Mahasiswa Australia: Belajar Islam ke Non-Muslim itu Keliru

Di jajaran wisudawan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang dikukuhkan pada Sabtu (30/5) lalu, terdapat wajah warga asing. Dia adalah Robert John Pope, warga Australia yang baru saja berhasil lulus di Magister Agama Islam (MAI) UMM.

Ketertarikan Robert pada studi Islam dilatari keinginan mempelajari Islam dari ahli dan sumbernya secara langsung. “Kalau belajar Islam ke non-Muslim itu keliru,” kata Robert yang menulis tesis tentang ‘Menemukan Kembali Islam Inklusif: sebuah Riset Naratif terhadap Usman Ibrahim’.

Sebelum memilih Kampus Putih, semula Robert mencari info tentang beberapa universitas yang mengajarkan tentang studi Islam. Pilihannya jatuh pada UMM lantaran ada kontak pribadi serta kecocokan visi akademik dengan sejumlah dosen di MAI UMM, terutama dua guru besar, yaitu Prof Tobroni dan Prof Syamsul Arifin.

Sebagai balas budinya pada UMM, pria asal Renmark, Australia ini ingin membangun kemitraan antara lembaga tempatnya bekerja, Equal Access, dengan Pusat Studi Agama dan Multikulturalisme (PUSAM) PPs UMM.

Bagi Robert, UMM sangat mendukung pemikiran rasional, sangat terbuka, serta memiliki intellectual honesty yang kuat. Ia juga mengaku terpukau dengan cara UMM menampilkan dirinya, misalnya dari video UMM pernah saya lihat. “UMM adalah kampus yang luar biasa. Kampus ini memiliki masa depan yang cerah.”

Selepas lulus Pascasarjana MAI UMM, Robert berencana melanjutkan studinya di S3 Pendidikan Agama Islam (PAI) UMM. “Tapi saya harus kembali ke Australia dulu untuk bekerja lagi selama setahun. Rencananya, bulan Juli tahun depan (2016) akan mengambil kuliah doktor di UMM.”

Sebagai penganut Kristiani, Robert memiliki cara pandang yang menarik dalam beragama. “Sekalipun saya beragama Kristen, tapi saya tidak makan babi dan juga tidak minum minuman keras. Tapi dasarnya itu rasional, karena bagi saya, kalau mau sehat, ya harus mengkonsumsi makanan halal,” ujarnya.

Ketua program studi MAI PPs UMM Prof Dr Tobroni MSi menyebut, Robert adalah seorang penganut ajaran Kristen dan Islam. Menurut dia, Robert secara formal beragama Kristen tetapi penganut tauhid. Robert mendalami monoteisme agama Ibrahim dan agama samawi lainnya termasuk Kristen. “Robert memiliki cita-cita mempertemukan agama-agama samawi, khususnya Kristiani dan Muslim di Australia,” ujarnya.

Sumber : REPUBLIKA

Kurikulum PTM Jangan Hanya Berpegang Pada Regulasi Pemerintah

Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) diharapkan tidak hanya berpegang pada regulasi pemerintah dalam membuat dan menerapkan kurikulum perkuliahannya. Hal itu dikarenakan, PTM perlu memiliki sesuatu yang berbeda dengan perguruan tinggi lainnya. Jika PTM hanya berpegang pada kurikulum yang sudah diatur pemerintah, PTM tidak akan memiliki tambahan nutrisi atau gizi yang bisa diberikan pada mahasiswa dan dosennya.

Demikian disampaikan Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Prof. Dr. Bambang Cipto, MA saat membuka secara resmi Workshop Evaluasi KBK Berbasis KKNI dan SNDIKTI. Acara yang diselenggarakan oleh program studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum UMY ini ditujukan pada seluruh PTM se-Indonesia, dan bertempat di Ruang Sidang Gedung AR. Fachruddin A lantai 5 Kampus Terpadu UMY, Rabu (27/5).

Dalam sambutannya, Prof. Bambang mengatakan, jika PTM itu hanya berpegang pada regulasi dan terus menerus melakukan evaluasi pada kurikulum yang sudah ada, hal itu justru akan membuat semua PTM tidak akan merasa cukup. Karena terus merasa bahwa kurikulum yang ada itu tidak sempurna. Untuk itulah, ia menyarankan agar PTM di Indonesia ini juga memiliki formula atau tambahan gizi yang berasal dari luar kurikulum yang sudah diatur pemerintah tersebut.

