Melihat Falsafah Ahmad Dahlan

Dalam rangka meningkatkan pemahaman keislaman dan kemuhammadiyahan, Takmir Masjid Darussalam kampus I Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan pengajian bagi dosen dan karyawan. Hadir sebagai penceramah adalah Drs. H. Rudjito. Menurutnya, ada tujuh falsafah yang diterapkan oleh KH. Ahmad Dahlan.

Sebagai manusia, hidup di dunia hanya sekali untuk bertaruh sesudah mati, akan mendapat kebahagiaan atau kesengsaraan. Sayangnya, kebanyakan di antara manusia masih berwatak angkuh dan takabur sehingga kebahagiaan yang hakiki sulit diraih. Tabiat lainnya adalah membela adat kebiasaan, baik keyakinan maupun amal perbuatan.

Di samping itu, manusia perlu digolongkan menjadi satu dalam kebenaran. Bersama menggunakan akal pikiran sehingga muncul beberapa pertanyaan seperti, hakikat hidup, perlunya hidup, yang harus dikerjakan selama hidup, yang dicari selama hidup, dan tujuan di dalam hidup.

“Setelah manusia mendengarkan pelajaran, fatwa, serta membaca buku bertumpuk, mereka tidak berani memegang teguh pendirian dan perbuatan yang benar. Sebab, mereka khawatir akan terpisah dari kesenangannya, teman-temannya, juga hidupnya. Seperti makhluk yang tidak berakal dan hidup tidak menepati kebenaran,” kata Rudjito

Pengasuh Panti Asuhan dan Ponpes Binausaadah Muhammadiyah Pandowan ini menambahkan,  kebanyakan para pemimpin belum berani mengorbankan harta benda dan jiwanya agar tergolong menjadi umat manusia yang benar. Kebalikannya, kebanyakan malah mempermainkan manusia, memperalat, dan memperbodoh yang lemah.

“Oleh karena itu, agar menjadi manusia yang bermanfaat, hendaknya kita belajar ilmu pengetahuan atau teori, selanjutnya belajar amal atau mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan falsafah yang diajarkan oleh KH. Ahmad Dahlan.” terang Rudjito.

Sumber : UAD.AC.ID