Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat kampus pertama di Sumbar yang merekomendasikan Usmar Ismail menjadi Pahlawan Nasional. Hal itu disampaikan Rektor UM Sumatera Barat Dr. Riki Saputra menilai beliau sangat layak menyandang gelar sebagai Pahlawan Nasional.
Ia melanjutkan, pengusulan ini bukan tanpa alasan. Ada beberapa pertimbangan salah satunya karena ia merupakan putra kelahiran kota Bukittinggi. “Dari segi intelektualnya, beliau punya banyak peran dalam memajukan Indonesia,” ungkap Riki, Senin (22/3).
Riki menambahkan, rekomendasi itu sudah diserahkan ke Pemerintah dan berharap hal ini bisa terealisasi. “Keluarga beliau juga meminta dukungan kita. Setelah ini, kita akan mengadakan berbagai kegiatan seperti workshop atau lokakarya untuk memperkokoh eksitensinya,” ungkap Rektor.
UM Sumatra Barat juga menggelar Seminar Nasional bertajuk Mengenang satu Abad Usmar Ismail dengan menghadirkan anak dari beliau, Wartawan Senior Hasril Chaniago, Sineas Arief Malin Mudo dan Asisten III Pemko Bukittinggi Melfi, (23/03).
Di akhir acara, berlangsung penandatangan petisi mendukung Usmar Ismail sebagai Pahlawan Nasional. Beliau merupakan tokoh film, sastrawan dan wartawan Indonesia kelahiran 20 Maret 1921. Tokoh hebat multi talenta, kelahiran Bukittinggi 20 Maret 1921, wafat di Jakarta 2 Januari 1971 (usia menjelang 50 tahun, masih muda).
Beliau memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan tiga jalan: fisik/senjata, pikiran dan karya. Beliau pernah jadi wartawan dan menjabat Ketua PWI Pusat (1947-1949). Selanjutnya, menjadi perwira TNI berpangkat Mayor di usia 25 tahun, anggota DPR-RI, dan tentu saja diakui sebagai Bapak Perfilman Infonesia – namanya diabadikan sebagai Pusat Perfilman Nasional “H. Usmar Ismail” di Kuningan, Jakarta. UM Sumatera Barat merupakan perguruan tinggi pertama yang merekomendasikan Usmar Ismail sebagai Pahlawan Nasional.