Sebagai tindak lanjut dari lokakarya jamu-spa untuk menjadi tonggak bagi pelestarian dan pengembangannya di Yogyakarta pada 7 Januari 2015 lalu, Sekretariat Bersama (Sekber) melaksanakan Rapat Kerja Jamu-Spa pada Sabtu, (14/2/2015) di kampus 1 Universitas Ahmad Dahlan (UAD).
Kintoko, S.F., M.Sc. Apt. selaku inisiator acara mengatakan, “Tujuan diselenggarakannya rapat kerja (raker) ini untuk menentukan road map dari tiap-tiap instansi. Selanjutnya, akan disusun menjadi cetak biru (blue print) pelestarian dan pengembangan jamu-spa di Yogyakarta. Raker ini akan diselenggarakan setiap bulan dengan setiap instansi bergantian sebagai tuan rumah. UAD mengawali sebagai tuan rumah pada Februari ini.”
Dalam kesempatan ini, UAD memaparkan tentang road map saintifikasi jamu-spa. Kemudian disambung Dinas Dikpora, Kebudayaan, Pariwisata, Kesehatan, Balai Besar POM, Perindagkop UKM, PD Ikatan Apoteker Indonesia, Gabungan Pengusaha Jamu, dan Asosiasi Spa Terapis Indonesia yang mengakhiri raker ini pada Desember 2015. Pada Januari 2016, Sekber Jamu-Spa membentuk Dewan Jamu-Spa DIY untuk mendeklarasikan bersama “Jogja Istimewa Kota Jamu-Spa”.
Dewan Jamu-Spa DIY menjadi lembaga yang bertanggung jawab untuk mendorong upaya-upaya pelestarian dan pengembangan jamu-spa berdasarkan pada cetak biru yang telah disusun. Harapannya, jamu-spa tidak hanya sebagai aset budaya, tetapi juga menjadi aset ekonomi yang mampu memberikan pengaruh dalam meningkatkan derajat kesehatan dan kemandirian masyarakat Yogyakarta khususnya, serta Indonesia umumnya. Dari UAD untuk Jogja Istimewa menuju kemandirian bangsa!
Pada kesempatan tersebut hadir pula Wakil Rektor 4 Prof. Drs. Sarbiran, M.Ed. ,Ph.D mewakili rektor yang sedang umroh. Dalam sambutannya mengatakan, kita perlu memasyarakatkan dan perlu memperdayakan jamu-spa di Indonesia. Agar tidak kalah dengan negara tetangga, dan agar Indonesia semakin sehat.” kata Sarbiran, yang sejak kecil menyukai jamu tradisional itu.
Sumber : UAD.AC.ID