Dikenal sebagai kampus bernuansa Islami, Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Bandung mampu menciptakan rasa toleransi beragama yang sangat tinggi terhadap mahasiswanya. Salah satu mahasiswa Unisa Bandung dengan inisial D yang menganut agama Kristen Protestan mengaku sangat senang kuliah di Unisa Bandung karena toleransi beragamanya sangat tinggi dan ilmu spritual yang memberikan banyak manfaat. Hal ini Ia ungkapkan pada saat sesi wawancara kegiatan Baitul Arqam Purna studi yang digelar di Kampus 2 Unisa Bandung, Senin (22/08).
“Senang berada di Unisa tidak ada diskriminasi, mata kuliah terbimbing, meskipun prosesnya berat tapi hasilnya sangat terasa ketika bekerja di salah satu RS di Bandung pada mata kuliah keperawatan spiritual sangat terasa manfaatnya meskipun sebagai seorang Kristen Protestan,” ungkapnya.
Ia juga mengatakan alasan lain mengapa ia memilih untuk berkuliah di Unisa karena persentase hasil kelulusan Ujikom di Unisa selalu tinggi setiap tahunnya. “Satu lagi yang menjadi pertimbangan memilih Unisa karena hasil Ujikomnya setiap tahun bagus,” ungkapnya.
146 calon wisudawan/ti Unisa Bandung baru saja mengikuti kegiatan Baitul Arqam Purna Studi yang digelar pada tanggal 22-23 Agustus 2022 bertempat di Aula Kampus 2. Ketua Pelaksana Baitul Arqam Purna Studi (BAPS), Susi Indriana, M. Ikom ini mengatakan bahwa (BAPS) merupakan salah satu syarat yang harus dilalui oleh para calon wisudawan/ti sebelum melaksanakan wisuda.
“Tujuan Baitul Arqam Purna Studi Unisa merupakan bentuk perwujudan dari nilai-nilai keislaman yang bersumber dari Qur’an dan Hadits shaheh. Selain tujuan tersebut, juga memberikan bekal bagi calon wisudawan dan wisudawati yaitu bekal dan pembentukan soft skill perilaku kerja profesional dan Islami di dalam bermasyarakat, agar calon wisudawan siap menghadapi segala perubahan dan dinamika yang ada di masyarakat,” ungkap Susi.
Susi mengatakan kegiatan BAPS ini diisi dengan materi terkait mempersiapkan landasan keluarga Sakinah, Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah dalam mengembangkan profesi, assessment dan test praktek pemulasaran jenazah, praktek shalat dan praktek membaca Al Qur’an. Adapun metode melalui ceramah, penugasan, dan diskusi (FGD). []Diktilitbang/Unisa Bandung