Prodi Ilmu Pemerintahan UMM Kupas Isu Nasionalisme di Masyarakat Perbatasan

SANTERNYA isu-isu yang terjadi di wilayah terluar perbatasan Indonesia menggugah program studi Ilmu Pemerintahan (IP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) meningkatkan jiwa nasionalisme pada mahasiswanya melalui orasi ilmiah, Senin (10/10) di Auditorium UMM. Kegiatan ini mengangkat tema “Peran Pemerintah dalam Penguatan Nasionalisme Masyarakat di Perbatasan”.

Menghadirkan dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UMM Dr Saiman MSi, acara ini sekaligus respon terhadap sejumlah isu yang tengah hangat, di antaranya tertangkapnya kapal ilegal negara asing penangkap ikan di wilayah perairan Indonesia dan insiden lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan di wilayah selat Makassar. Tema ini dipilih selain karena semakin terancamnya wilayah perbatasan Indonesia, juga karena tema ini sama dengan disertasi pembicara.

Menurut Saiman, wilayah perbatasan Indonesia merupakan wilayah yang krusial dan strategis karena berbatasan langsung dengan kedaulatan negara lain. Oleh karenanya, bukan tidak mungin kedekatan secara geografis dengan negara lain tersebut yang akan melunturkan nilai-nilai nasionalisme warga di sana.

“Ada slogan begini,” katanya, “Garuda di dadaku, Malaysia di perutku,” lanjutnya. Hal ini kerap terdengar, karena secara kependudukan mereka ikut Garuda, ikut Indonesia, tapi untuk kebutuhan sehari-hari mereka berbelanja bahkan di Malaysia.

Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan, selama ini kondisi medan yang sulit, ketertinggalan pembangunan, serta keamanan yang tidak terjamin merupakan masalah umum yang terjadi di wiayah perbatasan. Pembangunan seringkali bersifat parsial.

“Kendati ada program pembangunan, dana yang digelontorkan pemerintah bisa jadi malah habis untuk ongkos kirim bahan material bangunan,” ujar Saiman.

Belum lagi permasalahan terkait kesehatan, fasilitas dan kualitas pendidikan yang memprihatinkan, serta luas dan sulitnya medan sebagai akses ke perbatasan. Belum lagi, masalah-masalah khusus seperti sosial budaya, sosial ekonomi, atau politik pemerintahan.

“Tema tentang perbatasan wilayah Indonesia merupakan penelitian disertasi Dr Saiman. Berlatar belakang hal itu, kami ingin memberi wawasan dan penguatan bagaimana nasionalisme di wilayah perbatasan,” ujar Hevi Kurnia, MM Gov, kepala program studi IP UMM.

Tema ini menyedot antusias mahasiswa terutama saat sesi tanya jawab. Beberapa mahasiswa, utamanya yang berasal dari Sulawesi dan Kalimantan memberikan pertanyaan-pertanyaan kritis terkait pencegahan dan penanggulangan dampak hilangnya nasionalisme bagi masyarakat daerah terluar Indonesia.

Beberapa program pemerintah jadi jawabannya. Mulai tahun depan, Kementerian Kesehatan mewajibkan lulusan dokter spesialis untuk terjun ke daerah, khususnya daerah terpencil dan perbatasan. Juga, Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar,  dan Terpencil (SM3T) yang sudah digalakkan Kemenristek Dikti beberapa tahun silam.

“Pemerintah memang sudah semestinya memikirkan upaya-upaya untuk pembangunan di daerah perbatasan. Bangun SDMnya, perbaiki kualitas pendidikan dan kesehatan,” pungkas Saiman.

Sumber : www.umm.ac.id

Inisiasi Lesson Study di Malang, UMM Segera Gelar Konferensi Internasional

POLA pembelajaran lesson study dengan cirinya yang kolaboratif dan berbasis pada komunitas belajar dinilai dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Dimulai dari Jepang, pendekatan ini kini telah dipraktekkan di banyak negara dan telah membantu sekolah-sekolah di seluruh dunia berkembang menjadi komunitas belajar.

