Penyeleggaraan Workshop Pengembangan Humas Batch 1 Berakhir

Penyelenggaraan Workshop Pengembangan Humas Batch 1 Berakhir

Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan PP Muhammadiyah menutup penyelenggaraan workshop, Sabtu (2/7). Workshop tersebut bertemakan Workshop Pengembangan Humas PTMA Batch 1 bekerja sama dengan Asosiasi Pendidikan Ilmu Komunikasi (APIK) PTMA. Pembukaan workshop ini telah terlaksana pada Kamis (30/6) sebelumnya bertempat di Hotel Cavinton, Yogyakarta. Berdasarkan laporan dari Himawan Sutanto MSi, Ketua APIK PTMA, peserta workshop yakni sebanyak total 55 peserta. Seluruh peserta telah mendapatkan wawasan dan ilmu yang bermanfaat terkait pengembangan kehumasan, berkomunikasi, dan bersilaturahmi antarhumas PTMA. Kedua perwakilan peserta, yakni Ariadi Nugraha dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dan Dian Rahma Santoso dari UM Sidoarjo (UMSIDA), mendapat sesi penyampaian pesan. Salah satu poin yang keduanya garis bawahi adalah harapan agar wadah sharing antarhumas PTMA tidak terhenti dalam kegiatan workshop ini saja.

Salah satu usulan tersebut adalah adanya Asosiasi Humas PTMA. Prof Dr Chairil Anwar, Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah memberikan dukungannya atas usulan pembentukan Asosiasi Humas PTMA tersebut. Pada dasarnya, pembentukan asosiasi dapat menjadi tindak lanjut yang baik bagi sesama anggota untuk saling belajar dan sharing. Prof Chairil Anwar juga mengatakan kemungkinan penyelenggaraan Workshop Pengembangan Humas PTMA Batch 2. “Untuk konsepnya masih terbuka apabila ada masukan, bisa dalam bentuk workshop kembali atau apakah akan memperbanyak praktik,” tambahnya. Selanjutnya, Prof Chairil Anwar menyampaikan terima kasih kepada APIK PTMA yang telah mengoordinasikan kegiatan ini dengan baik.

Dalam penutupan penyelenggaraan Workshop Pengembangan Humas PTMA ini terdapat peserta-peserta pemeroleh penghargaan atas capaian masing-masing. Peserta terfavorit laki-laki yakni Ade Ismail Ramadhan Hamid, UM Kalimantan Timur; terfavorit perempuan yakni Sinta Maharani, UNISA Yogyakarta; peserta dengan nilai progress test tertinggi yakni Tria Adi Saputra, UM Ponorogo; peserta teraktif yakni Asef Dwi Nugroho, UM Surakarta.

Perguruan Tinggi Muhammadiyah Wajib Internasionalisasi

Internasionalisasi Perguruan Tinggi saat ini telah menjadi tren global. Batas antarnegara yang semakin tidak tampak, juga semakin mudahnya transportasi telah membuat mobilitas dosen dan mahasiswa lintas negara semakin bertambah. Hal ini tentunya akan menyebabkan tingkat persaingan antarnegara di sektor pendidikan menjadi semakin terbuka.

“Untuk menghadapi tingkat persaingan antar-Perguruan Tinggi di luar batas wilayah negara, sangatlah penting bagi PT di bawah naungan Muhammadiyah untuk meningkatkan daya saing global di tingkat internasional,” terang Ida Puspita, M.A.Res., Ketua Pelaksana Workshop Internasionalisasi Perguruan Tinggi Muhammadiyah Sabtu, (13/6/2015) di Hotel Arjuna.

Menurutnya, meningkatnya daya saing global menuntut PT, khususnya yang berada di bawah naungan Muhammadiyah untuk mampu bersaing di tingkat global.

Workshop yang diadakan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta bekerja sama dengan Majelis Dikti PP Muhammadiyah merupakan salah satu cara memberikan pemahaman tentang KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) dan kesetaraan jenjang pendidikan di ASEAN (dari sisi internationally recognized curriculum).

Acara ini menginformasikan akreditasi AUN QA (Quality Assurance of Higher Education Institutions in ASEAN) tentang ASEAN recognized accreditation.  Selain itu juga memberikan pemahaman tentang metode pengembangan pembelajaran bahasa Inggris bagi mahasiswa sebagai bekal menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN).

Beberapa PT Muhammadiyah telah melakukan langkah-langkah aktif dalam meningkatkan daya saing global. Tidak terkecuali UAD. Sejak tahun 2007, UAD sudah melakukan kerja sama kemitraan dengan institusi luar negeri, membuka program double degree maupun alih kredit dengan mitra luar negeri, melakukan penerimaan mahasiswa asing, dan mengikuti program pemeringkatan perguruan tinggi di tingkat internasional.

“Ada 68 negara yang menjadi patner UAD saat ini. Wilayah Asia, Eropa, Australia, dan Selandia Baru yang telah menjalin kerja sama,” jelas Ida.

Pada kesempatan tersebut, hadir pembicara dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, yakni Dr. Illah Sailah. Perwakilan dari AUN QA, Dr. Andri Cahyo Kumoro, (Universitas Diponegoro) dan British Council, Director English for Education Systems Indonesia, yaitu Damian Ross.

Hasil pembahasan workshop rencananya akan dijadikan buku. Nantinya, buku tersebut akan dijadikan buku panduan. “Dengan adanya buku, akan mempermudah mereka yang ingin belajar,” tutup Ida yang merupakan Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) UAD tersebut.

Sumber : Universitas Ahmad Dahlan