LIMA DIRJEN RESMI DILANTIK

Lima Direktur Jenderal (Dirjen) pada struktur Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) yang baru resmi dilantik. Pelantikan oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir pada hari ini, Selasa (30/6) di Auditorium Gedung II BPPT Kemristekdikti, Thamrin.

Berdasarkan surat keputusan Presiden Republik Indonesia No.99/M Tahun 2015, pejabat yang dilantik antara lain Intan Ahmad sebagai Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Patdono Suwignjo sebagai Direktur Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Ali Ghufron Mukti sebagai Direktur Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Dimyati sebagai Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, serta Jumain Appe sebagai Direktur Jenderal Penguatan Inovasi.

Kelima pejabat yang baru dilantik ini merupakan hasil seleksi terbuka yang diadakan Kemristekdikti sejak bulan Maret lalu. Menristekdikti berpesan agar para Dirjen dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya demi tercapainya sasaran strategis dari Kemristekdikti.

“Dua sasaran strategis yang paling penting yaitu peningkatan mutu pendidikan tinggi dan hilirisasi hasil penelitian.” kata Nasir.

Dua hal tersebut menjadi tujuan utama penggabungan Ristek dan Dikti demi meningkatkan daya saing bangsa. Tak lupa Nasir juga selalu menekankan kepada para pejabat maupun pegawai di lingkungan Kemristekdikti untuk menciptakan tata kelola yang baik. Prinsip good governance meliputi transparansi, keadilan, akuntabilitas, dan tanggung jawab harus selalu ditingkatkan.

Sebagai informasi, kini Kemristekdikti tengah dalam proses seleksi terbuka untuk pejabat eselon II. Proses seleksi bagi para pejabat dilakukan sesuai dengan Undang-Undang ASN Nomor 4 Tahun 2014.

Sumber : dikti.go.id

Diskriminasi Pasien Harus Dihentikan

Keselamatan pasien di era Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menjadi topik yang selalu diperbincangkan akhir-akhir ini. Hal itu tidak terlepas dari masih adanya laporan masyarakat terkait dugaan malpraktik atau perlakuan diskriminasi yang dilakukan oleh pihak rumah sakit. Terselenggaranya program BPJS Kesehatan seharusnya mampu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit. Harapannya, akan berdampak positif pada terjaminnya keselamatan pasien dan tidak ada lagi perlakuan diskriminatif yang diterima oleh pasien.

“Sudah saatnya rumah sakit lebih mengutamakan keselamatan pasien dibanding dengan keutamaan yang lain. Mutu pelayanan akan menjadi cermin bagi setiap rumah sakit dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,” kata Rosyidah, M. Kes. dalam seminar internasional tentang keselamatan pasien yang diadakan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di Hotel Cavinton, (20−21/5/2015) lalu.

Menurut perempuan yang menjadi Dekan FKM ini, mutu pelayanan yang dihasilkan rendah akan berdampak kepada buruknya citra rumah sakit di mata publik. Undang-undang rumah sakit maupun Undang-undang Kesehatan juga telah mengatur hal tersebut. Keselamatan pasien menjadi keutamaan, bahkan kewajiban bagi setiap institusi penyelenggara pelayanan kesehatan.

Di tempat terpisah, Ahmad Ahid Mudayana, Humas FKM mengatakan, “Adanya seminar ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih ide dan gagasan untuk perbaikan mutu pelayanan kesehatan di Indonesia ke depan. Selain itu juga memberikan pengetahuan tambahan terkait kondisi pelayanan kesehatan di Indonesia maupun di negara-negara maju lainnya.”

Selain kegiatan seminar internasional, diadakan pula penandatanganan kerja sama antara FKM, Fakultas Farmasi, dan Fakultas Psikologi, dengan Leiden University, Belanda. Kerja sama yang disepakati adalah terkait dengan bidang akademik dan penelitian.

“Diharapkan, dengan adanya kerja sama ini, dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di UAD. Selain itu dapat semakin mempertegas tujuan UAD menuju world class university,” ujar Rosyidah.

Seminar yang diikuti oleh 250 peserta dari berbagai kalangan mulai dari praktisi kesehatan, akademisi, mahasiswa, dan lainnya itu menghadirkan beberapa narasumber. Mereka adalah Roderick Salenga, MPH. (University of Philippine Manila), Prof. Ali Ghufron Mukti (Universitas Gadjah Mada), Prof. A.A. Kaptein (Leiden Medical Health Center, Belanda), Yukiko Yokobori (The IFHIMA Director of Southeast Asia, Japan Hospital Association), dan Rosyidah, M. Kes. (UAD).

“Seminar ini merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan setiap tahun dengan topik yang berbeda sesuai dengan perkembangan isu kesehatan,” tutup Ahid.

Sumber : UAD