UM Malang Siap Kembangkan Kelas Internasional Berbahasa Indonesia

WAKIL Ketua Badan Pembina Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Prof Dr Muhadjir Effendy MAP mendorong agar UMM dapat mewujudkan kampus kelas dunia melalui internasionalisasi bahasa Indonesia. Hal itu disampaikan Muhadjir yang juga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada lawatannya ke UMM, Sabtu (22/10).

Muhadjir berharap, UMM mampu mempelopori kelas internasional dengan menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa utamanya. “Tujuannya, agar bahasa Indonesia menjadi bahasa yang dipelajari oleh  mahasiswa asing dan tetap menjadi bahasa utama kita. Wajibkan mahasiswa asing untuk belajar bahasa Indonesia melalui BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing),” ujarnya.

Muhadjir juga menghimbau agar para dosen di UMM tak melulu mengirimkan papernya ke jurnal internasional.“Karya Bapak-Ibu, yang dikirim ke jurnal internasional, akan malah membuat bahasa Indonesia tidak laku. Harusnya dorong jurnaldalam negeri agar punya rekognisi internasional, caranya buat jurnal internasional berbahasa Indonesia,” harap mantan Rektor UMM ini.

Terlebih, kata Muhadjir, UMM diharapkan dapat menjadi rujukan bagi ratusan Perguruan Tinggi Muhammadiyah se-Indonesia.Untuk itu, lanjutnya, program studi yang ada di UMM harus diperkuat. Hal ini merujuk pada empat sektor yang menjadi andalan pemerintah saat ini, salah satunya yaitu industri kreatif.

“Prodi ilmu komunikasi di UMM itu salah satu yang siap diusung ke industri kreatif. Saat ini sudah bagus, tapi perlu lebih ditingkatkan, terutama di bidang grafis dan sinematografi,” ungkapnya.

Mengamini hal tersebut, Rektor UMM Fauzan mengatakan, internasionalisasi di UMM tidak hanya mengharuskan kampus ini mengembangkan sayap kemitraan ke berbagai negara di dunia. Internasionalisasi juga berarti membuat warga asing lebih familiar dengan budaya Indonesia dan atrmosfer UMM. “Di sini, mahasiswa asing harus bisa berbahasa Indonesia. Mereka juga harus bisa menyatu dengan mahasiswa pribumi,” ujarnya.

Terkait industri kreatif, Fauzan menjelaskan, saat ini Wakil Rektor III UMM tengah menyiapkan strategi agar mahasiswa siap merambah wilayah tersebut. Prodi Ilmu Komunikasi UMM yang sukses menyulap kampung kumuh menjadi kampung warna-warni Jodipan adalah salah satu buktinya.

UMM, lanjut Fauzan, juga tengah melakukan peningkatan sumber daya manusia. Ada 14 profesor yang melakukan pendampingan intensif pada 74 dari 114 doktor di UMM untuk digurubesarkan. Di lingkup Wakil Rektor I, penataan akademik dan pelayanan administrasi dan pembelajaran kini tengah menjadi fokus. Sedangkan Wakil Rektor II terus melakukan perbaikan tata kelola di bidang keuangan.

Silaturrahim dan arahan Muhadjir ini dihadiri oleh dekan, pembantu dekan I, II, dan III dari semua fakultas, kepala program studi, kepala badan,dan kepala lembaga se-UMM. Sebelum bertemu jajaran dekanat dan staf, Muhadjir sempat bertandang ke Student Day Fakultas Ekonomi dan Bisnis, serta menilik perkembangan pembangunan GKB IVUMM.

Sumber : www.umm.ac.id

Pembukaan Student Day, UM Malang Perkuat Visi 'Green and Clean'

JALAN sehat menandai dibukanya Student Day 2016  Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (15/10). Kegiatan ini mengusung tema ”Green and Clean: Aksi Nyata Mahasiswa UMM Menuju Indonesia Bersih dan Sehat” dan diikuti 6812 mahasiswa baru 2016. Tema tersebut merupakan tindak lanjut program “UMM Green and Clean” yang dicanangkan sejak 2013.
Tahun ini, kata Rektor UMM Fauzan, program ini memberikan penekanan pada aspek ‘Green’, yaitu penghijauan. “Konteks penghijauan itu sangat luas. Tidak sekedar menanam pohon, tapi juga merawat dan melestarikan. Dampaknya, akan membuat suasana lebih segar dan menyehatkan bagi tubuh,” tuturnya.
Rute jalan sehat dimulai dari helipad UMM, kemudian melewati stadion UMM dilanjutkan menyusuri jalan Tegal Gondo, melewati area persawahan dan berakhir di Gedung Student Center (SC) Kampus III UMM.
Sepanjang perjalanan, mahasiswa dihimbau melakukan aksi bersih dengan memungut sampah yang ditemui. Harapannya, mahasiswa UMM dapat menjadi teladan dalam menjaga kebersihan di lingkungan sekitar kampus.
Selain itu, juga dilakukan penyerahan pohon secara simbolik kepada sejumlah perwakilan mahasiswa dari berbagai fakultas dan dibagikan kepada masyarakat sepanjang rute jalan sehat. “Secara terjadwal nantinya, 7000 pohon bakal ditanam di sejumlah titik di sekitar lingkungan kampus III UMM,” terang Ketua Pelaksana Student Day 2016, Zen Amirudin.
“Ke depan, tema ‘Green and Clean’ ini tidak hanya termanifestasikan dalam bentuk jalan sehat. Selama kegiatan Student Day berlangsung, kegiatan akan disesuaikan dengan tema besar ‘Green and Clean’ ini,” papar Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) ini.
Rektor menyatakan, Student Day ini dimaksudkan untuk mengindetifikasi kompetensi yang  dimiliki mahasiswa baru UMM.  Selain itu Fauzan juga beraharap Student Day dapat memberikan penguatan jati diri mahasiswa UMM. “Student Day adalah harinya mahasiswa. Mudah-mudahan di Student Day 2016 ini, mahasiswa baru dapat menemukan dan mengembangkan potensi dirinya,” kata Fauzan.
Student Day 2016 akan berlangsung setiap hari Sabtu mulai 15 Oktober hingga 10 Desember 2016. Student Day merupakan agenda UMM yang sudah berlangsung lebih dari dua dekade, yaitu sejak 1992. Sebagai puncak dari Student Day, diadakan Rector Cup yang meliputi kompetisi antar fakultas di bidang seni dan olahraga.
Sumber : www.umm.ac.id

Pembukaan Student Day, UM Malang Perkuat Visi ‘Green and Clean’

JALAN sehat menandai dibukanya Student Day 2016  Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (15/10). Kegiatan ini mengusung tema ”Green and Clean: Aksi Nyata Mahasiswa UMM Menuju Indonesia Bersih dan Sehat” dan diikuti 6812 mahasiswa baru 2016. Tema tersebut merupakan tindak lanjut program “UMM Green and Clean” yang dicanangkan sejak 2013.
Tahun ini, kata Rektor UMM Fauzan, program ini memberikan penekanan pada aspek ‘Green’, yaitu penghijauan. “Konteks penghijauan itu sangat luas. Tidak sekedar menanam pohon, tapi juga merawat dan melestarikan. Dampaknya, akan membuat suasana lebih segar dan menyehatkan bagi tubuh,” tuturnya.
Rute jalan sehat dimulai dari helipad UMM, kemudian melewati stadion UMM dilanjutkan menyusuri jalan Tegal Gondo, melewati area persawahan dan berakhir di Gedung Student Center (SC) Kampus III UMM.
Sepanjang perjalanan, mahasiswa dihimbau melakukan aksi bersih dengan memungut sampah yang ditemui. Harapannya, mahasiswa UMM dapat menjadi teladan dalam menjaga kebersihan di lingkungan sekitar kampus.
Selain itu, juga dilakukan penyerahan pohon secara simbolik kepada sejumlah perwakilan mahasiswa dari berbagai fakultas dan dibagikan kepada masyarakat sepanjang rute jalan sehat. “Secara terjadwal nantinya, 7000 pohon bakal ditanam di sejumlah titik di sekitar lingkungan kampus III UMM,” terang Ketua Pelaksana Student Day 2016, Zen Amirudin.
“Ke depan, tema ‘Green and Clean’ ini tidak hanya termanifestasikan dalam bentuk jalan sehat. Selama kegiatan Student Day berlangsung, kegiatan akan disesuaikan dengan tema besar ‘Green and Clean’ ini,” papar Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) ini.
Rektor menyatakan, Student Day ini dimaksudkan untuk mengindetifikasi kompetensi yang  dimiliki mahasiswa baru UMM.  Selain itu Fauzan juga beraharap Student Day dapat memberikan penguatan jati diri mahasiswa UMM. “Student Day adalah harinya mahasiswa. Mudah-mudahan di Student Day 2016 ini, mahasiswa baru dapat menemukan dan mengembangkan potensi dirinya,” kata Fauzan.
Student Day 2016 akan berlangsung setiap hari Sabtu mulai 15 Oktober hingga 10 Desember 2016. Student Day merupakan agenda UMM yang sudah berlangsung lebih dari dua dekade, yaitu sejak 1992. Sebagai puncak dari Student Day, diadakan Rector Cup yang meliputi kompetisi antar fakultas di bidang seni dan olahraga.
Sumber : www.umm.ac.id

