BAITUL ARQAM DAN RE-ORIENTASI KEMUHAMMADIYAHAN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA

Pentingnya selalu untuk terus belajar karena memori otak tidak akan bisa habis itulah kenapa kegiatan Palangkaraya – Dalam rangka meningkatkan iman dan pengetahuan di bulan suci Ramadhan dan merupakan agenda tahunan yang dilaksanakan di UM Palangkaraya, Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Keislaman dan Kemuhammadiyahan (LPPKK) di Universitas Muhammadiyah Palangkaraya menggelar acara yang mana di tahun ini merupakan tahun ke -4 kegiatan Baitul Arqam dan Re-orientasi Kemuhammadiyahan di UM Palangkaraya. Acara yang dimulai tanggal 7 Juli 2015 ini bertempat di Aula Utama UM Palangkaraya dan dihadiri oleh Dosen, karyawan di lingkungan UM Palangkaraya, serta ikut berpartisipasi pula karyawan dari RSI PKU Muhammmadiyah Palangkaraya, yang mana menurut panitia acara ini dihadiri oleh 146 Karyawan dan dosen dan ada 32 peserta dari total jumlah yang ada merupakan peserta baru yang mengikuti Baitul Arqam.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Baitul Arqam sendiri ialah suatu bentuk dari kegiatan pengkaderan Muhammadiyah yang mana berorientasi pada pembinaan ideologi dan kepemimpinan untuk menciptakan suatu kesatuan pemahaman dalam sikap, integritas, wawasan dan cara berfikir dalam melaksanakan misi Muhammadiyah.

Dalam kegiatan tahun ini dibagi menjadi 2 bagian, yakni Baitul Arqam untuk karyawan dan dosen yang belum pernah mengikuti kegiatan Baitul Arqam sebelumnya dan juga Re-orientasi Kemuhammadiyahan yakni kegiatan yang mana ditujukan bagi karyawan dan dosen yang sebelumnya telah lulus Baitul Arqam, acara ini sendiri dilaksanakan pada tanggal 7-10 Juli 2015

Pada tahun ini acara di ketuai oleh Nurul Hikmah Kartini, S.Si, M.Pd selaku ketua Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Keislaman dan Kemuhammadiyahan di Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (LPPKK) UM palangkaraya, dalam sambutannya kenapa acara ini selalu rutin diadakan bahkan “wajib” bagi seluruh karyawan dan dosen karena tidak lain dan tidak bukan adalah sebagai penyatuan pemahaman dan meningkatkan pemahaman kita sendiri mengenai persyarikatan Muhammadiyah.

Acara ini dibuka secara langsung oleh Rektor UM Palangkaraya, Drs. H. Bulkani, M.Pd yang mana beliau juga menekankan ini selalu ada setiap tahun rutin dilaksanakan, “Pemahaman kita tentang Agama harus selalu di Charge” karena yang namanya ilmu pengetahuan selalu mengalami perkembangan, tutup Rektor UM Palangkaraya, Drs. H. Bulkani, M.Pd saat membuka acara Baitul Arqam.

Sejalan dengan sambutan ketua panitia dan Rektor Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, para peserta menyambut baik dan penuh semangat untuk mengikuti kegiatan tersebut, terutama terkait dengan cara berwudhu, tayammum, dan sholat. Hal ini memperjelas bahwa masih banyak ilmu dan pengetahuan yang bisa didapat melalui kegiatan ini. Semangat untuk penyatuan persepsi, pengetahuan, serta pemahan tentang keagamaan ini menjadi prioritas utama bagi Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.

