Perlunya Peta Dakwah Muhammadiyah dalam KKN

Kelihatannya masalah Kuliah Kerja Nyata  (KKN) ini  simple dan sepele, padahal ini bisa menjadi lorong yang bisa ditempuh dalam kerangka dakwah tutur Prof Sjafri Sairin  guru besar antropologi di UGM  sekaligus anggota Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah disela-sela sebagai narasumber di acara “Workshop Peta Dakwah Melalui Program KKN. Ide peta dakwah ini sudah digagas beliau sejak periode lalu, namun belum direspon oleh pengurus Karena kejar target program yang lain pada periode itu.

KKN harusnya dapat memanfaatkan diri untuk bikin data etnografi terus dibikin filing (file), selama ini lebih banyak persepsi bukan data etnografi. Kita bisa mencontoh Jepang yang masih punya data abad ke-7 dengan lengkap. Ada persepsi yang harus diluruskan. Selama ini kita belum punya budaya menulis dan menyimpan dengan baik. Kita itu malu kalau tidak baru. Kalau ada orang mengurus arsip masih dianggap tidak penting, kuno, dll. itu pandangan yang sangat materialistik. Kita sudah harus beralih dari mental pemalas dan materialistik menjadi orang yang mau membangun budaya menulis, menyimpan dan meneliti.

KKN bisa jadi ujung tombak untuk melaporkan profil komunitas. Satu tim khusus bisa bikin etnografi. Saya ingin Muhammadiyah harus punya file KKN etnografi yang sudah punya data maka harus bikin basic data untuk sambut masyarakat yang berkemajuan, orang yang mau membangun budaya menulis, menyimpan dan meneliti Pungkas Prof Sjafri.

Prof Dr Amri Marzali menambahkan  “Participatory Rural Appraisal (PRA) bagi Membangun Satu Model Dakwah Komuniti yang Wasatiyyah dan sesuai dengan Budaya Lokal”. PRA ini cucunya etnografi. Etnografi itu makro, PRA itu mikro. Tugas Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi sosial Islam adalah menyebarkan ajaran agama Islam yang berkemajuan ke tengah masyarakat.Tugas ini telah dilaksanakan oleh Muhammadiyah dengan berbagai cara melalui berbagai institusi. Salah satu cara yang belum difungsikan secara maksimal dalam mengemban tugas ini adalah dakwah komuniti melalui KKN.

Dalam konteks KKN PTM dan PTA,  PRA adalah “Sejumlah pendekatan dan metode untuk mempelajari kondisi dan kehidupan keagamaan masyarakat pedesaan, yang dilakukan bersama dengan masyarakat desa, dalam rangka membuat satu perencanaan dan pelaksanaan program dakwah Islam yang sesuai dengan budaya setempat.”

Dalam PRA, mahasiswa dan masyarakat tidak hanya sekedar belajar bersama, tetapi juga melakukan pekerjaan yang lebih luas, yaitu mengumpulkan data, menganalisis data, merencanakan program, dan melaksanakan program secara Bersama tutup Prof Amri. (Arif W/Robby A)

Peta Dakwah Muhammadiyah Lewat KKN

Muhammadiyah sebagai sebuah gerakan keagamaan Islam melalui berbagai kegiatan yang didasarkan pada nilai  Amar Makruf Nahi Munkar, telah melakukan berbagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk menyebarkan agama Islam di tengah kehidupan masyarakat, Muhammadiyah telah melaksanakan berbagai strategi dakwah mulai dengan yang konvensional seperti kegiatan pengajian, ceramah agama di kalangan komunitas terbatas sampai dakwah modern melalui media sosial, Radio dan Televisi.

Kehadiran sekolah tinggi dan universitas yang didirikan oleh Muhammadiyah menjadi fenomena tersendiri. Tercatat sebanyak 164 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan delapan Perguruan Tinggi Aisyiah telah berdiri di berbagai penjuru tanah air, dari Banda Aceh  sampai Jayapura. Mayoritas PTM dan PTA melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) serta kegiatan pengabdian pada masyarakat sebagai implementasi dari salah satu Dharma Tri Dharma Perguruan  Tinggi, yaitu Pengabdian Terhadap Masyarakat. Sebagai agent of change, lulusan Pendidikan Tinggi dituntut untuk dapat menyaksikan realitas kehidupan masyarakat, terutama masyarakat kelas bawah yang umumnya tinggal di daerah pedesaan atau kawassan perkampungan di kawasan perkotaan.

Dr. Robby Abror H, Dr. Chairil Anwar

Program KKN mengandung sejumlah fungsi penting dalam dakwah tutur Wakil Ketua juga sekaligus Koordinator Bidang 3 Penelitian dan Pengembangan Budaya Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah dalam pembukaan Workshop Pengembangan Peta Dakwah Muhammadiyah melalui KKN.

Pertama, program KKN dipandang sebagai sarana bagi mahasiswa untuk mempertajam dan mempertebal empati terhadap kehidupan masyarakat yang tingkat kesejahteraannya masih relatif rendah.

Kedua,  bagi masyarakat penerima, program KKN  dapat menjadi sarana bagi tumbuhnya nilai-nilai baru tentang pentingnya kedudukan pendidikan dalam menopang kehidupan masyarakat.

Ketiga, bagi Muhammadiyah sebenarnya Program KKN dapat menjadi sarana penting bagi kepentingan pengembangan dakwah yang dilakukan. Selama ini ini fungsi itu sudah dijalankan, dengan turunnya para mahasiswa dan dosen memberikan pengajian atau membuka kursus membaca Al Quran selam program KKN berjalan.

Acara ini dilaksanakan selama dua hari yakni sejak tanggal 14 hingga 15 Juni 2017 di Universitas UHAMKA dan diikuti oleh beberapa PTMA perwakilan. Ide cerdas yang diajukan oleh Prof Sjafri Sairin (Anggota Majelis Diktilitbang) ini harus disambut baik karena akan berkontribusi pada peningkatan kualitas KKN di PTM/A. (Arif W/Robby A)