UAD Termasuk Universitas Terbaik di Indonesia

“Universitas Ahmad Dahlan termasuk universitas terbaik di Indonesia. Dalam catatan pemerintah, UAD tidak pernah ada masalah atau membuat masalah,” terang Ridwan Roy T, S.H., S.E., M.Si. selaku Ditjen Dikti saat melakukan sidak Program Pengenalan Kampus (P2K), Senin, (31/8/2015).

Ridwan merupakan Kepala Subdirektorat Pembelajaran yang ditugaskan untuk memantau Monitoring dan Avaluasi (Monev) Program Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB).

Ridwan mengatakan, pemerintah yakin UAD telah melihat tantangan ke depan melalui tema yang diusung tentang entrepreneurship,  yaitu “Bersama UAD Membangun Jiwa Kewirausahaan untuk Menghadapi Tantangan Global”.

“Terlebih, UAD mempunyai visi misi yang baik dan moto yang berkarakter, yaitu integritas moral dan intelektual.”

Lebih lanjut, ia berpesan, “Dengan ilmu pengetahuan, Anda akan diakui, membawa orang tua, juga perguruan tinggi. Terlebih di bawah naungan Perguruan Tinggi UAD yang islami. Anda adalah pemimpin bangsa tahun 2020 mendatang.”

Sumber : Universitas Ahmad Dahlan

IPK Lulusan UAD Terus Meningkat

Pencapaian prestasi akademik lulusan UAD (Universitas Ahmad Dahlan) Yogyakarta terus membaik. Pada wisuda periode Juli 2015, di gedung JEC (Jogja Expo Center), Yogyakarta, Sabtu (1/8/2015), IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) lulusan program studi (prodi) sarjana (S-1) mengalami peningkatan.

Wisuda periode kali ini diikuti 765 orang wisudawan dari 30 prodi S-1, IPK rata-rata mencapai 3,31, atau naik 0,12 dibandingkan periode sebelumnya. “Jumlah wisudawan tersebut termasuk lulusan dari enam prodi S-2,” tutur Rektor UAD, Dr. Kasiyarno, M. Hum.

Untuk lulusan program S-2, meliputi wisudawan dari program pascasarjana Pendidikan Bahasa Inggris (4), Pendidikan Fisika (17), Psikologi Profesi (4), Psikologi Sains Sekolah (11), Farmasi (5), dan Manajemen Pendidikan (1).

Pada upacara wisuda tersebut, hadir memberikan pidato ilmiah Shi Ying Gan, Asisten Direktur Environmental Behavioral Science and Economics Research Unit, Ministry of the Environment and Water Resources, Singapura.

Dalam pidato yang disampaikan dalam Bahasa Inggris, ia mengemukakan mengenai perekonomian Indonesia dan pentingnya pendidikan untuk peningkatan kehidupan ekonomi-sosial secara umum.

Hingga saat ini, program pascasarjana UAD telah mewisuda 555 lulusan. Dengan demikian, alumni mencapai jumlah 35.120 orang. Lulusan tercepat untuk wisudawan S-1 diraih Renaning Pudyastuti dari prodi S-1 Farmasi dengan masa studi 3 tahun 6 bulan 8 hari, dengan IPK 3,77.

“Untuk wisudawan termuda, tercatat atas nama Pamungkas Budi Sumarno dari prodi Fisika,” ungkap Kasiyarno. Wisudawan ini lulus pada usia 20 tahun 7 bulan 7 hari, dengan IPK 3,67.

Untuk tiga IPK tertinggi, berturut-turut diraih Rina Ernawati dengan IPK 3,98 dari prodi Manajemen, Susi Nuryanti IPK 3,96 dari prodi Manajemen, dan Nur Laili Dzul Fitrah prodi Pendidikan Matematika IPK 3,95.

Sumber : Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Di Balik Kesuksesan Radhiatul Fitri, sebagai Mahasiswa Berprestasi Nasional 2015

Radhiatul Fitri berhasil meraih peringkat 7 dari 15 mahasiswa terpilih pada Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Tingkat Nasional 2015 yang berlangsung di Malang pada 28 Juni sampai 01 Juli 2015 lalu.

Mahasiswa psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ini sebelumnya telah meraih juara 2 Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) tingkat Kopertis Wilayah V DIY tahun 2015. Dalam akun Facebook-nya, perempuan yang akrab dipanggil Fitri ini mengaku, hal yang paling dramatis dan membuatnya menangis adalah saat mengetahui bahwa dirinya mampu bergerak di luar batas. Sebab, sejatinya, berlomba merupakan proses mengalahkan ego, kemalasan, dan kenyamanan diri sendiri.

“Berjuang keluar dari zona nyaman untuk hak hidup yang lebih baik dan prospektif di masa mendatang, tentu tidak mudah. Saya memutar otak untuk dapat tetap berada on the track. Ketika mahasiswa lain punya koleksi buku kuliah, sedang saya harus bolak balik meminjam buku perpustakaan kampus untuk bisa mendapat ilmu yang lebih, bahkan nilai terbaik di kelas. Kesempitan dan keterbatasan tidak boleh menjadi alasan untuk bergerak maju dan bermanfaat buat orang lain,” terangnya.

Menurutnya, kesuksesan yang diraih tidak terlepas dari peran dosen-dosen Fakultas Psikologi UAD yang selalu mendukung penuh dalam berbagai keadaan.

“Terima kasih kepada Tuhan yang maha pengasih dan penyayang, para dosen, juga teman-teman. Kesuksesan ini juga karena campur tangan Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) yang selalu memberikan support moril dan materiil kepada daya,” tutu Fitri.

Sumber : Universitas Ahmad Dahlan

Hadapi MEA Muhammadiyah Perlu Strategi Pendidikan Baru

Empat konsep pendidikan yang diberikan KHA Dahlan yaitu kesatuan hidup, sikap kritis, penggunaan akal sehat dan hati suci mampu menjadi pilar yang membuat pendidikan Muhammadiyah tetap eksis hingga kini. Untuk menjadikan pendidikan Muhammadiyah unggul, para pengelola pendidikan perlu menengok kembali keempat konsep itu.

“Karena konsep pendidikan KHA Dahlan siapkan pendidikan Muhammadiyah menghadapi Masyarakat Ekonomi Eropa yang akan tetap berlangsung akhir tahun ini,” tandas Ketua PP Muhammadiyah Dr Haedar Nashir dalam focus group discussion (FGD), Sabtu (27/6) sore. FGD di selenggarakan Majelis Pendidikan Tinggi PP Muhammadiyah di Kampus UMY dengan tema ‘Revitalisasi Sistem Pendidikan Muhammadiyah Menghadapi MEA’.

Diakui Haedar, belajar dari keberhasilan dan kekurangberhasilan dalam mengelola pendidikan dan mengelola institusi pendidikan, Muhammadiyah sebenarnya memiliki bekal yang memadai. “Hanyamenghadapi MEA, dengan tetap melaksanakan empat konsep pendidikan KHA Dahlan, Muhammadiyah perlu memikirkan suatu strategi baru untuk memajukandunia pendidikan di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah,” tambahnya.

Sehingga lanjut Haedar, agar institusi pendidikan Muhammadiyah itu tetap bisa memberikan yang terbaik dan sesuai dengan perkembangan zaman, ada tujuh aspek penting yang harus dicakup. Ketujuh aspek tersebut yakni aspek pembelajar, pembelajaran, pendidik, persyarikatan, manajerial, kurikulum, serta aspek kemasyarakatan. “Dan dari ketujuh aspek tersebut harus dipadukan dengan pengetahuan yang tinggi, serta menyatukan akal yang sehat dan pikiran yang bersih,” imbuhnya.

Kesiapan dunia pendidikan menghadapi MEA, mestinya tidak kalah dengan kesiapan pemerintah dan masyarakat. Bahkan menurut Haedar, menghadapi MEA kesiapan dunia pendidikan menjadi sangat penting. “Itulah sebabnya dalam kompetisi global ini bagaimana pendidikan Muhammadiyah mampu menghadirkan strategi baru dan bagaimana pula menyiapkan sistem pendidikan yang dapat menopang anak didiknya untuk bisa siap menghadapi MEA,”ungkapnya.

