Kedubes Ungkap Tiga Hal Penting Agar Lolos Beasiswa Australia

INTERNATIONAL Relations Office (IRO) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bekerjasama dengan Kedutaan Besar (Kedubes) Australia untuk Indonesia mengadakan kuliah tamu sekaligus presentasi beasiswa, Jumat (16/9). Acara ini menghadirkan perwakilan Kedubes yang menjabatDirector of Development Partnership in Education, Sarah Lendon.

Pada kesempatan ini, Sarah membeberkan kegiatan yang sudah dilakukan pemerintah Australia di Indonesia terkait pengembangan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Selain itu, Sarah juga memberikan pemaparan program beasiswa untuk masyarakat Indonesia yang ingin melanjutkan studi di Australia, yaitu Australia Awards Scholarships (AAS).

“Ada banyak manfaat dengan mendapatkan beasiswa studi ini,” kata Sarah. “Di antaranya, pelatihan English for Academic Purpose (EAP) di Indonesia, visa, tes kesehatan, asuransi kesehatan, tiket pesawat kembali ke tanah air, serta biaya perjalanan untuk reuni keluarga khusus untuk program Master dan doktor,” lanjutnya.

AAS memang memberikan fasilitas reuni keluarga untuk mahasiswa Master dan Doktor. Biaya transportasi pun ditanggung sepenuhnya. Namun, meski sudah ditanggung AAS, beberapa universitas tak jarang juga menyediakan fasilitas untuk program reuni ini.

Ada tiga poin penting yang diuraikan Sarah yang harus dimiliki calon penerima beasiswa AAS. Pertama, tujuan mahasiswa yang ingin melanjtukan studi di Australia harus jelas. “Maunya apa? Ingin belajar apa, itu harus sudah terprogram. Serta, di universitas mana ingin belajar tentang hal itu.”

Kedua, apa saja yang akan dilakukan mahasiswa di Australia. Sarah mengungkapkan pentingnya perencanaan tentang kegiatan apa saja yang akan dilakukan mahasiswa di Australia di samping kuliah, atau siapa saja yang harus ditemuinya untuk menjalankan rencananya.

“Ketiga,” lanjutnya, “Apa yang akan dilakukan sekembalinya ke tanah air, ke Indonesia?”

Sarah menjelaskan, mahasiswa harus sudah menuliskan langkah­langkah apa saja yang akan dilakukan sekembalinya ke Indonesia. Karena, dari pendidikan tinggi yang sudah ditempuh tersebut, Sarah menekankan kontribusi apa yang akan diberikan untuk lingkungan kerjanya, lingkungan tempat tinggalnya, dan untuk negaranya.

Kepala Divisi Australia dan New Zealand IRO UMM, Rinjani Bonavidi PhD, mengatakan presentasi beasiswa semacam ini bukan pertama kali digelar. Sepanjang 2016, ini adalah presentasi kedua oleh Kedubes Australia. Sedangkan pada 2015 silam, terhitung lima kali Kedubes memberikan presentasi terkait program beasiswa.

Yang terbaru dari kerjasama antara Australia dan UMM adalah akan adanya program New Combo Plan. “Ini adalah program oleh pemerintah Australia yang diperuntukkan bagi mahasiswa Australia untuk mendapatkan beasiswa belajar di Indonesia. Salah satunya ke UMM,” terang Rinjani. (ich/han)

Sumber : www.umm.ac.id

Kuliah Tamu IP UMM, Konjen AS Ulas Sistem Pemilu Amerika

PROGRAM Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang (IP UMM) menggelar kuliah tamu bertajuk “The Dynamic of Presidential Election in America”, Kamis (15/9). Kuliah tamu menghadirkan Konsul Jenderan Amerika Serikat (Konjen AS) Surabaya, Heather Variava, yang sehari sebelumnya, Rabu (14/9), menghadiri pameran pendidikan Amerika di UMM serta networking dinnerbersama pimpinan UMM dan sejumlah delegasi Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM).

Dalam paparannya, Heather Variava menjabarkan persamaan dan perbedaan sistem pemilihan presiden di Indonesia dan Amerika. Persamaan pemilu di Indonesia dan Amerika adalah sama-sama pemilihan langsung. Para kandidat berasal dari daerah pemilihan (dapil). Di Amerika, jelasnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) hanya sebatas general rule, atau sekadar bentuk kepatuhan terhadap prosedur yang berlaku. SedangkanKomisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) berperan penting terhadap pelaksanaan pemilu.

