Dosen UMP Ciptakan Alat Pendeteksi Kanker Usus Besar

Dr Susanti dosen Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) kembali mencetak prestasi untuk bangsa. Ia berhasil menciptakan Kit diagnostik molekuler Deteksi Kanker Usus Besar dengan nama BioColoMelt-Dx. Inovasi ini telah resmi diluncurkan oleh Induk Holding BUMN Farmasi Bio Farma, di Auditorium Rumah Sakit Kanker (RSK) Dharmais Jakarta.

Turut hadir Menteri Kesehatan, Budi G Sadikin bersama dengan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa (LKPP) Azwar Anas; Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan, Rizka Andalusia; dan Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir.

Dr Susanti menjelaskan cara kerja BioColoMelt-Dx untuk deteksi kanker usus besar. Caranya, pengambilan sampel menyasar jaringan dengan menggunakan pemeriksaan jenis polymerase chain reaction (PCR). PCR adalah pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi keberadaan material genetik dari sel, bakteri atau virus. “Alhamdulillah pengembangan teknologi awal yang mendasari produk BioColoMelt-Dx ini mendapatkan pendanaan dari Islamic Development Bank,” jelasnya, Rabu (20/7) di Jakarta.

Dijelaskan, produk diagnostik molekuler untuk mendeteksi kelainan genetika atau mutasi gen yang utama terjadi pada pasien kanker usus besar. Produk ini telah memeroleh izin edar dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) pada 1 July 2022 dengan Nomor Kemenkes RI AKD20306220065 dan merupakan produk pertama diagnostic molekuler kanker yang diproduksi di Indonesia.

“BioColoMelt-Dx didasarkan pada metode deteksi perubahan atau mutasi gen berbasis PCR (Polymerase Chain Reaction) dengan High Resolution Melting Analysis (HRMA) sehingga sangat mudah dikerjakan di laboratorium dengan sumber daya terbatas dan berbiaya terjangkau,” katanya.

Menurutnya, saat ini, banyak sekali mesin PCR yang telah tersedia di seluruh Indonesia selepas pandemi COVID-19 sehingga kehadiran produk BioColoMelt-Dx diharapkan dapat meningkatkan penggunaan mesin-mesin PCR dan fasilitas terkait untuk menangani masalah kesehatan utama lainnya seperti kanker.

Selain itu, lanjut Santi, BioColoMelt-Dx juga dapat digunakan untuk menapis pasien kanker usus besar yang kemungkinan mempunyai kelainan genetik turunan berupa Lynch Syndrome. Khususnya pada pasien muda di bawah 50 tahun.

“Keluarga sedarah dari pasien dengan Lynch Syndrome kemungkinan tinggi juga mempunyai kelainan genetik yang sama membuat mereka menjadi beresiko tinggi untuk mengidap beberapa jenis kanker termasuk kanker usus besar,” jelasnya dilansir dari keterangan tertulis.

Dijelaskan, keluarga dari pasien yang terduga mempunya Lynch Syndrome dapat menajalani pengawasan yang lebih awal dalam rangka deteksi dini sehingga timbulnya kanker dapat dicegah atau ditangani saat masih di stadium rendah. Produk ini dikembangkan oleh Bio Farma dan PathGen berdasarkan penelitian oleh Dr. Susanti. Selama menjalani studi doktoralnya di University of Nottingham dibawah bimbingan Prof. Mohammad Ilyas.

Selain merupakan diaspora Indonesia peneliti kanker, Dr. Susanti juga merupakan seorang penyitas kanker usus stadium 3 yang divonis pada tahun 2014 saat berusia 30 tahun. Sensitivitas dan spesifisitas tes BioColoMelt-Dx sangat baik (>95%) dan telah diuji menggunakan kurang lebih 300 sampel pasien kanker usus besar di UK (Nottingham) dan Indonesia dengan pembanding berupa metode deteksi standar yang telah disetujui oleh badan regulasi internasional seperti FDA (Food Drug Administration).

“Uji validasi klinis mengunakan sampel pasien Indonesia telah selesai dilakukan bersama-sama dengan Rumah Sakit Kanker Dharmais, Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia-Rumah Sakit Dr. Cipto Mangun Kusumo, Universitas Riau, Universitas Gadjah Mada-Rumah Sakit Dr. Sarjito,” katanya.

Banyak pihak lain yang juga memebrikan dukungan selama pengembangan produk BioColoMelt-Dx ini, diantaranya Badan Riset dan Inovasi Nasional/BRIN serta Kedutaan Besar Republik Indonesia di London.

“Produk BioColoMelt-Dx merupakan wujud kolaborasi nasional dan internasional yang secara bahu membahu diharapkan dapat memberikan sumbangsih terhapap ketahanan produk kesehatan Indonesia,” pungkasnya. []Diktilitbang/ UM Purwokerto

Dosen UMP Ciptakan Alat Pendeteksi Kanker Usus Besar

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *