UMM Diundang Perkenalkan Islam Indonesia di Taiwan

DIREKTUR Kamar Dagang Taiwan, Ismail Mae, mengundang secara khusus Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk memperkenalkan Islam Indonesia kepada sejumlah lembaga pendidikan dan pemerintahan di Taiwan. MenurutIsmail,sebagai lembaga Islam terkemuka di Indonesia, UMM memiliki tradisi keilmuan yang kuat, juga nuansa keislaman yang kental.

Selain mengenalkan Islam Indonesia, UMM juga akan mempercepat kerjasama yang telah dimulai UMM sebelumnya dengan sejumlah perguruan tinggi di Taiwan. Salah satunya,pihak Taiwan akan menawarkan program magang di perusahaan Taiwan yang ada di Indonesia. “Pak Ismail Mae akan merekomendasikan perusahaan yang dituju. Pada saat yang bersamaan, mahasiswa kita juga dilibatkan disitu,” papar Asisten Rektor UMM Bidang Kerjasama Luar Negeri, Soeparto.

Selain UMM, pimpinan perguruan tinggi yang turut diundang mengenalkan Islam di Taiwan yakni Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Universitas Al-Azhar, Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta dan UIN Medan.Tak kalah penting, tujuan berangkatnya limapimpinan universitas Islam ini juga bakal membantu memberdayakan serta membantu Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Taiwan. Salah satunya memperjuangkan hak libur hari raya, Idul Fitri dan Idul Adha.

Saat kunjungan ke UMM, Rabu (28/9), Ismail Mae menyebut, di Taiwan setidaknya terdapat 300 ribu TKI yang tidak mendapat hak libur di duahari raya. “Di sini para rektor bisa berperan. Caranya sederhana, pimpinan perguruan tinggi yang nantinya berangkat mengusahakan, dalam kontrak TKI, dimasukannyaklausul yang bunyinya kurang lebih ‘dapat jatah libur duahari pada hari raya’. Jika berhasil, itu sudah luar biasa,” terangnya.

Rektor UMM Fauzan yang turut menjamu Ismail menyarankan untuk dibuat pusat studi Islam di sejumlah perguruan tinggi di Taiwan, dengan mengadopsi konsep American Corners dan China Corners seperti yang terdapat di UMM.

Menjelang akhir kunjungan, Ismail Mae menyempatkan diri mengunjungi American Corners dan China CornersUMM serta mahasiswa yang sedang menjalani kelas bahasa Mandarin di China Corners. Ismail juga sedikit berbasa-basi dengan sapaan “Apa Kabar” dalam bahasa Mandarin. (can/han)

Sumber : www.umm.ac.id

MoU dengan Youngsan University, Mahasiswa UMM Bisa Raih Gelar Ganda

MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kini memiliki banyak kesempatan untuk kuliah di kampus luar negeri melalui program kredit transfer. Terbaru, UMM baru saja menandatangani naskah kerjasama (MoU) dengan Youngsan University (YSU), Korea Selatan.

MoU dilakukan saat Rektor UMM Drs Fauzan MPd, Wakil Rektor I Prof Dr Syamsul Arifin MSi, dan Kepala Kantor Hubungan Luar Negeri Dr Abdul Haris MA mengunjungi YSU pada 17 hingga 23 September lalu. Menindaklanjuti MoU tersebut, perwakilan YSU, Prof Dr Je Dae Sik yang gantian mengunjungi UMM pada Selasa (27/9) lalu.

Abdul Haris menjelaskan, beberapa program telah disepakati antara UMM dan YSU, di antaranya yaitu program kredit transfer dan gelar ganda (double degree). “Kalau kredit transfer, mahasiswa UMM bisa menjalankan sisa SKS-nya di sana. Kalau double degree, mahasiswa yang sedang menempuh sarjana dapat kuliah dua tahun di UMM dan dua tahun sisanya di Youngsan,” jelas Haris.

Haris menambahkan, jika mahasiswa UMM melakukan program double degree, maka otomatis akan mendapat dua ijazah. Nantinya, untuk pengerjaan tugas akhir atau skripsi bisa dibimbing melalui sistem online. “Jika sudah selesai nanti yang bersangkutan akan mendapatkan ijazah dari UMM dan dari Universitas Youngsan.”

Tidak hanya mahasiswa yang sedang menempuh sarjana saja yang dapat belajar disana, namun alumni UMM juga dapat melanjutkan studinya di Youngsan dan mendapat perlakuan khusus. “Jika alumni UMM mendapat surat keterangan dari Rektor akan mendapatkan potongan biaya 50% di  Universitas Youngsan,” terangnya lebih lanjut.