Sumber : Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

UMY Dirikan Ahmad Syafi’i Ma’arif School Of Political Though And Humanity

Pemikiran-pemikiran Syai’i Maarif atau yang akrab dipanggil Buya Syafi’i ini dapat dijadikan sebuah ide yang sangat menarik yang tentu saja perlu dikembangkan. Buya selalu menawarkan pemikiran Islam moderat progessif yang inklusif bagi kemanusian. Oleh karena itu, tak heran jika Buya dipandang sebagai salah satu Guru Bangsa Indonesia. Oleh sebab itu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mendirikan “Ahmad Syafii Maarif Of Political Thought And Humanity”, yang bertujuan agar pemikiran-pemikiran Buya ini nantinya dapat diwariskan kepada pemuda dan pemudi Indonesia. “Sekolah ini dapat mengekspor pemikiran Islam anak bangsa dalam tahapan internasionalisasi dalam bentuk publikasi. Serta mendorong pemikiran-pemikiran ulama yang ada dalam lingkungan Muhammadiyah. Tentunya pemikiran-pemikiran Buya ini nantinya akan diterjemahkan ke dalam 2 bahasa yaitu Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, “ jelas Direktur Pascasarjana UMY Dr Achmad Nurmandi M.Sc pada Soft Launching ASM School Of Political Thought and Humanity dan Bedah Buku di Mini Theater Gedung Pasca Sarjana Lt.4 pada Selasa Sore (7/7).

Pembawaan Buya yang lembut dan halus ini yang membuat dirinya selalu merasa rendah hati dalam hal apapun. “Sebenarnya saya ini masih merasa kalau hidup saya ini masih sia-sia, coba kita lihat saja Bung Hatta pada umur 26 tahun saja sudah melanglang buana dengan pemikirannya. Seharusnya pemikiran atau gagasan baru itu muncul ketika berumur 30 tahun. Meskipun ide sekolah ini bukan dari pemikiran saya, tapi saya berharap dengan berdirinya sekolah ini dapat bermanfaat bagi para pemuda dan pemudi bangsa Indonesia,“ terang Buya dalam sambutannya.

Buya melanjutkan bahwa beberapa minggu yang lalu dirinya baru saja berdiskusi dalam sebuah konferensi, ketika salah seorang diberi kekuasaan, kemudian orang tersebut menolaknya. “Menurut saya kekuasaan itu sangat penting demi kemajuan bangsa apalagi kekuasaan tersebut berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat Indonesia. Penolakkan kekuasaan ini banyak dilakukan oleh orang Muhammadiyah tapi, tidak berlaku untuk orang Muhammadiyah yang lama,“ ungkapnya yang membuat gelak tawa peserta.

Semenntara itu, Prof. Dr. Tulus Warsito mengatakan, ide Buya yang apik tentunya harus diwariskan, selain itu ide-ide yang dikembangkan pun dapat menginspirasi banyak hal. “Buya memiliki pemikiran yang inklusif, Buya pernah berpandangan jika ada asosiasi setan beliau ingin menjadi muridnya, kemudian saya berpikir bahwa pemikiran yang diciptakan oleh Buya ini bukanlah dalam lintas kemanusiaan namun hingga lintas kemakhlukkan. Hal inilah yang ingin kami ketahui, pemikiran apa yang sebenarnya diterapkan oleh beliau,“ ujarnya selaku ketua pelaksana ASM School Of Political Thought and Humanity di UMY.

Prof. Tulus berharap sekolah ini nantinya dapat menyelenggarakan dan mewariskan pemikiran Buya, meskipun ide nama atau pembuatan sekolah ini bukan dari ide Buya. “Tapi kami akan tetap meminta ridho atau mohon restu kepada beliau. Karena, atas ridhonya semoga institut ini akan terus berjalan dengan lancar. Untuk itu karena ini baru soft launching, maka untuk grand launchingnya insyaAllah akan dilaksanakan bulan Oktober,“ terangnya.

Pendirian ASM School Of Political Thought and Humanity bukan tanpa alasan dan tujuan, salah satu tujuan dari didirikannya ASM School Of Political Thought and Humanity adalah menyebarluaskan pandangan islam yang rahmatan lil alamin secara konstruktif untuk kemajuan peradaban manusia. “Artinya, bahwa kami akan menjadi anak ideologis Buya dan mewarisi pemikiran-pemikirannya, jadi bukan hanya sekedar pengikutnya saja. Tapi, ide atau pemikiran Buya akan terus kita kembangkan. Saya berharap nantinya lembaga ini akan dijadikan sebuah lembaga rujukan yang terkemuka dalam kajian mengenai islam moderat yang berkemajuan, “ imbuh Prof. Tulus lagi.

