16 Dokter Gigi UMS Lulus dengan Predikat Cumlaude, 4 diantaranya Mumtaz

16 Dokter Gigi UMS Lulus dengan Predikat Cumlaude, 4 diantaranya Mumtaz

Keberadaan Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) UMS sebagai wahana dalam pengembangan kompetensi dan keilmuan mahasiswa kedokteran gigi UM Surakarta. Selain itu sebentar lagi UMS akan segera memiliki rumah sakit umum sendiri yang akan selesai pada tahun ini. Begitu papar Rektor UM Surakarta, Prof. Sofyan Anif, M.Si, pada Sumpah dokter gigi periode XVII secara luring di Auditorium Mohammad Djazman UMS Sabtu, (22/1).

16 Mahasiswa Kedokteran Gigi UMS berhasil lulus dengan predikat cumlaude dengan 4 diantaranya mendapatkan IP Mumtaz. “Ini menjadi prestasi yang luar biasa, dan ini kesekian kali saya mendapatkan laporan bahwa lulusan kedokteran gigi UM Surakarta mayoritas mendapatkan predikat cumlaude,” pungkas Sofyan.

Ia juga berpesan agar nantinya sumpahwan harus memperbanyak aksi dan sumbangsih terhadap masyarakat dalam bidang kedokteran gigi. Ia mengharapkan agar sumpahwan dapat menjadi kader Muhammadiyah dalam bidang Kedokteran Gigi yang memiliki karakter. “Jadilah kader-kader dokter Muhammadiyah yang ramah senyum dan selalu menampilkan karakter Islami,” tambahnya. [] UM Surakarta/Diktilitbang

UMSU Terima 20 Calon Mahasiswa Unggul Melalui OSC Media Group

UMSU Terima 20 Calon Mahasiswa Unggul Melalui OSC Media Group

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) menjadi satu-satunya PTS di Sumatera Utara dan salah satu dari 25 perguruan tinggi favorit di Indonesia yang ikut serta dalam program Online Scholarship Competition (OSC) Media Group. Sebanyak 20 calon mahasiswa unggul berprestasi yang berasal dari berbagai provinsi tanah air akan melanjutkan kuliah di UMSU. Pengumuman dan penyerahan calon mahasiswa dilakukan langsung oleh Kania Sutisnawinata CEO Media Group yang juga Ketua Yayasan Surya Edukasi Bangsa M Mirdal Akib dan CEO Medcom.id pada acara OSC Award 2021 di Studio Metro TV Jakarta, sabtu (22/1). OSC Award 2021 turut disaksikan Menkominfo RI Jonny G Plate dan CEO Metro TV Don Bosco Salamun.

Wakil Rektor III UMSU Dr. Rudianto.M.Si memaparkan UMSU sangat antusias dan siap menyambut dan membimbing putra-putri terbaik nusantara yang akan belajar selama delapan semester dengan fasilitas beasiswa bebas DPP dan BPP. “UMSU dengan Akreditasi A, setiap tahun selalu mencari mahasiswa unggulan untuk dididik menjadi lulusan berkualitas. Namun dengan program OSC dari Media Group, kami beruntung karena mendapatkan bibit unggul yang lebih berkualitas lagi bahkan dari seluruh penjuru tanah air,” ujarnya.

Pada seleksi OSC 2021 ini terdapat 40 ribu lebih pendaftar, sedangkan beasiswa yang disediakan lebih dari 500. Seleksi meliputi rekam jejak prestasi baik akademik maupun non akademik dan keterbatasan ekonomi calon mahasiswa. Selain itu dilakukan tes potensi akademik dan juga wawancara. []UM Sumatera Utara/Diktilitbang

UNIMUS Gelar Workshop Soroti Profesi Bidan

UNIMUS Gelar Workshop Soroti Profesi Bidan

Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS) menggelar workshop UNIMUS, Maternal Neonatal Emergency Professionalism in Pandemic Era pada Rabu (19/1) lalu. Webinar ini bertemakan “Peningkatan SDM Profesional Bidan” dan terselenggara oleh Prodi Kebidanan FIKKES UNIMUS. Dalam webinar ini hadir Dekan FIKKES, Dr Ali Rosidi SKM MSi; Kaprodi Kebidanan, Dr Fitriani Nur Damayanti SSiT MHKes, juga Wakil Dekan I dan Wakil Dekan II. Hadir pula Ketua MPKU Jawa Tengah dan DIY, Direktur Rumah Sakit Muhammadiyah ‘Aisyiyah se-Jawa Tengah dan DIY. Ibu-ibu bidan Rumah Sakit Muhammadiyah ‘Aisyiyah se-Jawa Tengah dan DIY juga hadir. Tidak ketinggalan, mahasiswa Prodi Kebidanan FIKKES UNIMUS turut serta.

