Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menjadi tempat pelaksanaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) pendirian Fakultas kedokteran Majelis Diktilitbang (PP) Muhammadiyah. Kegiatan dihelat di Aula Mas Mansyur Lantai 7 Kampus 1 kabupaten Sidoarjo, Senin (15/8).
Rektor Umsida Dr Hidayatulloh MSi menyambut kedatangan para peserta Rakornas dan berterima kasih atas dipilihnya Umsida menjadi host kegiatan. “Selamat datang di Umsida, Alhamdulillah pada pagi hari ini kita dapat hadir di aula Mas Mansur untuk mengikuti rapat koordinasi pembukaan Fakultas kedokteran, Kedokteran Gigi dan Pendidikan Tinggi dokter spesialis yang diselenggarakan oleh Majelis diktilitbang PP Muhammadiyah, bertempat di umsida,” ujarnya saat memberikan sambutan dalam acara tersebut.
Ketua Majelis Diktilitbang PPM, Prof Dr Lincolin Arsyad M Sc membuka acara ini sekaligus menyampaikan agar para peserta Rakornas saling berdiskusi terkait dengan Koordinasi Pembukaan Prodi Kedokteran di Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA).
Ia menyampaikan acara ini sebagai ajang kesempatan untuk saling berdiskusi antar perguruan tinggi yang ingin mendirikan Fakultas Kedokteran dan berpotensi untuk berkembang. “Ini saya sampaikan, yang kami undang di sini kira-kira yang sudah persiapan untuk membuka Fakultas Kedokteran, minimal separuh jalan,” tuturnya.
Lebih lanjut, Prof Lincolin Arsyad menegaskan untuk mendirikan Fakultas Kedokteran, tidak cukup hanya niat baik. “Mudah-mudahan persiapan bapak ibu di perguruan tinggi masing-masing bagus, sehingga kita bisa mendapatkan kesempatan dan peluang untuk membuka Fakultas Kedokteran. Saya ucapkan selamat berjuang, karena nanti bapak ibu akan mempresentasikan kesiapannya. Semoga bapak ibu minimal dari pertemuan ini mengetahui apa yang perlu dipersiapkan untuk membuka Fakultas Kedokteran ini, niat baik saja tidak cukup, tapi sekali lagi saya katakan dokter, rumah sakit, dan gedung,” tandasnya.
Pada kesempatan tersebut Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Prof Dr Edy Suandi Hamid MEC menyampaikan kebutuhan dokter di daerah terpencil sangat di butuhkan. Untuk itu, pendistribusian lulusan kedokteran ke luar Pulau Jawa perlu dilakukan. “Kita ini kelebihan dokter, masalah kita bukan kuantitasnya kuat, tapi lack of supply. Dengan menggunakan data, oh sudah cukup jumlah dokter di Indonesia yang memang ada masalah adalah distribusi. Distribusinya itu terkonsentrasi di Pulau Jawa. Bahkan ada data terakhir mengatakan yang lebih itu cuman Jakarta, lainnya itu masih lack of supply,” tegasnya. []Diktilitbang/Umsida