Di masa Pandemi PTMA dituntut untuk terbiasa dengan perkembangan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sehingga proses pembelajaran dilatuh untuk terus meningkatkan kualitasnya. Pertanyaannya bagaimana seharusnya PTMA untuk tetap aktif, efektif, dan mencapaii kompetensi yang edukatif menggunakan PJJ. Begitu papar Munawwar Khalil Tim Asistensi Majelis Diktilitbang PPM saat membuka webinar Strategi Pembelajaran Jarak Jauh yang Aktif, Efektif, dan Edukatif Majelis Diktilitbang PPM secara daring, Kamis (26/02).
Dalam sambutannya Prof Edy Suandi Hamid juga sependapat bahwa PJJ di masa pandemi merupakan pembelajaran by accident. “Dari waktu ke waktu kita perlu untuk mengasah kemampuan kita yang baru dan dipaksa oleh Pandemi Covid-19 agar pola pemanfaatan IT ini dapat efektif, efisien, dan edukatif,” ungkapnya.
PJJ memang suatu keniscayaan bagi PTMA jika tidak merubah konsep pembelajaran dan tidak melakukan inovasi. “Seleksi alam ini akan terjadi jika kita tidak berubah, apalagi keadaan pandemi seperti ini,” pungkasnya. Dengan adanya PJJ PTMA dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa diatas minimal bukan sekedar tulisan nilai yang ada di ijazah namun kompetensi lebih yang diperoleh dari pembelajaran tersebut.
Prof Dr Ir R Eko Indrajit hal baru yang harus dimiliki dosen dan guru di masa pandemi ini yaitu cyberpedagogy. “Dunia pendidikan dipaksa untuk bertransformasi lebih cepat dari waktunya. Bergeser dari mode evolusi menuju revolusi,” paparnya sebagai keynote speaker. Inti dari PJJ bukan teknologi, uang, waktu, namun adalah mindset sebagai kunci dari berhasil dan tidaknya. Prof Eko juga menegaskan peran dosen tidak akan digantikan oleh teknologi, tetapi dosen yang tidak menggunakan teknologi pasti akan segera tergantikan. “Apalagi dosen yang menginspirasi, memotivasi dan menyemangati, itu tidak akan tergantikan. Namun dosen yang tidak memanfaatkan teknologi dalam proses belajar mengajar akan segera tergantikan karena tidak sesuai dengan perkembangan jaman,” tutupnya dihadapan 300an peserta.