Hal berbeda diungkapkan oleh Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, MP selaku Wakil Rektor I UMY. ASM School Of Political Thought and Humanity ini, menurutnya merupakan sebuah pemberitahuan bagi kita bahwa ilmu pengetahuan dan tekonologi tanpa Political Thought tidak akan berjalan dengan baik. “Jadi saya juga berharap dengan adanya ASM ini nantinya akan menghasilkan penerus-penerus yang mengikuti ideologi dari pak Buya,“ tegasnya.

Ahmad Imam Mujadid Rais M.A selaku Direktur Riset Maarif Institute juga mengatakan bahwa, sekolah ini nantinya akan menjadi sebuah ide baru untuk mengembangkan pemikiran atau gagasan Buya. “Sama halnya ketika bangsa sedang risuh dan gaduh akibat kisruhnya antara polri dan KPK, kemudian beberapa orang pun menyarankan Jokowi untuk telfon Buya untuk meminta sarannya seperti apa, dan hasilnya pun Budi Gunawan tidak jadi dilantik yang akhirnya dapat meredakan gegaduhan bangsa ini. Dari beberapa kasus tersebut terbukti bahwa ide atau pemikiran yang dalam dari Buya ini memiliki peran penting dalam sebuah bangsa, “ jelasnya.

Adapun keunggulan yang ditawarkan oleh ASM Political Thought And Humanity antara lain seperti, adanya konferensi nasional dan internasional yang akan diselenggarakan pada setiap tahunnya, pemberian beasiswa bagi mahasiswa S3 khususnya di lingkungan Muhammadiyah, pemberian dana bagi penelitian dosen maupun mahasiswa yang terkait dengan kajian islam yang berkemajuan, dan pembuatan jurnal dan mempublikasikannya dalam bentuk sebuah buku. (Ica)

Sumber : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Safari Ramadhan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Pada beberapa waktu yang lalu UM Palangkaraya selenggarakan kegiatan Safari Ramadhan Buka Puasa Bersama di wilayah Pulang Pisau, yang mana kegiatan ini dalam rangka meramaikan kegiatan di Bulan Ramadhan yang rutin diadakan setiap tahunnya. Tidak hanya itu, UM Palangkaraya juga mengadakan kegiatan Baitul Arqam dan Re-orientasi Kemuhammadiyahan untuk karyawan UM Palangkaraya, karyawan RSI PKU Muhammadiyah dan Dosen di UM Palangkaraya sejak tanggal 7 Juli hingga 10 Juli 2015, kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan karyawan dan dosen dalam Agama Islam dan kemuhammadiyahan.

Salah satu agenda pada acara Baitul Arqam dan Re-orientasi adalah Safari Ramadhan pada Pimpinan Daerah Muhammadiyah wilayah Katingan sekaligus buka puasa bersama warga Muhammadiyah pada Kamis, (9/7) di Masjid Nurul Iman Kasongan. Acara ini dihadiri oleh peserta Baitul Arqam dan Re-orientasi Kemuhammadiyahan UM Palangkaraya, turut hadir pula tokoh Pimpinan Daerah Muhammadiyah wilayah Katingan dan warga Muhammadiyah yang berada di Katingan.

Ceramah Safari Ramadhan kali ini dibawakan oleh, H. Jamaludin Ahmad, Psi dari PP Muhammadiyah yang mana beliau mengungkapkan bahwa betapa pentingnya isi kandungan Al-Qur’an jika dipelajari dengan sungguh-sungguh dan tidak hanya dibaca saja, karena di dalam Al-Qur’an terdapat ilmu atau pesan untuk manusia agar dapat hidup berbahagia di dunia dan akhirat. Salah satu peserta, Supriadi yang mana juga merupakan dosen pada Fakultas Agama Islam di UM Palangkaraya mendukung sekali kegiatan Baitul Arqam dan Safari Ramadhan ini. “Belajar tidak harus didalam ruangan kelas atau bahkan gedung, kegiatan Safari Ramadhan ini juga salah satu kegiatan belajar yang mana kita dapat belajar untuk bisa saling bersosialisasi dengan baik di masyarakat” tututpnya. (Ilham BAKA)

Sumber : Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

IRMADAH UMP Bangkitkan Semangat Berdakwah

Semarakkan bulan suci ramadhan 1436 H Ikatan Remaja Masjid K.H Ahmad Dahlan (IRMADAH) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) tumbuhkan semangat mahasiswa untuk menjalankan ibadah puasa melalui berbagai kegiatan yang telah dipersiapakan Panitia Amaliah Ramadhan (PAR). Bertajukkan ajakan untuk senantiasa berjuang dijalan Allah melalui kegiatan berdakwah IRMADAH adakan seminar motivasi bertemakan berkarya dalam dakwah, untuk membentuk akhlakul karimah yang unggul.