Abdul Haris menyatakan, UMM sengaja mengambil kerjasama itu dalam rangka mencapai pengakuan internasional. “Kami menginginkan mahasiswa UMM bisa memiliki pengalaman internasional, karena pengalaman internasional itu dapat menjadi bekal bagi kedepannya,” ujar dosen Fakultas Agama Islam (FAI) tersebut.

Terlebih, kata Haris, YSU merupakan universitas yang berada di daerah industri. “Mahasiswa bisa dengan mudah mencari pekerjaan paruh waktu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan untuk biaya perkuliahannya,” jelasnya. Hingga saat ini, UMM telah banyak menjalin kerjasama dengan berbagai universitas internasional. Dengan banyaknya kerjasama ini, UMM berharap semua mahasiswa dapat terpacu keinginannya untuk memiliki pengalaman internasional.

Sementara itu perwakilan YSU Prof Dr Je Dae Sik menyatakan, rencana perkuliahan yang ditawarkan adalah mahasiswa harus menempuh 16 SKS dalam dua semester pertama dan juga harus memiliki kemahiran dalam bahasa Inggris paling tidak meiliki nilai TOEFL 530.

Tak hanya itu, Je Dae Sik menjelaskan, YSU akan memfasilitasi mahasiswa UMM yang akan melanjutkan studinya. “Studi yang bisa dilakukan S1 ataupun S2 dengan belajar di 40 Program Studi sarjana dan 5 fakultas untuk program pascasarjana,” ujarnya. (jal/han)

Sumber  : www.umm.ac.id

Mahasiswa Komunikasi UMM Borong Penghargaan di Social Media Day Award 2016

MAHASISWA Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memborong tiga penghargaan sekaligus pada gelaran Social Media Day Award 2016, Senin lalu (26/09). Penghargaan-penghargaan yang dimenangkan meliputi kategori Platform Media Terkreatif oleh Tim Rencang Makaryo, Event Kampus Terfavorit oleh Tim Social Media Festival Kommaksi dan Social Media Terfavorit oleh Tim UMM Story. Socmed Day Award 2016 dilaksanakan oleh Acara Malang Media Network dalam rangka Hari Jadinya yang kedua.

“Dengan adanya acara ini, kami merasa sangat diapresiasi dan tentunya masyarakat, khususnya para pemuda Kota Malang menjadi tahu karya-karya kami,Mahasiswa Komunikasi UMM,” tutur MaharinaNovia Zahro, Ketua Social Media Festivalyang merupakan salah satu rangkaian acara Kommaksi 2016.

Maharina menambahkan, dalam acara ini Mahasiswa Komunikasi UMM memang terbukti unggul dibidangnya. “Jelas terbukti ya, dari total enam nominasi, kami bisa mendapatkan tiga penghargaan, semoga ke depannya bisa memacu untuk terus berkarya.”

Lebih dari itu, sejumlah mahasiswa UMM juga mendapatkan penghargaan khusus, yaitu special achievement untuk komunitas inspiratif, diraih oleh kelompok Guys Pro UMM sebagai pemrakarsa Kampung Wisata Jodipan, serta mahasiswa Komunikasi UMM, Hena Wirasatya, sebagai tokoh inspirasi social media.

Kesuksesan dan karya para mahasiswa Komunikasi UMM itu tidak lepas dari bimbingan dan dukungan para dosennya. Menurut ketua Prodi Komunikasi UMM Sugeng Winarno, para mahasiswa memang harus dapat berkarya secara nyata melalui kegiatan-kegiatan yang rutin dilakukan, seperti Kommaksi. Kommaksi merupakan kegiatan yang setiap tahun diadakan Laboratorium Komunikasi dan diorganisir langsung oleh para mahasiswa Komunikasi UMM.

Dalam acara Kommaksi, seluruh karya mahasiswa Komunikasi bidang Public Relations, Jurnalistik dan Audio Visual dipamerkan dan diapresiasi melalui penghargaan-perhargaan.Selain itu juga ada pentas seni serta Social Media Festival. “Tidak hanya itu, para mahasiswa Komunikasi UMM juga selalu kami arahkan untuk fokus pada bidang yang diminati sehingga dapat berkarya secara profesional,” imbuh Sugeng.

Kepala Laboratorium Komunikasi UMM Jamrojijuga turut berbangga atas penghargaan-penghargaan yang didapatkan mahasiswanya. “Kalau ada event-event kampus, sebisa mungkin kami memberdayakan skill yang dimiliki mahasiswa kami, sehingga mahasiswa tersebut lebih terlatih dan memiliki skill yang lebih matang.”

