Mahasiswa Tanggap Bencana (Matana) Universitas Muhammadiyah Surabaya memberi bantuan pendidikan pada lokasi terdampak bencana di Pronojiwo, Lumajang Senin (10/1) lalu. Kabupaten Lumajang, Jawa Timur menjadi lokasi terdampak bencana akibat awan panas dan guguran erupsi Gunung Semeru pada 4 Desember lalu. Di sana, satu sekolah rusak berat, lima sekolah rusak ringan, dan 19 lainnya terdampak debu. Oleh karena itu, UM Surabaya memberangkatkan Matana ke lokasi. Gelombang dua Matana tiba di sana sejak Selasa (4/1) lalu, dan akan menetap hingga Senin (17/1) mendatang.
Lailatun Ni’mah dan Kumala Sari, mahasiswa Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar (PGSD) UM Surabaya, merupakan bagian dari Matana. Peran keduanya adalah mengajar 105 siswa di tenda darurat pendidikan milik Kemendikbudristek. “Saya senang saat menerima tawaran untuk mengajar di lokasi terdampak. Kami mengajar dan memberikan motivasi di SD 02 Sumpit Urang, Pronowijo Lumajang. Salah satu hal yang memotivasi saya semangat mengajar adalah siswa-siswi yang selalu semangat. Mereka meminta saya untuk mengajar setiap hari,” terang Lailatun dalam situs resmi UM Surabaya.
Kepala LPPM UM Surabaya Dede Nasrullah mengatakan bahwa kehadiran Lailatun Ni’mah dan Kumala Sari mengisi kebutuhan yang penting di lokasi terdampak bencana. Majelis Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana PWM Jawa Timur sendiri yang meminta kebutuhan tersebut. “Lailatun dan Kumala akan ditugaskan selama 1 bulan penuh, terhitung 10 Januari. Keduanya ada di pos pelayanan MDMC PWM Jawa Timur yang terletak di Pronowijo Lumajang. Selain berbagi ilmu, saya berharap keduanya dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Juga, dapat mengambil pelajaran di setiap kejadian di lokasi bencana,” tandas Dede.