Menyadari hal itu, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berupaya terus mengembangkan pola pembelajaran tersebut. Pada 3-5 November mendatang, di UMM akan diadakan International Conference of Lesson Study (ICLS) menghadirkan presiden World Association on Lesson Study (WALS) WALS Prof Christine Lee PhD, pendiri Lesson Study for Learning Community (LSLC) Prof Manabu Sato PhD, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Prof Dr Muhadjir Effendy MAP, Japan International Cooperation Agency (JICA) Expert Ryo Suzuki dan Presiden Asosiasi Lesson Study Indonesia (ALSI) Sumar Hendayana PhD

Dosen FKIP UMM yang juga pengurus pusat ALSI Drs Nur Widodo MKes menjelaskan, Ini merupakan konferensi tahunan yang menjadi ajang berbagi pengalaman dan praktek lesson study serta mendiskusikan isu-isu kekinian yang berkaitan dengan pengajaran, pembelajaran dan penelitian tentang lesson study.

UMM sendiri, kata Nur Widodo, sudah aktif terlibat di lesson study sejak 2011. Saat ini, bahkan tiga dosen FKIP UMM, yaitu Nur Widodo, Dr Roro Eko Susetya Rini MSi dan Dra Sri Wahyuni MKes tergabung di salah satu organisasi internasional di bidang lesson study, yaitu WALS. Melalui WALS, ketiga dosen ini selalu aktif dalam konferensi internasional seputar lesson study.

Menurut Nur Widodo, ada empat prinsip utama dalam lesson study. Pertama, pembelajaran harus bisa memenuhi hak siswa sehingga tidak ada yang terabaikan. Kedua, pembelajaran itu bagaikan taman artinya siapapun boleh menikmatinya dan juga harus terbuka untuk semua orang. Ketiga, pembelajaran berpusat pada siswa. “Artinya bukan guru yang diperhatikan kesalahannya, namun bagaimana siswa bisa memahami pelajaran dengan baik dan benar,” jelas Nur Widodo.

Keempat, lanjutnya, pembelajaran harus yang berkualitas. Guru harus menjadi fasilitator yang baik agar proses belajar siswa berlangsung secara bermakna dan dampaknya jangka panjang. “Dengan diterapkannya lesson studydi setiap sekolah akan menjadikan siswa paham tidak hanya secara jangka pendek, namun juga jangka panjangnya,” papar Nur Widodo yang juga tim utama pendiri ALSI ini.

Sebagai inisiator lesson study di Malang, UMM saat ini tengah bekerjasama dengan pemerintah kota Batu dan salah satu perusahaan Jepang yang bergerak di bidang pendidikan, Benesse untuk mengimplementasikan lesson study di Kota Batu.