Kamis, (25/6) acara yang berlangsung di A.K Anshori lantai 3 kantor pusat UMP berhasil menarik hati mahasiswa.  Kegiatan yang dimulai dengan penyampaian sambutan dari Akhi Cikun selaku ketua IRMADAH yang dalam kesempatannya menyampaikan bahwa acara ini merupakan salah satu upaya untuk dapat mengajak para pemuda khususnya mahasiswa UMP agar bisa bersemangat melakukan kegiatan baik yang salah satunya yaitu berdakwah.

Tidak hanya itu Ibnu Hasan, S. Ag., M. S. I selaku Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) UMP yang juga memberikan sambutan sekaligus juga membuka acara seminar tersebut turut menyampaikan dukungannya terhadap IRMADAH UMP yang telah mengupayakan berbagai kegiatan untuk menyemarakkan bulan ramadhan tahun ini. Berharap semua kegiatan yang sudah direncanakan dapat berjalan lancar dan dapat secara aktif diikuti oleh seluruh kalangan khususnya mahasiswa UMP.

Acara yang diikuti hampir 100 peserta lebih tersebut berlangsung dengan penuh antusias. Mendatangkan pembicara kondang asal Kebumen Ustad Solikhin Abu Izzudin yang dikenal melalui hasil karya bukunya berjudul Zero to Hero, berhasil menjadikan seluruh peserta seminar semangat. Penyampaian materi yang dikemas secara menarik tidak hanya sebatas pada transfer ilmu yang membangkitkan motivasi namun shaering langsung yang dilakukan secara santai menjadikan kegiatan seminar ini berhasil memberi kesan tersendiri untuk seluruh peserta yang hadir.

Kegiatan membangkitakan semangat dakwah tersebut ditutup dengan pengumuman lomba menulis cerpen islami dan desain grafis yang ssebelumnya telah IRMADAH UMP selenggarakan. Eka Nur Fajriah dan Hendrik Everyadi yang sama-sama mahasiswa dari Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) berhasil memenangkan juara 1&2 untuk jenis lomba menulis cerpen islami, sedangakan pemenang lomba desain grafis islami jatuh pada Nurul Pinastika dari Prodi Matematika.(Est)

Sumber : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

KETIDAKNYAMANAN SELAMA MELAHIRKAN HARUS DIATASI

Ketidaknyamanan selama melahirkan merupakan masalah yang paling banyak dirasakan oleh ibu bersalin. Ketidaknyamanan tersebut sangat mengganggu berjalannya proses persalinan sehingga berdampakpada keselamatan ibu dan janin. Baru-baru ini Heni Setyowati ER, SKp,Mkes, Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UM Magelang telah memodifikasi alat PDA (Pain Digital Acupresure) menjadi MPDA (Modified Pain Digital Acupresure) yang berfungsiuntukmemberikenyamanan dan mempercepat proses persalinan.

Sebelumnya, PDA diciptakan oleh tim dari Universitas Indonesia yang terdiri dari Dr.Setyowati,SKp,Mapp.Sc dari Fakultas Ilmu Keperawatan UI, Prof. Dr.Ir.Raldi Artono Koestoer, DEA dari Fakultas Teknik UI dan Heni Seyowati ER, SKp,M.Kes yang tengah menempuh Program Doktor Fakultas Ilmu Keperawatan UI.

PDA telah diterapkan pada 76 ibu bersalin dan terbukti mengatasi nyeri persalinan. Skor nyeri dirasakan lebih rendah pada ibu yang dipasang alat PDA dibandingkan dengan ibu bersalin yang tidak dipasang alat PDA. Hasil penelitian ini telah dipresentasikan pada International Conference di Manipal University, Karnatakan, India beberapa waktu lalu.

