Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan Pimpinan Pusat Muhammadiyah berkolaborasi dengan Minhaj Welfare Foundation menyelenggarakan webinar ketiga dari serial “Disaster Management” pada Jum’at (2/12). Tema dari webinar kali ini adalah “Lessons Learned from Disaster: Good Governance and Public Accountability” bersama narasumber, Nurhadi, Ph.D. Kegiatan ini terselenggara secara daring melalui Zoom dan YouTube Majelis.
Dalam webinar ini hadir beberapa pihak, di antaranya perwakilan dari Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC); Muhammad Sayuti, M.Pd., M.Ed., Ph.D., Sekretaris Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan PP Muhammadiyah; perwakilan dari Kedutaan Besar UK di Jakarta; Adnan Sohail, Direktur Operasional Minhaj Welfare Foundation; serta perwakilan dari PP Muhammadiyah.
Fitri Arofiati, S.Kep., Ns., MAN., P.hD. dalam opening speech-nya mengatakan bahwa momen ini menjadi kesempatan untuk belajar memanajemen dan mengorganisasikan sumber daya dalam merespons kebencanaan yang terjadi. Kemudian, ia menutup dengan berharap agar seluruh partisipan dapat memperoleh manfaat dari webinar ini. “Urgensi pemulihan bencana bukan urusan agama ataupun politik, tetapi kemanusiaan,” tegasnya.
Webinar #3: Good Governance and Public Accountability
Pembicara pertama, Faisal Hussain yang sekaligus merupakan Direktur Utama Minhaj Welfare Foundation, membuka dengan mengapresiasi kerja-kerja MDMC dalam hal penanganan kebencanaan. Manhaj Welfare Foundation sendiri banyak bergerak di bidang pendidikan sebab mereka percaya bahwa ilmu dapat menjadi modal memutus rantai kemiskinan. “Tapi, kami pun kemudian sadar bahwa bergerak di bidang kemanusiaan berarti tidak membatasi diri terhadap satu sektor saja. Maka, MWF pun mengembangkan program-program lainnya di luar pendidikan, salah satunya Program Pemulihan Kebencanaan,” tambah Faisal.
Kemudian, Faisal menerangkan bahwa manajemen pemulihan kebencanaan dapat optimal dengan memastikan supply untuk para korban kebencanaan siap kapan saja. Cara untuk mengunci kepastian ini adalah dengan memiliki donatur bulanan yang akan memberikan sumbangan secara berkala. “Jadi, ketika tiga bulan kemudian ada bencana, maka sumbangan yang telah kami himpun akan kami kirim ke sana,” sambungnya. Hal ini untuk mencegah terkucurnya dana dari naiknya harga obat-obatan, pakaian, dan lain-lain yang jadi meningkat karena meroketnya kebutuhan di daerah tersebut.
Pembicara kedua yakni Rahmawati Hussein, MCP, Ph.D., Wakil Ketua MDMC berbagi tentang pengalaman yang Muhammadiyah lakukan dalam penanganan kebencanaan. Ia mengenalkan skema yang menjadi keberhasilan Muhammadiyah dalam menangani bencana, yakni OMOR: One Muhammadiyah, One Response. Skema OMOR ini menjadi cara Muhammadiyah memfokuskan komando untuk menyatukan langkah menghadapi bencana.
Rahmawati turut menegaskan bahwa dalam menyalurkan sumbangan kepada korban bencana, Muhammadiyah tidak memandang latar belakang dari para korban. “Sebab, kita bergerak karena alasan kemanusiaan,” pungkasnya.