Jamroji lantas mencontohkan Rencang Makaryo yang mendapatkan penghargaan Paltform Media Terbaik.Bagi Jamroji, kesuksesan Rencang Makaryo tidak lepas dari usahanya dalam melibatkan mahasiswanya dalam proyek-proyekkampus.

“Kami memang sering diikutkan dalam proyek-proyek kampus, seperti garapan Dokumentasi Pesmaba, Dokumentasi Peresmian Kampung Warna-Warni Jodipan, dan masih banyak lagi,” kata Fuji Suchroni, salah satu anggota Rencang Makaryo.

Acara Social Media Day Award 2016 dilaksanakan di Studio RRI Malang. Para nominator mendapatkandukungan melalui votingsecara online dengan hestek #2NuhatAcaraMalang. Nominasi terdiri dari Selebgram Terfavorit, Komunitas Terfavorit, Event Sekolah Terfavorit, Platform Media Terkreatif, Social Media Terfavorit dan Event Kampus Terfavorit. Para nominator telah dinilai perkembangannya oleh Tim Acara Malang selama tiga bulan terakhir. “Semoga acara ini dapat menjadi ajang mempererat Acara Malang dengan para pemuda di Malang, dan kedepannya dapat terus bekerjasama,” tutur Diva, founder Acara Malang Media Network.(fid/han)

Sumber : www.umm.ac.id

Lewat Program Tri-Cities, Siswa Singapura Belajar Bisnis di UMM

SEBANYAK 22 siswa Singapore Polytechnic (SP) Business School mengikuti program singkat pengembangan bisnis. Program tersebut merupakan follow up kerjasama yang dijalin Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan SP-Business School. Mulai 24 September hingga 15 Oktober, para siswa ini mengerjakan proyek dari dua perusahaan multinasional,yaitu Johnson and Johnson dan Panasonic.  Mereka didampingi 8mahasiswa UMM.

Berbeda dengan program Learning Express (LEx) yang membuka kesempatan bagi siswa SP dan UMM untuk saling belajar mengeksplorasi kehidupan bermasyarakat, program Tri-Cities yang kali kedua diadakan di UMM ini lebih memfokuskan kegiatan siswanya untuk mengembangkan kapasitas keilmuan di bidang bisnis.

Selain menyelesaikan proyek, selama tigaminggu ke depan, ke-22 siswa ini akan mengikuti empatseminar seputar bisnis yaitu marketingcultural and regulatory issues,economic, dan supply chain management.  Bukan hanya itu, siswa juga diajak melakukan company visit, berkunjung ke sejumlah perusahaan farmasi dan elektronik yang berkedudukan di Malang dan daerah seputar wilayah Jawa Timur.

“Mereka akan mengerjakan proyek bisnis seperti surveiproduk ke apotik dan rumah warga, juga mendengarkan seminar-seminar dosen UMM terkait materi-materi bisnis. Termasuk marketing, pengembangan produk, dan materi seputar bisnis lainnya,” kata staf IRO UMM, Veri Kurnia Aditama.

Sementara itu, Senior Lecture SP-Business School Tan Li Chong yang turut mendampingi siswanya mengaku senang dengan atmosfer akademik di UMM. “Saya berharap program yang kedua ini dapat sukses seperti sebelumnya,” pungkas pria yang baru pertama kali berkunjung ke UMM ini. (can/han)

Sumber : www.umm.ac.id

Lagi, Kolaborasi Mahasiswa UMM-Singapura Tingkatkan Produksi Masyarakat Desa

SETELAH sukses pada lima angkatan sebelumnya, program Learning Express (LEx) kerjasama Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan Singapore Polytechnic (SP) kembali dilakukan. Kolaborasi 24 mahasiswa UMM dan 24 mahasiswa SP ini akan mengerjakan proyek LEx selama dua pekan, yaitu sejak 26 September hingga 5 Oktober 2016.

Ke-48 mahasiswa lintas negera tersebut akan dibagi dalam tiga kelompok untuk melakukan tiga proyek berbeda, yaitu proyek manajemen sampah, mainan truckdan pembuatan panci atau oven. Lokasi pengabdian mereka dipusatkan di sejumlah desa di Kota Batu dan Kabupaten Malang.