Ketidaknyamanan selama melahirkan tidak hanya mencakup masalah nyeri saja, namun meliputi fisik, psikospiritual, sosial dan lingkungan, sehingga Heni mengembangkan alat PDA yang diciptakan oleh tim dari Universitas Indonesia dimana Heni termasuk dalam anggota tim tersebut. Berikutnya, Heni mengembangkan alat PDA menjadi MPDA yang bekerja dengan sistem acupressure atau memijat sekaligus memutar musik klasik instrumen piano.

Heni menjelaskan, Ibu bersalin mendapatkan pijatan pada acupoint dan sekaligus mendengarkan musik klasik instrumen piano. Setelah diterapkan pada 150 orang ibu bersalin di Kota dan Kabupaten Magelang, ternyata MPDA sangat memberikan kenyamanan dan mempercepat proses persalinan kala satu fase aktif.

Perbedaan lama fase aktifkalasatu antara ibu bersalin yang dipasang alat MPDA dengan ibu bersalin yang tidakdipasang alat MPDA adalah 1 jam 18 menit. Waktu1 jam 18 menit tentunya sangat membantu bagi ibu bersalin untuk mencegah terjadinya partus lama yang merupakan salah satu penyebab kematian ibu di Indonesia.(YUDIA-HUMAS)

Sumber : Universitas Muhammadiyah Magelang

Dilatih AIESEC UMM, Mahasiswa Asing Siap Lakukan Revolusi Wirausaha

Sebanyak sepuluh mahasiswa asing asal Belanda, Maroko, Mesir, Rusia dan Vietnam menjadi bagian dari kegiatan revolusi wirausaha bertajuk Entrevolution yang diadakan Association Internationale des Etudiants en Sciences Economiques et Commerciales (AIESEC) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Peluncuran Entrevolution yang merupakan proyek nasional AIESEC Indonesia ini dilaksanakan di Aula Biro Administrasi Umum (BAU) UMM, Kamis (2/7).

Kesepuluh mahasiswa asing ini akan terjun kepada masyarakat melakukan proyek wirausaha di bidang seni, pendidikan, dan pengabdian masyarakat. “Selama 1-3 bulan, mereka akan observasi di tiga UKM (Usaha Kecil dan Menengah) di Malang dan akan merekomendasikan kepada UKM tersebut hal-hal seperti manajerial, pemasaran, teknis, dan lain-lain,” ungkap Drs Soeparto MPd, Asisten Rektor Bidang Kerjasama Luar Negeri.

Sementara itu, Kepala Bagian (Kabag) Pengembangan Karir Mahasiswa dan Alumni (PKMA) UMM, Dr Fien Zulfikarijah MM mendukung penuh proyek yang diadakan oleh AIESEC. “PKMA sebenarnya punya banyak program di bidang kewirausahaan bagi mahasiswa dan alumni. Namun baru AIESEC yang pertama kali bekerjasama dengan PKMA untuk mewujudkan program-program tersebut,” katanya.

Ia mengungkapkan, jumlah penduduk Indonesia yang berwirausaha masih berada di kisaran satu persen. “Minimal 2,5 persen penduduk yang berwirausaha, maka pertumbuhan negara tersebut akan maju. Malaysia saja ada di kisaran 4,5 persen, bahkan Singapura sekitar 7 persen. Indonesia dengan 200 juta penduduknya punya kesempatan yang lebih besar untuk tumbuh,” ujar Fien.

Entrevolution diisi dengan berbagai rangkaian kegiatan, di antaranya Ledpreneur, Charity, Exchange Master Class, Liveware Seminar, Visit SME, Visit School, Global Village Expo, dan Entre Goes to Village. Peluncuran program ini ditandai dengan pemotongan pita oleh Kabag PKMA dan Ketua Panitia Launching Entrevolution. “Semoga dengan adanya program ini dapat mengubah masyarakat menjadi lebih baik,” ungkap local committe Presiden AIESEC UMM, Ivan Ahsanul Insan. (zul/han)

Sumber : Universitas Muhammadiyah Malang

Muhammadiyah dan Masyarakat Berkemajuan

“Muhammadiyah sudah tepat dalam memperjuangkan dan menggerakkan ilmu pendidikan untuk lebih maju,” kata Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Dr. Kasiyarno, M.Hum. saat memberikan sambutan dalam Pengajian Ramadhan 1436 H Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY di auditorium kampus I UAD, Kamis (25/6/2015).