“Mengembangkan gizi atau nutrisi pada mahasiswa itu tidak harus melalui kurikulum, karena kita juga bisa melakukan program-program lainnya yang sangat bermanfaat dan penting bagi mahasiswa. Misalkan seperti KKN (kuliah kerja nyata, red) internasional atau pun student exchange program. Dua hal ini justru yang sangat penting untuk kita lakukan, karena kita bisa memberikan bekal pengetahuan dan pengalaman berharga pada mahasiswa, yang mungkin belum pernah mereka dapatkan di desa atau daerah asalnya. Dan kami, di UMY sendiri juga sudah mengembangkan dua program ini,” jelas Prof. Bambang.

Selain itu, lanjut Prof. Bambang, agar bisa menjadi perguruan tinggi yang berbeda dengan kebanyakan perguruan tinggi lainnya, selain melalui dua cara itu, masih ada dua opsi program lainnya yang juga bisa digunakan oleh PTM. “Yakni dengan mengikutsertakan mahasiswa pada kompetisi-kompetisi tingkat internasional, serta mengirimkan dosen-dosennya ke luar negeri. Saya contohkan sekali lagi seperti UMY, mahasiswa kami juga sudah ada beberapa yang bisa masuk dan ikut berkompetisi di tingkat internasional. Selain itu, tahun depan kami InsyaAllah juga akan memulai Lecture Program (Pertukaran Dosen) ke luar negeri. Pada program ini, kami akan mengirimkan dosen-dosen UMY ke luar negeri untuk belajar, melakukan penelitian serta presentasi di hadapan orang-orang luar,” ujarnya.

Itulah mengapa, menurut Prof. Bambang, keempat hal tersebut perlu dijadikan opsi pilihan bagi PTM di seluruh Indonesia agar memiliki tambahan nutrisi. Sebab menurutnya, jika PTM yang tak lain juga adalah Perguruan Tinggi Swasta (PTS) tersebut tidak berusaha melakukan penambahan nutrisi, maka ia tidak akan memiliki ciri khas dan perbedaan dengan perguruan tinggi lain, terutama dengan Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

Sementara itu, Yulianto Achmad, SH., M.Hum selaku pemateri dalam workshop tersebut mengatakan, selain dari empat program internasional tersebut, PTM juga bisa memiliki hal berbeda dengan perguruan tinggi lainnya dari segi kurikulum. Sekalipun kurikulumnya tetap bersandar pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Standar Nasional Pendidikan Tinggi Indonesia (SNDIKTI). “Dengan catatan, kurikulum yang kita buat itu harus sesuai dengan visi misi dari perguruan tinggi kita sendiri. Jangan hanya asal jiplak apa yang sudah diatur dan dibuat oleh KKNI dan SNDIKTI. Jadi saat kita membuat kurikulum itu, harus tahu dulu visi misinya kita itu apa. Sebab, yang benar itu memang harus sesuai dengan visi dan misi perguruan tinggi. Karena itu, bisa jadi kurikulum yang dibuat oleh satu PTM akan memiliki perbedaan dan ciri khusus dari PTM lainnya. Karena masing-masing PTM pastinya memiliki visi misi yang berbeda juga,” paparnya.

Untuk itulah, imbuh Yulianto lagi, workshop tersebut diselenggarakan. Selain untuk saling berbagi pengetahuan mengenai langkah-langkah dan penerapan kurikulum berbasis KKNI dan SNDIKTI, kegiatan ini juga bisa menjadi salah satu sarana bagi perkumpulan seluruh tenaga pendidikan prodi Ilmu Hukum dari seluruh PTM di Indonesia. “Dan di sinilah kemudian kita berkumpul, untuk membentuk asosiasi yang bisa menghasilkan kurikulum, khususnya untuk prodi Ilmu Hukum, agar bisa diajukan pada Dikti. Jika kurikulum yang kita hasilkan ini disetujui oleh Dikti, maka Fakultas Hukum atau Prodi Ilmu Hukum di seluruh universitas itu akan memiliki kurikulum yang sama. Itulah yang kami harapkan pula dari terselenggaranya kegiatan ini,” ungkap Dosen FH UMY ini lagi. (sakinah)

Sumber : UMY

Nursing Unimus 2015| “On Building Your Confidence: Foreign Language (Arabic-English) and Character Aspect”

Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), Mengadakan program Behavior Achievment untuk Perawat, dengan tema “On Building Your Confidence: Foreign Language and Character Aspect”. Sebagai pembicara adalah Praktisi HRD (Behavior Therapist), Bpk Drs. HM. Bambang Nugroho.MM. Beliau adalah pakar psikoterapi yang telah diakui oleh negara-negara Asean . Malaysia, Singapore, Thailand, Hongkong, Macao bahkan China, serta pada pemerintahan dan lembaga pendidikan, dan perusahaan nasional maupun international.