Bahkan, dalam webinar ini hadir narasumber mancanegara. Seperti Alcinda Pinto Fernandes StrKeb, yakni Kaprodi dari Instituto Superior Cristal Faculdade Ciencia da Saude. Ada pula Punpilai Sriarporn PhD RN dan Lawitra Khuiaokham MNS RN. Keduanya dari Chiang Mai University. Beberapa butir yang terulas adalah profesionalisme bidan dan regulasi dalam pengembangan SDM profesi bidan.

Workshop UNIMUS ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas SDM bidan pada rumah sakit sehingga berdampak pada kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak yang professional,” ujar Dr Fitriani Nur Damayanti dalam situs resmi UNIMUS.

Hadirnya Program Pendidikan Profesi Bidan memberikan harapan yang besar bagi peningkatan peran pelayanan kesehatan bagi masyarakat khususnya bagi ibu dan anak. Pendidikan profesi bidan secara institusional ini, paling tidak telah memberikan ruang gerak, arah, kebijakan serta strategi dalam kerangka menyiapkan kompetensi akademik kepada calon pelayan publik kesehatan (kebidanan) agar menjadi ahli dan profesional secara akademik, serta memiliki sejumlah pengetahuan kesehatan terutama kebidanan yang menjadi modal dasar untuk menjadi pelayan publik bidang kesehatan ibu dan anak yang layak, kompeten, serta terikat dengan sejumlah kode etik kesehatan.

Majelis Diktilitbang dan MPK Adakan Baitul Arqom dan Pelatihan Instruktur Angkatan ke-6

Majelis Diktilitbang dan MPK Adakan Baitul Arqom dan Pelatihan Instruktur Angkatan ke-6

Majelis Diktilitbang PPM bekerjasama dengan Majelis Pendidikan Kader (MPK) mengadakan Baitul Arqom dan Pelatihan Instruktur (PI) bertempat di Lembaga Penjaminan dan Mutu Pendidikan (LPMP) Yogyakarta, Minggu-Rabu (23-26/01).

Peserta yang hadir hari akan dilatih agar memiliki lisensi untuk mengadakan Baitul Arqom di PTMA masing-masing. PI angkatan ke-6 bertujuan untuk mengoptimalkan dan memberdayakan dosen agar dapat menjadi instruktur di PTMA. “Semoga pelatihan ini dapat menambah jumlah instruktur di PTMA dan dapat bertanggung jawab untuk mengelola sebanyak 560 ribu mahasiswa kita,” papar Sekretaris Majelis Diktilitbang PPM, Muhammad Sayuti PhD.

Ketua MPK, Ari Anshori MAg menambahkan warga Muhammadiyah diminta untuk memiliki banyak kompetensi yang sesuai. Sehingga adanya PI diharapkan dapat mendorong dosen PTMA untuk menggali potensi serta dapat memperoleh hasil sesuai yang diharapkan.

Prof Noor Rochman Hadjam, Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PPM memaparkan bahwa AIK menjadi ruh, ciri, sifat, serta karakter dari kampus maupun mahasiswa PTMA. Para dosen dituntut agar dapat membangun ruh serta batin sivitas akademika sesuai dengan implementasi AIK. “Saya titipkan kepada bapak dan ibu dosen agar dapat memberikan ciri khas AIK pada PTMA, bukan hanya cara berpakaian namun dari perilakunya,” paparnya dihadapan 44 peserta. []Diktilitbang

Majelis Diktilitbang Adakan LAMDIK Camp Tingkatkan Prodi Pendidikan

Majelis Diktilitbang Adakan LAMDIK Camp Tingkatkan Prodi Pendidikan

Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan Pimpinan Pusat Muhammadiyah (Majelis Diktilitbang PPM) mengadakan kegiatan LAMDIK Camp pada Sabtu-Ahad (22-23/01). Kegiatan terlaksana di Jayakarta Hotel Yogyakarta dengan mengundang Unsur Penjaminan Mutu, Unsur UPPS, dan Unsur Prodi dari beberapa PTMA. Dalam kegiatan tersebut hadir Prof Dr Harun Joko Prayitno MHum, Prof Dr Joko Nurkamto MPd, Prof Ahmad MPd, dan Okti Sri Purwanti SKepNs MKep SpKebMB.