UM Malang Jajaki Kerjasama dengan Universitas India

SETELAH menjalin kerjasama dengan 112 negara, kali ini Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan salah satu universitas terkemu di New Delhi, India Jawaharlal Nehru University (JNU). Penandatanganan tersebut disaksikan sejumlah mahasiswa program studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Fakultas Agama Islam (FAI) di Aula Teknik Gedung Kuliah Bersama (GKB) III Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Selasa (18/10).

“Saya berharap kerjasama ini nanti akan bisa membuahkan hasil yang positif kedepan untuk menjalin kerjasama antar dua perguruan tinggi ini,” terang Direktur Kerjasama Internasional JNU, Prof. Dr. Girish yang mewakili rektor NJU.

Menanggapi hal tersebut, Rektor UMM Fauzan berharap, produk-produk unggulan baik itu produk research maupun sumber daya manusia yang dilahirkan Universitas Muhammadiyah Malang akan bisa juga menginternasional. “Kami berharap ada mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab yang nantinya juga akan jadi dosen di Jawaharlal Nehru University. UMM memiliki komitmen besar untuk mengembangkan kerjsama luar negeri, ” harap Fauzan.

Untuk menguatkan hal tersebut, kata Fauzan, pada 2017 UMM mencanangkan mahasiswanya untuk tidak sekedar wajib mengikuti pelajaran bahasa inggris melalui program English for Spesific Porpose (ESP), akan tetapi mahasiswa UMM diharapkan mampu menguasai 2 bahasa lain, yakni Bahasa Arab dan Mandarin.

“Ini semua dalam rangka agar pikiran-pikiran cemerlang yang saudara peroleh dapat terdistribusikan ke negara-negara lain. Yang lebih penting, untuk memberikan penguatan kompetensi mahasiswa UMM.,” tukasnya.

Sementara itu, Kepala International Relations Office (IRO) UMM, Dr. Abdul Haris, M.A menyatakan kerjasama ini merupakan awal penjajagan antara kedua belah pihak.  “Yang pasti, kerjasama nanti seputar bidang akademik, penelitian dan pengabdian masyarakat. Nanti akan kita tindak lanjuti kerjasama tersebut dengan beberapa kegiatan. Misalnya dalam waktu dekat Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) akan mengirim beberapa orang untuk mengikuti pelatihan di sana. Selain itu, sesuai kesepakan, dosen bahasa Indonesia juga bakal diikutkan short course selama 4 bulan di sana,” terang Abdul Haris.

Pasca penandatanganan MoU, Asisten Profesor, Centre of Arabic and African Studies School of Language, Literature and Cultural Studies (SSL & CS) Dr. MD. Qutbuddin menyajikan makalah bertema “Contemporary Trend of Arabic Teaching in India” dalam kuliah tamu prodi PBA. Selain itu, Assissant proffesor MPhil & PhD in International Relation NJU Dr. Gautam Kumar Jha juga turut menjadi pemateri dalam kegiatan Seminar Nasional dan Gelar Produk 2016 (SenasPro) yang tengah berlangsung di UMM, 17-18 Oktober.

