Dua mahasiswa UM Jember atas nama Habib Rois (Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) dan Muhammad Amin Shiddiq (Prodi pendidikan Biologi) baru saja mengikuti kompetisi 2018 IIDC Hong Kong International Invention & Design Competition yang dilaksanakan pada (5–7/12/18) di Hong Kong Convention and Exhibition Center, Hong Kong, dengan membawa judul inovasi “Processing of Nyamplung Seeds (Calophyllum inophyllum) to Biokerosin Based on Green Economy Concept As Alternative Fuels” mereka berhasil memperoleh empat penghargaan diantaranya, Gold Medal from IIDC (International Invention & Design Competition) 2018, Special Award from IFIA (International Federation of Inventors Associations), Special Award from IIDC 2018 as Young Inventors dan The Best Invention from JSC NIIAS, Russia.
“Minyak bumi yang selama ini menjadi tumpuan masyarakat seluruh dunia, mengenai jumlah ketersediaannya semakin menipis. Sekitar 53 % energi minyak bumi masih mendominasi dalam kebutuhan energi nasional. Oleh karena itu perlu adanya sebuah bahan bakar alternatif yang dapat menunjang jumlah ketersediaan bahan bakar, salah satunya adalah biodiesel. Biodiesel merupakan bahan bakar nabati yang berasal dari tanaman yang mengandung minyak, salah satunya dengan biji buah nyamplung. Tanaman nyamplung merupakan jenis tanaman penyangga dari abrasi, yang biasanya ditanam di pesisir pantai. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin menemukan cara pengolahan biji nyamplung menjadi biodiesel dengan cara pengolahannya yang sederhana, mudah dipraktikkan dan dapat dijadikan peluang berwirausaha bagi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan biodiesel dengan bahan baku minyak nyamplung yang kualitasnya sesuai dengan Standar Nasional Indonesia.” Ujar Habib Rois selaku peserta kompetisi, sebagaimana dilansir dari situs UM Jember.
Metode penelitian proses pembuatan biodiesel meliputi perlakuan dan penyimpanan biji, pemecahan, pengukusan, pengeringan, pengepresan, dan degumming. Degumming merupakan proses mengeluarkan getah (gum) dari minyak mentah tanpa mengurangi jumlah asam lemak bebas dalam minyak. Berdasarkan penelitian 200 g biji nyamplung yang sudah tua bisa menghasilkan 50 ml minyak asli dan 25 ml minyak sisa. Selain itu, pembuatan biodiesel tidak menimbulkan kerusakan lingkungan, karena limbah atau ampas sisa perasan dapat digunakan untuk briket, sehingga tidak mencemari dan merusak lingkungan. (Wira Prakasa Nurdia)