Sumber : www.umm.ac.id

Fungsionaris Lembaga Intra Diminta Jadi Inspirator Mahasiswa

“Saudara adalah pemimpin bagi tiga puluh dua ribu mahasiswa UMM. Saudara hadir di sini, karena memang saudara telah dipercaya mahasiswa UMM itu untuk memimpin mereka. Dan yang lebih penting, saudara adalah pemimpin mahasiswa di perguruan tinggi yang telah memiliki reputasi tinggi.”
Demikian disampaikan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Fauzan dalam arahannya pada pembukaan Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa (LKMM) Lembaga Intra tahun akademik 2016/2017 di Auditorium UMM, Jumat (7/10).
“Ibarat saudara naik pesawat, saudara itu sudah masuk di kelas bisnis. Kalau saudara naik bis, bisnya itu sudah kelas eksekutif. Ini berarti bahwa, saudara juga harus menyesuaikan diri. Karena Universitas Muhammadiyah Malang ini memiliki reputasi yang luar biasa, baik di wilayah Jawa Timur, nasional bahkan internasional, kami berharap saudara-saudara sebagai pemimpin mahasiswa harus memiliki rasa percaya diri dan mampu beradaptasi dengan reputasi UMM ini,” seru Fauzan.
Fauzan menegaskan, tidak boleh ada di antara fungsionaris mahasiswa yang merasa merepresentasikan diri dari perguruan tinggi kecil. Tetapi, fungsionaris lembaga intra UMM selayaknya merepresentasikan diri sebagai pemimpin mahasiswa dari perguruan tinggi yang mapan dan bereputasi. “Saudara sudah memiliki bergaining power yang kuat dan mampu berkomunikasi dengan siapa saja. Dalam kancah nasional, saudara sudah sejajar dengan fungsionaris-fungsionaris yang ada di Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada dan perguruan tinggi terkenal lainnya,” seru Fauzan.
Selain itu, sebagai seorang pemimpin mahasiswa, bagi Fauzan fungsionaris lembaga intra harus dapat menjadi motivator juga inspirator. Sehingga menurut Fauzan, LKMM ini seharusnya menjadi agenda strategis dalam rangka mengembangkan pemikiran-pemikiran baru. “Kedepan, agenda pelatihan ini akan dikembangkan kearah yang kompetitif. Karena kita sudah tidak bisa lagi berpikir lokal atau bahkan nasional, kita harus memiliki wawasan yang mengglobal,” terangnya.
Ia berharap, masa jabatan sebagai fungsionaris lembaga intra yang hanya 1 tahun hendaknya dimanfaatkan sebaik mungkin. Salah satunya dengan menjalin komunikasi dengan institusi dan mahasiswa dari universitas manapun. “Kehadiran saudara-saudara ditengah-tengah mahasiswa UMM akan bisa memberikan kontribusi berarti dalam rangka mengangkat citra prestasi Universitas Muhammadiyah Malang,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Badan Pembina Harian Prof. Drs. H. A. Malik Fadjar, M.Sc. menyatakan bahwa UMM sebagai institusi pendidikan memiliki 3 peranan penting menyipkan generasi pemimpin masa depan. Yakni melahirkan generasi-generasi tangguh, menyiapkan tenaga-tenaga profesional dalam berbagai bidang yang akan mampu mengerjakan tugas-tugas kehidupan berbangsa dan bernegara, serta membangun peradaban-peradaban bangsa Indonesia.
“Anda-anda lah generasi yang akan melanjutkan tampuk kepemimpinan masa depan dalam rangka memperkuat bangunan bangsa dan negara. Baik dalam konteks kehidupan regional, nasional maupun global,” pungkasnya.
Penanggungjawab kegiatan LKMM Drs. Warsono, M.M. mengungkapkan, agenda yang diikuti 274 peserta ini dalam rangka membekali fungsionaris lembaga intra ditingkatan fakultas maupun universitas agar memahami tata kelola organisasi. Hal yang tak kalah penting menurutnya, kegiatan ini bertujuan mempersiapkan peserta menjadi pemimpin yang berintegritas. “Antara lain menguasai bidang kerjanya, lalu memiliki karakteristik kejujuran, serta mau bekerja keras,” papar Pembantu Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) ini.
Sumber  : www.umm.ac.id

Universitas Muhammadiyah Malang Satu-satunya PTS Penyelenggara PLPG

SEBANYAK 99 peserta berlatar belakang Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) mengikuti Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) yang diadakan oleh Program Serifikasi Guru (PSG) Rayon 144Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), pada 6 hingga 14 Oktober 2016.Para peserta berasal dari berbagai kota dan kabupaten se-Jawa Timur.

Di Indonesia, terdapat hanya 15 perguruan tinggi yang memiliki kewenangan menyelenggarakan program sertifikasi tersebut. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMM Dr Poncojari Wahyono Mkesmenjelaskan, UMM merupakan satu-satunya perguruan tinggi swasta (PTS)yang dipercaya Kemendikbud mengadakan PLPG.

Selain UMM, 14 perguruan tinggi yang dimaksud yaitu Universitas Syah Kuala, Universitas Negeri Medan, Universitas Negeri Padang, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Semarang, Universitas Sebelas Maret, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Negeri Malang, Universitas Jember, Universitas Pendidikan Ganesha, Universitas Cendrawasih, dan Universitas Negeri Makasar.