Perwakilan Politeknik Singapura, Virendra Yadav mengatakan, LEx memang sengaja didesain agar dalam waktu singkat mahasiswa dapat belajar dari dunia nyata sekaligus memberi manfaat kongkrit bagi masyarakat setempat. Dengan cara itu, mahasiswa Singapura selain dapat terkoneksi dengan masyarakat setempat, juga sekaligus membuktikan rasa pedulinya dengan menciptakan teknologi baru yang bisa langsung dimanfaatkan untuk kepentingan produksi yang lebih efisien.

Virendra juga berpesan pada seluruh peserta LEx dari Singapura agar memanfaatkan kesempatan emas ini untuk berbagi ide, mencari pengalaman baru dan belajar lebih dari masyarakat Indonesia.“Nanti kalian akan menemukan perbedaan antara Singapura dan Indonesia. Jangan pernah membandingkan, tapi belajarlah,dan buatlah solusi agar kekurangan itu menjadi kelebihan,” paparnya saat Opening Ceremony LEx yang berlangsung di Auditorium UMM, Senin (26/9).

Sementara itu, koordinator LEx UMM Hari Obbie mengatakan, selepas opening ceremony, para mahasiswa Singapura ini terlebih dulu akan dikenalkan dengan budaya dan bahasa Indonesia, khususnya kultur dan pola hidup masyarakat yang dijadikan tempat pengabdian, yaitu di Kota Batu dan Kabupaten Malang.

Nantinya, lanjut Obbie, peserta LEx gabungan mahasiswa UMM dan SP ini akan melakukan riset terlebih dahulu untuk menganalisis kebutuhan dan cara bekerja masyarakat setempat. Setelah itu, peserta membuat teknologi yang memudahkan produksi masyarakat desa. “Di akhir proyek, akan ada presentasi dan pameran hasil pengabdian. Berdasarkan proyek-proyek sebelumnya, terlihat bahwa karya para peserta LEx sangat bermanfaat bagi produksi masyarakat setempat,” ujarnya.

Dalam sambutanopening ceremony, Asisten Rektor Bidang Kerjasama Luar Negeri, Soepartomenyatakan, UMM saat ini tengah memaksimalkan kerjasama internasional guna meraih rekognisi internasional. “Menciptakan kesadaran internasional menjadi sebuah kebutuhan di zaman sekarang. LEx adalah salah satu program yang bisa mendorong kesadaran itu,” kata Soeparto.(ich/han)

Sumber : www.umm.ac.id

Festival Kedokteran Islami Angkat Isu Kesehatan Ibu dan Anak

FORUM Kajian Islam Ibnu Sina Medical Association (FK ISMA) Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang berada dibawah naungan Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran (FULDFK) berkesempatan menjadi tuan rumah lomba dan seminar nasional Islamic Medical Science Festival (IMSF) ke-8, Jumat-Ahad (23-25/9)di Auditorium UMM.

Acara yang diikuti oleh berbagai universitas se-Indonesia ini diawali dengan penyaringan lomba yang dibagi dalam beberapa kategori. Diantaranya lomba karya tulis ilmiah, esai, tahfidzul-Quran, poster dan video. 50 finalis diundang untuk mempresentasikan karyanya di UMM. Seluruh perlombaan tersebut bertemakanmaternal and child health (kesehatan ibu dan anak).

Ketua Panitia IMSF Muchamad Fadil menyatakan,kesehatan ibu dan anak saat ini masih dalam tahap mengkhawatirkan menjadi salah satu alasan diangkatnya tema tersebut.

Mahasiswa FK UMM itu memaparkan adanya Millennium Development Goals (MDGs) merupakan salah satu upaya untuk mengurangi kematian ibu dan anak. MDGs menargetkan pada 2015  mengurangi dua per  tiga rasio kematian anak-anak di bawah usia 5 tahun serta mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses melahirkan.  “Kami berharap dengan diadakannya perlombaan dan seminar nasional ini paling tidak bisa memberikan solusi untuk masyarakat sekitar atas permasalahan tersebut,” jelas mahasiswa semester 7 tersebut.

Tak hanya itu, tujuan lain diadakannya perlombaan ini, lanjut Fadil, untuk mengembalikan kejayaan islam dalam ilmu kedokteran Islam. “Sejatinya semua ilmu ada di Al-Quran, dan seluruh ilmu seharusnya mengacu pada Al-Quran,” jelas mahasiswa asal Malang tersebut.

Wakil Dekan IFK UMM, dr Mochammad Ma’roef SpOG berharap agar semua peserta lomba maupun seminar bisa menyebarluaskan ilmu yang di dapatkan di UMM. Dengan tema yang diangkat tersebut, seluruh peserta maupun panitia berniat membahagiakan orang tuanya. “Sehabis dari sini, kalian harus berjanji akan membahagiakan orang tua kalian dengan belajar dan lulus tepat waktu,” jelas dokter ahli genokologi tersebut.