Muhammad Sayuti MPd MEd PhD memberikan sambutan dalam kegiatan tersebut. Ia mengawali sambutannya dengan menegaskan urgensi adanya LAMDIK Camp sebagai tindak lanjut dari adanya launching Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (LAMDIK) pada 31 Desember 2021 lalu. “Hal ini menjadi penting bagi kita semua. Sebab, dari sebanyak 1.826 program studi di PTMA, hampir 500 di antaranya adalah prodi pendidikan. Ini menjadi bidang terbanyak di PTMA, kemudian baru menyusul bidang kesehatan,” jelas Sayuti.

Selanjutnya, Sayuti menjelaskan permasalahan turunnya minat terhadap pendidikan. “Satu-satunya cara mengatasinya adalah meningkatkan kualitas prodi kita. Tidak ada cara lain,” tegasnya. Oleh karena itu, LAMDIK Camp ini terselenggara untuk menyiapkan PTMA agar dapat beradaptasi dengan LAMDIK pada 31 Maret mendatang.

Salah satu poin dalam LAMDIK adalah indikator mewujudkan besaran jumlah doktor tiap universitas sebanyak 60% dari total tenaga didik. Sementara itu, dari sebanyak 17.000 dosen yang ada di PTMA, hanya 112 orang di antaranya merupakan Guru Besar, dan sekitar 2.300 lainnya bergelar Doktor. “Artinya, selama berkegiatan di LAMDIK Camp dalam dua hari ini, mari kita percepat kemajuan PTMA. Hal ini dalam rangka membangun kualitas dan akreditasi prodi yang baik ke depannya,” sambung Sayuti.

Terakhir, Sayuti berpesan kepada unsur-unsur dalam PTMA dalam ruangan untuk tidak perlu sungkan meminta bantuan dukungan pembinaan dari Majelis Diktilitbang PPM apabila membutuhkan.

Pada saat pelatihan LAMDIK, setiap unsur dari PTMA yang terundang terbagi ke dalam empat kelompok. Di antaranya Kategori Penjaminan Mutu, Prodi Pendidikan Saintek, Prodi Pendidikan Sosial-Bahasa, dan Prodi Kependidikan Agama.

Komitmen STIKesMu Tegal dalam Pengembangan Daya Saing Kawasan Pedesaan

Komitmen STIKesMu Tegal dalam Pengembangan Daya Saing Kawasan Pedesaan

Slawi, (20/01)-Ketua LP2M StikesMu Tegal menghadiri kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penelitian Pengembangan (Bappeda dan Litbang) Kabupaten Tegal dalam rangka pengembangan daya saing kawasan pedesaan. Berdasarkan pembagian wilayah kawasan pedesaan, STIKesMu Tegal sebagai institusi pendidikan masuk dalam kawasan sehat alami-06, selain SMK N 1 Bumijawa, Desa Tuwel, Rembul, Guci, Batumirah, dan Sigedong. Turut hadir OPD Kabupaten Tegal dan Kepala Desa terkait. Ir. Kawi Boedisetyo sebagai narasumber dalam FGD memberikan pengenalan mengenai pembagian wilayah pengembangan daya saing kawasan pedesaan di Kabupaten Tegal.

FGD menghasilkan diskusi terkait permasalahan-permasalahan pada masing-masing desa yang menyebabkan sulitnya desa tersebut untuk meningkatkan taraf kehidupan baik sosial, ekonomi, maupun lingkungan. “Untuk megatasi permasalahan-permasalahan tersebut dibutuhkan kolaborasi dan sinergitas antara pemerintah, desa, dan juga institusi pendidikan,” papar Nur Rahma Hidayati, M.Si Selaku Ketua LP2M STIKes Mu Tegal. Langkah yang diusulkan STIKesMu Tegal dalam FGD ini yaitu dengan pengembangan Pusat Studi Bahan Alam yang merupakan Pusat Studi Unggulan STIKesMu Tegal.