Sebaliknya, kata Heather, di Indonesia KPUD adalah hanya sekadar representasi saja. KPUD bertindak sebagai kepanjangan tangan dari KPU, sedangkan KPU memegang peranan penting pada pelaksanaan pemilu presiden.

Kepala Program Studi IPUMM, Hevi Kurnia Hardini MA menambahkan, suara terbanyak pada hasil pemilu presiden di Amerika tak menjadi patokan siapa presiden yang terpilih.

“Di Indonesia, siapapun kandidat presiden yang mendapatkan suara terbanyak pada pemilu, ia akan menjadi presiden. Sedangkan di Amerika, hasil pemilu dari tiap state yang menjadi patokannya,” jelasnya.

Hevi menguraikan, capres A mendapatkan suara  terbanyak daripada calon B. Akan tetapi, suara terbanyak ini hanya berasal dari beberapa daerah, sedangkan capres B mendapatkan suara dari lebih banyak daerah, maka capres B lah yang menjadi presiden.

“Sehingga, jumlah daerah pemilih yang menjadi tolak ukur kemenangan presiden, bukan jumlah suara,” ujar Hevi mengintikan.

Tak hanya tentang pemilu presidensial, Heather Variava juga membahas tentang sistem pemilu untuk anggotaHouse of Representative dan senat. Di Amerika, pemilihan House of Representative atau setara DPR di Indonesia, dipilih tiap 2 tahun sekali dan presiden dipilih tiap4 tahun sekali. Sedangkan di Indonesia, baik DPR,DPD, maupun Presiden, dipilih tiap 5 tahun sekali.

Kuliah tamu ini dihadiri oleh 50 mahasiswa IP semester 5 yang sedang menempuh MataKuliah Sistem Pemilu dan Kepartaian serta perwakilan kelas dan anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan. Duatahun lalu,mahasiswa IP mengunjungi Konsulat Jenderal ASdi Surabaya, sedangkan 2015 lalu mengunjungi Kedutaan Besar Amerika di Jakarta. Hevi mengungkapkan semangatnya agar mahasiswa IP tak hanya belajar tentang pemerintahan lokal, tapi juga harus bisa bersentuhan dan berkomunikasi dengan organisasi atau lembaga asing di Indonesia.

“Esensi sesungguhnya dari adanya kedutaan besar di Indonesia adalah untuk menjalin hubungan antar pemerintahan. Hubungan internasional ada, karena adanya hubungan antar pemerintahan. Jadi, ini tak hanya milik Hubungan Internasional semata, tapi juga pemerintahan.” (ich/han)

Sumber : www.umm.ac.id

Pameran Pendidikan di UMM, Hadirkan 17 Kampus Amerika

BANYAKNYA kerjasama Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dengan berbagai institusi di Amerika menjadi alasan utama Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes AS) menjadikan UMM sebagai tuan rumah event besar, yaitu United States (US) Graduate School Fair 2016. Pameran yang berlangsung pada Rabu (14/9) ini dihadiri 17 universitas ternama dari AS.

“Saat ini kurang lebih ada 9000-an mahasiswa Indonesia yang belajar di AS, kami mengharapkan angka itu semakin naik dan menjadikan AS sebagai negara buat tempat sekolah,” kata Konsul Jendral AS Surabaya, Heather Variava saat membuka pameran.

Sementara itu, staf Education USA Advising Center UMM Zaki Zulkarnain mengatakan, kegiatan resmi tahunan Kedubes AS ini hanya diadakan di dua kota, yaitu Jakarta dan Malang. Di Jakarta, event dilangsungkan di Hotel JW Marriot pada tanggal 15 September.

Zaki mengakui, luasnya kerjasama UMM menjadi keuntungan sendiri bagi kampus ini. Saat ini misalnya, UMM telah memiliki kantor Education USA Advising Center dan American Corner sebagai pusat informasi dan jejaring kemitraan yang menghubungkan akademisi Indonesia dengan institusi-institusi dan kampus-kampus di Amerika. UMM juga selalu dipercaya AS sebagai pengelola Pre-Service Training bagi relawan Peace Corps, Amerika. Bahkan bulan lalu UMM kembali dipercaya mendampingi badan kemiliteran AS, US Army, dalam latihan tempur.