Dijelaskan, keempat konsep pemikiran KH Ahmad Dahlang telah membentuk konsep pemikiran Muhammadiyah dibidang pendidikan. Dalam perjalanan panjangnya, Persyarikatan sejak aswal telah menyatakan dirinya sebagai institusi pendidikan yang modern. (Fsy)-s

Sumber : ePaper KR Jogja

UAD Resmikan Masjid Ramah Lingkungan

Masjid yang menggunakan marmer dan granet dari itali. India, china dan Portugal juga menggunakan lampu LED sesuai dengan konsep Go green. “konsep go green ini sesuai dengan tujuan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang ingin menciptakan kampus ramah lingkungan”, terang kepala Biro Finansial dan Aset (BIFAS), Afan kurniawan.

Masjid yang dikerjakan selama 16 bulan ini, juga menggunakan AC yang disetting dengan sirkulasi udara agar lebih sejuk. Air yang digunakan diolah terlebih dulu supaya jernih. Masjid ini juga dilengkapi dengan CCTV yang terpasang di tiga lantai.

Menurut Afan CCTV untuk keamanan karena masjid ini tidak hanya berfungsi untuk sholat. Masjid tiga lantai tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Khusus lantai dasar diperuntukkan Islamic center, ruang konsultasi Pusat Tarjih Muhammadiyah.

Di tempat terpisah Tantowi, kepala Lembaga Pengembangan Dan Studi Islam (LPSI) memaparkan, Masjid Islamic Center ini nantinya akan menjadi pusat layanan untuk masyarakat yang ingin konsultasi perihal agama, keluarga dan kajian fatwa tarjih.

Masjid berkapasitas 3000 sholat jamaah ini juga bisa menampung 5000-an untuk acara pengajian. “nanti di sini akan diadakan pusat kajian al islam dan kemuhammadiyahan untuk masyarakat pada umumnya. Khususnya mahasiswa UAD”. Terang Tantowi

Masjid yang luasnya kurang lebih satu hektar dengan tinggi gedung 40 meter diresmikan pada jumat 19 juni 2015 ini.

Masjid Islamic Center UAD Mulai Difungsikan

Universitas Ahmad Dahlan menjadi sebuah kampus yang berkembang pesat.  Perkembangannya menuntut fasilitas yang lebih bukan hanya untuk kepentingan akademik namun juga untuk membangaun moralitas seluruh civitas. Masjid Islamic center yang berada di Jalan Lingkar selatan dekat terminal Giwangan ini berdiri megah dengan daya tampang 3000 jamaah.

Ramadhan tahun ini Masjid Islamic center UAD mulai difungsikan untuk kegiatan ibadah sholat lima waktu, teraweh, shalat jumat, pengajian dan kajian. Seperti disampaikan oleh ketua panitia ramadhan di kampus UAD, Nur Kholis, masjid ini bukan hanya untuk sivitas akademik UAD saja namun  juga dibuka untuk umum. Khususnya untuk ramadhan tahun ini  panitia menyiapkan  makan takjil bagi jamaah, imam salat teraweh dan shubuh oleh para hafidz yang sudah diseleksi dan menghadirkan para penceramah yang sudah terkenal, seperti mantan ketua umum PP Muhammadiyah Amien Rais, Mantan Ketua MK, Mahfudz MD, dan Ketua PP Muhammadiyah Yunahar Ilyas dan pembicara kondang lainnya.

Selain dihadiri para tokoh nasional, selama dua puluh hari akan diadakan buka bersama untuk 200 sampai 300 orang dimasjid tersebut. 10 hari terakhir akan diadakan tahsin al-Qur’an bersama.

Selain itu panitia mengundang masyarakat umum untuk mengikuti iktikaf dengan cara mendaftar langsung ke seketariat Islamic Center UAD. “kami berniat menjadikan masjid Islamic center UAD ini sebagai pusat Dakwah dan tujuan kaum muslimin yang berkunjung di Yogyakarta”, tandas Nur Kholis. (dzar) (humas UAD)

UAD Beri Pelatihan Robotika untuk Guru SD

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melakukan pelatihan robotika terhadap guru-guru sekolah dasar (SD) Muhammadiyah di DI Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah. Pelatihan robotika sendiri dilakukan di kampus 3 UAD Yogyakarta, Selasa (16/6).