Ada empatpakar yang menjadi pemateri pada seminar yang menjadi puncak IMSF 8. Mengangkat tema “Motherhood: Let’s Become a Good Parent to Create an Extraordinary Generation”, keempat pakar menyedot antusias para peserta. Adalah dr I Wayan Agung Indrawan Sp OG(K) yang mengupas tentang kehamilan, Dr dr Wisnu Barlianto MSi Med SpA(K) yang membeberkan imunisasi, pakar parenting nasional Ustadz Fauzil Adhim, serta Amelia Aziz  CHt CPC Mpsi, psikolog yang juga pengurus Komite Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Malang yang membahas tuntas kengerian anak di zaman serba digital ini.

Wayan menjelaskan, faktor penting dari sebuah kehamilan adalah kehamilan yang diinginkan. Menurutnya, kehamilan yang tak diinginkan akan mempengaruhi perlakuan orangtua dan anak sepanjang hidupnya.

“Kekerasan dalam rumah tangga yang dialami ibu hamil akan sangat berpengaruh terhadap outcome janin,” jelas Wayan.

Hal ini selaras dengan yang disampaikan Amelia Aziz. “Kekerasan pada anak yang banyak terjadi saat ini,” katanya, “berangkat dari latar belakang kesiapan orangtua untuk menjadi orang tua,” lanjutnya.

Amelia menekankan, motherhood adalah spirit keibuan, tetapi pelakunya bisa siapa saja, tak melulu ibu. Bagi seorang anak yang tinggal dengan nenek misalnya, bisa jadi motherhood datang bukan dari ibu, tapi nenek. Amelia menguraikannya melalui kasus kekerasan Angelina yang sempat mendominasi media beberapa waktu silam.

“Semua orang mengatakan bahwa pembunuh Angelina adalah ibu tirinya. Tapi, sebenarnya ada yang ‘membunuh’ sebelum ibu tirinya. Siapa? Ibu kandungnya sendiri. Mengapa? Karena ibu kandung Angelina menitipkan anaknya pada orang yang tak dikenal. Analoginya, anak dibiarkan di hutan belantara, jangan salahkan kalau ada harimau ganas di dalamnya,” bebernya.

Ia menegaskan, yang paling dibutuhkan anak adalah kasih sayang dan pengawalan orang tua. Oleh karenanya, Amelia meminta pada semua peserta yang hadir yang notabene adalah para calon orang tua untuk mengutamakan kelayakan kasih sayang yang diberikan pada anak.

“Orang tua sekarang, jika merasa perilaku anaknya bermasalah, kerap menjadikan pondok pesantren sebagai salah satu jalan keluar yang paling top. Padahal, orangtua lah yang paling berperan dalam pembentukan segala sesuatu sang anak.”

Berkaca dari kekerasan seksual yang kerap mewarnai berita akhir-akhir ini, Amelia menekankan bahwa sumber utama mental anak yang kuat berasal dari orang tuanya.

“Anak yang mentalnya kuat lahir dari orang tua yang mentalnya kuat. Penuhi hak kasih sayang anak, agar anak tak mencari kasih sayang dari luar. Tak terjadi pacaran di usia anak SD, apalagi sampai terjadi kekerasan seksual. Ini tak hanya tugas saya sebagai psikolog, tapi tugas saya dan Anda semua sebagai mahasiswa,” pungkasnya. (ich/jal/han)

Sumber : www.umm.ac.id

UMM Kukuhkan Guru Besar Ilmu Pendidikan Matematika

PROF Dr Yus Mochamad Cholily MSi tidak ingin dikenal sebagai pembelajar matematika, tapi pekerja matematika. Bagi Guru Besar Ilmu Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang dikukuhkan pada Sabtu (24/9) ini, dengan bekerja Matematika, ia harus membaca, mencoba, terus berlatih, mengevaluasi, dan dilanjutkan dengan reformulasi.

“Khusus untuk Matematika, saya memang lebih senang menyebutnya dengan bekerja matematika. Bagi saya, learning mathematicis doing mathematics,” kata Yus Cholily saat menyampaikan orasi ilmiah pengukuan guru besar bertema “Matematika: Sains, Terapan, dan Pendidikan” di theater UMM Dome.