Karena itu, Zaki berharap para pelajar dan akademisi Indonesia, khususnya di Jawa Timur, dapat memanfaatkan momen ini dengan berinteraksi langsung dengan perwakilan universitas dari AS. Tak hanya itu, kegiatan ini juga menghadirkan hal-hal penunjang lainnya, seperti pemberi beasiswa dari Fullbright dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), konsultan visa pelajar dari perwakilan konsulat, serta penyedia program internship atau magang.

Peserta pameran juga mendapatkan tambahan materi yang berguna bagi para pelamar beasiswa AS, di antaranya yaitu tentang materi penulisan resume dan gambaran umum kehidupan perkuliahan di Amerika. “Saat ini, Education USA tengah berupaya melipatgandakan jumlah warga Indonesia yang belajar di AS. Karena itu, pameran ini kehadirannya sangat strategis,” jelas Zaki.

Rektor UMM Fauzan berharap, dengan adanya pameran pendidikan ini mahasiswa UMM dapat terfasilitasi dengan baik untuk menempuh pendidikan ke luar negeri. (jal/han/acs)

 

Sumber : www.umm.ac.id

Pusam UMM Perkuat Gerakan HAM Internasional

Pusat Studi Agama dan Multikulturalisme (Pusam) Program Pascasarjana (PPs) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terus memperkuat gerakan internasional di bidang Hak Asasi Manusia (HAM). Melalui kemitraan bersama The Oslo Coalition on Freedom of Religion or Belief, Norwegian Centre for Human Rights (NCHR), University of Oslo, Norwegia sejak 2006 dan The International Center for Law and Religion Studies (ICLRS), Brigham Young University, Provo, Amerika Serikat sejak 2010, diseminasi gerakan HAM yang dilakukan Pusam UMM menjadi kian strategis.

Setiap tahunnya, kata kepala Pusam UMM Prof Dr Syamsul Arifin MSi, Pusam secara reguler merekrut para peneliti dan praktisi HAM di Jawa Timur untuk terlibat dalam program Master Level Course (MLC) di bidang syariah dan HAM. Tahun ini, Pusam telah memilih 30 peneliti dari ratusan pendaftar untuk terlibat dalam program tersebut.

Para peneliti Syariah dan HAM tersebut telah mengikuti in-house training MLC pada pekan lalu, 8-12 Juni di hotel UMM Inn, dan saat ini tengah menulis paper tentang pelbagai topik HAM dan syariah yang terjadi di Indonesia. “Mereka diharuskan mempresentasikan paper mereka pada Agustus mendatang,” jelas Syamsul.

Para peneliti tersebut sengaja diminta menulis paper selepas MLC agar mereka memiliki bekal epistemologis yang kuat sebelum mengupas salah satu topik di bidang syariah dan HAM. Untuk itulah, pada kegiatan MLC pekan lalu dihadirkan para pakar HAM internasional, semisal Prof Tore Lindholm dan Lena Larsen PhD dari NCHR Norwegia, Prof Brett Scharffs dari ICLRS Amerika, serta Prof Jeroen Temperman dari Erasmus School of Law.

Agar memiliki sentuhan lokal, dihadirkan pula para pakar HAM nasional yang telah memiliki sejumlah riset syariah dan HAM pada berbagai wilayah di Indonesia, di antaranya yaitu dosen UIN Sunan Ampel Surabaya Dr Ahmad Nur Fuad, dosen Fakultas Hukum UMM Cekli Setya Prastiwi LLM, dan program officer The Asia Foundation Budhy Munawar-Rachman.

Setelah MLC, para peneliti selanjutnya melakukan riset berdasarkan proposal yang telah diajukan. Hasil dari sejumlah penelitian itu, kata Syamsul, selanjutnya ditulis dalam bentuk paper yang kemudian kemudian dipresentasikan dan menjadi bahan kajian yang diharapkan menjadi rujukan dalam penanganan sejumlah kasus pelanggaran HAM di Indonesia.

