Lulusan Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta, Siap Hadapi MEA

Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sudah didepan mata, Yang bekerja di Indonesia tidak hanya tenaga kerja dari Indonesia, demikian pula sebaliknya. Dengan perkembangan fisik serta di dukung dengan SDM yang mumpunii, STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta (SAY) harus siap menghadapi era MEA. Hal tersebut di ungkapkan oleh Koordinator KOPERTIS Wilayah V DIY, Dr. Ir Bambang Supriyadi, CES., DEA saat wisuda SAY,di auditorium baru SAY, Sabtu (29/8).
Senada dengan hal tersebut, Ketua STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, Warsiti, S.Kp.,M.Kep.Sp.Mat, berpesan kepada para lulusan bahwa untuk memenangkan persaingan di era MEA, para lulusan harus meningkatkan kompetensi, karena ilmu yang sekarang akan dirasa usang 4-5 tahun mendatang. Dan tingkatkan kemampuan menjadi tenaga kesehatan professional qurani, karena itu yang akan menjadi pembeda dengan lulusan sekolah tinggi kesehatan lainnya.
Lebih lanjut Warsiti berharap agar para lulusan menjadi pribadi inovatif dan kreatif serta menjadi kader persyarikatan Muhammadiyah/’Aisyiyah.
Pada wisuda tahun ajaran 2014-2015 ini tercatat jumlah lulusan 681 orang yang terdiri dari program sarjana 124 orang dan diploma 517 serta program profesi ners sejumlah 40 orang. Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang diperoleh adalah 3.32 dan 3.35 untuk program diploma. Rata-rata masa studi tepat waktu adalah 88%. Total jumlah lulusan dengan predikat dengan pujian (cumlaude) adalah 142 (20.8%). (dzar)

Sumber : Stikes Aisyiyah Yogyakarta

Universitas Muhammadiyah Palembang Siap Menghadapi MEA

Pemberlakuan pasar bebas atau dikenal dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sudah diambang mata. Salah satu kunci dalam memenangkan pasar bebas ASEAN adalah kualitas sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

Atas dasar itu, Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP)  – Sumatera Selatan yang saat ini dalam usianya yang ke 36 tahun menyatakan siap mendorong SDM berkualitas. Hal tersebut diakui Rektor UMP, HM Idris.

Rektor UMP HM Idris mengatakan, untuk menghadapi persaingan pasar bebas ia telah menyiapkan berbagai strategi berupa pengembangan kualitas SDM di UMP yang siap dalam menghadapi pasar bebas ASEAN. Dia dengan tegas berharap, agar civitas akademika UMP bukan sekedar penonton saja, tapi minimal mereka tahu dan paham apa itu pasar bebas bernama MEA.

Hal ini sangat penting, sehingga dengan adanya MEA ada rasa sensitif pentingnya rasa nasionalisme terhadap produk-produk Indonesia. Rektor mengatakan demikian, karena selama ini banyak masyarakat  merasa bangga  dengan mengenakan baju-baju impor dari luar negeri.

“Untuk itu kita tanamkan nilai-nilai ini, jika mereka tetap bangga seperti itu maka yang terjadi adalah selamanya negeri ini akan menjadi pasar bagi negara lain dan kita tak mungkin bisa berdikari,”terangnya.

Menyikapi hal ini, rektor UMP sangat serius dalam mengelola lembaga perguruan tinggi Muhammadiyah tersebut, dengan selalu meningkatkan kompetensi manajemen pendidikan UMP di segala lini.
Terkait itulah untuk mengelola 15 ribu mahasiswa dengan tujuh fakultas (teknik, ekonomi, pendidikan, hukum, agama islam,pertanian dan  kedokteran) pembenahan diberbagai lini UMP dilakukan terutama dalam kualitas dan kompetensi pengajar dan kualitas pelayanan karyawan. Sehingga UMP bisa menjadikan salah satu perguruan tinggi  Muhammadiyah ternama bagi masyarakat Sumatera Selatan.

Langkah-langkah itu, kini dilakukan oleh UMP dimana saat ini sudah ada 40 orang dosen UMP yang sudah selesai menempuh pendidikan  program doctor/s-3 baik dalam negeri maupun luar negeri. Para dosen tersebutlah yang diharapkan nantinya mampu mendorong kemajuan UMP dalam mengembangkan keilmuan dan keislaman.

Tak terbatas hanya itu saja, UMP juga kerjasama dengan Pendidikan Tinggi (Dikti) untuk program pendidikan biasiswa pascasarjana/S-2 kepada civitas akademika UMP. Untuk program tersebut, kata rektor, UMP melakukan rekrutmen kepada para alumni UMP yang terbaik dan nantinya setelah selesai masa pendidikannya bisa mengabdi ke UMP.

Dengan konsep demikian, maka UMP akan selalu mengikuti dan memenuhi aturan-aturan rasio penyelenggaraan pendidikan yang selama ini telah ditetapkan oleh pemerintah. Strategi ini telah berjalan dengan baik sehingga secara manajerial akademik UMP merupakan salah satu perguruan tinggi paling siap dalam pengembangan pendidikan tinggi.

