Tim dosen Program Studi Teknik Elektro (TE) UM Yogyakarta berhasil mendapatkan Pendanaan Riset Inovatif Produktif (RISPRO) Invitasi dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia dan berkolaborasi dengan PT Industri Kereta Api (PT INKA) Persero. Rispro Invitasi merupakan program pendanaan riset yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan daya saing bangsa melalui komersialisasi produk/teknologi atau implementasi kebijakan/tata kelola atau publikasi dengan melalui mekanisme undangan.
Ketua tim penelitian, Dr. Ir. Ramadoni Syahputra, S.T., memaparkan sangat senang dan bersyukur saat pertama kali dihubungi LPDP. “Pertama kali saya mendapatkan kabar melalui WA langsung dari tim LPDP saya senang sekaligus saya merasa punya rasa tanggung jawab besar karena riset LPDP ini sangat bergengsi di kalangan akademisi,” jelasnya.
Doni memaparkan, ia bersama timnya yaitu Kunnu Purwanto, ST., M.Eng. dan Muhamad Yusvin Mustar, ST., M.Eng. menggandeng mitra yaitu PT Industri Kereta Api (INKA) Persero, sehingga riset ini memang berfokus pada pembuatan produk kereta api. Sebelum dinyatakan lolos mendapatkan pendanaan riset, UMY telah mendapatkan undangan dari sosialisasi dari PT INKA juga dari Tim LPDP. “Tak hanya itu kami juga dimintai pendapatnya terkait perkereta apian dengan tema besar kendaraan listrik setelah itu baru kami bersama menganalisa apa yang dibutuhkan PT INKA, kemudian diminta mengajukan proposal ke PT INKA,” lanjutnya.
UMY menjadi satu satunya perguruan tinggi swasta yang mendapatkan kesempatan dalam mengerjakan projek ini. ” Hal ini membuktikan bahwa kita di UMY mempunyai kualitas yang setara dengan perguruan tinggi negeri lainnya yang memang sudah memiliki reputasi yang diperhitungkan,” terang Doni. PT INKA Persero berencana ingin mengembangkan kereta hybrid yaitu kereta yang beroperasi menggunakan tenaga gabungan diesel dan listrik. Ia memandang ini adalah inovasi yang bagus, karena saat ini kereta listrik hanya digunakan untuk perjalanan jarak pendek sedangkan untuk perjalanan jarak jauh menggunakan kereta bertenaga diesel. Lebih lanjut ia juga menilai solar sebagai bahan bakar kereta bertenaga diesel bis habis jika dipakai terus menerus dan hasil pembakaran solar juga bisa mencemari udara sehingga inilah mengapa penelitian ini menjadi penting adanya.
UMY diminta untuk menciptakan sebuah alat charger baterai untuk kereta. “Jadi saat presentasi proposal riset, kami benar benar dikuliti habis, pengujinya juga orang orang yang sangat berkompeten di bidang ini, setelah berdiskusi panjang akhirnya diambil keputusan bahwa kami diminta untuk membuat charger baterai, yang mana hal ini digunakan untuk pengeparsian system control dan alat kelistrikkan yang ada di kereta,” imbuhnya. [] UMY/ Diktilitbang