Menurutnya, tema “Masyarakat yang Berkemajuan” yang diusung Muhammadiyah dalam beberapa acara terakhir menunjukkan cara Muhammadiyah yang ingin selalu maju dengan mengembangkan ilmu di dunia pendidikan.

“Ilmu adalah bagian dari keyakinan kita. Ilmu pengetahuan adalah kuncinya untuk berkembang dan lebih maju,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ketua APTISI wilayah V Yogyakarta ini berharap, Muhammadiyah tidak hanya menciptakan ilmu tetapi cara ilmu itu dilaksanakan dan direalisasikan kepada masyarakat.

“Dengan adanya pengajian yang diadakan rutin setiap tahun ini, diharapkan bisa menjadi tempat berbagi ilmu dengan saling bertatap dan berbuka bersama di UAD.”

Mufti Hakim ketua panitia pelaksana pengajian yang berlangsung selama tiga hari, yakni (25-27/6/2015) ini menginginkan agar serangkaian acara bisa bermanfaat. Selain itu, dengan adanya ceramah dan diskusi, kita dapat menemukan formulasi yang bisa diaplikasikan di ranting, juga wilayah.

Sementara itu, Ketua PW Muhammadiyah DIY, dr. Agus Taufiqurrahman, M.Kes., Sps. yang menjadi narasumber sekaligus membuka acara mengatakan, “Islam berkemajuan, bukan Islamnya yang tidak maju, tetapi orang-orangnya yang tidak maju dan perlu dimajukan. Islam yang maju, unggul yang nyah-nyoh (sering memberi) atau yang tidak meminta, tetapi memberi.”

Lebih lanjut, Agus mengatakan ada beberapa kekuatan untuk berkemajuan, seperti yang disampaikan oleh Prof. Dr. M. Din Syamsuddin tempo hari, yaitu kekuatan akidah, kekuatan ibadah, kekuatan akhlak, jamaah, ilmu, harta, dan siasat.

Acara ini mengangkat tema “Dakwah Pencerahan Menuju Masyarakat Berkemajuan”. “Setiap tahun, pengajian dan buka puasa selalu diselenggarakan di UAD. Hal ini tidak luput dari semangat Rektor yang tak kenal pamrih untuk kemajuan Muhammadiyah,” tutup Agus.

Sumber : Universitas Ahmad Dahlan

Praksis Indonesia Berkemajuan Perkuat Peran Kebangsaan Muhammadiyah

Konsep Indonesia Berkemajuan dinilai bisa menjadi strategi gerakan Muhammadiyah yang kontributif bagi dinamika kebangsaan. Hal itu terekam dalam salah satu sesi Kajian Ramadhan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur 1436 Hijriyah bertema “Tantangan Muhammadiyah Lima Tahun ke Depan” yang berlangsung pada Ahad lalu (28/7) di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Sesi ini menghadirkan pembicara, ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dr Haedar Nashir, sekretaris jenderal (Sekjen) PP Muhammadiyah Dr Abdul Mu’thi, dan Rektor UMM Prof Dr Muhadjir Effedy MAP. Dalam paparannya, Haedar mengatakan, gagasan Indonesia berkemajuan dapat terwujud jika Muhammadiyah bisa melakukan sinergi antar lini, terutama dengan berbagai kekuatan masyarakat sipil.

“Namun kita juga tidak boleh melupakan peran parpol (partai politik). Parpol terbukti sangat membatu peran kebangsaan kita, salah satunya terlihat dalam jihad konstitusi Muhammadiyah di mana kehadiran kader kita di lingkaran politik terbukti sangat berpengaruh,” kata Haedar.

Selain itu, kata Haedar, secara internal Muhammadiyah juga harus kuat dari sisi ideologis. “Seluruh pimpinan Muhammadiyah di masing-masing tingkat harus memiliki perspektif keislaman yang frame-nya Muhammadiyah. Ideologisasinya harus satu perspektif,” ujarnya.

