MoU dengan Youngsan University, Mahasiswa UMM Bisa Raih Gelar Ganda

MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kini memiliki banyak kesempatan untuk kuliah di kampus luar negeri melalui program kredit transfer. Terbaru, UMM baru saja menandatangani naskah kerjasama (MoU) dengan Youngsan University (YSU), Korea Selatan.

MoU dilakukan saat Rektor UMM Drs Fauzan MPd, Wakil Rektor I Prof Dr Syamsul Arifin MSi, dan Kepala Kantor Hubungan Luar Negeri Dr Abdul Haris MA mengunjungi YSU pada 17 hingga 23 September lalu. Menindaklanjuti MoU tersebut, perwakilan YSU, Prof Dr Je Dae Sik yang gantian mengunjungi UMM pada Selasa (27/9) lalu.

Abdul Haris menjelaskan, beberapa program telah disepakati antara UMM dan YSU, di antaranya yaitu program kredit transfer dan gelar ganda (double degree). “Kalau kredit transfer, mahasiswa UMM bisa menjalankan sisa SKS-nya di sana. Kalau double degree, mahasiswa yang sedang menempuh sarjana dapat kuliah dua tahun di UMM dan dua tahun sisanya di Youngsan,” jelas Haris.

Haris menambahkan, jika mahasiswa UMM melakukan program double degree, maka otomatis akan mendapat dua ijazah. Nantinya, untuk pengerjaan tugas akhir atau skripsi bisa dibimbing melalui sistem online. “Jika sudah selesai nanti yang bersangkutan akan mendapatkan ijazah dari UMM dan dari Universitas Youngsan.”

Tidak hanya mahasiswa yang sedang menempuh sarjana saja yang dapat belajar disana, namun alumni UMM juga dapat melanjutkan studinya di Youngsan dan mendapat perlakuan khusus. “Jika alumni UMM mendapat surat keterangan dari Rektor akan mendapatkan potongan biaya 50% di  Universitas Youngsan,” terangnya lebih lanjut.

Abdul Haris menyatakan, UMM sengaja mengambil kerjasama itu dalam rangka mencapai pengakuan internasional. “Kami menginginkan mahasiswa UMM bisa memiliki pengalaman internasional, karena pengalaman internasional itu dapat menjadi bekal bagi kedepannya,” ujar dosen Fakultas Agama Islam (FAI) tersebut.

Terlebih, kata Haris, YSU merupakan universitas yang berada di daerah industri. “Mahasiswa bisa dengan mudah mencari pekerjaan paruh waktu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan untuk biaya perkuliahannya,” jelasnya. Hingga saat ini, UMM telah banyak menjalin kerjasama dengan berbagai universitas internasional. Dengan banyaknya kerjasama ini, UMM berharap semua mahasiswa dapat terpacu keinginannya untuk memiliki pengalaman internasional.

Sementara itu perwakilan YSU Prof Dr Je Dae Sik menyatakan, rencana perkuliahan yang ditawarkan adalah mahasiswa harus menempuh 16 SKS dalam dua semester pertama dan juga harus memiliki kemahiran dalam bahasa Inggris paling tidak meiliki nilai TOEFL 530.

Tak hanya itu, Je Dae Sik menjelaskan, YSU akan memfasilitasi mahasiswa UMM yang akan melanjutkan studinya. “Studi yang bisa dilakukan S1 ataupun S2 dengan belajar di 40 Program Studi sarjana dan 5 fakultas untuk program pascasarjana,” ujarnya. (jal/han)

Sumber  : www.umm.ac.id

Mahasiswa Komunikasi UMM Borong Penghargaan di Social Media Day Award 2016

MAHASISWA Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memborong tiga penghargaan sekaligus pada gelaran Social Media Day Award 2016, Senin lalu (26/09). Penghargaan-penghargaan yang dimenangkan meliputi kategori Platform Media Terkreatif oleh Tim Rencang Makaryo, Event Kampus Terfavorit oleh Tim Social Media Festival Kommaksi dan Social Media Terfavorit oleh Tim UMM Story. Socmed Day Award 2016 dilaksanakan oleh Acara Malang Media Network dalam rangka Hari Jadinya yang kedua.

“Dengan adanya acara ini, kami merasa sangat diapresiasi dan tentunya masyarakat, khususnya para pemuda Kota Malang menjadi tahu karya-karya kami,Mahasiswa Komunikasi UMM,” tutur MaharinaNovia Zahro, Ketua Social Media Festivalyang merupakan salah satu rangkaian acara Kommaksi 2016.

Maharina menambahkan, dalam acara ini Mahasiswa Komunikasi UMM memang terbukti unggul dibidangnya. “Jelas terbukti ya, dari total enam nominasi, kami bisa mendapatkan tiga penghargaan, semoga ke depannya bisa memacu untuk terus berkarya.”

