Memperingati Nuzulul Qu’ran Ramadhan 1436 Hijriyah, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar ceramah bertema “Sains dan al-Quran” oleh penulis buku best seller “Ayat-Ayat Semesta” Dr Agus Purwanto. Kegiatan berlangsung selepas shalat tarawih berjamaah di Masjid AR Fachruddin UMM, Jumat (3/7).
Dalam ceramahnya, Agus mengaku prihatin dengan kondisi umat Islam yang terbelakang dari segi sains. “Sewaktu kecil saya belajar fisika di sekolah, saya heran kenapa semua rumus fisika berasal dari ilmuan Barat. Ada Newton, Einstein, semua dari Barat. Saya jadi tergerak untuk menjadi ilmuan Muslim,” ungkap Agus yang juga pengurus Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Bidang Hisab dan Iptek Majelis Tarjih dan Tajdid ini.
Bagi Agus, bangsa yang maju adalah bangsa yang menguasai sains lantaran hal tersebut sangat mempengaruhi proses produksi dan konsumsi. “Saya tidak pernah lihat sepeda motor mereknya Paijo, adanya merek Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki. Itu semua dari Jepang. Bagaimana kita mau maju kalau kita setiap tahunnya mengkonsumsi jutaan motor dari sana,” ujarnya.
Agus menilai, keterbelakangan tersebut lantaran kecenderungan umat Islam yang terlampau berorientasi pada dimensi fikih dan tasawuf. Padahal, lanjutnya, di dalam al-Quran terdapat 800 ayat tentang alam semesta, dan 160 ayat tentang fikih. “Tapi umat Islam terlalu banyak meributkan soal fiqih, sehingga dimensi saintifik al-Quran menjadi terabaikan,” kata Agus.
Karena itu, Agus berharap, peran al-Quran harus lebih banyak dimanfaatkan bagi pengembangan ilmiah melalui riset dan analisis. Baginya, umat Islam harus merubah cara berpikir bahwa al-Quran bukanlah pembenar teori, melainkan basis pijakan menyusun premis-premis dalam membangun teori. “Tugas kita adalah menyibak rahasia al-Quran yang penuh dengan kandungan ilmiah,” ujar Agus.
Khazanah sains dan keyayaan premis-premis teoritis lantas diungkap oleh Agus dengan memaparkan sejumlah ayat yang dinilainya menjadi sumber informasi awal untuk menghasilkan teori. Mulai dari ayat tentang ratu semut, lebah dan madu, keseimbangan dan harmoni alam semesta, cahaya di atas cahaya, hingga nalar di balik ayat-ayat tentang supernova.
Tak hanya melahirkan sejumlah buku, konsep dan teori, Agus juga meneruskan gagasannya itu dengan membentuk pondok pesantren sains (Trensains) yang mempelajari kurikulumnya memuat filsafat, sains dan bahasa Arab. Trensains sejauh ini telah berkembang di Sragen dan Jombang serta akan dibuka di Yogyakarta dan Lombok.
Selain ceramah tentang Sains dan al-Quran ini, peringatan Nuzulul Qur’an di UMM akan dilanjutkan dengan “Sinau Nuzulul Qur’an Bareng Emha Ainun Najib dan Kiai Kanjeng” pada 5 Juli yang akan dimulai pukul 20.00 di heliped UMM. Dua kegiatan Nuzulul Qur’an tersebut merupakan rangkaian Syiar Ramadhan 1436 H UMM yang berisi sejumlah agenda yang telah berlangsung sejak awal Ramadhan dan akan ditutup dengan shalat Idul Fitri di tiga masjid, yakni masjid Ad-Dakwah di kampus II, masjid AR Fahruddin di kampus III dan masjid KH Bedjo Dermoleksono di RS UMM. (han)
Sumber : Universitas Muhammadiyah Malang