Mangamini hal tersebut, Mu’thi mengatakan, konsep Indonesia Berkemajuan bisa menjadi spirit Muhammadiyah dalam melakukan perubahan substansial bagi bangsa ini. Salah satunya melalui amandemen terbatas Undang-Undang Dasar 1945. “Ada beberapa pasal yang menurut saya going too far.”

Di sisi lain, Muhadjir menilai, Muhammadiyah hingga saat ini bisa terus bertahan dan justru kian berperan penting lantaran memiliki tiga perangkat yang membuat ide bisa menjadi tindakan, yaitu kekuatan dari sisi arkeologi pengetahuan, serta kekuatan ideologis dan instrumentalis.

Dari sisi kedalaman gagasan, Muhammadiyah dinilai Muhadjir memiliki akar arkeologi pengetahuan yang kuat. Banyak organisasi yang menurut Muhadjir tidak bisa berkembang di Indonesia karena tidak memiliki silsilah pengetahun yang kuat.

Sementara dari sisi ideologis, Muhammadiyah dipandang berhasil mengembangkan sistem keyakinan pada anggotanya bahwa ber-Muhammadiyah merupakan cara ber-Islam yang terbaik. Adapun dari sisi instumentalis, Muhammadiyah memiliki banyak perangkat praktis yang membuat organisasi ini dapat mempraksiskan ide-idenya.

Lebih lanjut Muhadjir berharap, Muhammadiyah ke depan dapat memperkuat orientasi kemanusiaan-nya, yaitu membangun humanisme universal. Dengan begitu, Muhammadiyah dapat melampaui batas-batas orientasi pribadi (individualisme), kekerabatan (nepotisme), golongan (parokialisme), dan kebangsaan (nasionalisme). (han)

Sumber : Universitas Muhammadiyah Malang

Menuju World Class University, UMY Berangkatkan 67 Mahasiswanya Ke 7 Negara

Demi mewujudkan cita-cita sebagai perguruan tinggi swasta yang memiliki standar World Class University, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melepaskan sebanyak 67 mahasiswanya untuk melakukan student mobility program ke beberapa negara, seperti Malaysia, Thailand, Korea Selatan, Hong Kong, Taiwan, Australia, dan Spanyol. Pelepasan student mobility program tersebut bertempat di Tembi Rumah Budaya pada Senin sore (29/6) yang dilepas secara langsung oleh Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan Sri Atmaja P. Rosyidi, ST., MSc.Eng., Ph.D., PE.

Dalam sambutannya, Sri mengungkapkan, untuk saat ini UMY memiliki target mendatangkan 1.000 mahasiswa asing untuk belajar di UMY, dan juga akan mengirimkan 1.000 mahasiswa UMY untuk belajar ke luar negeri. “Saya berharap mahasiswa yang telah terpilih untuk melakukan student exchange ini dapat menjadikan kesempatan ini sebagai ajang untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya. Ilmu dari berbagai bidang bisa didapatkan melalui kegiatan ini, dan dapat membuka cakrawala pemikiran rekan-rekan mahasiswa,” ucapnya.

Ditambahkan Sri, diharapkan kepada mahasiswa yang akan melaksanakan student exchange tersebut dapat membawa nama baik agama, negara, dan Universitas khususnya dalam menimba ilmu di negara luar. “Melalui student exchange ini diharapkan untuk terus dapat mengibarkan tagline UMY yang Unggul dan Islami, serta Muda dan Mendunia, serta tidak pernah lupa untuk mempertahankan identitas bangsa,” tambahnya.

Idham Badruzaman, selaku Kepala Urusan Mahasiswa Internasional mengungkapkan, terdapat 150 mahasiswa yang mendaftarkan diri untuk melakukan student exchange tersebut. Dengan proses penyeleksian yang terdiri dari seleksi berkas, pembuatan motivasion letter, hingga wawancara, mendapatkan hasil 67 mahasiswa yang berhak mendapatkan kesempatan untuk melakukan student exchange. “Hasil dari 67 mahasiswa yang terpilih tersebut berasal dari berbagai jurusan dan Fakultas yang ada di UMY, mulai dari PBI (Pendidikan Bahasa Inggris), Ilmu Ekonomi, Hubungan Internasional, Ilmu Pemerintahan, IPOLS, dan Teknik Informatika,” paparnya.