Kalau dilihat dari topik yang diangkat dalam riset, lanjut Syamsul, terlihat bahwa para peneliti mengambil fokus kajian yang cukup beragam, yaitu tentang kesetaraan gender, diskriminasi terhadap kelompok minoritas, perusakan rumah ibadah, nikah paksa, perlindungan anak, hingga fenomena transeksual.

Selanjutnya, setelah presentasi paper pada Agustus 2015, maka peneliti terbaik mendapat kesempatan untuk mengikuti Short Course on Introducing International Human Rights di University of Oslo, Norwegia. Beberapa peneliti muda yang sebelumnya mendapatkan kesempatan tersebut yaitu Winda Hardyanti (2012), Roy Irawan (2013), dan Binti Nikmatul Afdila (2014). (han)

Sumber : Universitas Muhammadiyah Malang

UMM Ciptakan Alat Pengukur Kemampuan Bahasa Inggris

Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur, menciptakan alat pengukur kemampuan berbahasa Inggris bagi mahasiswa maupun masyarakat yang diberi nama Test of Academic English Proficiency (TAEP).

Direktur Language Center (LC) UMM, Dr Masduki, mengemukakan alat tes (TAEP) tersebut sedang diajukan hak patennya ke Kementerian Hukum dan HAM pada awal tahun 2015.

Meski belum mendapatkan hak paten, Komisi Eropa justru sudah mengakui alat ukur pengetahuan berbahasa Inggris yang dibuat UMM sejak tahun 2012 tersebut.

“TAEP ini setara dengan alat Test of English as Foreign Language (TOEFL) maupun IELTS. Tahun lalu, mahasiswa UMM yang mengikuti program beasiswa Erasmus Mundus ke Eropa hanya melampirkan dokumen TAEP tanpa disertai TOEFL atau IELTS, namun tetap diakui oleh Komisi Eropa,” katanya, Kamis (20/3).

Oleh karena itu, pihaknya mempercepat pengajuan hak paten untuk alat tersebut ke Kementerian Hukum dan HAM. Pengajuan hak paten tersebut sudah dilayangkan pada awal tahun 2015 dan harapannya hak paten itu segera turun.

Ia menjelaskan bentuk TAEP tidak jauh berbeda dengan alat pengukur lainnya, seperti TOEFL, IELTS, atau alat tes setara lainnya yang diberlakukan di hampir negara seluruh dunia, sebab bentuk alat pengukurnya juga berupa tes pilihan ganda, lisan, dan isian.

Perbedaan TAEP dengan alat pengukur lainnya, kata Masduki, baru terasa saat tes “listening”. TAEP memiliki suara aksen bahasa Inggris yang beragam karena UMM melibatkan mahasiswa dari berbagai belahan dunia, seperti Brasil, Italia, Jepang, Nigeria, Polandia, Prancis, Singapura, Spanyol, Uzbekistan, dan sejumlah negara lainnya untuk mengisi suara tes listening tersebut.

Alasan melibatkan mahasiswa dari berbagai negara di belahan dunia ini, katanya, karena disesuaikan dengan status bahasa Inggris sebagai bahasa global, tidak hanya milik Amerika atau Inggris saja, sehingga TAEP ini bisa dikatakan lebih globish atau Global English.

Ia mengakui selain bisa digunakan dan dimanfaatkan masyarakat umum dengan biaya murah, yakni hanya Rp50 ribu per test, keberadaan TAEP tersebut secara internal juga sangat menguntungkan mahasiswa karena mereka bisa terhindar dari test TOFL atau IELTS ilegal atau yang hanya akal-akalan saja.

“Secara umum, biaya tes TOEFL dan IELTS rata-rata sekitar Rp500 ribu untuk sekali tes dan TAEP hanya Rp50 ribu, bahkan saya jamin mahasiswa atau masyarakat umum yang mampu mengerjakan soal-soal TAEP dan hasilnya bagus, pasti hasilnya akan bagus juga ketika mengikuti tes sejenis, termasuk yang diselenggaran TOEFL maupun IELTS,” ujarnya.

