UNIVERSITAS Muhammadiyah Malang (UMM) benar-benar memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat Thailand. Selain saat ini UMM memiliki lebih dari 30 mahasiswa Thailand yang sedang menempuh studi sarjana maupun pascasarjana, UMM juga beberapa kali menjadi pusat studi banding bagi kampus maupun sekolah di Thailand.
Setelah beberapa waktu lalu dikunjungi oleh Lopburi College of Agriculture and Technology Thailand, kali ini UMM menerima studi banding sekaligus memorandum of understanding (MoU) dari Rajamangala University of Technology Krungthep (RMUTK). Sebanyak 29 staf yang sebagian besar terdiri dari pimpinan universitas, fakultas serta staf di unit-unit strategis menjadi rombongan dalam studi banding ini.
Vice President for Administrative Affairs RMUTK Prof Arporn Bangcharoenpornpong mengungkapkan, kunjungan ini memang diniatkan untuk saling belajar tentang strategi pengelolaan kampus. “Kami sedang melakukan regenerasi kepemimpinan, karena itu perlu banyak berbagi pengalaman dengan kampus lain, tidak hanya di Thailand, tapi juga negara lain, termasuk di Indonesia,” paparnya.
Sebelum datang ke kampus ini, Arporn tidak punya gambaran tentang situasi UMM. Karena itu, ketika sampai di kampus ini, ia memiliki banyak kesan positif, khususnya terkait suasana alamiah yang ia rasakan. “Kampus ini secara fisik megah, suasananya juga sejuk dan hijau. Cuacanya seperti di Thailand utara.”
Sebagaimana diketahui, RMUTK berada di pusat kota Bangkok yang merupakan bagian dari central Thailand atau Thailand tengah, di mana cuacanya cenderung panas menyengat. Sebaliknya, Arporn menggambarkan suasana di UMM ini seperti cuaca di north Thailand (Thailand selatan) yang cenderung sejuk dan nyaman.
Terkait MoU, RMUTK berencana melakukan pertukaran mahasiswa dan staf dengan UMM. Khusus mahasiswa, akan dicari bidang studi yang sesuai lantas dilakukan pertukaran akademik selama satu semester. “Selain itu, kami juga merencanakan sejumlah pertemuan dan riset ilmiah dalam berbagai topik,” kata Arporn.
Asisten Rektor Bidang Kerjasama Drs Suparto MPd selama berlangsungnya studi banding lebih banyak menggambarkan tentang strategi manajemen kampus yang dilakukan oleh UMM. Salah satunya ia menjelaskan tentang program green and clean yang baru diresmikan akhir tahun lalu, yang lantas melahirkan kebijakan kampus bebas asap rokok dan kendaraan bermotor.
Suparto juga menerangkan tentang sistem rekruitmen di UMM yang melalui proses magang, kontrak hingga tetap. “Selain itu kami juga memberi kesempatan pada mahasiswa semester akhir untuk berkerja sebagai part timer di berbagai unit di kampus ini. Dulu motivasi mereka menjadi part timer adalah karena uang, namun belakangan motivasinya lebih karena faktor mendapatkan pengalaman kerja,” terangnya.
Salah satu peserta kunjungan, yaitu dekan Fakultas Teknik RMUTK Dr Sukit Nitinai, mengaku sangat tertarik dengan konsep green and clean yang dikembangkan UMM. Ia berharap, sekalipun RMUTK berada di tengah-tengah kota, konsep ini bisa dikembangkan. “Karena itu, saya ingin banyak belajar soal bagaimana mengelola program tersebut,” tuturnya. (han)
Sumber : www.umm.ac.id