Sumber : www.umm.ac.id

FPP Kaji Peran Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia

“Seandainya Indonesia bisa memanfaatkann lautnya sejak dulu, tidak perlu lagi menyandarkan pembangunan kepada hutang-hutang Internasional. Indonesia harus dapat menjadikan laut sebagai tulang punggung pendapatan negara untuk disebut sebagai negara Maritim.”
Demikian disampaikan pendiri pusat kajian Chandra Motik Maritime Center, Dr. Chandra Motik yusuf, S.H. M.Sc dihadapan 125 mahasiswa baru angkatan 2016 Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian-Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di Basement Dome UMM, Jumat (14/10). Kuliah Tamu ini bertajuk “Maritim Sebagai Kiblat Pembangunan Nasional Indonesia”.
Chandra mengungkapkan, Ir. Djuanda menyadari sejak dulu bahwa masa depan Indonesia ada di laut. “Inti dari Deklarasi Djuanda adalah mewujudkan Wawasan Nusantara, laut sebagai pemersatu, bukan bukan pemisah. Konektivitas antar pulau dan pemerataan pembangunan dan kesejahteraan harus terwujud,” papar Chandra yang pada 2015 lalu meraih penghargaan Menteri Perhubungan Republik Indonesia sebagai Women on Maritime 2015.
Deklarasi Djuanda, kata Chandra, telah mengamanatkan bangsa ini untuk memanfaatkan laut sebagai modal pembangunan Negara Indonesia, yang kemudian disahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982.
Sejak dulu, lanjut Chandra, posisi Indonesia sudah dikenal sebagai poros dunia. Posisi yang strategis ini telah dimanfaatkan Kerajaan Sriwijaya, Majapahit dan lainnya baik dalam perniagaan maupun dalam usaha memperluas wilayah kerajaan. “Karena letak yang strategis ini banyak negara yang ingin menguasai Indonesia, di mana pada akhirnya Belanda yang berhasil menguasai Indonesia paling lama,” terangnya.
Menurutnya, untuk dapat memanfaatkan posisi Indonesia sebagai poros maritim dunia, diperlukan infrastruktur Kemaritiman yang dapat mewujudkan Indonesia sebagai Negara Maritim. “Dengan infrastruktur Kemaritiman yang komprehensif, integral dan holistik maka konektifitas antar pulau dapat terwujud. Setelah konektivitas antar pulau terwujud, selanjutnya konektivitas antar negara, di mana Indonesia sebagai pusat Industri pelayaran internasional,” paparnya.
Namun demikian, untuk sampai bisa dijadikan poros maritim dunia, Indonesia masih harus banyak menyelesaikan problem kondisi infrastruktur dan konektivitas maritim saat ini. Diakuinya, kondisi infrastuktur dan konektivitas maritim saat ini masih jauh dari cukup untuk dapat memanfaatkan potensi laut ataupun menuju negara maritim.
“Infrastruktur pelabuhan belum memadai, masa tunggu untuk sandar dan bongkar muat yang lama. Selain itu, sistem keamanan muatan barang yang lemah, terutama untuk barang muatan berbahaya. Infrastruktur pelabuhan yang belum mencukupi di pulau-pulau kecil. Juga, instrumen hukum yang belum memberikan rasa aman kepada industri pelayaran dan juga kedaulatan negara,” tukasnya.
Sumber : www.umm.ac.id

Mahasiswa Komunikasi UM Malang Diajak Berperan Kembangkan Pariwisata Indonesia

MAHASISWA Ilmu Komunikasi dipandang memiliki penting dalam mengembangkan pariwisata Indonesia. Dalam konteks program studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) misalnya, terdapat tiga konsentrasi studi yang dapat sama-sama berperan bagi pengembangan pariwisata, yaitu Public Relations (PR), Jurnalistik dan Audio Visual.
Alumni Ilmu Komunikasi UMM Muhammad Natsir Arihata menjelaskan, mahasiswa konsentrasi PR bisa mengkaji relasi antara pengusaha dan pemerintah dalam kebijakan pariwisata. “Lalu yang dari
audio visual (AV) dapat membingkai pariwisata melalui video yang menarik, sementara mahasiswa jurnalistik serta memberitakan tempat pariwisata agar dikenal,” kata Natsir pada kegiatan seminar pariwisata bertema “New Wave of Indonesian Tourism” yang diadakan oleh Prodi Ilmu Komunikasi UMM pada Kamis (13/10) d Auditorium UMM.
Seminar dilakukan dalam rangkaian ulang tahun Prodi) Ilmu Komunikasi UMM ke 30 tahun. Seminar ini dilatari perkembangan pariwisata di Indonesia sudah yang kian menampakkan geliatnya. Perkembangan pariwisata ini menjadi suatu alat untuk mempromosikan Indonesia luar negeri. Sayangnya,  kata Natsir yang juga ketua panitia kegiatan ini mengatakan, adanya pariwisata di Indonesia tidak hanya membawa dapak positif. Namun juga dampak negatif terlihat di sekitar wilayah pariwisata tersebut. Dampak negatif itu harus dicegah dan diperbaiki dengan melihat permasalahannya.
Radityo Prabowo dari Zeno Indonesia selaku pemateri pada seminar yang dihadiri 100 mahasiswa tersebut menyatakan, pariwisata di Kota Malang ini sudah mulai nnampk. Untuk itu, mahasiswa Ilmu Komunikasi sebaiknya bisa mempetakan kurang dan lebihnya pariwisata ini. Tidak hanya menikmati tempat pariwisata yang ada namun juga bisa merubah mindset wisatawan yang berkunjung ke Kota Malang.
“Bagian yang paling susah itu merubah mindset orang. Misal begini, saya ke Malang bayar tiket pesawat 900 ribu, itu sama dengan saya ke Singapura. Berarti kan lebih baik saya ke Singapura, selain ke luar negeri saya juga dapat fasilitas yang sangat nyaman disana. Itulah pekerjaan rumah kalian,” jelas Business Leader dari Zeno Indonesia tersebut.
Dunia jurnalistik juga menjadi salah satu yang berperan dalam mempromosikan pariwisata Indonesia. Self journalism menjadi alat untuk mempromosikan pariwisata Indonesia juga. Hal itu disampaikan oleh Imam Suwandi, kepala desk citizen journalism Metro TV. Menurut Cak Imam, panggilan akrabnya, Self journalism ini tanpa sadar dilakukan oleh semua orang yang berkunjung ke tempat baru.
Menurutnya, zaman sekarang semua orang bisa melakukan aktifitas citizen journalism hanya dengan menggunakan gawai atau telepon pintarnya. Imam menyampaikan dengan adanya self journalism itu juga membantu promosi pariwisata khususnya di Kota Malang. “Kendala saat ini yaitu mindset internasional menjadi kendala di Kota Malang ini. Kalau dilihat dibandara saja tulisan yang berbahasa inggris sangat minim. Bagaimana Kota Malang akan dikunjungi jika fasilitas di bandara saja tidak mendukung pengunjung dari luar negeri,” jelas Imam yang juga pernah menjadi produser acara berita tersebut.
Sumber : www.umm.ac.id