Sumber : REPUBLIKA

Alumni Sekolah Muhammadiyah, Ada Tawaran Beasiswa Menarik di UMM

Ada kabar baik bagi alumni sekolah Muhammadiyah yang ingin kuliah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Lulusan SMA/ SMK/ MA Muhammadiyah memiliki peluang memperoleh beasiswa khusus kader Muhammadiyah dengan potongan 50 persen dari jumlah Dana Pengembangan Pendidikan (DPP). Beasiswa ini berlaku bagi calon mahasiswa yang memilih prodi apapun di UMM.

Rektor UMM Muhadjir Effendy menuturkan kesempatan ini diberikan sebagai komitmen UMM dalam dakwah di bidang pendidikan. “Melalui beasiswa ini, diharapkan semakin banyak kader Muhammadiyah yang melanjutkan studi di perguruan tinggi, terutama di PT-PT berkualitas,” ujar dia, Jumat (13/3).

Rektor menambahkan, dengan adanya kesempatan beasiswa tersebut maka sekarang sekolah-sekolah Muhammadiyah memiliki kesempatan untuk mempersiapkan diri agar murid-muridnya kelak bisa lulus tes ujian masuk UMM. Dengan demikian, sekolah bisa melakukan promosi bahwa dengan sekolah di Muhammadiyah akan memiliki peluang masuk di UMM dan memperoleh beasiswa.

Selain beasiswa alumni Muhammadiyah, UMM juga memberikan kesempatan pada yatim piatu dan kader ulama. Keduanya diberikan kepada kader yang mendapatkan rekomendasi dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) asal calon mahasiswa. Baik beasiswa yatim piatu maupun Program Pendidikan Ulama Tarjih (PPUT) memperoleh beasiswa penuh selama studi, baik SPP maupun DPP.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) UMM Ermanu Azizul Hakim mengungkapkan, untuk mendapatkan beasiswa-beasiswa ini syaratnya berbeda-beda. Untuk beasiswa yatim piatu,harus memperoleh rekomendasi PDM setempat, sedangkan PPUT dibuka dua tahun sekali dengan rekomendasi dan seleksi untuk masuk di jurusan Syarian dan Tarbiyah.

Beasiswa lain yang menarik di UMM adalah beasiswa bagi yang memiliki saudara kandung dengan potongan DPP sesuai dengan jumlah saudara yang studi di UMM. Selain itu ada beasiswa bebas SPP semester satu untuk yang mendaftar menggunakan jalur undangan. Bagi yang menempuh jalur undangan karena prestasi akademik, disyaratkan mempunyai nilai rata-rata rapor minimal 75.00 sejak semester I sampai semester V. Khusus pilihan Farmasi, selain syarat di atas, nilai rata-rata mata pelajaran IPA dan Matematika minimal 75.00.

Sementara itu jalur minat dan bakat diperuntukkan untuk siswa yang berprestasi di bidang olahraga, seni, karya ilmiah atau keagamaan minimal di tingkat Kota atau Kabupaten yang dibuktikan dengan piagam penghargaan atau sertifikat. Namun, jalur ini tidak diperuntukkan untuk program studi Farmasi.

Untuk mendapatkan petunjuk dan formulir pendaftaran, calon mahasiswa melihat langsung dan mendaftar secara online di https://pmb.umm.ac.id. “Jika ingin info lebih lanjut bisa langsung datang ke UPT-PMB UMM.

Sumber : REPUBLIKA.CO.ID

UMM Miliki Alat Ukur Bahasa Inggris Setara Internasional

Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kini memiliki alat ukur bahasa Inggris setara internasional, yaitu Test of Academic English Proficiency (TAEP). Seperti halnya Test of English as a Foreign Language (TOEFL) dan International English Language Testing System (IELTS), TAEP dapat digunakan untuk mengukur kemampuan bahasa Inggris seseorang.

Bedanya, menurut Direktur Language Center (LC) UMM Dr Masduki MPd, TAEP merupakan tes yang disusun langsung oleh UMM, sementara TOEFL, IELTS, demikian pula berbagai alat tes lainnya merupakan produk dari negara lain. “Keuntungannya, karena disusun sendiri oleh UMM, maka kita dapat terhindar dari penggunaan TOEFL atau IELTS secara ilegal,” terangnya.