Lebih dari itu, sejumlah mahasiswa UMM juga mendapatkan penghargaan khusus, yaitu special achievement untuk komunitas inspiratif, diraih oleh kelompok Guys Pro UMM sebagai pemrakarsa Kampung Wisata Jodipan, serta mahasiswa Komunikasi UMM, Hena Wirasatya, sebagai tokoh inspirasi social media.

Kesuksesan dan karya para mahasiswa Komunikasi UMM itu tidak lepas dari bimbingan dan dukungan para dosennya. Menurut ketua Prodi Komunikasi UMM Sugeng Winarno, para mahasiswa memang harus dapat berkarya secara nyata melalui kegiatan-kegiatan yang rutin dilakukan, seperti Kommaksi. Kommaksi merupakan kegiatan yang setiap tahun diadakan Laboratorium Komunikasi dan diorganisir langsung oleh para mahasiswa Komunikasi UMM.

Dalam acara Kommaksi, seluruh karya mahasiswa Komunikasi bidang Public Relations, Jurnalistik dan Audio Visual dipamerkan dan diapresiasi melalui penghargaan-perhargaan.Selain itu juga ada pentas seni serta Social Media Festival. “Tidak hanya itu, para mahasiswa Komunikasi UMM juga selalu kami arahkan untuk fokus pada bidang yang diminati sehingga dapat berkarya secara profesional,” imbuh Sugeng.

Kepala Laboratorium Komunikasi UMM Jamrojijuga turut berbangga atas penghargaan-penghargaan yang didapatkan mahasiswanya. “Kalau ada event-event kampus, sebisa mungkin kami memberdayakan skill yang dimiliki mahasiswa kami, sehingga mahasiswa tersebut lebih terlatih dan memiliki skill yang lebih matang.”

Jamroji lantas mencontohkan Rencang Makaryo yang mendapatkan penghargaan Paltform Media Terbaik.Bagi Jamroji, kesuksesan Rencang Makaryo tidak lepas dari usahanya dalam melibatkan mahasiswanya dalam proyek-proyekkampus.

“Kami memang sering diikutkan dalam proyek-proyek kampus, seperti garapan Dokumentasi Pesmaba, Dokumentasi Peresmian Kampung Warna-Warni Jodipan, dan masih banyak lagi,” kata Fuji Suchroni, salah satu anggota Rencang Makaryo.

Acara Social Media Day Award 2016 dilaksanakan di Studio RRI Malang. Para nominator mendapatkandukungan melalui votingsecara online dengan hestek #2NuhatAcaraMalang. Nominasi terdiri dari Selebgram Terfavorit, Komunitas Terfavorit, Event Sekolah Terfavorit, Platform Media Terkreatif, Social Media Terfavorit dan Event Kampus Terfavorit. Para nominator telah dinilai perkembangannya oleh Tim Acara Malang selama tiga bulan terakhir. “Semoga acara ini dapat menjadi ajang mempererat Acara Malang dengan para pemuda di Malang, dan kedepannya dapat terus bekerjasama,” tutur Diva, founder Acara Malang Media Network.(fid/han)

Sumber : www.umm.ac.id

Lewat Program Tri-Cities, Siswa Singapura Belajar Bisnis di UMM

SEBANYAK 22 siswa Singapore Polytechnic (SP) Business School mengikuti program singkat pengembangan bisnis. Program tersebut merupakan follow up kerjasama yang dijalin Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan SP-Business School. Mulai 24 September hingga 15 Oktober, para siswa ini mengerjakan proyek dari dua perusahaan multinasional,yaitu Johnson and Johnson dan Panasonic.  Mereka didampingi 8mahasiswa UMM.

Berbeda dengan program Learning Express (LEx) yang membuka kesempatan bagi siswa SP dan UMM untuk saling belajar mengeksplorasi kehidupan bermasyarakat, program Tri-Cities yang kali kedua diadakan di UMM ini lebih memfokuskan kegiatan siswanya untuk mengembangkan kapasitas keilmuan di bidang bisnis.

Selain menyelesaikan proyek, selama tigaminggu ke depan, ke-22 siswa ini akan mengikuti empatseminar seputar bisnis yaitu marketingcultural and regulatory issues,economic, dan supply chain management.  Bukan hanya itu, siswa juga diajak melakukan company visit, berkunjung ke sejumlah perusahaan farmasi dan elektronik yang berkedudukan di Malang dan daerah seputar wilayah Jawa Timur.

“Mereka akan mengerjakan proyek bisnis seperti surveiproduk ke apotik dan rumah warga, juga mendengarkan seminar-seminar dosen UMM terkait materi-materi bisnis. Termasuk marketing, pengembangan produk, dan materi seputar bisnis lainnya,” kata staf IRO UMM, Veri Kurnia Aditama.

Sementara itu, Senior Lecture SP-Business School Tan Li Chong yang turut mendampingi siswanya mengaku senang dengan atmosfer akademik di UMM. “Saya berharap program yang kedua ini dapat sukses seperti sebelumnya,” pungkas pria yang baru pertama kali berkunjung ke UMM ini. (can/han)

Sumber : www.umm.ac.id

Lagi, Kolaborasi Mahasiswa UMM-Singapura Tingkatkan Produksi Masyarakat Desa

SETELAH sukses pada lima angkatan sebelumnya, program Learning Express (LEx) kerjasama Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan Singapore Polytechnic (SP) kembali dilakukan. Kolaborasi 24 mahasiswa UMM dan 24 mahasiswa SP ini akan mengerjakan proyek LEx selama dua pekan, yaitu sejak 26 September hingga 5 Oktober 2016.

Ke-48 mahasiswa lintas negera tersebut akan dibagi dalam tiga kelompok untuk melakukan tiga proyek berbeda, yaitu proyek manajemen sampah, mainan truckdan pembuatan panci atau oven. Lokasi pengabdian mereka dipusatkan di sejumlah desa di Kota Batu dan Kabupaten Malang.

Perwakilan Politeknik Singapura, Virendra Yadav mengatakan, LEx memang sengaja didesain agar dalam waktu singkat mahasiswa dapat belajar dari dunia nyata sekaligus memberi manfaat kongkrit bagi masyarakat setempat. Dengan cara itu, mahasiswa Singapura selain dapat terkoneksi dengan masyarakat setempat, juga sekaligus membuktikan rasa pedulinya dengan menciptakan teknologi baru yang bisa langsung dimanfaatkan untuk kepentingan produksi yang lebih efisien.

Virendra juga berpesan pada seluruh peserta LEx dari Singapura agar memanfaatkan kesempatan emas ini untuk berbagi ide, mencari pengalaman baru dan belajar lebih dari masyarakat Indonesia.“Nanti kalian akan menemukan perbedaan antara Singapura dan Indonesia. Jangan pernah membandingkan, tapi belajarlah,dan buatlah solusi agar kekurangan itu menjadi kelebihan,” paparnya saat Opening Ceremony LEx yang berlangsung di Auditorium UMM, Senin (26/9).

Sementara itu, koordinator LEx UMM Hari Obbie mengatakan, selepas opening ceremony, para mahasiswa Singapura ini terlebih dulu akan dikenalkan dengan budaya dan bahasa Indonesia, khususnya kultur dan pola hidup masyarakat yang dijadikan tempat pengabdian, yaitu di Kota Batu dan Kabupaten Malang.

Nantinya, lanjut Obbie, peserta LEx gabungan mahasiswa UMM dan SP ini akan melakukan riset terlebih dahulu untuk menganalisis kebutuhan dan cara bekerja masyarakat setempat. Setelah itu, peserta membuat teknologi yang memudahkan produksi masyarakat desa. “Di akhir proyek, akan ada presentasi dan pameran hasil pengabdian. Berdasarkan proyek-proyek sebelumnya, terlihat bahwa karya para peserta LEx sangat bermanfaat bagi produksi masyarakat setempat,” ujarnya.

Dalam sambutanopening ceremony, Asisten Rektor Bidang Kerjasama Luar Negeri, Soepartomenyatakan, UMM saat ini tengah memaksimalkan kerjasama internasional guna meraih rekognisi internasional. “Menciptakan kesadaran internasional menjadi sebuah kebutuhan di zaman sekarang. LEx adalah salah satu program yang bisa mendorong kesadaran itu,” kata Soeparto.(ich/han)

Sumber : www.umm.ac.id

Festival Kedokteran Islami Angkat Isu Kesehatan Ibu dan Anak

FORUM Kajian Islam Ibnu Sina Medical Association (FK ISMA) Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang berada dibawah naungan Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran (FULDFK) berkesempatan menjadi tuan rumah lomba dan seminar nasional Islamic Medical Science Festival (IMSF) ke-8, Jumat-Ahad (23-25/9)di Auditorium UMM.

Acara yang diikuti oleh berbagai universitas se-Indonesia ini diawali dengan penyaringan lomba yang dibagi dalam beberapa kategori. Diantaranya lomba karya tulis ilmiah, esai, tahfidzul-Quran, poster dan video. 50 finalis diundang untuk mempresentasikan karyanya di UMM. Seluruh perlombaan tersebut bertemakanmaternal and child health (kesehatan ibu dan anak).

Ketua Panitia IMSF Muchamad Fadil menyatakan,kesehatan ibu dan anak saat ini masih dalam tahap mengkhawatirkan menjadi salah satu alasan diangkatnya tema tersebut.

Mahasiswa FK UMM itu memaparkan adanya Millennium Development Goals (MDGs) merupakan salah satu upaya untuk mengurangi kematian ibu dan anak. MDGs menargetkan pada 2015  mengurangi dua per  tiga rasio kematian anak-anak di bawah usia 5 tahun serta mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses melahirkan.  “Kami berharap dengan diadakannya perlombaan dan seminar nasional ini paling tidak bisa memberikan solusi untuk masyarakat sekitar atas permasalahan tersebut,” jelas mahasiswa semester 7 tersebut.

