Sebanyak 450 peserta hadir dalam Rapat Kerja Nasional Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan Pimpinan Pusat Muhammadiyah (Diktilitbang PPM), Selasa (2/5). Dalam kegiatan Rakernas ini telah berlangsung Launching FKG UM Surabaya bersama dukungan Gubernur Jawa Timur, Drs Hj Khofifah Indar Parawansa MSi. “UM Surabaya mengapresiasi Gubernur Jawa Timur yang tidak mendiskriminasi perguruan tinggi baik negeri maupun swasta,” ujar Rektor UM Surabaya dalam sambutannya. Ia juga memperkenalkan wisata air Kalimas yang untuk selanjutnya para peserta Rakernas PTMA dapat menikmati.
Dalam sambutan Ketua Majelis Diktilitbang PPM, Bambang Setiaji, tersalurkan harapan agar perguruan tinggi besar dan kecil dapat melakukan kolaborasi dan akselerasi dalam rangka menciptakan perguruan tinggi yang baik. Majelis memiliki beberapa program-program unggul yang akan terus memperoleh dorongan, di antaranya; Program PTMA dalam Genggaman; Program 5000 Doktor, Program 100.000 Karya Publikasi dalam Jurnal Ilmiah Bereputasi; Penguatan PTMA; dan Penguatan dan Integrasi Al-Islam Kemuhammadiyahan di Dalam Berbagai Program Pembelajaran bagi PTMA. “Dalam periode 2022-2027, program unggulan Majelis tidak hanya berfokus pada publikasi saja. Tetapi juga mengimplementasikan AIK dalam tiap PTMA,” tegasnya.
Gubernur Jawa Timur, Drs Hj Khofifah Indar Parawansa MSi dalam sambutannya mengatakan bahwasanya perguruan tinggi punya peran kompetitif dalam meningkatkan kompetisi dan inovasi bangsa Indoneisa. “PTMA yang sejumlah 171 ini bisa memunculkan peluang yang cukup besar untuk memperbaiki rangking bangsa Indonesia. Bisa melalui penelitian, inovasi, dan kreasi kreatif,” ujarnya. Ia berharap agar PTMA dapat saling berkolaborasi antara satu dengan yang lainnya demi meningkatkan kualitas pendidikan.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr H Haedar Nashir MSi mengatakan dalam amanatnya bahwa untuk mewujudkan Al-Islam Kemuhammadiyahan yang berkemajuan harus kita mulai dengan konstruksi pemikiran agar menjadi pemikiran yang berkemajuan. “Agama, Pancasila, dan budaya adalah pondasi untuk maju. Muhammadiyah menjadi pelopor gerakan dalam pembaruan. Risalah Islam berkemajuan memiliki konteks yang luas dalam menjawab dinamika perkembangan zaman,” ujarnya.