Tema tersebut merupakan pembangunan mental dan kepribadian sebagai seorang pemenang artinya bahwa kepercayaan diri dan mindset merupakan sistem saraf otak yang akan memberikan dan melakukan perubahan sikap.  Kegiatan tersebut sebagai bagian dari pembangunan kepercayaan diri bagi profesi perawat dimana tantangan dalam profesi kesehatan terus meningkat khususnya dalam kemampuan berbahasa asing yakni bahasa Arab dan English. Dengan kegiatan ini para mahasiswa Ilmu Keperawatan UniversitasMuhammadiyah sangat antusias, hal ini dengan di ikuti oleh 200 mahasiswa dan di hadiri Civitas Akademik serta moderator oleh Mamdukh Budiman.S.S.MSi.

Pengembangan Soft Skill adalah sebuah istilah dalam sosiologi tentang EQ (Emotional Intelligence Quotient) seseorang, yang dapat dikatagorikan /klusterkan menjadi kehidupan sosial, komunikasi, bertutur bahasa, kebiasan, keramahan, mindset, dan optimasi. Dengan redaksional adalah merupakan tingkah laku personal dan interpersonal yang dapat mengembangkan dan memaksimalkan kinerja manusia (melalui pelatihan, pengembangan kerja sama tim, inisiatif, pengambilan keputusan lainnya. Keterampilan lunak ini merupakan kesiapan peserta didik (Calon Perawat Unimus)  sebagai bagian dalam menghadapai persaingan global selain kemampuan yang handal dalam bidang ilmu keperawatan dan kemampuan soft skill. Dari acara program pengembangan soft skill ini  menambah rasa percaya diri, siap untuk berkompetisi, mampu dan menerapkan nilai-nilai soft skill menjadi pribadi yang dinamis, aktif, kreatif dan mandiri. Khususnya kemampuan berbahasa asing (Arab dan English) Reportase : Mamdukh Budiman

Sumber : UNIMUS

“Sarasehan Bahasa & Sastra Jawa” Kerjasama Balai Bahasa Jawa Tengah Dengan FBBA UNIMUS

Senin (18/05/2015) Balai Bahasa Jawa Tengah bekerjasama dengan Fakultas Bahasa dan Budaya Asing (FBBA) menyelenggarakan kegiatan “Sarasehan Bahasa dan Sastra Jawa” yang bertempat di Gedung NRC Unimus. Kegiatan sarasehan ini merupakan agenda rutin bulanan yang dilaksanakan oleh Balai Bahasa Jawa Tengah semenjak tahun 2014 dengan bekerjasama dengan institusi pendidikan se-Jawa Tengah.

Sarasehan ini dihadiri oleh Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kota Semarang, komunitas bahasa Jawa se-Jawa Tengah, guru bahasa Indonesia dan bahasa Jawa SMP – SMA se-Kota Semarang, dosen dan mahasiswa Perguruan Tinggi se-Kota Semarang, serta dosen dan mahasiswa FBBA Unimus. Menurut Ketua Panitia (Diana Hardianti, M.Hum.) kegiatan sarasehan ini selain bertujuan untuk “nguri-uri” bahasa dan kebudayaan Jawa juga untuk menjaga silaturahim antara komunitas bahasa Jawa se-Jawa Tengah dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang bersifat rutin. Selain itu kegiatan ini juga diharapkan mampu mempertahankan kelestarian penggunaan bahasa Jawa sebagai bahasa ibu di daerah Jawa Tengah yang sudah mulai menunjukkan penurunan, seperti yang disampaikan oleh Sutarsih, M.Pd. (Balai Bahasa Jawa Tengah).

Menghadirkan dua orang narasumber yaitu Prof. Sahid Teguh Widodo, Ph.D. (Fakultas Ilmu Budaya UNS) dan Dr. Hardiwinoto, SE., M.Si. (Dekan FE Unimus) dengan moderator Dr. Sayono, SKM., M.Kes. diskusi sarasehan membahas mengenai penerimaan masyarakat Jawa terhadap budaya asing. Masyarakat Jawa sudah menunjukkan penerimaan terhadap budaya asing semenjak dahulu yang tergambar dalam penggunaan nama-nama Raja (seperti: Mangkubumi, Hamengkubuwono) dan simbol-simbol kerajaan berupa matahari dan bulan, yang menggambarkan sifat universal. Pada era globalisasi sekarang ini bahasa dan budaya Jawa mulai menghadapi “cybernatic virtual” yang selain menguntungkan juga dapat membawa kerugian. Oleh karena itu budaya Jawa memerlukan transformasi sesuai dengan kebutuhan jaman agar dapat terjaga kelestariannya. Kelestarian budaya Jawa dapat dipertahankan dengan menjaga keutuhan bahasa Jawa dalam penggunaannya yang dapat dimulai dari keluarga, masyarakat dan sistem sosial karena kerusakan bahasa akan menjadi pemicu terjadinya kerusakan budaya dan bangsa. Guna mencegah hal tersebut, Gubernur Jawa Tengah sudah menggalakkan penggunaan bahasa Jawa setiap hari Kamis di kantor – kantor pemerintahan.