Selain pelatihan, FTI UAD juga menjalin kerjasama langsung dengan SD Muhammadiyah di DIY dan Jateng tersebut untuk pelatihan robotika tersebut. Kerjasama itu dilakukan melalui penandatanganan kerjasama antara FTI dengan SD Muhammadiyah yang ada.

“Kita menggandeng beberapa SD yang masuk dalam Jaringan Sekolah Muhammadiyah (JSM) DIY dan Jateng,” kata Kepala Program Studi Teknik Eelektro FTI UAD, Nuryono Satya Widodo kepada Republika.

Menurutnya, ada 12 SD di bawah JSM yang ikut dalam pelatihan dan kerja sama tersebut. Setiap SD mengirimkan dua gurunya untuk berlatih tentang robotika.  Melalui kegiatan tersebut pihaknya ingin mengenalkan robot dan teknik pembuatan robot sederhana pada para guru.  “Endingnya kita berharap para guru melatih hal itu ke para siswanya,” katanya.

Pembuatan robot yang dilatihkan dalam kegiatan itu adalah robot untuk anak-anak dan line follower sederhana. “Membuat robot itu secara tidak langsung melatih siswa mempraktekan ilmu matematika dan elektronika sehingga ini kita kembangkan di tingkat SD,” katanya.

Selain melatih guru SD, pihaknya kata Nuryono juga akan melakukan pembinaan terhadap SD tersebut agar siswanya mampu meranglai robot betulan. Tim robot UAD sendiri sudah memiliki software dan perangkatnya untuk pelatihan robot sederhana bagi siswa termasuk merangkainya.

Ke depan pihaknya akan membuka kompetisi robotika antar siswa SD di DIY dan Jateng. Selain SD pihaknya juga akan melakukan hal serupa untuk tingkat SMP. Sedangkan tingkat SMA sudah dilakukan secara rutin hingga ada kompetisi line follower robot tiap tahun di UAD.

“Kita terjunkan mahasiswa melalui kerja lapangan untuk pendampingan pada sekolah tersebut,” katanya.

Sementara itu Wakil Rektor III UAD, Abdul Fadhil yang membuka pelatihan robotika tersebut mengatakan, pembuatan robot memang membutuhkan biaya tinggi. Hal inilah yang menyebabkan tidak banyak sekolah yang mengembangkan minat pembuatan robot tersebut untuk siswanya.

Meski begitu kata dia, pembuatan robot itu sangat penting. Sebab ke depan robot akan menjadi hal yang sangat dibutuhkan dalam berbagai hal produksi di dunia. “Pengenalan robot sejak dini penting agar siswa kita lebih tahu dan memiliki minat terhadap robotika ini,” ujarnya

Sumber : Republika

UAD Kuatkan Kerja Sama dengan Leiden University Medical Center Belanda

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melalui Kantor Urusan Internasional (KUI) menyelenggarakan Sharing Best Practice dan Presentasi dengan Evelien Hack, M.A., Koordinator Internasionalisasi Leiden University Medical Center (LUMC), Belanda. Ada dua topik yang dibahas pada kesempatan tersebut, yaitu How to Internationalize Your Faculty/Institution pada Selasa, (19/52015), dan How to Approach Partner Institution pada Kamis, (21/5/2015) yang berlangsung di ruang sidang kampus I UAD.

Dalam sambutannya, Wakil Rektor IV, Prof. Sarbiran, Ph.D., berharap agar agenda seperti ini dapat memberikan informasi dan sharing untuk memulai, menjalankan, dan menguatkan program-program internasionalisasi perguruan tinggi, terutama yang telah dilaksanakan oleh LUMC.

Kepala Kantor Urusan Internasional UAD, Ida Puspita, M.A.Res., juga menjelaskan bahwa kerja sama UAD dan LUMC telah diinisasi sejak tiga tahun terakhir. Pada (20/5/2015), Fakultas Farmasi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, dan Fakultas Psikologi telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan LUMC dan akan bekerja sama dalam berbagai bidang. Seperti academic exchange, joint research and publication, dan lain-lain.

