Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Diktilitbang) PP Muhammadiyah memulai Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada Selasa (2/5). Rakernas terlaksana di UM Surabaya dan berlangsung hingga Kamis (4/5) mendatang. Kegiatan dalam agenda ini adalah pembacaan SK PPM tentang penetapan Ketua STIKES Muh Aceh, Rektor UM Metro, Rektor UM Purworejo, Rektor UM Tasikmalaya, dan Rektor UM Pekajangan Pekalongan oleh Sekretaris Majelis Diktilitbang PPM, Ahmad Muttaqin PhD. Setelah melaksanakan pembacaan SK dan pelantikan ketua dan para rektor, kegiatan berlanjut dengan amanat dari Ketua PPM, Prof Dr Irwan Akib MPd.
Prof Dr Irwan mengawali amanat dengan ucapan syukur sekaligus selamat atas pelantikan dari pemimpin rektor dan sekolah tinggi. Ia berpesan bahwa dalam setiap awal maka akan ada akhir, sebagaimana halnya dengan berlangsungnya satu periode. “Artinya, sejak sekarang sudah harus mempersiapkan diri bahwa Saudara tidak akan menjalani pemimpin selamanya,” tegasnya. Ini perlu tertanam agar tidak terbentuk power syndrome ketika masa jabatan telah berakhir.
Ia melanjutkan, pemimpin mampu menyiapkan dan menginspirasi lahirnya calon-calon pemimpin selanjutnya. “Keberhasilan pemimpin bukan terletak pada kepemimpinannya saja, melainkan kesiapan agar kita tidak kekurangan pemimpin selanjutnya,” ujarnya. Oleh karena itu, apabila tidak ada pengganti maka berarti kepemimpinan tersebut tidak menyiapkan pengganti. Sekalipun demikian, Prof Irwan juga mengakui bahwa amanat yang berlangsung dalam satu periode tergolong sedikit. “Maka, manfaatkanlah sebaik-baiknya sesuai standar perguruan tinggi Muhammadiyah, yang tidak hanya akreditasi saja, melainkan juga Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.”
Fungsi dalam Muhammadiyah adalah berkenaan dengan perkaderan. “Persoalan kita adalah sulitnya melahirkan kader yang sesuai dengan kader standar Muhammadiyah,” ujar Prof Irwan. Akan tetapi, yang perlu menjadi ingatan bersama sebagai kader persyarikatan adalah dengan membawakan nilai-nilai persyarikatan dalam hidup. Ini menjadi PR bagi perguruan tinggi Muhammadiyah untuk membentuk kualitas kader-kader Muhammadiyah.