Tak hanya itu, tujuan lain diadakannya perlombaan ini, lanjut Fadil, untuk mengembalikan kejayaan islam dalam ilmu kedokteran Islam. “Sejatinya semua ilmu ada di Al-Quran, dan seluruh ilmu seharusnya mengacu pada Al-Quran,” jelas mahasiswa asal Malang tersebut.

Wakil Dekan IFK UMM, dr Mochammad Ma’roef SpOG berharap agar semua peserta lomba maupun seminar bisa menyebarluaskan ilmu yang di dapatkan di UMM. Dengan tema yang diangkat tersebut, seluruh peserta maupun panitia berniat membahagiakan orang tuanya. “Sehabis dari sini, kalian harus berjanji akan membahagiakan orang tua kalian dengan belajar dan lulus tepat waktu,” jelas dokter ahli genokologi tersebut.

Ada empatpakar yang menjadi pemateri pada seminar yang menjadi puncak IMSF 8. Mengangkat tema “Motherhood: Let’s Become a Good Parent to Create an Extraordinary Generation”, keempat pakar menyedot antusias para peserta. Adalah dr I Wayan Agung Indrawan Sp OG(K) yang mengupas tentang kehamilan, Dr dr Wisnu Barlianto MSi Med SpA(K) yang membeberkan imunisasi, pakar parenting nasional Ustadz Fauzil Adhim, serta Amelia Aziz  CHt CPC Mpsi, psikolog yang juga pengurus Komite Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Malang yang membahas tuntas kengerian anak di zaman serba digital ini.

Wayan menjelaskan, faktor penting dari sebuah kehamilan adalah kehamilan yang diinginkan. Menurutnya, kehamilan yang tak diinginkan akan mempengaruhi perlakuan orangtua dan anak sepanjang hidupnya.

“Kekerasan dalam rumah tangga yang dialami ibu hamil akan sangat berpengaruh terhadap outcome janin,” jelas Wayan.

Hal ini selaras dengan yang disampaikan Amelia Aziz. “Kekerasan pada anak yang banyak terjadi saat ini,” katanya, “berangkat dari latar belakang kesiapan orangtua untuk menjadi orang tua,” lanjutnya.

Amelia menekankan, motherhood adalah spirit keibuan, tetapi pelakunya bisa siapa saja, tak melulu ibu. Bagi seorang anak yang tinggal dengan nenek misalnya, bisa jadi motherhood datang bukan dari ibu, tapi nenek. Amelia menguraikannya melalui kasus kekerasan Angelina yang sempat mendominasi media beberapa waktu silam.

“Semua orang mengatakan bahwa pembunuh Angelina adalah ibu tirinya. Tapi, sebenarnya ada yang ‘membunuh’ sebelum ibu tirinya. Siapa? Ibu kandungnya sendiri. Mengapa? Karena ibu kandung Angelina menitipkan anaknya pada orang yang tak dikenal. Analoginya, anak dibiarkan di hutan belantara, jangan salahkan kalau ada harimau ganas di dalamnya,” bebernya.

Ia menegaskan, yang paling dibutuhkan anak adalah kasih sayang dan pengawalan orang tua. Oleh karenanya, Amelia meminta pada semua peserta yang hadir yang notabene adalah para calon orang tua untuk mengutamakan kelayakan kasih sayang yang diberikan pada anak.

“Orang tua sekarang, jika merasa perilaku anaknya bermasalah, kerap menjadikan pondok pesantren sebagai salah satu jalan keluar yang paling top. Padahal, orangtua lah yang paling berperan dalam pembentukan segala sesuatu sang anak.”

Berkaca dari kekerasan seksual yang kerap mewarnai berita akhir-akhir ini, Amelia menekankan bahwa sumber utama mental anak yang kuat berasal dari orang tuanya.

“Anak yang mentalnya kuat lahir dari orang tua yang mentalnya kuat. Penuhi hak kasih sayang anak, agar anak tak mencari kasih sayang dari luar. Tak terjadi pacaran di usia anak SD, apalagi sampai terjadi kekerasan seksual. Ini tak hanya tugas saya sebagai psikolog, tapi tugas saya dan Anda semua sebagai mahasiswa,” pungkasnya. (ich/jal/han)

Sumber : www.umm.ac.id

UMM Kukuhkan Guru Besar Ilmu Pendidikan Matematika

PROF Dr Yus Mochamad Cholily MSi tidak ingin dikenal sebagai pembelajar matematika, tapi pekerja matematika. Bagi Guru Besar Ilmu Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang dikukuhkan pada Sabtu (24/9) ini, dengan bekerja Matematika, ia harus membaca, mencoba, terus berlatih, mengevaluasi, dan dilanjutkan dengan reformulasi.

“Khusus untuk Matematika, saya memang lebih senang menyebutnya dengan bekerja matematika. Bagi saya, learning mathematicis doing mathematics,” kata Yus Cholily saat menyampaikan orasi ilmiah pengukuan guru besar bertema “Matematika: Sains, Terapan, dan Pendidikan” di theater UMM Dome.