“Selain MoU, ditandatangani pula Student Exchange Agreement. Dalam upaya merealisasikan MoU ini, Fakultas Farmasi UAD tengah mempersiapkan dua mahasiswanya untuk dikirim ke LUMC tahun depan,” terang Ida Puspita.

Presentasi tersebut dihadiri oleh para Dekan dan Kaprodi se-UAD. Hadir pula beberapa perwakilan KUI, Perguruan Tinggi Muhammadiyah, seperti Stikes Aisyisyah Yogyakarta dan Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Sumber : UAD

Pascasarjana UAD Bentuk Himpunan Mahasiswa

Pendidikan yang berkualitas harus ditunjukkan dengan keterlibatan semua pihak. Bagi civitas akademika, menjadi insan yang berkualitas tentu menjadi tujuan utama. Pendidikan tinggi diharapkan mampu menjadi uswah hasanah bagi jenjang pendidikan di bawahnya. Seperti halnya program pascasarjana, yang harus menjadi teladan bagi pendidikan sarjana, begitu seterusnya.

Oleh karena itu, mahasiswa pascasarjana sudah selayaknya mampu memberi effect ihsan yang dapat berpengaruh, baik secara langsung ataupun tidak langsung kepada institusi, masyarakat, serta bangsa secara lebih luas.

Untuk mewujudkannya, diperlukan gagasan-gagasan besar mahasiswa pascasarjana dalam mengimplementasikan ilmunya. Hal ini agar Universitas Ahmad Dahlan (UAD) turut menjadi institusi terdepan yang dapat menjawab persoalan-persoalan kemasyarakatan dan kebangsaan.

Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, diadakanlah Silaturahmi dan Sarasehan Pembentukan Himpunan Mahasiswa Pascasarjana UAD (HIMA PPs) pada Selasa, (5/5/2015) di kampus I. Acara ini diselenggarakan untuk mempererat silaturahmi, memetakan potensi mahasiswa, mendorong mahasiswa program pascasarjana UAD untuk ikut dalam percepatan peningkatan mutu, dan untuk membentuk wadah organisasi bersama mahasiswa pascasarjana UAD.

Prof. Dr. Achmad Mursyidi, M.Sc., Apt. selaku Direktur Pascasarjana UAD dalam sambutannya menyampaikan rasa bangganya bahwa mahasiswa pascasarjana memiliki semangat berorganisasi yang tak kalah dengan mahasiswa S-1.

“Manusia dilahirkan ke bumi sebagai khalifah untuk mengemban tiga hal, yaitu menghamba kepada Allah, berbuat untuk kemakmuran, dan menegakkan keadilan. Insya Allah, jika tiga hal tersebut dapat dijalankan maka misi manusia sebagai rahmatan lil ‘alamiin dapat tercapai,” ucapnya.

Pembentukan HIMA PPs dipimpin oleh Wakil Direktur Dr. Ir. Dwi Sulisworo, M.T. Dalam pengantarnya, ia menyampaikan bahwa banyak program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dari Dikti yang belum terserap, yakni masih sekitar 40%. Hal tersebut menjadi peluang bagi mahasiswa pascasarjana UAD untuk berkolaborasi. Ia juga berharap agar para mahasiswa dapat meningkatkan networking dengan pascasarjana lain, baik di dalam maupun di luar negeri.

Tahap pertama pembentukan HIMA PPs UAD adalah pemilihan formatur. Mereka adalah Imam Ahmad Amin Abdul Rozaq (Psikologi Sains), Harun Al-Rasyid (MP), Ardiansyah (Farmasi), Muhammad Irma Sukarelawan (PFis), Fathkurohman (PFis), dan Pramugara Robbyyana (PBI).

Tahap Kedua, tim formatur memilih ketua, wakil ketua, dan sekretaris jenderal. Akhirnya, terpilihlah Imam Ahmad Amin Abdul Rozaq sebagai ketua, Harun Al-Rasyid sebagai wakil ketua, dan Pramugara Robbyyana sebagai sekretaris jenderal. Kelengkapan kepengurusan ini akan dilanjutkan pada Kamis (7/05/2015).