Untuk pelaksanaannya, Poncojarimengatakan, PSGUMM bermitra dengan duauniversitas lainnya, yakni Universitas Islam Malang (Unisma) dan Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Pada pembukaan yang berlangsung di hotel UMM Inn, Kamis (6/10), Rektor UMM Fauzan mengajak peserta PLPG untuk mampu membaca problem-problem yang ditimbulkan oleh adanya pelaksanaan sertifikasi sebelum-sebelumnya. Berdasarkan penelitian, kata Fauzan, penyelenggaraan sertifikasi yang pada tahun-tahun sebelumnya hanya diselenggarakan sembilan hari, tidak memiliki korelasi yang signifikan terhadap kompetensi yang diinginkan. “Jadi sebenarnya, penyelenggaraan sertifikasi di Indonesia bisa sampai saat ini khusus penyelenggaraan sertifikasi guru, hasilnya masih menjadi tanda tanya,” kata Fauzan.

Diakuinya, guru yang sudah tersertifikasi hanya meningkat pada satu aspek saja, yakni kesejahteraannya. Akan tetapi, aspek lainnya seperti peningkatan kinerja akademik, pedagogi, dan sosialnya belum nampak, bahkan belum memperlihatkan korelasi yang signifikan. Sebagai contoh Fauzan menyebut, di Kabupaten Malang saja pada 2014 disinyalir terdapat 374 kasus perceraian. Guru merupakan profesi yang paling banyak menyumbang daftar perceraian tersebut.

“Kondisi itu kan tidak boleh terus menerus terjadi. Kami berharap bapak dan ibu sekalian berangkat dari rumah masing-masing ketempat ini sudah meniatkan dalam dirinya untuk meningkatkan kapasitas kompetensi, intelektual serta sosialnya. Hal tersebut dilakukan guna meningkatkan kompetensi para lulusan yang kita hasilkan,” kata Fauzan.

Oleh karenanya Fauzan berharap, guru yang dihasilkan melalui sertifikasi dapat menjadi agent of change.“Guru diharapkan tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan, tapi juga sebagai model bagi peserta didiknya,” pungkas Fauzan.

Sumber : www.umm.ac.id

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang dan Politeknik Singapura Ciptakan Alat Atasi Masalah Sampah

KOLABORASI 24 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan 24 mahasiswa Singapore Polytechnic (SP) sukses memberikan dampak positif bagi pengembangan Desa Temas, Kota Batu. Di sana, 48 mahasiswa tersebut berhasil menyelesaikan tiga proyek, yaitu pengelolaan bank sampah, industri mainan truk, serta industri rumahan panci dan oven.

Kesuksesan itu terungkap dalam pameran hasil karya dan penutupan proyek LEx yang digelar di Auditorium UMM, Kamis (6/10). Karya mereka dipamerkan setelah selama sepuluh hari, yaitu sejak Senin (26/9) para mahasiswa tersebut melakukan observasi lapangan dan dilanjutkan dengan pembuatan produk yang memudahkan kerja warga desa.

Dilihat dari hasil karya mereka, tampak jelas bahwa inovasi yang mereka lakukan telah menghadirkan perubahan positif bagi masyarakat. Pada proyek bank sampah di Desa Temas RW 6 misalnya, selama ini masyarakat merasa kesulitan dalam mencari ruang untuk mengatur sampah yang sudah dipilah. Sampahnya sangat banyak dengan tempat yang sangat minim.

Berdasarkan hasil observasi dan analisa, koordinator LEx untuk proyek bank sampah Arief Rachman Hakim menjelaskan, ditemukanlah solusi, yaitu membuat garbage crusher, yaitu alat penekan agar sampah yang sudah dikirim ke bank sampah dapat diatur sedemikian rupa hingga muat di satu tempat. “Garbage crusher ini dapat menekan atau membuat tipis atau gepeng semua sampah. Sampah yang sudah dikumpulkan 70 kepala keluarga tersebut ditekan hingga benar-benar tipis. Kaleng, botol minuman, tempat makanan dan sebagainya bisa dimasukkan di alat ini,” jelas mahasiswa Program Studi Psikologi UMM ini.

