Ahad (25/9), Direktur Jendral Haji dan Umrah Kementerian Agama Republik Indonesia, Prof Dr Hilman Latif, kunjungi kampus Universitas Muhammadiyah Riau (Umri). Kunjungan itu dalam rangka menyampaikan materi dan memotivasi 2400 mahasiswa baru yang mengikuti kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) 2022.
Di sela-sela kegiatan PKKMB itu dilakukan pula pertemuan dengan segenap pimpinan Umri diantaranya Rektor Dr H Saidul Amin MA, Wakil Rektor 3 Dr Jufrizal Syachri MSi, Dekan Fakultas Studi Islam Dr Muhammad Syahrullah dan beberapa dosen Fakultas Studi Islam (FSI).
Dalam kesempatan tersebut, sebagai pengantar Dekan Fakultas Studi Islam Dr Muhammad Syahrullah menyampaikan selamat datang dan ucapan terima kasih atas kunjungan Hilman Latif. Syahrullah mengatakan “Kampus sebagai pencetak sumber daya insani berharap dapat membangun kerja sama dengan seluruh stakeholder termasuk pemerintah dalam hal ini Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah”.
Selain itu Syahrullah juga menyampaikan harapan kerja sama yang akan dibangun itu meliputi bidang pendidikan dan penelitian, pendampingan dan konseling jemaah haji serta sertifikasi pembimbing haji.
“Tentu saja lebih konkretnya ada kerja sama dalam bidang pendidikan dan penelitian, pendampingan dan konseling jemaah haji serta sertifikasi pembimbing haji” sebut Syahrullah.
Sementara itu Direktur Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah Prof Dr Hilman Latif menyampaikan “Realitasnya bahwa tradisi penelitian saat ini tidak sinkron. Antara topik dan hasil penelitian tidak sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Saat ini masih ada kesenjangan dunia kampus dengan kebutuhan kajian peningkatan penyelenggaraan Haji dan Umrah masih dirasakan”.
Hilman Latif juga menyampaikan bahwa terbuka peluang kerja sama dengan Fakultas Studi Islam Umri khususnya program studi Psikologi Islam. Peluang itu nantinya dapat direalisasikan dalam hal pendampingan dan bimbingan konseling Jemaah Haji baik ketika masih di tanah air dan ketika di tanah suci.
“Kebutuhan bimbingan konseling untuk jemaah haji ini dipicu oleh lamanya waktu tunggu haji yang hampir 30 tahun. Hal ini merupakan fenomena yang mengakibatkan depresi dan gangguan kejiwaan jemaah Calon Haji. Diharapkan mahasiswa psikologi dapan menjadi pendamping jamaah calon haji dan jamaah haji” jelas Hilman.
Hilman menyampaikan bahwa Sertifikasi bagi pendamping haji dan Umrah sangat dibutuhkan untuk membangun profesionalisme penyelenggaraan haji dan Umrah. Dunia kampus diharapkan dapat melahirkan Sember Daya Manusia yang mumpuni dalam penyelenggaraan Haji dan Umrah. Ekosistem Haji yang baik diperlukan dalam pengelolaan Haji dan Umrah di masa yang akan datang.
Pada kesempatan terakhir Rektor Umri Dr H Saidul Amin menyampaikan bahwa kerja sama Fakultas Studi Islam dan Dirjen Penyelengaraan Haji dan Umrah suatu keniscayaan. Sumber Daya Insani yang dimiliki Umri harus mampu menjadi tenaga-tenaga professional dalam pengelolaan Haji dan Umrah. “Dana Haji yang sebesar 163 Triliun merupakan dana potensial dalam pengembangan Ekonomi Syariah. Jumlah Jamaah Umrah setiap terus meningkat dan ini memerlukan tenaga professional dalam pengeloaannya” jelas Saidul.