Pascasarjana UM Malang Kritisi Kebijakan Konservasi Alam Kota Batu

JELANG peringatan Hari Jadi Kota Batu ke-15 yang jatuh pada 17 Oktober, Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang (PPs UMM) bekerjasama dengan Yayasan Pengembangan Usaha Strategis dan Advokasi Pelestarian Alam (Pusaka) menggelar diskusi publik bertajuk “Urgensi Penguatan Konservasi Alam Kota Batu di Era Otonomi Daerah” Malang, Kamis (13/10) di Aula PPs UMM.

Kegiatan ini menghadirkan tiga pemateri, yaitu Ketua Yayasan Pusaka Malang Bambang Parianom, Pakar Lingkungan UMM Dr Abdul Kadir Raharjanto, serta Direktur/Aster Group Bidang Usaha Toko Retail Kosmetik Kota Malang sekaligus Ketua Komunitas Malang Bersatu, Agus Endra.

Bambang Parianom mengatakan, sejak ditetapkan sebagai daerah otonomi pada 2001 silam, di tengah pertumbuhan pembangunan yang begitu pesat, Kota Batu ternyata menyimpan berbagai persoalan pelik menyangkut lingkungan.

“Otonomi daerah, baik undang-undang yang keluar pertama yakni nomor 22 tahun 1999 termasuk undang-undang yang melahirkan Kota Batu nomor 1 tahun 2001 itu spiritnya pemanfaatan potensi alam. Bukan perlindungan wilayah dan aset ekologi. Sehingga kalau otonomi itu ekonomi yang menonjol, ada kecenderungan terjadi paradox antara otonomi daerah dan konservasi ekologi. Inilah yang saya anggap keprihatinan,” paparnya.

Menurutnya, ada tiga strategi berkelanjutan dan bersifat penyelamatan yang musti ditempuh Kota Batu meski ada di era otonomi daerah. Yakni strategi struktural, kultural, dan teknis sektoral. Strategi Struktural kata Bambang, yakni pemahaman politik masyarakatnya.

“Pemahaman politik menempatkan pembangun Batu yakni penyelamatan wilayah dan ekologi itu yang harus menonjol. Inilah yang akan melahirkan suatu kebijakan dan regulasi pendukung,” papar Bambang. Sementara strategi kultural menerangkan bagaimana agar seluruh lapisan masyarakat dapat ikut mendukung gerakan. Sedangkan, lanjut Bambang, strategi teknis sektoral yakni mendorong pemaksimalan kerja dinas terkait.

Selaras dengan Bambang, Abdul Kadir menjelaskan, jika dilihat dari sisi ekologi, permasalahan utama pada lingkungan bukan pada lingkungannya. Tapi permasalahan utama lingkungan di mulai dari permasalahan sosial. “Apabila kebutuhan-kebutuhan sosial meningkat, maka kebutuhan ekonominya juga akan meningkat. Pada saat kebutuhan ekonomi meningkat, dan ketika tidak ada hal lain yang bisa digunakan, maka manusia akan mengekploitasi alam sehingga alamnya akan rusak,” papar dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMM ini.