Selain garbage crusher, para mahasiswa ini juga membuat super troller yang berguna untuk menjemput sampah dari rumah warga, sehingga warga tak perlu lagi menghabiskan waktu dan tenaga untuk datang ke bank sampah. Kehadiran dua alat ini, yaitu garbage crusher dan super troller, terbukti sangat memudahkan pengelolaan sampah di desa tersebut.

Sementara itu pada proyek industri rumahan panci dan oven, masalah yang dihadapi yaitu pengusaha oven membutuhkan waktu yang sangat lama dalam memproduksi satu oven. Menurut Syol Indra Syafril, koordinator proyek industri rumahan panci dan oven, dalam satu bulan hanya bisa menghasilkan maksimal 100 oven saja. “Pengusaha oven ini sampai menolak pesanan karena permintaannya melonjak dan waktu pembuatan sangat lama,” jelas Syol.

Proses paling lama yaitu pelurusan kawat guna dipasang di dalam bagian oven. Syol menjelaskan, selama ini kawat diluruskan dengan cara manual dan menggunakan tangan biasa satu persatu. Agar maksimal waktu pembuatannya, peserta LEx membuat solusi yaitu membuat alat yang memudahkan dalam meluruskan kawat. Dengan alat tersebut, pengrajin oven hanya perlu memasukkan kawat yang bengkok dan kawat itu akan seketika keluar dalam keadaan lurus. “Alat ini dapat meringkas waktu pembuatan oven sehingga dalam satu bulan bisa memproduksi lebih dari 100 oven,” ujar Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM itu.

Perwakilan Politeknik Singapura, Virendra Yadav mengatakan, LEx memang sengaja didesain agar dalam waktu singkat mahasiswa dapat belajar dari dunia nyata sekaligus memberi manfaat kongkrit bagi masyarakat setempat. Dengan cara itu, mahasiswa Singapura selain dapat terkoneksi dengan masyarakat setempat, juga sekaligus membuktikan rasa pedulinya dengan menciptakan teknologi baru yang bisa langsung dimanfaatkan untuk kepentingan produksi yang lebih efisien. (jal/han)

Sumber : www.umm.ac.id

Sukses Proyek HELM, USAID Ajak Universitas Muhammadiyah Malang Kerjakan Program Lainnya

DIREKTUR Keuangan United States Agency for International Development (USAID) Jeff Collen yang berkedudukan di Washington DC secara khusus datang ke Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (5/10), untuk meninjau langsung implementasi program Higher Education Leadership and Management (HELM). Program hasil kolaborasi UMM dan USAID perihal tata kelola perguruan tinggi ini mulai berjalan sejak 2011 dan berakhir November 2016.

Dalam kunjungannya, Jeff mengevaluasi pelaksanaan program HELM. Antara lain terkait general administration and leadership, quality assurance, financial management, serta colaboration with external stakeholder.

Selain itu, terdapat juga pemaparan proyek-proyek yang dianggap berhasil oleh HELM Jakarta. Di antaranya dalam bidang menejemen keuangan, serta yang lebih spesifik terkait quality assurrance untuk pembelajaran mahasiswa. Untuk memperkuat jalannya evaluasi, USAID juga meminta pihak UMM untuk menghadirkan mahasiswa dan memberikan testimoni untuk menilai level keberhasilan penerapan program tersebut.

“Dari hasil dialog tersebut, alhamdulillah UMM dianggap sebagai salah satu perguruan tinggi yang sukses melaksanakan program HELM ini,” kata Asisten Rektor Bidang Kerjasama Luar Negeri, Soeparto.

“Dari hasil evaluasi kegiatan-kegiatan itu, kelihatan bahwa program HELM memang relevan dengan pengembangan UMM. Sehingga, program-program HELM dapat mengakselerasi program-program yang ada di UMM. Tanpa HELM,mungkin kita jalannya 70 kilometer per jam, dibantu HELM kita bisa lari 90 kilo meter per jam,” ungkap Soeparto.

Berangkat dari keberhasilan tersebut, USAID dan UMM bakal kembali merencanakan kerjasama, yaitu programStrategic Economic Research and Analysis (SERA) dimana UMM yang bakal mengetuainya.