Filosofi itu membuat Yus sangat produktif dalam menelurkan karya ilmiah. Di bidang penelitian, setidaknya tercatat Yus telah menulis 23 karya ilmiah. Sebanyak 29 tulisannya juga telah dipublikasikan di berbagai jurnal, nasional maupun internasional.

Salah satu cabang ilmu matematika yang mendapat perhatian khusus bagi Yus adalah Teori Graf, terlebih teori ini merupakan salah satu cabang termuda karena baru lahir pada 1736. “Karenanya, hingga saat ini banyak sekali persoalan di teori graf yang belum terselesaikan,” kata Ketua Program Studi Pendidikan Matematika UMM ini.

Padahal, aplikasi teori graf sangat berguna, tidak hanya bagi pembelajaran di kelas, namun juga untuk kebutuhan sehari-hari, hingga aspek-aspek yang lebih luas, seperti persoalan sosial dan ekonomi. Misalnya untuk pengaturan sistem transportasi dan tata kota, aplikasi jejaring sosial, hingga membaca target pasar untuk kepentingan pemasaran.

Menariknya, sejumlah temuan ilmiah Yus tentang teori graf lantas menjadi rujukan bagi pakar teori graf terkemuka, Mirka MillerdanJozef Sirán, yang pada 2013 membuat rangkuman temuan-temuan dunia tentang salah satu persoalan paling krusial dalam teori graf, yaitu persoalan degree/diameter. Dari 365 paper yang jadi rujukan dalam tulisan kedua pakar berjudul “Moore Graphs and Beyond: A surfey of Degree/Diameter Problem”itu, 4 di antaranya merupakan temuan ilmiah Yus hasil kolaborasi dengan afiliasi UMM.

Dalam konteks yang lebih luas, Yus menilai bahwa matematika itu tidak saja ilmu eksak, tapi juga ilmu sosial. Karena itu, ia membagi matematika dalam tiga bagian, yaitu sains, terapan, dan pendidikan. “Nah karena di UMM namanya Pendidikan Matematika, maka itu ilmu sosial,” kata Yus yang pernah menjadi dosen teladan UMM pada 2006.

Namun, Yus tidak heran jika masyarakat umum terlampau mengidentikkan matematika dengan berhitung serta kumpulan rumus-rumus. “Ya karena mereka memang baru mengenal dan belajar pada tahapan itu. Padahal, ilmu matematika itu dimensi dan manfaatnya sangat luas,” papar dosen yang mengambil gelar master dan doktoral di Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.

Prof Dr Yus Mochammad Cholily MSi berpose bersama keluarga besar selepas pengukuhan: Foto: Rino Anugrawan/Humas.

Mengamini hal tersebut, Rektor UMM Fauzandalam sambutan pengukuhan guru besar menilai bahwa setiap ilmu harus fungsional bagi kehidupan sehari-hari. “Ilmu itu hanya logika, eksistensi dalam kehidupan nyata-lah yang lebih penting. Matematika harus menjadi ilmu yang berorientasi fungsional bagi kehidupan kita,” kata Rektor.

Sementara itu KetuaBadan Pembina Harian UMM Prof HA Malik Fadjar MSc mengatakan, guru besar dituntut untuk menjawab harapan masyarakat.“Guru besar itu mengukur tingkat kepercayaan masyarakat terhadap institusi pendidikan. Guru besar adalahtolak ukur kualitas universitas,” papar anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI ini.

Lebih dari itu, Ketua Majelis Dikti Litbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Lincolin Arsyad MA berpesan agar guru besar tak mengikuti filosofi pohon pisang.“Jangan anut filosofi pohon pisang, sekali berbuah setelah itu mati. Sumbangsih setelah menjadi guru besar harus lebih banyak, terlebih untuk meningkatkan marwah institusi,” tutupnya. (acs/han)

Sumber : www.umm.ac.id

Rekognisi Internasional UMM Dipercepat Melalui Implementasi KPT

IMPLEMENTASI Kurikulum Pendidikan Tinggi (KPT) merupakan prasyarat bagi perguruan tinggi yang tengah meningkatkan rekognisi internasional. Hal itu dikatakan Ketua Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan PP Muhammadiyah Prof Dr H Lincolin Arsyad MA saat menjadi pembicara pada Jumat (23/9) di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Lincolin menjelaskan, KPT merupakan program yang disusun untuk menghasilkan lulusan berkualitas, sehingga program tersebut seharusnya menjamin agar lulusannya mempunyai kualifikasi setara dengan yang disepakati dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Capaian pembelajaran KKNI tersebut sepatutnya mengandung empatunsur, yakni sikap dan tata nilai, kemampuan kerja, penguasaan keilmuan, serta kewenangan dan tanggung jawab.

