirimkan delegasi mahasiswa untuk belajar di Tongren. Tahun 2016 ini adalah tahun angkatan ketiga Tongren mengirim mahasiswanya ke UMM. Sedangkan, UMM baru angkatan kedua di Tongren.

Belajar dari pengalaman, UMM semakin meningkatkan pelayanan terhadap mahasiswa asing yang belajar di UMM. Oleh karenanya, tahun ini UMM mewajibkan mahasiswa asal China untuk memiliki asuransi kesehatan melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Saat ditemui di sesi pembekalan, Zhang Mei, mengaku sangat senang bisa datang ke Indonesia, ke Malang, dan belajar di UMM.

World is big. Saya ingin tahu berbagai negara. Saya ingin belajar tentang Indonesia. Indonesia itu kaya, cantik. UMM juga sangat cantik, besar, dan indah. Danaunya, sama seperti danau yang ada di kampus kami. Mahasiswanya ramah, dan saya rasa mereka memiliki keyakinan yang kuat untuk belajar, itu yang berbeda dari kampus saya. Tidak ada alasan kenapa saya tidak belajar di UMM,” kesannya sambil tersenyum. (ich/han)

Sumber : www.umm.ac.i