Filosofi itu membuat Yus sangat produktif dalam menelurkan karya ilmiah. Di bidang penelitian, setidaknya tercatat Yus telah menulis 23 karya ilmiah. Sebanyak 29 tulisannya juga telah dipublikasikan di berbagai jurnal, nasional maupun internasional.

Salah satu cabang ilmu matematika yang mendapat perhatian khusus bagi Yus adalah Teori Graf, terlebih teori ini merupakan salah satu cabang termuda karena baru lahir pada 1736. “Karenanya, hingga saat ini banyak sekali persoalan di teori graf yang belum terselesaikan,” kata Ketua Program Studi Pendidikan Matematika UMM ini.

Padahal, aplikasi teori graf sangat berguna, tidak hanya bagi pembelajaran di kelas, namun juga untuk kebutuhan sehari-hari, hingga aspek-aspek yang lebih luas, seperti persoalan sosial dan ekonomi. Misalnya untuk pengaturan sistem transportasi dan tata kota, aplikasi jejaring sosial, hingga membaca target pasar untuk kepentingan pemasaran.

Menariknya, sejumlah temuan ilmiah Yus tentang teori graf lantas menjadi rujukan bagi pakar teori graf terkemuka, Mirka MillerdanJozef Sirán, yang pada 2013 membuat rangkuman temuan-temuan dunia tentang salah satu persoalan paling krusial dalam teori graf, yaitu persoalan degree/diameter. Dari 365 paper yang jadi rujukan dalam tulisan kedua pakar berjudul “Moore Graphs and Beyond: A surfey of Degree/Diameter Problem”itu, 4 di antaranya merupakan temuan ilmiah Yus hasil kolaborasi dengan afiliasi UMM.

Dalam konteks yang lebih luas, Yus menilai bahwa matematika itu tidak saja ilmu eksak, tapi juga ilmu sosial. Karena itu, ia membagi matematika dalam tiga bagian, yaitu sains, terapan, dan pendidikan. “Nah karena di UMM namanya Pendidikan Matematika, maka itu ilmu sosial,” kata Yus yang pernah menjadi dosen teladan UMM pada 2006.

Namun, Yus tidak heran jika masyarakat umum terlampau mengidentikkan matematika dengan berhitung serta kumpulan rumus-rumus. “Ya karena mereka memang baru mengenal dan belajar pada tahapan itu. Padahal, ilmu matematika itu dimensi dan manfaatnya sangat luas,” papar dosen yang mengambil gelar master dan doktoral di Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.

Prof Dr Yus Mochammad Cholily MSi berpose bersama keluarga besar selepas pengukuhan: Foto: Rino Anugrawan/Humas.

Mengamini hal tersebut, Rektor UMM Fauzandalam sambutan pengukuhan guru besar menilai bahwa setiap ilmu harus fungsional bagi kehidupan sehari-hari. “Ilmu itu hanya logika, eksistensi dalam kehidupan nyata-lah yang lebih penting. Matematika harus menjadi ilmu yang berorientasi fungsional bagi kehidupan kita,” kata Rektor.

Sementara itu KetuaBadan Pembina Harian UMM Prof HA Malik Fadjar MSc mengatakan, guru besar dituntut untuk menjawab harapan masyarakat.“Guru besar itu mengukur tingkat kepercayaan masyarakat terhadap institusi pendidikan. Guru besar adalahtolak ukur kualitas universitas,” papar anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI ini.

Lebih dari itu, Ketua Majelis Dikti Litbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Lincolin Arsyad MA berpesan agar guru besar tak mengikuti filosofi pohon pisang.“Jangan anut filosofi pohon pisang, sekali berbuah setelah itu mati. Sumbangsih setelah menjadi guru besar harus lebih banyak, terlebih untuk meningkatkan marwah institusi,” tutupnya. (acs/han)

Sumber : www.umm.ac.id

PUSAM UMM Cetak Aktivis HAM dan Perdamaian

RANGKAIAN kegiatan MasterLevel Course (MLC) Hak Asasi Manusia (HAM) dan Syariah yang digelar Pusat Studi Agama dan Multikulturalisme (PUSAM) Pascasarjana Universitas  Muhammadiyah Malang (UMM) memasuki fase ketiga, yaitu presentasi riset. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini (22-23/9) merupakan kelanjutan dari kursus yang diberikan pada 24 peneliti muda terseleksi pada 30 Mei-3 Juni lalu.

Wakil Rektor I UMM Prof Dr Syamsul Arifin MSi menjelaskan, MLC merupakan program studi jangka pendek setingkat master yang fokus pada isu-isu kekinian seputar HAM dan syariah. Mulai dilaksanakan sejak 2011, hingga saat ini program MLC telah memasuki angkatan keenam. Rangkaian MLC terdiri dari kursus selama sepekan, lalu penelitian terkait isu HAM dan syariah selama tiga bulan, yang selanjutnya hasil riset itu dipresentasikan para peneliti muda tersebut.