SERA sendiri merupakan proyek pembuatan pusat-pusat penelitian di Indonesia bagian Timur. Selain itu,program tersebut juga mendukung perkembangan analisis kebijakan, memperkuat ekonomi pemerintah di Indonesia bagian Timur, serta meningkatkan diseminasi dan diskusi pihak negeri-swasta terkait riset kebijakan ekonomi. “Rencananya, proyek ini bakal melibatkan limaperguruan tinggi di Indonesiayang akan berkolaborasi dengan satu perguruan tinggi dari Amerika Serikat,” paparnya.

Pasca melakukan proses penilaian, Jeff berpesan pada seluruh mahasiswa yang hadir, khususnya bagi mahasiswa yang berkesempatan mendapat pengalaman di luar negeri, agar ilmu yang didapat bisa diterapkan untuk mendukung perubahan dan kemajuan di Indonesia.

“Kalian mendapatkan peluang yang sangat baik dengan berkesempatan belajar di UMM. Bagi yang sudah mendapat peluang kuliah ke luar negeri, saya berharap kalian dapat kembali ke Indonesia membuat perubahan. Selain untuk lingkungan sekitar, juga untuk keluarga sendiri,” nasehat Jeff pada sejumlah mahasiswa UMM tersebut.

Sumber : www.umm.ac.id

RS Universitas Muhammadiyah Malang Latih Perawat Tangani Sindrom Koroner Akut

PERHIMPUNAN Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Komisariat Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang (RS UMM) mengadakan Seminar dan Workshop Keperawatan Sindrom Koroner Akut (SKA), Ahad (2/10) di Museum Tubuh Jawa Timur Park I, Malang.Kegiatan yang diikuti 70 tenaga keperawatan se-Jawa Timur ini untuk mengedukasi pentingnya kesehatan jantung sebagai alat kerja pernafasan manusia, khususnya terkait penanganan penyakit sindrom koroner akut.

Menurut dokter speasialis jantung RS UMM dr Andi Wahjono Adi SpJp, penyakit SKA merupakan salah satu penyakit pembuluh darah yang disebabkan penyumbatan dan pengurangan pasokan oksigen secara tiba-tiba. Solusinya, kata Andi, dengan memasukkan selang kateter ke dalam pembuluh darah untuk dipasangring/stent.

Andimenjelaskan, penyumbatan pembuluh darah ini dikarenakan beberapa hal, seperti merokok, hipertensi, atau keturunan keluarga. “Biasanya gejala awal yang sekaligus dapat menyebabkan kematian itu adalah angin duduk, dalam istilah masyarakat awam,” ujarnya. Solusi yang dilakukan bukan dikerok, lanjut Andi, tapi dilakukan Percutaneous Coronary Intervention (PCI) dengan memasukkan stent ke dalam tubuh tanpa pembedahan.

Materi lain yang disampaikan pada kegiatan ini yaitu tentang peran perawat dalam pelaksanaan door to balloon oleh ketua PPNI Komisariat RS UMM Teguh Santoso AMdKep. Teguh menjelaskan bagaimana seharusnya perawat berperan dalam operasi sehingga kesalahan dapat diminimalisir. Menurutnya, peran perawat sangat vital dalam tindakan PCI seperti mencegah dan mendeteksi dini potensial komplikasi, memberikan pendidikan pada pasien dan keluarga serta rehabilitasi. “Riwayat pasien dan riwayat pembehan sebelumnya juga perlu diperhatikan oleh perawat sebelum tindakan PCI dilaksanakan,” ujar salah satu perawat Kateter Laboratorium tersebut.

Selepas seminar,peserta diajak mengunjungi museum jantung untuk menyaksikan secara langsung implementasi dari pemasangan kateter. Saat ini,di Malang pemasangan kateter hanya bisa dilakukan di dua RS, yaitu RSUD Saiful Anwar dan RS UMM

Menurut ketua pelaksana seminar Fandy Dharmawan SKep Ns, di Malang Raya hanya terdapat limaperawat yang khusus menguasai bidang Kateter Laboratorium. “Dua diantara limaperawat tersebut berada di RS UMM,” jelasnya.