Sementara itu, Agus Endra mengatakan, perkembangan ekonomi tidak akan berlanjut dan akan sia-sia jika kita tidak memperhatikan aspek lingkungan hidup. “Kalau kita hanya mempertimbangkan faktor ekonomi, maka lingkungannya rusak itu akan menjadi boomerang bagi kita. Mau tidak mau, ketika kita membangun kota kita, maka faktor lingkungan hidup itu harus dikedepankan juga,” jelas Agus Endra.

Wakil Direktur III PPs UMM Dr Wahyudi Winarjo menerangkan, PPs UMM ingin terlibat dalam dinamika kehidupan nyata di masyarakat. “Kita tidak ingin menjadi ‘menara gading’. Kita tidak hanya bicara konsep, tetapi kita ingin mengajak komponen Universitas Muhammadiyah Malang terlibat langsung dalam persoalan-persoalan yang terjadi di tengah masyarakat,” kata Wahyudi.

Menurutnya, perguruan tinggi sebagai salah satu pilar demokrasi serta masyarakat sebagai civil society selayaknya dapat bergerak bersama secara independen membangun bangsa dan negara sesuai visi Negara Kesatuan Republik Iindonesia (NKRI).

Diskusi dihadiri sejumlah elemen masyarakat antara lain anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), komunitas masyarakat Kota Batu,  Non Government Organization (NGO), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), serta mahasiswa strata 1 dan 2 UMM.

Sumber : www.umm.ac.id

KPK Ajak Mahasiswa UM Malang Lawan Korupsi

POSISI Indonesia sebagai 20 besar negara terkorup mendorong Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menanamkan mental anti-korupsi. Bekerja sama dengan Fakultas Hukum (FH) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), KPK mengadakan kuliah tamu untuk menggembleng mental anti-korupsi pada mahasiswa baru UMM, Kamis (13/10),

Berlangsung di UMM Dome, kegiatan ini mengangkat tema “Menyiapkan Generasi Hukum yang Bersih dan Antikorupsi” menghadirkan Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat (Dikyanmas) KPK, Sujanarko.

Dalam paparannya, Sujanarko mengungkapkan, palayan publik pemberi suap terbanyak yaitu kepolisian. Ia menjelaskan, dibandingkan negara-negara di Asia Tenggara, polisi Indonesia paling banyak melakukan suap, yakni mencapai 75 persen. Sedangkan jaksa, hakim, serta penyidik sebesar 66 persen, sementara instansi pendidikan sebesar 21 persen. Sedangkan, jabatan yang paling banyak melakukan korupsi tertinggi dipegang oleh swasta sebesar 142 kasus, pejabat eselon 1, 2, dan 3 sebanyak 129 kasus, dan anggota DPR/DPRD 119 kasus.

“KPK sempat terheran, karena malah swasta-lah yang paling banyak kasusnya. Jelas, uang yang dimiliki swasta berkali-kali lipat dibandingkan APBN. Misalnya, APBN sebesar 600 Triliun, uang yang dimiliki swasta bisa 1500 Triliun. Uang inilah yang digunakan untuk ‘mempermainkan’ para pejabat negara. Padahal, KPK tidak berwenang menindak swasta. Ini masalahnya,” urai Sujanarko.

Sujanarko menekankan, apapun profesi yang dipilih setelah lulus, haruslah berpegang teguh pada tiga poin penting, yakni ber-antikorupsi, ber-spesialisasi, dan ber-integritas. Ber-antikorupsi artinya harus bertekad untuk tidak melakukan korupsi dalam bentuk apapun, ber-spesialisasi dimaksudkan agar apapun profesinya, haruslah menjalankan pekerjaan sesuai jobdesk yang sesuai dengan bidang profesionalnya.

“Seorang lawyer,” contoh Sujanarko, “Tugasnya adalah membela klien. Kalau untuk urusan melakukan lobi, lalu lawyer ini ikut main golf dengan kliennya untuk mempermulus urusannya, ini namanya melakukan hal yang tidak berkepentingan dengan kaidah profesinya. Inilah yang disebut tidak ber-Spesialisasi,” paparnya.

Yang ketiga, ber-integritas. Integritas bermakna menjalankan sesuatu yang baik dan benar tanpa  diawasi. Hal ini, menurut Sujanarko, perlu dilatih dan perlu model yang nyata. Langkah awal untuk membentuk pribadi berintegritas ini bisa dimulai dengan membuat resolusi pribadi yang dijalankan dengan penuh komitmen.