Program ini merupakan hasil kerjasama Pascasarjana UMM dengan Oslo Coalition, sebuah organisasi yang bergerak di bidang HAM dan kebebasan beragama di bawah naungan Fakultas Hukum University of Oslo Norwegia, dan International Center for Law and Religion Studies, Bringham Young University Amerika Serikat.Tahun ini, MLC mengakat tema Sharia and Human Right, Background and Core Issues in Contemporary Indonesia.

Ada tiga pakar yang bertindak sebagai penilai pada presentasi kali ini, yakni Wakil Rektor I UMM Prof Dr Syamsul Arifin, Program Officer Islam and Development The Asia Foundation Dr Budhy Munawar-Rahman, serta Dosen Fakultas Hukum UMM Cekli Setya Pratiwi SH LLM.Peneliti muda terbaik selanjutnya akan dikirim ke Norwegia untuk mengikuti kursus tingkat advanced.

Staf PUSAM UMM, Hasyim Musthofa menegaskan, MLC diikuti oleh peserta yang merupakan hasil seleksi yang ketat.“Alhamdulillah, tiap tahun antusiasmepeserta meningkat. Tahun ini, ada lebih dari 40 pendaftar. Mereka harus mengikuti seleksi administrasi terlebih dahulu, serta membuat motivation letter,” jelas Hasyim.

Tak hanya itu, ide tentang penelitian apa yang akan digarap di fase kedua sudah harus dibeberkan di awal bersamaan dengan pengumpulan berkas administrasi. Hingga memasuki fase ketiga, tersisa 24 peserta yang tuntas mengirim artikelhasil ringkasaan riset, dan 20 di antaranya hadir untuk melakukan presentasi.

Hasyimmengatakan, MLC bertujuan untuk membumikan dan menyosialisasikan pada masyarakat bahwa antara syariah dan HAM adalah satu kesatuan yang saling berkaitan. Para jebolan MLC kini sudah berkiprah di berbagai lini. Ada yang menjadi tim mediasi konflik untuk kasus multikulturalisme, aktivis perdamaian, penyuluh isu-isu keberagamaan, peneliti, maupun pendidik. Hasyim berharap, MLC mampu menjadi salah satu muatan untuk mendorong program internasionalisasi UMM melalui pengembangan relasi lintas negara dengan berbagai kalangan akademisi,baik dalam lingkup nasional maupun internasional.

Presentasi penelitian MLC yang dihelat di Aula Ki Hajar Dewantara Hotel UMM Inn ini diikuti 20 peserta yang merupakan mahasiswa Master dan Doktor dari berbagai kampus di Indonesia dan mancanegara. Kampus tersebut antara lain Central European UniversityHungaria, Universiti Kebangsaan Malaysia, Universitas Sultan Zainal Abidin Malaysia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Universitas Airlangga, Universitas Sebelas Maret (UNS)Surakarta, Universitas Islam Negeri (UIN)Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,UIN Sunan Ampel Surabaya, UIN Alauddin Makassar, UIN Maliki Malang, IAIN Sultan Maulana Hasanuddin (SMH)Banten, Universitas Islam Darul Ulum Lamongan, Universitas Brawijaya, serta tuan rumah UMM. (ich/han)

 Sumber : www.umm.ac.id

UMM Dorong Mitigasi Pemanasan Global

SALAH satu aksi nyata yang dilakukan UniversitasMuhammadiyah Malang (UMM) untukmengurangi dampak pemanasan global telah dicanangkan lewat program Green and Clean sejak 2013. Program ini diupayakan untuk membangun kesadaran mahasiswa dan civitas akademika bahwa lingkungan yang hijau dan bersih merupakan kebutuhan hidup sehari-hari.

Untuk mendukung hal ini, Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) UMM membuat beberapa terobosan. Kepala PSLK UMM Husamah mengatakan, selain kebijakan UMM tentang penggunaan sepeda di lingkungan kampus dan adanya kawasan konservasi Arboretum, PSLK saat ini tengah menggalakkan penanaman tumbuhan, dan reduksi sampah.

Untuk kebijakan soal sepeda, kata Husamah, memang bertujuan untuk mengurangi penggunaan kendaraan bermotor di kawasan kampus, baik oleh dosen maupun mahasiswa, serta mendorong kebiasaan jalan kaki.

“Harapannya, mampu mengurangi emisi gas karbondioksida dan karbonmonoksida yang dihasilkan kendaraan. Hal ini karena kedua gas tersebut merupakan penyumbang global warming dan perubahan iklim.”