Fandy berharap,dengan diselenggarakannya acara ini,para perawat memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang penanganan sindrom koroner akut.“Saat ini yang terserang penyakit jantung tidak hanya yang tua saja, namun yang masih muda pun sudah berpotensi terkena penyakit jantung,” pungkasnya.(jal/han)

Sumber : www.umm.ac.id

Berita Prodi Kehutanan Kenalkan Potensi Pengelolaan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

PROGRAM Studi (Prodi) Kehutanan Fakultas Pertanian-Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan Kuliah Tamu bertajuk Pengelolaan Kawasan Peletarian Alam dan ZonasiJumat (30/9) di Auditorium UMM. Kuliah tamu menghadirkan Kepala Bidang Teknis Konservasi Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTN-BTS) Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Muhammad Wahyudi SP MSc. Acara dihadiri mahasiswa baru Prodi Kehutanan dan sejumlah fungsionaris Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Kehutanan.

Dalam materinya, Wahyudi mengurai Pengelolaan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Sesuai SK Menteri Kehutanan Nomor 178/Menhut-II/2005 tanggal 29 Juni 2005, berdasarkan wilayah admisnistrasinya, Taman Nasional Bromo Tengger Semerumemiliki luas tanah sebesar 50.276,20 hektar. Bentangan tersebut, kata Wahyudi, tentu menyimpan banyak potensi kawasan yang luar biasa.

“Selain potensi keanekaragaman hayati berupa flora dan Fauna, TN-BTS juga banyak menyimpan potensi lainnya. Antara lain, potensi jasa lingkungan, potensi objek wisata budaya, potensi wisata alam serta potensi objek wisata alam,” papar alumni Prodi Pendidikan Biologi UMM angkatan 1993 ini.

Untuk meningkatkan kerjasama pengelolaan taman nasional, BBTN-BTS telah bekerjasama dengan beberapa pihak terkait, mulai dari instansi pemerintah, perusahaan swasta, perguruan tinggi serta organisasi internasional.

“Misalnya dalam pemanfaatan jasa lingkungan air, kami bekerjasama dengan pemerintah desa untuk pemenuhan kebutuhan air bagi rumah tangga dan pertanian. Selain itu, dalam aspek pembangunan maupun penyempurnaan infrastruktur wisata alam, kami bekerjasama dengan perusahaan swasta, juga bantuan sarana dan prasarana bagi paguyuban pelaku wisata,” lanjut Wahyudi.

Di akhir sesi, Wahyudi juga memberi pesan moril kepada peserta. Ia menyebut, aspek penting dalam pengelolaan potensi-potensi di atas dapat berjalan baik dengan tidak mengutamakan kepentingan sesaat dan mengorbankan kepentingan masa depan. “Mari bergandeng tangan menjaga kelestarian hutan,” pungkasnya. (can/han)

Sumber : www.umm.ac.id

Unggulkan Kurikulum dan Kerjasama Internasional, Prodi Biologi Pertahankan Akreditasi A

PROGRAM Studi (Prodi) Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil mempertahankan akreditasi A. Sesuai surat ketetapan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) No 1699/SK/BANPT/Akred/S/VIII/2016, Prodi Biologi UMM menyandang akreditasi tertinggi itu hingga 2021.

Dengan begini, sudah dua kali berturut-turut Prodi Biologi UMM meraih akreditasi A, yang diawali pada 2011. Ketua Prodi Biologi UMM Dr Yuni Pantiwati MPd mengatakan, untuk akreditasi kali ini Biologi UMM memiliki keunggulan di bidang kurikulum. “Dalam bidang kurikulum kami mengikuti seluruh kurikulum yang diterbitkan oleh pemerintah serta melakukan implementasi kurikulum tersebut dengan baik,” ungkap Yuni.

Tidak hanya berfokus pada penerapan kurikulum, namun Biologi UMM juga terus menggenjot berbagai kerjasama dalam maupun luar negeri. Lebih lanjut, dikatakan Yuni, Biologi UMM saat ini sedang berupaya untuk meningkatkanprestasi melalui kerjasama internasional. “Kerjasama internasional ini sudah menjadi kewajiban bagi setiap Prodi untuk saat ini,” ujar dosen asal Jember tersebut.