Penyusunan kurikulum adalah hak perguruan tinggi, tetapi selanjutnya harus mengacu pada standar nasional. KPT dikembangkan oleh setiap perguruan tinggi dengan merujuk pada Standar Nasional Perguruan Tinggi (SNPT) untuk setiap program studi yang mencakup pengembangan kecerdasan intelektual, akhlakmulia, dan keterampilan. Hal ini sesuai yang dijabarkan dalam UU No 12 Tahun 2012 Pasal 35 Ayat 1.

“Ada sejumlah ukuran untuk menilai internasionalisasi sebuah kampus. Misalnya mahasiswa dan dosen harus beranekaragam kebangsaan dan budaya, hasil riset dan lulusannyadigunakan di pasar dunia, serta mobilitas mahasiswa dan dosen yang tinggi dalam program-program pertukaran pelajar,” urai Lincolin.

UMM, lanjut Lincolin, sudah berhasil dalam hal keragaman bangsa dan budaya. Hal ini ditunjukkan dengan semakin bertambahnya jumlah mahasiswa asing yang belajar di UMM tiap tahunnya. Ia lantas menekankan pada seluruh jajaran pengajar UMM untuk lebih meningkatkan produktivitasnya dalam hal kepenulisan.

Lincolin tak menampik bahwa salah satu hal yang menjadi tantangan terberat dalam KPT adalah perubahan metode pembelajaran pada mahasiswa. Akan tetapi, saat ini pihaknya sudah merumuskan strategi implementasi KPT. Di antaranya yakni pembentukan tim gugus tugas percepatan implementasi KPT.

Mengamini hal itu, Wakil Rektor I UMM Prof Dr Syamsul Arifin MSimenjelaskan, saat ini UMM tengah menyelesaikan susunan KPT yang akan segera diimplementasikan pada 2017 mendatang. KPT ini, katanya, ada yang by given dan ada pula yang dibuat oleh kalangan sendiri seperti yang disampaikan oleh Lincolin dimana acuan penyusunan KPT tetap berpedoman pada SNPT. Ada tigafakultas di UMM yang sudah menerapkan KPT ini, yakni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Pertanian dan Peternakan, serta Fakultas Psikologi.

UMM sekarang sedang dalam tahap klinik untuk jurnal yang akan di-upload dan terindeks Scopus. Ia berharap dalam waktu singkat dapat bertambah jumlah jurnal yang terindeks Scopus. Selain itu, UMM juga membentuk tim pendamping percepatanguru besar. (ich/han)

Kuliah Tamu IP UMM, Konjen AS Ulas Sistem Pemilu Amerika

PROGRAM Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang (IP UMM) menggelar kuliah tamu bertajuk “The Dynamic of Presidential Election in America”, Kamis (15/9). Kuliah tamu menghadirkan Konsul Jenderan Amerika Serikat (Konjen AS) Surabaya, Heather Variava, yang sehari sebelumnya, Rabu (14/9), menghadiri pameran pendidikan Amerika di UMM serta networking dinnerbersama pimpinan UMM dan sejumlah delegasi Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM).

Dalam paparannya, Heather Variava menjabarkan persamaan dan perbedaan sistem pemilihan presiden di Indonesia dan Amerika. Persamaan pemilu di Indonesia dan Amerika adalah sama-sama pemilihan langsung. Para kandidat berasal dari daerah pemilihan (dapil). Di Amerika, jelasnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) hanya sebatas general rule, atau sekadar bentuk kepatuhan terhadap prosedur yang berlaku. SedangkanKomisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) berperan penting terhadap pelaksanaan pemilu.

Sebaliknya, kata Heather, di Indonesia KPUD adalah hanya sekadar representasi saja. KPUD bertindak sebagai kepanjangan tangan dari KPU, sedangkan KPU memegang peranan penting pada pelaksanaan pemilu presiden.

Kepala Program Studi IPUMM, Hevi Kurnia Hardini MA menambahkan, suara terbanyak pada hasil pemilu presiden di Amerika tak menjadi patokan siapa presiden yang terpilih.

“Di Indonesia, siapapun kandidat presiden yang mendapatkan suara terbanyak pada pemilu, ia akan menjadi presiden. Sedangkan di Amerika, hasil pemilu dari tiap state yang menjadi patokannya,” jelasnya.