Harapanya dengan pengembangan Pusat Studi Bahan Alam ini dapat meningkatkan taraf perekonomian masyarakat sekitar dan tentunya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat Kabupaten Tegal sesuai dengan point yang ada dalam Sustainable Development Goals (SDGs). Tentunya program ini juga dapat dijadikan salah satu bentuk dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), yaitu adanya hilirisasi penelitian di perguruan tinggi yang hasilnya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat serta Dunia Usaha dan Dunia Industi (DUDI), dimana untuk dapat melaksanakanya perlu adanya kolaborasi antar berbagai bidang. Kegiatan ini diakhiri dengan motivasi dari Ir. Kawi Boedisetyo untuk terus berkolaborasi, jalin silaturahmi, tetap semangat dan optimis dalam pengembangan daya saing kawasan pedesaan, khususnya di kawasan sehat alami. []STIKes Mu Tegal/Diktilitbang

ASKUI PTMA Adakan Rapat Kerja Nasional

ASKUI PTMA Adakan Rapat Kerja Nasional

UM Sumatera Barat berharap dapat belajar dari kegiatan yang diadakan Asosiasi Kantor Urusan Internasional (ASKUI) PTMA yang mengadakan Rapat kerja Nasional di Bukittinggi (Sumbar). “Kami juga berharap dapat naik dari klaster 2 PTMA ke kluster 1 PTMA, dan bisa belajar banyak dari peserta Raker ini,” tutur Rektor UM Sumbar Dr Riki Saputra pada Pembukaan Raker ASKUI di Hotel Novotel Bukit Tinggi, Kamis (20/1). Acara dibuka oleh Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PPM Prof Edy Suandi Hamid secara online. Malam sebelumnya, Rektor dan peserta raker yang dipimpin Ketua ASKUI, Yordan Gunawan SH MH MBA diterima makan malam oleh Walikota Bukittinggi Erman Syafar.

Dalam kesempatan itu, Rektor UMSB menyampaikan rasa bangga karena dipercaya melaksanakan event seperti ini yang sebelumnya hampir tak pernah dilakukan oleh UMSB. “Terima kasih UM Sumbar telah diberi kepercayaan sebagai tuan rumah. Mudah-mudahan dari sini muncul sinergi untuk membuat kami menjadi lebih baik. Lebih-lebih ada pengurus ASKUI dari Sumbar,” ujarnya.

Dalam sambutan Prof Edy mengharapkan agar ASKUI menjadi wadah yang professional, disiplin, dan dapat meluaskan kerja sama internasional anggotanya. Dengan melalui wadah ASKUI semua PTMA, yang kecil, menengah, dan besar diharapkan bisa lebih mudah dan memiliki kekuatan tawar dalam kerja sama dengan PT di luar negeri.

“Dalam kaitan dengan Rapat Kerja ini, ASKUI diharapkan bisa menyusun program kerja yang realistis dan memenuhi kebutuhan anggotanya, baik untuk jangka pendek maupun jangka menengah. Namun yang lebih penting lagi adalah bagaimana semua program kerja itu nantinya bisa diimplementasikan secara real,” ujar Prof Edy Suandi Hamid.

Dikatakan, adanya pandemi covid-19 bukan menjadi alasana untuk menghentikan kerja sama global. “Nyatanya beberapa PTMA malah semakin agresif kerja sama globalnya, yang dilakukan secara online, seperti pertukaran pelajar maupun kuliah-kuliah umum antar dosen,” pungkasnya. []RED/Diktilitbang

Workshop UM Metro Reformasi Audit Internal

Workshop UM Metro Reformasi Audit Internal

Universitas Muhammadiyah Metro (UM Metro) menggelar workshop Pengembangan Kualitas Audit Internal pada Kamis (20/1) lalu. Kegiatan tersebut terselenggara oleh Prodi Pendidikan Ekonomi UM Metro dan mengundang seluruh dosen Pendidikan Ekonomi. Ketua Prodi Pendidikan Ekonomi, Triani Ratnawuri MPd, hadir untuk memberikan sambutan dalam kegiatan tersebut. Ia berpesan agar peserta dapat mengikuti workshop dengan baik demi tujuan pengembangan kualitas audit internal.

Pemateri yang hadir dalam workshop UM Metro ini adalah Dr Dwi Rahmawati MPd menyampaikan ilmu tentang pengajaran, Riswanto MPd Si menyampaikan di bidang pengabdian, Dr Muhfaroyin SPd MTA menyampaikan tentang penelitian, dan Dr Nyoto Suseno MSi menyampaikan tentang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK).