Karena itu pula, TAEP dijamin low cost namun kualitasnya tetap terjamin. “Saya jamin mahasiswa yang mampu mengerjakan TAEP dan hasilnya tinggi, dites lagi dengan tes apapun hasilnya pasti tinggi juga,” tegas Masduki.

Sebenarnya, TAEP sudah diberlakukan di UMM sejak 2012, namun baru tahun ini tes tersebut dipatenkan oleh Direktorat Jenderal Hak Atas Kekayaan Intelektual (Dirjen HKI) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).

Lebih lanjut, Masduki menerangkan, TAEP telah diuji coba dan diakui kualitasnya setara dengan tes kemampuan bahasa Inggris standar internasional lainnya. “Misalnya tahun lalu, mahasiswa UMM yang mengikuti beasiswa Erasmus Mundus ke Eropa hanya melampirkan dokumen TAEP tanpa disertai TOEFL atau IELTS, dan hal itu tetap diakui oleh Komisi Eropa,” terangnya.

Terlebih, lanjut Masduki, TAEP lebih mewadahi representasi bahasa Inggris secara global karena pengisi suara untuk tes listening tidak hanya berasal dari Inggris dan Amerika, namun juga mahasiswa dari berbagai belahan dunia, seperti Brazil, Italia, Jepang, Nigeria, Polandia, Prancis, Singapura, Spanyol, Uzbekistan, dan sejumlah negara lainnya.

“Dengan begitu, nada dan pelafalannya berbeda-beda sesuai dengan negaranya. Itu kan sesuai dengan status bahasa Inggris sebagai bahasa global, tidak hanya milik Amerika atau Inggris saja. Jadi TAEP ini memang lebih globish (global English, red),” tuturnya.

Untuk pengisi suaranya, LC bekerjasama dengan International Relations Office (IRO) yang mengkoordinir mahasiswa asing di UMM. “Kan UMM banyak mahasiswa asingnya, yang tau itu IRO, jadi kita kerjasama dengan mereka, siapa saja yang cocok jadi pengisi suaranya,” kata Masduki.

Terkait pelaksanaannya, kepala program English for Specific Purposes (ESP), Wahyu Widi mengatakan, TAEP dilakukan dalam tiga tahap. Pertama sebelum proses pengajaran dimulai, kedua pada semester lima, dan terakhir setelah mahasiswa wisuda. Penjedaan tersebut, lanjut Widi, untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa mengembangkan kemampuan bahasa Inggrisnya secara informal. “Dokumentasi grafik hasil tes tiap mahasiswa dapat dilihat di kantor LC,” paparnya.

Widi menilai, sejauh ini sumber daya manusia (SDM) dan minat mahasiswa terhadap bahasa Inggris sudah bagus. “Mahasiswa sudah sadar pentingnya bahasa Inggris. Mereka pun melaksanakan TAEP dengan baik,” ujarnya. (dar/zul/han)

Sumber : UMM.AC.ID

Peduli Kesehatan Karyawan, UMM Teken MoU dengan BPJS

Bertepatan dengan Wisuda ke-75, Sabtu (28/2), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melakukan penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan wilayah Malang Raya. Penandatanganan kesepahaman ini menurut Ketua BPJS Kesehatan Malang, Dr Bimantoro AAK merupakan wujud kepedulian UMM terhadap kesejahteraan dan kesehatan karyawannya.

“Di Malang sendiri ada 112 puskesmas, 78 dokter keluarga, 21 klinik, dan 31 rumah sakit (RS) di antaranya RS UMM, namun masih banyak yang belum bekerjasama dengan kami (BPJS Kesehatan),” ungkap Bimantoro. Karena itu, lanjutnya, pihaknya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan UMM dengan menjaminkan 1150 karyawannya.

“Sebelumnya, RS UMM juga sudah melakukan kerjasama dengan BPJS Kesehatan. Ini bagus karena UMM yang di dalamnya juga ada RS UMM ikut mendukung jaminan kesehatan nasional,” tuturnya.

Mendukung hal itu, Rektor Prof Dr Muhadjir Effendy MAP menyatakan, dengan disepakatinya kerjasama antara BPJS Kesehatan dengan RS UMM, pihaknya bertekad terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Saat ini, misalnya, RS UMM telah menambah fasilitas Cath Lab (catheterization laboratory).