Ditambahkan Idham, untuk durasi pertukaran pelajar itu sendiri terbagi dari beberapa waktu, yang dimulai dari pemberangkatan pada tanggal 5 Juli hingga akhir tahun 2015. “Untuk durasi pertukaran mayoritas 1 semester, namun ada juga yang hanya 6 minggu, 11 hari, 7 hari, hingga 5 hari, durasi tersebut berdasarkan MOU yang telah disepakati oleh masing-masing Universitas dengan UMY,” tambahnya.

Dalam acara pelepasan yang bertemakan Persiapan Keberangkatan 01 “Dari Indonesia untuk Dunia” tersebut juga turut menampilkan berbagai tarian, dan lagu-lagu daerah Indonesia, yang secara khusus di tampilkan oleh masing-masing kelompok untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air, dan kepercayaan diri masing-masing mahasiswa. (adm)

Sumber : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Hadapi MEA Muhammadiyah Perlu Strategi Pendidikan Baru

Empat konsep pendidikan yang diberikan KHA Dahlan yaitu kesatuan hidup, sikap kritis, penggunaan akal sehat dan hati suci mampu menjadi pilar yang membuat pendidikan Muhammadiyah tetap eksis hingga kini. Untuk menjadikan pendidikan Muhammadiyah unggul, para pengelola pendidikan perlu menengok kembali keempat konsep itu.

“Karena konsep pendidikan KHA Dahlan siapkan pendidikan Muhammadiyah menghadapi Masyarakat Ekonomi Eropa yang akan tetap berlangsung akhir tahun ini,” tandas Ketua PP Muhammadiyah Dr Haedar Nashir dalam focus group discussion (FGD), Sabtu (27/6) sore. FGD di selenggarakan Majelis Pendidikan Tinggi PP Muhammadiyah di Kampus UMY dengan tema ‘Revitalisasi Sistem Pendidikan Muhammadiyah Menghadapi MEA’.

Diakui Haedar, belajar dari keberhasilan dan kekurangberhasilan dalam mengelola pendidikan dan mengelola institusi pendidikan, Muhammadiyah sebenarnya memiliki bekal yang memadai. “Hanyamenghadapi MEA, dengan tetap melaksanakan empat konsep pendidikan KHA Dahlan, Muhammadiyah perlu memikirkan suatu strategi baru untuk memajukandunia pendidikan di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah,” tambahnya.

Sehingga lanjut Haedar, agar institusi pendidikan Muhammadiyah itu tetap bisa memberikan yang terbaik dan sesuai dengan perkembangan zaman, ada tujuh aspek penting yang harus dicakup. Ketujuh aspek tersebut yakni aspek pembelajar, pembelajaran, pendidik, persyarikatan, manajerial, kurikulum, serta aspek kemasyarakatan. “Dan dari ketujuh aspek tersebut harus dipadukan dengan pengetahuan yang tinggi, serta menyatukan akal yang sehat dan pikiran yang bersih,” imbuhnya.

Kesiapan dunia pendidikan menghadapi MEA, mestinya tidak kalah dengan kesiapan pemerintah dan masyarakat. Bahkan menurut Haedar, menghadapi MEA kesiapan dunia pendidikan menjadi sangat penting. “Itulah sebabnya dalam kompetisi global ini bagaimana pendidikan Muhammadiyah mampu menghadirkan strategi baru dan bagaimana pula menyiapkan sistem pendidikan yang dapat menopang anak didiknya untuk bisa siap menghadapi MEA,”ungkapnya.

Dijelaskan, keempat konsep pemikiran KH Ahmad Dahlang telah membentuk konsep pemikiran Muhammadiyah dibidang pendidikan. Dalam perjalanan panjangnya, Persyarikatan sejak aswal telah menyatakan dirinya sebagai institusi pendidikan yang modern. (Fsy)-s

Sumber : ePaper KR Jogja