Sedangkan tumbuhan, lanjut Husamah, selain menyerap karbondioksida, juga menghasilkan oksigen. Tumbuhan, berdasarkan perhitungan terbaru, mampu menyerap karbondioksida 123 ton per tahunnya di kawasan Kampus III UMM. Penggunaan kertas yang proporsional juga menjadi perhatian bagi UMM.  Salah satunya melalui penggunaan kertas seperlunya. Bila tidak perlu menggunakan kertas, informasi yang akan disebarluaskan bisa disiasati melalui media sosial, penggunaan kertas secara bolak-balik, atau kertas bekas yang disulap jadi amplop.

Sementara itu, arboretum merupakan kawasan di mana berbagai macam pohon ditanam untuk tujuan penelitian dan pendidikan. Di UMM, arboretum sedang difokuskan untuk penanaman tanaman langka. Saat ini, PSLK masuk pada tahap penambahan jumlah tumbuhan, termasuk tumbuhan langka. Kurang lebih ada 200 spesies tumbuhan langka yang memiliki fungsinya masing-masing. Selain menyerap polusi, juga berbuah enak. Misalnya buah jambu darsono.

“Harapannya, arboretum akan menjadi laboratorium,  selain untuk mencegah pemanasan global, juga untuk menambah angka tumbuhan langka. Tujuannya saat wisata kampus, kunjungan dari sekolah lain, wisata lain, atau daerah lain, arboretum bisa menjadi media edukasi,” urai Husamah.

Ada yang unik dan menarik dari pengembangan arboretum ini. Tahun ini, PSLK bekerjasama dengan dosen dan mahasiswa teknik tengah menciptakan QR code yang akan dipasang pada tiap-tiap tanaman. QR code ini akan dicetak pada sebuah papan dan dipasang pada pohon menggunakan kawat yang dipasang melingkari pohon.

“Jadi tak ada lagi nama pohon yang dipasang dengan paku. Paku sejatinya akan merusak pohon,” lanjut Husamah.

Terobosan QR code ini akan sangat berguna nantinya. Karena, ketika discan, akan muncul informasi akurat meliputi nama pohon, fungsi, dan deskripsi pohon tersebut. Hal ini akan memudahkan pengunjung untuk mengetahui informasi terkait semua tanaman yang ada di arboretum. Husamah menekankan, sebagai kampus berbasis teknologi, UMM harus bisa jadi pelopor. Ia mengatakan persiapan untuk ini tidak lama, hanya satu bulan, lalu mulai dikerjakan.

Keempat program yang sedang dalam proses realisasi ini, kata Husamah, terbukti mampu meningkatkan kepekaan mahasiswa UMM terhadap kesadaran membuang sampah dan menjaga lingkungan UMM. Tak hanya itu, dalam waktu dekat, PSLK bekerjasama dengan Program Penelitian dan Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (P3EBT) UMM sedang bersiap untuk menggarap sampah di Tempat Pembuangan Akhir Supit Urang kota Malang untuk mengelola sampah menjadi  pupuk, energi, atau bentuk bahan bakar. (ich/han)

 

Sumber : www.umm.ac.id

Kedubes Ungkap Tiga Hal Penting Agar Lolos Beasiswa Australia

INTERNATIONAL Relations Office (IRO) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bekerjasama dengan Kedutaan Besar (Kedubes) Australia untuk Indonesia mengadakan kuliah tamu sekaligus presentasi beasiswa, Jumat (16/9). Acara ini menghadirkan perwakilan Kedubes yang menjabatDirector of Development Partnership in Education, Sarah Lendon.

Pada kesempatan ini, Sarah membeberkan kegiatan yang sudah dilakukan pemerintah Australia di Indonesia terkait pengembangan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Selain itu, Sarah juga memberikan pemaparan program beasiswa untuk masyarakat Indonesia yang ingin melanjutkan studi di Australia, yaitu Australia Awards Scholarships (AAS).

“Ada banyak manfaat dengan mendapatkan beasiswa studi ini,” kata Sarah. “Di antaranya, pelatihan English for Academic Purpose (EAP) di Indonesia, visa, tes kesehatan, asuransi kesehatan, tiket pesawat kembali ke tanah air, serta biaya perjalanan untuk reuni keluarga khusus untuk program Master dan doktor,” lanjutnya.

AAS memang memberikan fasilitas reuni keluarga untuk mahasiswa Master dan Doktor. Biaya transportasi pun ditanggung sepenuhnya. Namun, meski sudah ditanggung AAS, beberapa universitas tak jarang juga menyediakan fasilitas untuk program reuni ini.

Ada tiga poin penting yang diuraikan Sarah yang harus dimiliki calon penerima beasiswa AAS. Pertama, tujuan mahasiswa yang ingin melanjtukan studi di Australia harus jelas. “Maunya apa? Ingin belajar apa, itu harus sudah terprogram. Serta, di universitas mana ingin belajar tentang hal itu.”

Kedua, apa saja yang akan dilakukan mahasiswa di Australia. Sarah mengungkapkan pentingnya perencanaan tentang kegiatan apa saja yang akan dilakukan mahasiswa di Australia di samping kuliah, atau siapa saja yang harus ditemuinya untuk menjalankan rencananya.