Yuni mengaku mahasiswa dan dosen Biologi UMM beberapa kali sudah melakukan kunjungan ke tiga negara, yaitu Thailand, Malaysia, dan Singapurauntuk kepentingan benchmarking prodi. Bahkan, Biologi UMM memiliki Studi Lapang Terintegrasi (SLT). Studi ini mengajak mahasiswauntuk belajar lebih dan mencari pengalaman lebih di dunia internasional. Dosen Biologi UMM juga tengah mengembangkan penelitian hewan merayap dan tumbuhan merambat dengan salah satu perguruan tinggi di China, Guangxi University di Guilin.

Penelitian dosen, pengabdian masyarakat dan publikasi jurnal maupun oral menjadi pekerjaan rumah yang masih harus dievaluasi untuk akreditasi ke depannya. Untuk mendukung kegiatan belajar mengajar,Prodi Biologi jugamenyediakan program pemagangan biologi dan nantinyasetiap mahasiswa direkomendasikan untuk magang di instansi-instansi. “Saat ini Prodi Biologi sedang  menyiapkan Memorandum of Understanding(MoU) serentak dengan semua instansi yang terkait untuk mempermudah mahasiswa dalam proses magang nanti,” jelas dosen FKIP UMM tersebut.(jal/han)

Sumber : www.umm.ac.id

UMM Diundang Perkenalkan Islam Indonesia di Taiwan

DIREKTUR Kamar Dagang Taiwan, Ismail Mae, mengundang secara khusus Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk memperkenalkan Islam Indonesia kepada sejumlah lembaga pendidikan dan pemerintahan di Taiwan. MenurutIsmail,sebagai lembaga Islam terkemuka di Indonesia, UMM memiliki tradisi keilmuan yang kuat, juga nuansa keislaman yang kental.

Selain mengenalkan Islam Indonesia, UMM juga akan mempercepat kerjasama yang telah dimulai UMM sebelumnya dengan sejumlah perguruan tinggi di Taiwan. Salah satunya,pihak Taiwan akan menawarkan program magang di perusahaan Taiwan yang ada di Indonesia. “Pak Ismail Mae akan merekomendasikan perusahaan yang dituju. Pada saat yang bersamaan, mahasiswa kita juga dilibatkan disitu,” papar Asisten Rektor UMM Bidang Kerjasama Luar Negeri, Soeparto.

Selain UMM, pimpinan perguruan tinggi yang turut diundang mengenalkan Islam di Taiwan yakni Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Universitas Al-Azhar, Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta dan UIN Medan.Tak kalah penting, tujuan berangkatnya limapimpinan universitas Islam ini juga bakal membantu memberdayakan serta membantu Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Taiwan. Salah satunya memperjuangkan hak libur hari raya, Idul Fitri dan Idul Adha.

Saat kunjungan ke UMM, Rabu (28/9), Ismail Mae menyebut, di Taiwan setidaknya terdapat 300 ribu TKI yang tidak mendapat hak libur di duahari raya. “Di sini para rektor bisa berperan. Caranya sederhana, pimpinan perguruan tinggi yang nantinya berangkat mengusahakan, dalam kontrak TKI, dimasukannyaklausul yang bunyinya kurang lebih ‘dapat jatah libur duahari pada hari raya’. Jika berhasil, itu sudah luar biasa,” terangnya.

Rektor UMM Fauzan yang turut menjamu Ismail menyarankan untuk dibuat pusat studi Islam di sejumlah perguruan tinggi di Taiwan, dengan mengadopsi konsep American Corners dan China Corners seperti yang terdapat di UMM.

Menjelang akhir kunjungan, Ismail Mae menyempatkan diri mengunjungi American Corners dan China CornersUMM serta mahasiswa yang sedang menjalani kelas bahasa Mandarin di China Corners. Ismail juga sedikit berbasa-basi dengan sapaan “Apa Kabar” dalam bahasa Mandarin. (can/han)

Sumber : www.umm.ac.id