Hadir dalam acara tersebut adalah direktur, wakil direktur, para kaprodi di lingkungan pascasarjana UAD, para mahasiswa perwakilan pascasarjana, serta para staf di kantor pascasarjana dan program studi.

Mahasiswa FKIP UAD Ikuti Pelatihan Antikorupsi

Sebanyak 250 mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta mengikuti training for trainer (TOT) pendidikan antikorupsi yang digelar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di kampus UAD, selama tiga hari 5-8 Mei 2015.

Selain mahasiswa, para guru PPKN di DIY juga ikut dalam training tersebut. Penutupan TOT diakhiri dengan seminar nasional tentang pendidikan anti korupsi dalam dunia pendidikan di Indonesia.

Wakil Dekan FKIP UAD, Suparman mengatakan training tersebut sengaja digelar pihak kampus bersama KPK untuk memberikan bekal pengetahuan, sikap dan perilaku anti korupsi bagi mahasiswa UAD.

“Setelah lulus mahasiswa kita akan terjun sebagai pendidik di semua wilayah, sehingga bekal sikap, pengetahuan dan perilaku antikorupsi ini penting agar bisa mereka tularkan pada anak didik mereka kelak,” katanya.

Melalui TOT ini pihaknya juga membekali sikap bagaimana memasukkan materi anti korupsi dalam pembelajaran di kelas melalui internalisasi pelajaran PPKN.

“Langkah ini juga sesuai dengan visi dan misi UAD. Sehingga ke depan mahasiswa ini bisa menjadi agen perubahan ke arah yang lebih baik dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara,” katanya.

Kegiatan ini menghadirkan pembicara dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yaitu Gumilar Prana Wilaga dan Dony Mariantono dari Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK.

Sumber : REPUBLIKA

Memaknai Wasiat Bung Karno kepada Muhammadiyah

“Bungkuslah mayat saya dengan bendera Muhammadiyah.”

Begitulah wasiat Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia kepada pemimpin Muhammadiyah, seperti yang ditulis oleh mantan ketua KPK, Dr. H.M. Busyro Muqoddas, S.H., M.Hum. dalam makalahnya. Hal itu disampaikan pada pengajian pemimpin Muhammadiyah DIY, Ahad (26/42015) malam, di kampus I Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta.

Menurutnya, wasiat tersebut menunjukkan bahwa Soekarno jatuh cinta kepada Muhammadiyah. Fakta ini dapat dikaitkan dnegan istri Soekarno, Ny. Fatmawati, yang lahir di kalangan kultur Muhammadiyah Bengkulu.

Muhammadiyah dipandang Busyro sebagai organisasi nonpolitik praktis yang tidak memiliki ambisi kekuasaan. Sebaliknya, dinilai mampu mengisi kekuasaan dengan nilai-nilai keutamaan-kemaslahatan yang bersifat universal.

“Saatnya Muhammadiyah memproklamasikan warga dan pimpinannya untuk menjaga, mempertahankan independensi dan marwah organisasi, serta gerakan Islam dakwah amar makruf nahi munkar. Selain itu, yang tidak kalah penting adalah tajdid untuk rekonstruksi akhlak umat dan bangsa,” kata Busyro.

Sementara itu, ketua PWM DIY, Dr. Agus Taufiqurrahman, M.Kes, Sp.S., mengatakan, Muhammadiyah dapat berkembang hingga saat ini berkat perjuangan dan kegigihan K.H. Ahmad Dahlan, termasuk juga dengan generasi penerusnya yang terus membantu untuk mewujudkan cita-cita yang ditetapkan oleh Muhammadiyah.

“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui, karena sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. Oleh karena itu, bagi warga Muhammadiyah, hukumnya wajib mencari ilmu mengkaji al-Qur’an dan Sunnah sebagai pegangan hidup umat Islam. Tujuannya untuk menegakkan akidah, ibadah, serta untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat,” tutup Agus Taufiqurrahman.

Sumber : UAD.AC.ID