“Ketiga,” lanjutnya, “Apa yang akan dilakukan sekembalinya ke tanah air, ke Indonesia?”

Sarah menjelaskan, mahasiswa harus sudah menuliskan langkah­langkah apa saja yang akan dilakukan sekembalinya ke Indonesia. Karena, dari pendidikan tinggi yang sudah ditempuh tersebut, Sarah menekankan kontribusi apa yang akan diberikan untuk lingkungan kerjanya, lingkungan tempat tinggalnya, dan untuk negaranya.

Kepala Divisi Australia dan New Zealand IRO UMM, Rinjani Bonavidi PhD, mengatakan presentasi beasiswa semacam ini bukan pertama kali digelar. Sepanjang 2016, ini adalah presentasi kedua oleh Kedubes Australia. Sedangkan pada 2015 silam, terhitung lima kali Kedubes memberikan presentasi terkait program beasiswa.

Yang terbaru dari kerjasama antara Australia dan UMM adalah akan adanya program New Combo Plan. “Ini adalah program oleh pemerintah Australia yang diperuntukkan bagi mahasiswa Australia untuk mendapatkan beasiswa belajar di Indonesia. Salah satunya ke UMM,” terang Rinjani. (ich/han)

Sumber : www.umm.ac.id

Kuliah Tamu IP UMM, Konjen AS Ulas Sistem Pemilu Amerika

PROGRAM Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang (IP UMM) menggelar kuliah tamu bertajuk “The Dynamic of Presidential Election in America”, Kamis (15/9). Kuliah tamu menghadirkan Konsul Jenderan Amerika Serikat (Konjen AS) Surabaya, Heather Variava, yang sehari sebelumnya, Rabu (14/9), menghadiri pameran pendidikan Amerika di UMM serta networking dinnerbersama pimpinan UMM dan sejumlah delegasi Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM).

Dalam paparannya, Heather Variava menjabarkan persamaan dan perbedaan sistem pemilihan presiden di Indonesia dan Amerika. Persamaan pemilu di Indonesia dan Amerika adalah sama-sama pemilihan langsung. Para kandidat berasal dari daerah pemilihan (dapil). Di Amerika, jelasnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) hanya sebatas general rule, atau sekadar bentuk kepatuhan terhadap prosedur yang berlaku. SedangkanKomisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) berperan penting terhadap pelaksanaan pemilu.

Sebaliknya, kata Heather, di Indonesia KPUD adalah hanya sekadar representasi saja. KPUD bertindak sebagai kepanjangan tangan dari KPU, sedangkan KPU memegang peranan penting pada pelaksanaan pemilu presiden.

Kepala Program Studi IPUMM, Hevi Kurnia Hardini MA menambahkan, suara terbanyak pada hasil pemilu presiden di Amerika tak menjadi patokan siapa presiden yang terpilih.

“Di Indonesia, siapapun kandidat presiden yang mendapatkan suara terbanyak pada pemilu, ia akan menjadi presiden. Sedangkan di Amerika, hasil pemilu dari tiap state yang menjadi patokannya,” jelasnya.

Hevi menguraikan, capres A mendapatkan suara  terbanyak daripada calon B. Akan tetapi, suara terbanyak ini hanya berasal dari beberapa daerah, sedangkan capres B mendapatkan suara dari lebih banyak daerah, maka capres B lah yang menjadi presiden.

“Sehingga, jumlah daerah pemilih yang menjadi tolak ukur kemenangan presiden, bukan jumlah suara,” ujar Hevi mengintikan.

Tak hanya tentang pemilu presidensial, Heather Variava juga membahas tentang sistem pemilu untuk anggotaHouse of Representative dan senat. Di Amerika, pemilihan House of Representative atau setara DPR di Indonesia, dipilih tiap 2 tahun sekali dan presiden dipilih tiap4 tahun sekali. Sedangkan di Indonesia, baik DPR,DPD, maupun Presiden, dipilih tiap 5 tahun sekali.

Kuliah tamu ini dihadiri oleh 50 mahasiswa IP semester 5 yang sedang menempuh MataKuliah Sistem Pemilu dan Kepartaian serta perwakilan kelas dan anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan. Duatahun lalu,mahasiswa IP mengunjungi Konsulat Jenderal ASdi Surabaya, sedangkan 2015 lalu mengunjungi Kedutaan Besar Amerika di Jakarta. Hevi mengungkapkan semangatnya agar mahasiswa IP tak hanya belajar tentang pemerintahan lokal, tapi juga harus bisa bersentuhan dan berkomunikasi dengan organisasi atau lembaga asing di Indonesia.

“Esensi sesungguhnya dari adanya kedutaan besar di Indonesia adalah untuk menjalin hubungan antar pemerintahan. Hubungan internasional ada, karena adanya hubungan antar pemerintahan. Jadi, ini tak hanya milik Hubungan Internasional semata, tapi juga pemerintahan.” (ich/han)

Sumber : www.umm.ac.id