“Dengan adanya fasilitas ini RS UMM mulai bulan Juni nanti dapat melayani pemasangan stent atau ring untuk penderita sakit jantung. Saat ini sejumlah tenaga perawat dan teknisi yang akan menangani bidang ini  sedang mengikuti pendidikan khusus. Jadi nanti tidak perlu pasang ring di luar negeri, cukup di RS UMM,” tutur Rektor seraya berharap masyarakat tetap sehat.

Usai sambutan, BPJS Kesehatan diwakili Bimantoro dan UMM diwakili Muhadjir melakukan penandatanganan MoU. Prosesi penandatanganan turut disaksikan ketua umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Dr HM Din Syamsuddin MA, ketua Badan Pembina UMM Prof Drs HA Malik Fadjar MSc, wakil ketua Majelis Dikti PP Muhammadiyah Prof Dr HM Noor Rochman Hadjam SU, Direktur Utama RS UMM Prof Dr dr Djoni Djunaedi SpPD KPTI, serta 947 wisudawan, orangtua wali dan tamu undangan.

Untuk RS UMM sendiri, sejak bulan Januari lalu telah dapat melayani pasien peserta BPJS Kesehatan. Seperti diketahui, RS ini memiliki keunggulan, di antaranya memiliki alat-alat baru yang modern, serta dokter dan perawat yang kompeten. “Di samping itu karena masih relatif baru, antrean di RS ini tidak terlalu padat sehingga lebih leluasa melayani pasien sebaik-baiknya,” kata Sekretaris BPH UMM, Drs Wakidi.

Perluasan kerjasama BPJS-UMM nantinya, antara lain, tidak hanya mencakup pelayanan rujukan ke RS tetapi juga kepesertaan dosen dan karyawan UMM di BPJS, pendidikan dan pelatihan, penelitian di bidang kesehatan, serta pengabdian masyarakat.

Saat ini seluruh dosen dan karyawan UMM serta keluarganya telah didaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan. Namun demikian, bagi yang sudah menjadi peserta baik atas inisiatif sendiri maupun karena tanggungan sebagai PNS, maka dapat dialihkan kepesertaannya ke UMM sesuai dengan ketentuan. (zul/han/nas)

Sumber : UMM.AC.ID

UMM Pelopori Sarasehan Pasca-Kongres Umat Islam

Menindaklanjuti hasil Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) VI di Yogyakarta pada 8-11 Februari yang digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan Sarasehan Pasca-KUII yang berlangsung di Aula BAU UMM, Kamis (12/2). Kegiatan bertema “Penguatan Peran Politik, Ekonomi, dan Sosial Budaya Umat Islam untuk Indonesia Berkeadilan dan Berperadaban” ini memiliki misi utama membangkitkan peran umat Islam Indonesia yang selama ini hanya mayoritas dari segi jumlah namun minoritas dari segi peran.

Sarasehan menghadirkan pembicara; Ketua Bidang Pemberdayaan Perekonomian MUI Pusat Dr Anwar Abbas, Guru Besar Sosiologi Agama UMM Prof Dr Ishomuddin MSi, dan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UMM Dr Asep Nurjaman MSi. Acara dibuka langsung oleh Ketua Umum Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Islam Swasta (BKS-PTIS) se-Indonesia yang juga merupakan Rektor UMM, Prof Dr Muhadjir Effendy MAP.

Dalam sambutannya, Muhadjir mengingatkan, agar KUII memiliki gaung yang lebih besar dan benar-benar bermanfaat bagi umat Islam Indonesia maka perlu diadakan kegiatan-kegiatan lanjutan di berbagai kota di Indonesia.

“Kegiatan ini sangat menarik. Umumnya, kegiatan penyemarak Kongres diadakan sebelum acara, tapi ini diadakan setelah acara berlangsung. Tapi justru di situlah manfaatnya. Agar gagasannya tidak menguap. Gaungnya tidak hilang begitu saja,” papar Muhadjir.

UMM disebut Muhadjir sebagai pelopor karena merupakan kampus pertama yang merespon. Lebih lanjut, Muhadjir selaku Ketua Umum BKS-PTIS se-Indonesia akan mengajak berbagai Perguruan Tinggi Islam untuk ikut merespon dan sekaligus sebagai ajang sosialisasi hasil Kongres. “Sudah ada beberapa kampus yang siap, moga saja gaungnya kian besar agar peran umat Islam bisa semakin terdengar,” ujarnya.