Selain peningkatan kualitas dosen pengajar, infrastruktur UMP juga menjadi perioritas dari sang rektor, berbagai sarana dan prasarana untuk menunjang proses belajar dan mengajar berbagai fakultas dan jurusan sudah lengkat tersediakan. Bahkan, khusus fakultas pertanian juga disediakan lahan yang berdekatan dengan tanah 10 hektar perkebunan sawit milik UMP yang bisa digunakan untuk praktek dan penelitian fakultas tersebut.

Dengan demikian kelengkapan sarana dan prasarana tersebut akan memberikan keyakinan para mahasiswa dalam proses belajar di UMP.

Meski sarana dan prasaran sudah lengkap, obsesi rektor UMP masih terasa belum cukup, ia ingin agar kampus UMP seperti halnya kampus-kampus di luar negeri yang megah dan angker sebagai kawah candradimuka ilmu pengetahuan yang berkarakter. Ia tidak ingin lembaga pendidikan hanya berbentuk minimalis dan tidak bisa dibanggakan, untuk itu rektor memiliki obsesi  untuk membangun UMP dengan bangunan besar, tinggi dan  megah.

Rektor ingin menyatukan kampus A yang terpusat di Jl Ahmad Yani kelurahan 13 Ulu dengan kampus B Jalan Banten. “Rencana ini sudah masuk dalam program UMP sehingga kedepan UMP akan menjadi kampus terkemuka di Palembang ini,”tutur dia.

Rektor UMP mengatakan, ada beberapa faktor yang mendorong UMP berkembang pesat saat ini. Pertama UMP merupakan satu-satunya perguruan tinggi di Palembang berbasis keislaman, sehingga dalam proses pendidikan para mahasiswa memiliki pengetahuan dan wawasan keislaman yang sangat luas.

Kedua, manajemen pendidikan dan sarana prasarana yang di miliki UMP memilki kelengkapan sehingga kualitas dan mutu pendidikan di UMP sangat tinggi sekali. Ketiga, penyerapan lulusan UMP di dunia kerja sangat besar hal ini dibuktikan banyaknya lulusan UMP di perusahaan-perusahaan BUMN, BUMD dan BUMS.

Banyaknya lulusan UMP terserap di dunia kerja selama ini tidak lepas dari program-progam pendidikan yang selama ini diselenggarakan.  Sejak semester empat saja para mahasiswa sudah melakukan kuliah kerja lapangan (KKL) dengan KKL tersebut mahasiswa bisa belajar secara nyata bagaimana penerapan ilmu yang selama  ini dipelajari untuk di aplikasikan di dunia kerja.
Disamping itu juga ada kuliah kerja nyata  (KKN) dan pemagangan, studi inilah yang menjadikan mahasiswa-mahasiswa UMP akan belajar bagaimana memahami dunia kerja, sosialisasi diri dan lingkungan kerja. “Hal ini yang menjadikan banyak lulusan UMP yang diminta oleh berbagai instansi,”ujarnya.

Sumber : Republika

Strategi Kreatif Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Ekonomi (IMM FE) Universitas Ahmad Dahlan  (UAD)  menyelenggarakan  seminar  nasional  dengan  tema  “Strategi  Kreatif Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015” pada   Sabtu,  (28 /3/2015) di auditorium kampus 1.

“Kegiatan tersebut dilaksanakan untuk mengembangkan kualitas akademis civitas FE UAD  pada  khususnya,  serta  menambah  jaringan  dan  kerja sama.  Ini juga merupakan ajang untuk diskusi  dan  sharing  kesiapan Indonesia menghadapi  MEA,”  tutur Dewi Amalia, SE., M.Si., selaku Kaprodi Akuntansi dalam sambutan.

Sebagaimana diketahui, pada KTT ke-21 di Cebu-Filipina tahun 2007, ASEAN telah membulatkan tekad untuk menjadi kawasan yang terintegrasi, seperti termaktub dalam dokumen Cebu Declaration on the Acceleration of the Establishment of an ASEAN Community by 2015.

Komunitas ASEAN, sesuai dengan Bali Concord II tahun 2003, terdiri atas 3 pilar, yaitu Komunitas Politik-Keamanan ASEAN (ASEAN Political-Security Community/ASC), Komunitas Ekonomi ASEAN/KEA (ASEAN Economic Community/AEC), dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASEAN Socio-Cultural  Community/ASCC).  Melalui  kegiatan  ini, para  akademisi  dapat  saling  berdiskusi  dan  berinteraksi  membahas  isu  tersebut.

Selain dosen dan mahasiswa, hadir  pula  Sukarman, S.Si., M.Ec.Dev., M.Sc. yang menjabat sebagai Kasubbid Analisis Kebijakan Perdagangan Luar Negeri, HR Gonang Djuliastono yang merupakan Kadin DIY, dan RaiRake  Setyawan,  SE.,  Gd Bus., MSA. selaku Dosen  FE  UAD. Mereka bertindak sebagai  pembicara  dalam  seminar tersebut.(doc)

Sumber : UAD.AC.ID