Mahasiswa PBA IAIM Sinjai Latih Kaligrafi Santri Ponpes

Minggu (4/10), Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) IAIM Sinjai melatih santri Ponpes Darul Hikmah Lenggo-lenggo untuk memiliki keahlian kaligrafi. Kegiatan ini dalam rangka merealisasikan MoA antara Prodi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) IAIM Sinjai Dengan Ponpes Darul Hikmah Lenggo-lenggo yang telah ditandatangani pada 7 September 2020.

Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab (Himdiba), Zulfikar, menuturkan adanya kegiatan ini untuk mengembangkan keterampilan dan kreativitas santri melalui kaligrafi. “Setidaknya para santri Ponpes Lenggo-lenggo bisa menguasai kaligrafi dengan memahami salah satu khot,” tambahnya.

Zulfikar berharap ke depannya skill santri dapat terus terasah dengan pelatihan yang rutin diberikan.

UMP TEKEN MoA DENGAN FATONI UNIVERSITY

UM Palangkaraya Teken MoA dengan Fatoni University
Dalam rangka memperluas jaringan kerjasama antar perguruan tinggi, khususnya dalam lingkup ASEAN, maka Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMP), menjalin kerjasama dengan Fatoni University (FTU) di Thailand Selatan. Kerjasama tersebut ditandatangani dalam bentuk Memorandum of Action (MoA) antara Rektor Universitas Muhammadiyah Palangkaraya dengan Rektor Fatoni University, Asst. Prof. Ismail Lutfi Japakiya. Penandatanganan dilaksanakan di kampus Fatoni University, Propinsi Pattani, Thailand Selatan, pada tanggal 2 Maret 2016 yang lalu.

Rektor UMP, Drs. H. Bulkani, M.Pd menyatakan bahwa MoA ini merupakan point penting bagi peningkatan kerjasama UMP dengan perguruan tinggi luarnegeri, karena lebih realistis untuk diwujudkan bersama. “Kita memiliki banyak kesamaan, antara lain dari segi kultur, ada relevansi bahasa, dan kesamaan program. Hal ini merupakan modal besar bagi kedua belah pihak untuk dapat merealisasikan kesefahaman tersebut” kata Bulkani di kantornya. Lebih lanjut dijelaskan bahwa, dari hasil kesepakatan ini, UMP dan FTU akan segera membuka program double degree model 2+2, khususnya karena kedua perguruan tinggi banyak memiliki program studi yang sama. Model 2+2 ini memungkinkan mahasiswa menempuh pendidikan di UMP untuk 2 tahun pertama, dan 2 tahun berikutnya diselesaikan di FTU. Demikian pula sebaliknya. Keuntungannya antara lain adalah, lulusan program ini bisa mengantongi 2 ijazah, yakni dari UMP dan dari FTU. Selain itu, pengalaman kuliah di luar negeri akan mampu menambah wawasan sekaligus kompetensi bagi lulusan kedua belah fihak.

Menurut Bulkani, kerjasama double degree semacam ini akan terus diperluas, antara lain dengan beberapa perguruan tinggi di Malaysia dan Singapura serta Korea, sehingga mahasiswa UMP akan memiliki kesempatan yang sangat luas untuk mengembangkan potensi dirinya dengan belajar ke luar negeri.