Sementara itu, Anwar Abbas dalam paparannya menyinggung soal minimnya peran umat Islam dalam percaturan ekonomi dan politik Indonesia saat ini. “Ini mengherankan. Dalam sejarahnya, kiprah umat Islam sangat besar dalam mendirikan republik ini. Kalau sekarang posisi kita termarjinalkan, ini menjadi pertanyaan besar.”

Anwar bahkan dengan tegas menyimpulkan, bahwa terbentuknya NKRI karena jasa umat Islam. “Kalau umat Islam tidak berjuang melawan kolonial, NKRI tidak terwujud,” tandas mantan ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah ini.

Lebih lanjut Anwar membahas tentang rekomendasi KUII yang menghasilkan “Risalah Yogyakarta”. Risalah memuat tujuh poin berisi ajakan pada umat Islam, penyelenggara negara, serta seluruh lapisan masyarakat untuk meluruskan kiblat bangsa dalam mewujudkan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Risalah tersebut, lanjut Anwar, sebagai respon terhadap kehidupan bangsa dewasa ini yang telah mengalami penyimpangan dari cita-cita nasional lantaran terbawa derasnya arus liberalisasi dan kapitalisasi dalam bidang politik, ekonomi, dan budaya.

“Akibatnya, ekonomi kita hanya berpihak pada orang kaya saja. Orang miskin, mau menjerit ke langit pun tidak akan digubris,” tuturnya.

Di sisi lain, Ishomuddin menilai, lemahnya peran umat Islam lantaran banyaknya kelompok-kelompok dan aliran-aliran dalam Islam Indonesia yang terlampau berkutat pada kepentingan kelompoknya sendiri. “Karena terlalu sibuk menggiatkan urusan kelompoknya, akhirnya tidak mampu membawa Islam ke tengah-tengah bangsa ini,” kata ketua Program Doktor Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UMM ini. (han)

Sumber : UMM.AC.ID

BKMA Koordinasikan Kedali Mutu Fakultas se-UMM

Badan Kendali Mutu Akademik (BKMA) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan Workshop Penyusunan Dokumen Mutu Komisi Kendali Mutu Akademik (KKMA) di Aula BAU UMM, Jumat-Sabtu (13-14/2). Workshop dihadiri Dekan, Pembantu Dekan I, perwakilan dosen tiap fakultas yang bertugas mengembangkan kendali mutu di fakultasnya masing-masing, Kepala Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia (BPSDM), Kepala Badan Pengawasan Internal (BPI), Badan Pengendalian Pembangunan Kampus (BP2K), dan Kepala Badan Pengelola Akreditasi (BPA).

Menurut Ketua BKMA UMM, Prof Dr Noor Harini MS, kegiatan ini merupakan lanjutan dari workshop sebelumnya yang masih berkesinambungan dalam penjaminan mutu di UMM. Bedanya, acara ini dikhususkan pada mutu akademik di tiap fakultas, Di tingkat universitas, kegiatan ini secara berkesinambungan telah diadakan sejak 2012 yang didanai Program Hibah Kompetisi berbasis Institusi (PHKI) Dikti.

Lebih lanjut, Noor Harini menyebutkan, kendali mutu dinilai amat penting, karena UMM dituntut harus mampu melahirkan lulusan berkualitas yang memiliki kompetensi dan daya saing yang tinggi. “KKMA berfungsi sebagai wadah penjaminan mutu, koordinasi akademik, dan evaluasi akreditasi di tiap fakultas,” terangnya.

Agar lebih tertata, Noor Harini menambahkan, saat ini BKMA mulai menerapkan manajemen kendali mutu berbasis information technology (IT), di mana evaluasi data pembelajaran dapat diakses dan diunggah dengan cepat melalui internet dan ponsel. “Dengan begitu, penjaminan mutu di UMM dapat berbasis IT dan kita dapat membuat portal di tiap jurusan dan fakultas sehingga progress-nya lebih mudah diamati,” ungkapnya. (ger/han)

Sumber : UMM.AC.ID