Pada acara ini, antusiasme 400 mahasiswa yang menjadi peserta tampak dari banyaknya pertanyaan bernada kritis pada Sujanarko. Salah satu yang dianggap menarik olehnya adalah pertanyaan tentang hal apa yang bisa dilakukan oleh mahasiswa untuk membantu KPK.

“Orang-orang terbaik dari Fakultas Hukum di Indonesia ini yang nantinya akan jadi generasi penerus kami di KPK. Saat ini KPK memiliki program Indonesia Memanggil. Lewat program ini, KPK akan berkeliling ke kampus-kampus untuk mencari mahasiswa akhir siap lulus yang berintegritas dan berkomitmen tinggi untuk bergabung dengan KPK,” jawabnya.

Dekan FH UMM Dr Sulardi SH MSi membenarkan adanya program Indonesia Memanggil KPK. Sampai saat ini, UMM sering mengajukan alumninya untuk mengikuti seleksi menjadi bagian dari KPK. Sulardi menegaskan, tantangan lulusan FH untuk masuk ke dunia hukum sebagai penegak hukum terbilang susah. Pasalnya, para koruptor kini mempunyai gate keeper, yakni pihak yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan koruptor seperti hubungan darah  atau bisnis, bahkan tidak berada pada lokasi yang berdekatan, tapi pihak itulah yang ‘bertugas’ untuk menyimpan uang-uang jarahan para koruptor.

“Lewat kuliah umum ini kami tanamkan jiwa bersih dan antikorupsi, apalagi pesertanya mahasiswa baru. Nantinya, ketika mereka berkiprah di dunia kerja, mereka akan menjadi profesional yang berintegritas seperti yang dikatakan Pak Sujanarko,” ujar Sulardi mengakhiri.

Sumber : www.umm.ac.id

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Dampingi Siswa Singapura Lakukan Analisis Pasar

SEBANYAK 22 siswa Singapore Polytechnic (SP) Business School bekerjasama dengan dua perusahaan multinasional, yaitu Johnson and Johnson dan Panasonic melakukan riset pasar (market research) di tiga negara, yaitu Indonesia, Thailand dan Vietnam. Di Indonesia, riset dilakukan di Malang didampingi 8 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Selain melakukan riset, selama tiga pekan ini, yaitu Mulai 24 September hingga 13 Oktober 2016, ke-22 siswa ini juga mengikuti empat seminar seputar bisnis yaitu marketing, cultural and regulatory issues, economic, dan supply chain management. Bukan hanya itu, siswa juga diajak melakukan company visit, berkunjung ke sejumlah perusahaan farmasi dan elektronik yang berkedudukan di Malang dan daerah seputar wilayah Jawa Timur.

Sementara untuk riset, menurut Koordinator Program Perwakilan UMM Veri Kurnia Aditama, ada sejumlah tahapan yang dilalui peserta. Pertama, tahap investigasi ke masyarakat. Di sini, siswa SP Business School turun ke 22 rumah warga dan 6 apotek di sekitarUMM guna melihat apa saja alat elektronik yang dipakai dan juga kebutuhan hidup apa yang sering masyarakat gunakan.

“Dengan adanya investigasi ini, siswa Singapura bisa mengetahui secara langsung dan mendetail kebutuhan pasar  yang nantinya menjadi rekomendasi bagi dua perusahaan tersebut,” jelas staf International Relation Office(IRO) UMM tersebut.

Dari hasil investigasi, ditemukan sejumlah permasalahan, diantaranya masyarakat pada umumnya masih susah mencari sinyal televisi sehingga ketika waktu berkumpul dengan keluarga untuk menonton televisi terganggu. Tidak hanya itu, untuk produk keseharian masyarakat ditemukan perusahaan Johnson and Johnsonbelum banyak mengeluarkan produk oral care.

Para siswa itu juga mencari sejauh mana tingkat konsumsi masyarakat Indonesia pada produk oral care dan home care. “Oral care ini seperti misalnya penyegar mulut atau juga perawatan badan. Sedangkan home care ini misalnya seperti pasta gigi, sabun dan semacamnya,” jelas Veri lebih lanjut.