Hevi menguraikan, capres A mendapatkan suara  terbanyak daripada calon B. Akan tetapi, suara terbanyak ini hanya berasal dari beberapa daerah, sedangkan capres B mendapatkan suara dari lebih banyak daerah, maka capres B lah yang menjadi presiden.

“Sehingga, jumlah daerah pemilih yang menjadi tolak ukur kemenangan presiden, bukan jumlah suara,” ujar Hevi mengintikan.

Tak hanya tentang pemilu presidensial, Heather Variava juga membahas tentang sistem pemilu untuk anggotaHouse of Representative dan senat. Di Amerika, pemilihan House of Representative atau setara DPR di Indonesia, dipilih tiap 2 tahun sekali dan presiden dipilih tiap4 tahun sekali. Sedangkan di Indonesia, baik DPR,DPD, maupun Presiden, dipilih tiap 5 tahun sekali.

Kuliah tamu ini dihadiri oleh 50 mahasiswa IP semester 5 yang sedang menempuh MataKuliah Sistem Pemilu dan Kepartaian serta perwakilan kelas dan anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan. Duatahun lalu,mahasiswa IP mengunjungi Konsulat Jenderal ASdi Surabaya, sedangkan 2015 lalu mengunjungi Kedutaan Besar Amerika di Jakarta. Hevi mengungkapkan semangatnya agar mahasiswa IP tak hanya belajar tentang pemerintahan lokal, tapi juga harus bisa bersentuhan dan berkomunikasi dengan organisasi atau lembaga asing di Indonesia.

“Esensi sesungguhnya dari adanya kedutaan besar di Indonesia adalah untuk menjalin hubungan antar pemerintahan. Hubungan internasional ada, karena adanya hubungan antar pemerintahan. Jadi, ini tak hanya milik Hubungan Internasional semata, tapi juga pemerintahan.” (ich/han)

Sumber : www.umm.ac.id

Pameran Pendidikan di UMM, Hadirkan 17 Kampus Amerika

BANYAKNYA kerjasama Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dengan berbagai institusi di Amerika menjadi alasan utama Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes AS) menjadikan UMM sebagai tuan rumah event besar, yaitu United States (US) Graduate School Fair 2016. Pameran yang berlangsung pada Rabu (14/9) ini dihadiri 17 universitas ternama dari AS.

“Saat ini kurang lebih ada 9000-an mahasiswa Indonesia yang belajar di AS, kami mengharapkan angka itu semakin naik dan menjadikan AS sebagai negara buat tempat sekolah,” kata Konsul Jendral AS Surabaya, Heather Variava saat membuka pameran.

Sementara itu, staf Education USA Advising Center UMM Zaki Zulkarnain mengatakan, kegiatan resmi tahunan Kedubes AS ini hanya diadakan di dua kota, yaitu Jakarta dan Malang. Di Jakarta, event dilangsungkan di Hotel JW Marriot pada tanggal 15 September.

Zaki mengakui, luasnya kerjasama UMM menjadi keuntungan sendiri bagi kampus ini. Saat ini misalnya, UMM telah memiliki kantor Education USA Advising Center dan American Corner sebagai pusat informasi dan jejaring kemitraan yang menghubungkan akademisi Indonesia dengan institusi-institusi dan kampus-kampus di Amerika. UMM juga selalu dipercaya AS sebagai pengelola Pre-Service Training bagi relawan Peace Corps, Amerika. Bahkan bulan lalu UMM kembali dipercaya mendampingi badan kemiliteran AS, US Army, dalam latihan tempur.

Karena itu, Zaki berharap para pelajar dan akademisi Indonesia, khususnya di Jawa Timur, dapat memanfaatkan momen ini dengan berinteraksi langsung dengan perwakilan universitas dari AS. Tak hanya itu, kegiatan ini juga menghadirkan hal-hal penunjang lainnya, seperti pemberi beasiswa dari Fullbright dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), konsultan visa pelajar dari perwakilan konsulat, serta penyedia program internship atau magang.

Peserta pameran juga mendapatkan tambahan materi yang berguna bagi para pelamar beasiswa AS, di antaranya yaitu tentang materi penulisan resume dan gambaran umum kehidupan perkuliahan di Amerika. “Saat ini, Education USA tengah berupaya melipatgandakan jumlah warga Indonesia yang belajar di AS. Karena itu, pameran ini kehadirannya sangat strategis,” jelas Zaki.

Rektor UMM Fauzan berharap, dengan adanya pameran pendidikan ini mahasiswa UMM dapat terfasilitasi dengan baik untuk menempuh pendidikan ke luar negeri. (jal/han/acs)

 

Sumber : www.umm.ac.id