Dwi Rahmawati menjelaskan tentang sistem pendampingan mutu. Pertama, sistem pendampingan mutu internal dari UM Metro. Kedua, sistem pendampingan mutu eksternal, seperti akreditasi. “Hasilnya perlu bisa mendorong terwujudnya budaya mutu, dan memberikan peluang untuk meningkatkan mutu secara berkelanjutan,” ungkap Dwi.

Muhfaroyin menjelaskan dalam workshop UM Metro bahwa penelitian adalah dharma utama bagi dosen dalam melaksanakan tanggung jawabnya. “Audit dokumen berhubungan dengan rencana, proses, dan hasil penelitian bagi dosen atau peneliti. Siklus penelitian berawal dari proses penelitian, publikasi, dan diseminasi,” jelasnya. Riswanto menyambung dengan mengatakan bahwa pengabdian juga mempunyai siklusnya, mulai dari luaran hingga pengendalian.

Kemudian, Dr Nyoto mengatakan perihal implementasi AIK dalam penelitian. Sebab, unit AIK bertanggung jawab dalam mengembangkan standar keunggulan profetik profesional.

UM Bulukumba Adakan Baitul Arqom Dosen dan Santri

UM Bulukumba Adakan Baitul Arqom Dosen dan Santri

Universitas Muhammadiyah Bulukumba (UM Bulukumba) melaksanakan kegiatan Baitul Arqam bagi dosen dan mahasantri tahun 2022. Kegiatan ini merupakan proses perkaderan yang berorientasi pembinaan Ideologi dan kepemimpinan warga Muhammadiyah. Bertemakan “Mewujudkan Karakter Akademisi Islam Berahklak Mulia” kegiatan ini resmi dibuka oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Bulukumba bapak Drs. Jumase Basra, M.Si. di Audiotorium kampus setempat, Rabu (05/01).

Drs. Jumase Basra, menyampaikan bahwa kegiatan Baitul Arqam ini dilakukan untuk mewujudkan peningkatan kualitas diri bagi pimpinan, dosen, karyawan dan mahasiswa UM Bulukumba. “Dengan pelaksanaan Baitul Arqom ini dapat melahirkan sumber daya manusia yang spiritual, berahklak mulia, dan professional. Serta menghasilkan calon muballig yang siap terjun ke dalam masyarakat,” ucapnya.

Wakil Ketua Majelis Pendidikan Kader Drs. Amir, M.M. juga menyampaikan bahwa Baitul Arqom yang dilaksanakan untuk mewujudkan dan memperkokoh pengabdian dalam mengemban visi persyarikatan Muhammadiyah, khususnya kemajuan di UMB. Wakil rektor III yang bertindak sebagai Ketua Panitia pelaksanaan Baitul Arqom, Irfan menyampaikan beberapa hal bahwa pada kegiatan Baitul Arqom akan meliputi; pembekalan dari PWM, Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, praktek ibadah, ibadah praktis, kepribadian Muhammadiyah, komitmen dalam pengembangan perkaderan Muhammadiyah, dan Outbond. Baitul Arqom diikuti oleh 98 mahasantri Djazman Al Kindi dan 47 peserta dari pihak pimpinan, dosen dan karyawan Universitas Muhammadiyah Bulukumba. []UM Bulukumba/Diktilitbang

Ketua Umum PP Muhammadiyah Paparkan Enam Kekuatan AUM untuk Pimpinan PTMA

Ketua Umum PP Muhammadiyah Paparkan Enam Kekuatan AUM untuk Pimpinan PTMA

Muhammadiyah dengan lembaga pendidikan mampu bertahan selama satu abad lebih dan masih diikhtiarkan untuk mampu bertahan. Hal ini menunjukkan ada sesuatu yang hidup dalam Muhammadiyah, ada kekuatan yang terus bergelora sampai Muhammadiyah dapat hidup selama satu abad ini dan InsyaAllah hingga seterusnya. Demikian papar Prof Dr Haedar Nashir MSi Ketua Umum PP Muhammadiyah dalam amanah yang diberikan untuk pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA) yang mengikuti Leadership Training PTMA Angkatan ke-VI. Kekuatan yang dapat membuat Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) hidup dan terus berkelanjutan yaitu:

1) Ruh Islam sebagai pondasi gerakan Muhammadiyah termasuk dalam dunia Pendidikan. Muhammadiyah menjadi gerakan modern yang bersumber dari agama Islam sebagai ajaran yang harus diimplementasikan dan nilai yang menjadikan warga Muhammadiyaah sebagai masyarakat Islam yang sebenar-benarnya dan berdampak luas untuk mewujudkan Rahmatan Lil Alamin. Sebagai pimpinan PTMA, perlu untuk terus menghidupkan ruh Islam sebagai sumber inspirasi, optimisme, dan menjadi api yang menggelorakan jiwa untuk selalu berbuat baik dalam mengemban amanah. Sebagaimana diatur pada Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah yang disebutkan bahwa Islam yang dibungkus sebagai pandangan hidup dan pola dari tingkah laku dan tindakan. Agar ruh Islam hidup, dapat didorong dengan terus menghidupkan ruh Islam melalui belajar. Ruh Islam akan menjiwai kita sebagai pemimpin dalam memahami kebijakan, sehingga gunakan selalu ruh Islam sebagai sumber utama dan pondasi utama.

2) Misi dakwah dan tajdid sebagai nilai yang melekat dengan organisasi Muhammadiyah. Dakwah yaitu menyebarluaskan nilai-nilai Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, organisasi, dan cakupan lebih luas, antar bangsa ataupun ditingkat global. Dakwah menjadi DNA Muhammadiyah yang merujuk pada QS. Ali Imran ayat 104 dan 110. Dalam dunia pendidikan perlu untuk mendalami jiwa dakwah agar pendidikan tidak selalu bersifat instrumental. Kedua, misi tajdid yaitu misi pembaharuan maka jiwa diri sendiri akan selalu dinamis karena ada tuntutan untuk melahirkan karya yang lebih baik. Dakwah dan tajdid perlu diberikan asupan yaitu pemahaman mengenai Islam termasuk dunia pendidikan yang harus terus diperbaharui.

3) Keikhlasan dari pimpinannya yaitu hidupnya jiwa ikhlas yang menjadi karakter dari Muhammadiyah. Dengan begitu tampilan dari keikhlasan perlu dihidupkan dalam lingkungan Muhammadiiyah. Ukuran ikhlas ini akan digunakan pada saat kritis yaitu disaat kecewa, merasa tidak diperhatikan, dirugikan, namun dapat terus ikhlas, maka akan memperoleh ikhlas yang murni. Akumulasi keikhlasan ini yang akan membawa kemajuan dari seluruh AUM dan pergerakan Muhammadiyah. PTMA tidak akan maju jika tidak memiliki jiwa ikhlas.

4) Sistem modern dan good governance menjadikan Muhammadiiyah sebagai karakter modern dan terus beradaptasi dalam perkembangan zaman. Muhammadiyah memiliki sifat good governance yang menjadi budaya organisasi yang ditopang oleh kejujuran, sidiq, amanah, tabligh, dan fatonah dari semua yang ada dilingkungan PTMA dan AUM.

5) Adaptif terhadap perubahan yaitu hidup ditengah zaman yang terus berubah dan dengan nilai dasar yang dimiliki kita mampu hadir ditengah zaman tersebut. KH Ahmad Dahlan merancang perubahan dengan karya Islam. Sehingga KH Ahmad Dahlan sebagai mujaddid bukan hanya pemurnian namun juga pembaharuan yang lebih luas. Begitu juga dengan kemampuan sistem pendidikan, perlu melakukan perubahan-perubahan.

6) Hasil dari Muhammadiyah untuk masyarakat luas. Hal ini dapat dilihat dari kehadiran lembaga pendidikan kita dapat diterima dalam pelosok negeri. Hal ini dikarenakan Muhammadiyah memiliki sikap yang inklusif dan membawa Rahmatan Lil Alamin. Sehingga jadikan lembaga pendidikan ini bukan hanya berdaya saing pada instrumental namun juga dari aspek value yang mempunyai karakter pembeda yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas. Pada tahun 2002 lahir gerakan dakwah kultural dan pada tahun 2015 lahir gerakan dakwah komunitas sebagai ikhtiar memperbarui cara dalam berdakwah. Hal ini yang menjadikan Lembaga Pendidikan Muhammaadiyah menjadi instrumen yang paling inklusif untuk misi dakwah dan tajdid kita.