Dalam rangka membangun dan membentuk pegawai yang memiliki spirit, kompetensi, dan integritas sesuai dengan nilai-nilai Islam, Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Bandung melaksanakan Baitul Arqam bagi para pegawai bertempat di Hotel Sare Yogyakarta, Minggu – Selasa (28-31/08).
Ka. Biro Sumber Daya Insani dan Administrasi Umum, Haris Hidayat, S.T., M.Kom mengatakan bahwa lahirnya Unisa Bandung merupakan amanah besar bagi sivitas untuk mewujukan tata kelola kelembagaan yang Islami.“Kebersamaan yang dibangun melalui team work yang solid dalam kegiatan Baitul Arqam merupakan keniscayaan yang harus dibagun jika ingin mencapai tujuan akhir”.
Haris menjelaskan team work disini diartikan sebagai bentuk kerja kelompok seluruh sivitas Universitas dengan keterampilan yang saling melengkapi serta komitmen untuk mencapai target yang akan disepakati guna mencapai tujuan bersama secara efektif.
“Adapun tujuan Baitul Arqam ini adalah untuk membentuk dan membangun pegawai Universitas yang memiliki spirit, integritas, dan kompetensi sehingga dapat berperan sebagai kader organisasi, umat, Muhammadiyah, bangsa dan kemanusiaan yang mumpuni,” ungkap Haris melalui keterangan tertulis (05/09).
Kegiatan Baitul Arqam diikuti oleh 51 orang pegawai yang terdiri dari 17 Dosen dan 34 Tenaga Kependidikan yang baru bergabung dengan Unisa Bandung. Senada dengan Haris, Rektor Unisa Bandung, Tia Setiawati, S.Kp.,M.Kep.,Ns.,Sp.,Kep.,An juga berharap agar kegiatan Baitul Arqam tersebut
tidak hanya menambah wawasan tetapi juga dapat menambah spirit untuk beramaliah dalam mengelola Amal Usaha.
“Ini merupakan Baitul Arqam pertama bagi karyawan baru setelah pandemi, mudah mudahan kegiatan dua hari ini tidak hanya menambah wawasan tapi menambah spirit dalam bagaimana beramal dengan memiliki pondasi yang kuat dalam mengelola amal usaha,” ungkap Tia saat memberikan sambutan.
Sementara itu salah satu peserta Baitul Arqam yang juga merupakan Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Achyar Riyadh mengaku banyak sekali yang ia dapatkan terutama mengenai perspektif Muhammadiyah. “Selama 3 hari mengikuti kegiatan banyak sekali hal baru secara pribadi saya mendapatkan kebaruan perspektif muhammadiyah yang belum saya tahu. Hal hal penting yang pada akhirnya kita kembali ke Bandung bisa kita implementasikan sesuai harapan,” ungkap Achyar. []Diktilitbang/Unisa Bandung