Setelah melakukan market research, mahasiswa SP melakukan analisa untuk melihat kebutuhan masyarakat dan apa saja yang digunakan oleh masyarakat Indonesia. Pada program yang diadakan selama tigaminggu tersebut, ditemukan hasil bahwa masyarakat Indonesia masih banyak yang menggunakan produk Panasonic untuk alat elektronik. “Untuk kebutuhan seperti mesin cuci dan Air Conditioner (AC) milik Panasonic belum banyak digunakan oleh masyarakat,” jelas Veri pada penutupan program Tri City (13/10) di Auditorium UMM.

Menurut Koordinator Program dari SPBusiness School, Tan Lii Chong,hasil penelitian yang dilakukan oleh 22 siswa Singapura dan 8 mahasiswa UMM ini belum hasil akhir karena siswa SP masih akan ke Thailand dan Vietnam untuk melakukan penelitian serupa.

Bagi Tan Lii Chong, waktu 3 minggu untuk pelaksanaan program ini merupakan waktu yang sangat pendek untuk melakukan penelitian di Indonesia. “Kedepannya akan kami kaji kembali hasil penelitian ini ketika sudah selesai ke dua negara lainnya,” ujar salah dosen SP Business Scholl tersebut.

Menambahkan hal itu, salah satu siswa SP Chia Kerxin menyatakan, Indonesia adalah negara yang sangat ramah.Chia bahkan takjub melihat bagaimana UMM mendampingi siswa Singapura. “Kami sangat banyak berterimakasih kepada UMM dan semua buddy yang mendampingi kami selama tigaminggu. Kalian sudah mengorbankan waktu untuk terus mendampingi kami,” ujar Chia saat penyampaian kesan dan pesan.

Asisten Rektor UMM Koordinator Bidang Kerjasama Luar Negeri Drs Soeparto MPd mengaku senang dan bangga bisa terus bekerjasama dengan SP dalam berbagai bidang. “Harapan besarkami agar UMM bisa terus dilibatkan dalam berbagai kerjasama dengan  SP,” jelas Soeparto.

Sumber : www.umm.ac.id

Bermitra dengan Arab Saudi, Universitas Muhammadiyah Malang Latih Guru dan Dosen Bahasa Arab

SELAMA empat hari, Selasa-Jumat (11-14/10) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui International Relations Office (IRO) mengadakan pelatihan peningkatan kompetensi pengajar Bahasa Arab bagi 40 tenaga pendidik Bahasa Arab. Kegiatan ini merupakan bagian dari realisasi kerjasama antara UMM dengan Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud, Arab Saudi.

Para peserta pelatihan terdiri dari dosen program studi Pendidikan Bahasa Arab UMM, dosen laboratorium Bahasa Arab, dosen ma’had Abdurrahman bin ‘Auf, guru sekolah Muhammadiyah di Malang, serta dosen utusan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dan Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Menurut Kepala IRO UMM Dr Abdul Haris MA, pelatihan yang berlangsung di Auditorium UMM  ini dibimbing oleh perwakilan Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud, Riyadh, Saudi Arabia, yakni Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Bahasa Arab (LIPIA) yang bermarkas di Jakarta.

Bentuk pelatihan ini adalah penyampaian materi, praktek, dan ujian yang digelar di hari terakhir. Hari ini, materi digelar secara klasikal. Sedangkan di hari kedua dan ketiga materi Bahasa Arab dipelajari secara berkelompok. Tak hanya materi, para peserta pelatihan ini juga akan melakukan praktek mengajar.

Salah satu pemateri dari Arab Saudi Dr ‘Aaidl as-Su’uudi menyatakan, tak hanya penguasaan bahasa Arab yang perlu dimiliki seorang guru, ia juga harus memiliki kepribadian yang kuat dan wawasan yang luas. “Guru yang sukses ditandai oleh beberapa hal, di antaranya memiliki kepribadian yang kuat, mampu bersikap objektif dan adil pada peserta didik, menghargai perbedaan budaya, berwawasan luas, memiliki inovasi dalam mengajar, serta selalu bersemangat dan suka menolong,” beber ‘Aaidl as-Su’uudi.

Tak hanya itu, ada hal-hal yang harus diperhitungkan oleh guru apabila ingin menjadi guru yang berhasil. “Mengatur dan audit kerja, kebijaksanaan dalam pengelolaan kelas, menghormati pendapat siswa maupun mahasiswa, serta berkomunikasi aktif dengan mahasiswa,” lanjut ‘Aaidl as-Su’uudi.

Abdul Haris berharap, dari kegiatan ini jalinan kerjasama yang dibangun makin kuat, juga meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Arab di UMM khususnya dan lembaga pendidikan Muhammadiyah pada umumnya.

Sumber : www.umm.ac.id