[fusion_builder_container hundred_percent=”yes” overflow=”visible”][fusion_builder_row][fusion_builder_column type=”1_1″ background_position=”left top” background_color=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” spacing=”yes” background_image=”” background_repeat=”no-repeat” padding=”” margin_top=”0px” margin_bottom=”0px” class=”” id=”” animation_type=”” animation_speed=”0.3″ animation_direction=”left” hide_on_mobile=”no” center_content=”no” min_height=”none”]
Mata kuliah pengembangan kepribadian (MPK) dan mata kuliah berkehidupan bermasyarakat (MBB) dipandang memiliki peran sangat strategis dalam membentuk karakter mahasiswa yang beradab dan berilmu pengetahuan yang mumpuni. Demikian pernyataan dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr Sugiarti MSi pada kegiatan rekonstruksi pembelajaran MPK dan MBB berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang berlangsung di Ruang Sidang Senat UMM, Selasa (19/8).
Lokakarya ini, menurut Sugiarti, memang difokuskan untuk membahas MPK dan MBB sebagai bagian dari mata kuliah umum (MKU) yang kurang mendapatkan perhatian serius dari mahasiswa. Hal tersebut, lanjutnya, bisa berdampak pada pola pikir dan perilaku yang tidak sesuai dengan harapan pembelajaran.
“Selama ini, MKU kurang mendapatkan perhatian serius dari mahasiswa, maka dari itu rekonstruksi kurikulum MKU berbasis KKNI sangat diperlukan agar bisa memiliki pengaruh nyata pada pembentukan karakter mahasiswa,” ujar Sugiarti.
Lebih lanjut, tambah Sugiarti, KKNI juga berpatokan dengan kurikulum baru yang lebih menekankan pada student-centered learning (SCL) daripada teacher-centered learning (TCL) agar mahasiswa bisa lebih aktif
Lokakarya yang diikuti oleh para Pembantu Dekan I, para ketua Prodi, koordinator MKU, serta dosen pengampu MKU ini sekaligus menjadi kesempatan bagi mereka merumuskan kesamaan pandangan dalam pengelolaan pembelajaran MKU.
Kepala Biro Administrasi Akademik (BAA) Dr Dwi Priyo Utomo MPd berharap, lokakarya ini dapat menghasilkan produk kurikulum baru dalam bentuk dokumen yang nantinya bisa dipakai sebagai rujukan bagi para pengajar maupun pengambil kebijakan.
Dwi menilai, kurikulum dalam pembelajaran memang harus responsif terhadap perkembangan zaman. “Karena itulah, UMM tidak ingin tertinggal dari perubahan kurikulum yang memang semestinya mengikuti perkembangan zaman serta terfokus pada peningkatan kualitas didik,” tuturnya. (lia/han)
Sumber : www.umm.ac.id[/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container]
I simply want to mention I am just all new to weblog and really savored your web site. Most likely I’m likely to bookmark your website . You really have remarkable articles. Regards for sharing with us your web page.