100 Mahasiswa AIS Semarang Dikukuhkan sebagai ‘Sahabat Sensus’

Jumat (6/3), sebanyak 100 mahasiswa dan 25 dosen mengikuti Rapat Koordinasi Sensus Penduduk 2020 Tingkat Kampus (RAKORPUS) di aula serba guna lantai 1 Kampus Akademi Statistika (AIS) Muhammadiyah Semarang. Pada kesempatan yang sama dikukuhkan 100 mahasiswa sebagai ‘Sahabat Sensus’. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mencapai kesuksesan pelaksanaan Sensus Penduduk 2020. Badan Pusat Statistik (BPS) bekerja sama dengan berbagai Perguruan Tinggi yang tergabung dalam Forum Pendidikan Tinggi Statistika (FORSTAT). AIS Muhammadiyah Semarang pun turut dilibatkan dalam hajat besar ini.

Dalam sambutan RAKORPUS, Ketua Badan Pelaksana Harian (BPH) AIS Muhammadiyah Semarang Prof Dr H Suparman Syukur MA menyampaikan dukungan atas keterlibatan AIS Muhammadiyah dalam sensus penduduk 2020. Menurutnya memang sudah tepat jika sivitas akademika ikut terjun dalam kegiatan karena memang sudah ranahnya. Sementara itu Dra Wellie Sulistiyanti MSc selaku Direktur AIS Muhammadiyah Semarang menyatakan para mahasiswa siap membantu kegiatan mulai dari sensus di lapangan hingga memasukkan data. “Mahasiswa kami memang sudah terlatih untuk itu,” tambah Dra Wellie.

Ungkapan rasa bangga juga disampaikan oleh para mahasiswa yang telah dikukuhkan sebagai salah satu ‘Sahabat Sensus’. Uminun A Zainun, mahasiswa asal Alor NTT melihat kegiatan ini merupakan bagian dari kuliah lapangan. “Menyenangkan sekali, saya dapat mengimplementasikan ilmu yang di dapat di kelas dalam kegiatan ini,” ujarnya.

Wisuda AIS Muh Semarang ke-25, Siapkan Lulusan Unggul

Rabu (2/10), Akademi Statistika (AIS) Muhammadiyah Semarang menggelar sidang wisuda ke-25 di Hotel Pandanaran, Semarang. Sebanyak 23 orang dari 49 wisudawan berhasil lulus dengan nilai cumlaude. Direktur AIS Muhammadiyah Semarang, Dra Wellie Sulistijanti MSc, mengapresiasi pencapaian ini. Menurutnya ada peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Dalam sambutannya, Wellie juga mejamin kualitas lulusan AIS Muhammadiyah Semarang. Beberapa pembekalan diberikan kepada mahasiswa demi menghasilkan lulusan bermutu tinggi, seperti mewajibkan mahasiswa tinggal di pesantren Al Khawarizmi selama satu tahun dan mengikuti kegiatan praktik mata kuliah setiap semesternya.

“Di pesantren, mahasiswa dibentuk karakter dan kemampuan berbahasa Inggrisnya sehingga bisa dijamin mereka fasih berbahasa Inggris. Ini juga dapat memperkuat ketajaman critical skill sebagai kader dakwah Muhammadiyah. Hal yang tidak kalah penting, kami senantiasa memperkuat dan meningkatkan kualitas interpersonal skill terhadap mahasiswa sebelum lulus. Sehingga alumni tidak canggung dalam bertarung memperebutkan pasar kerja,” paparnya.

Hadir perwakilan dari Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Prof. Dr. Sutrisno, M. Ag. Prof. Sutrisno menyampaikan saat ini seseorang bisa menjadi konglomerat di usia muda, seperti pendiri Google, Bukalapak, atau Gojek. Dari itu, ia meminta AIS Muhammadiyah untuk meningkatkan softskill mahasiswanya. “Mahasiswa AIS Muhammadiyah sangat berpotensi menjadi lulusan yang handal,” ujarnya.