Dengan menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa pengantar selama sarasehan berlangsung, ditampilkan pula suguhan tari dan tembang Jawa yang dipersembahkan oleh dosen dan mahasiswa FBBA Unimus yang menambah antusias para peserta. Mengangkat budaya dan tradisi daerah khususnya budaya Jawa merupakan hal yang patut diapresiasi karena hal tersebut merupakan upaya untuk menjaga keutuhan dan kelestarian budaya bangsa. (humas&jipc).

Sumber : UNIMUS

MoU UM MAGELANG DENGAN UTM MALAYSIA

Sebagai perguruan tinggi yang makin berkembang, UM Magelang terus berusaha menjalin kerja sama dengan berbagai pihak baik di dalam maupun luar negeri. Salah satu upaya yang dilakukan UM Magelang adalah dengan menjalin kerjasama dengan Universiti Teknologi Malaysia (UTM) Malaysia. Acara penandatanganan MoU tersebut diadakan di sela-sela kunjungan selama empat hari mulai tanggal 12 hingga 15 Mei lalu di Malaysia.

Rektor UM Magelang Ir. Eko Muh Widodo MT melakukan kegiatan didampingi Wakil Rektor 1 Bidang Akademik Dr. Purwati MS dan Wakil Rektor 2 Bidang Administrasi Umum Nuryanto M. Kom. Kegiatan diadakan bersama dengan sembilan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) se-Indonesia melalui program Majelis Dikti Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam rangka menjalin kerja sama, termasuk dengan perguruan tinggi lain dari 15 negara dalam acara University President Forum (UPF) 2015.

Selain menjalin kerja sama, kegiatan tersebut juga sebagai ajang sharing dari berbagai Perguruan Tinggi terkenal dari berbagai negara di belahan dunia antara lain Amerika, Inggris, Australia, Cina, Korea, Philipina, Brunei dan Nigeria. UTM sebagai tuan rumah penyelenggaraan UPF 2015 memaparkan berbagai program unggulan yang dimiliki. Tindak lanjut dari MoU tersebut langsung akan dikoordinasikan di tingkat Majelis Dikti PP Muhammadiyah sebagai tahapan pengembangan dan peningkatan pelayanan PTM yang merupakan lembaga pendidikan tinggi pilihan masyarakat.

Rektor UM Magelang berharap MoU tersebut dapat diimplementasikan melalui penelitian bersama (joint research), pertukaran mahasiswa (student exchange), publikasi ilmiah bersama serta program magang dosen dan mahasiswa UM Magelang. MoU berjangka waktu lima tahun itu akan segera direalisasikan di UM Magelang melalui unit terkait dan diharapkan akan membawa perubahan yang signifikan bagi UM Magelang yang kini telah menyandang akreditasi institusi dengan peringkat “B”.

Lebih lanjut Eko mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk responsibility UM Magelang terhadap amanah atau kepercayaan yang diberikan masyarakat.(YUDIA-HUMAS)

Sumber : Universitas Muhammadiyah Magelang

PKMAH UMM Siapkan Mahasiswa Jadi Auditor Halal

Berlakunya  Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (UU JPH) membuat perusahaan-perusahaan pangan, obat-obatan  dan kosmetika di Indonesia dituntut menjamin produknya agar aman dan halal. Konsekuensinya, auditor halal internal (AHI) semakin dibutuhkan, terlebih di tengah minimnya profesi tersebut.

Kenyataan tersebut direspon cepat oleh Pusat Kajian Makanan Aman dan Halal (PKMAH) bentukan Program Studi Ilmu Teknologi Pangan (ITP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dengan menyiapkan lulusannya agar bisa menjadi auditor halal internal. Hal itu diwujudkan melalui kegiatan ‘Workshop Sertifikasi Halal dan Penguatan Bekal Auditor Halal Internal’ yang berlangsung di Ruang Sidang Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMM, Senin (25/5).

Wakil Direktur Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM-MUI) Pusat, Ir Hj Osmena Gunawan yang hadir sebagai pembicara mengatakan, saat ini masyarakat butuh diyakinkan bahwa produk yang digunakan sepenuhnya halal. Untuk itu, sejak 2012 LPPOM-MUI memberlakukan sistem jaminan halal HAS 2300 yang telah menjadi rujukan internasional dan diakui oleh World Halal Food Council (WHFC).

Bagi Osmena, penerapan sistem jaminan halal (SJH) ini amat penting, baik dalam perspektif teknologi, manajemen maupun bisnis. “Terlebih, saat ini tren pasar global terhadap produk halal tengah meningkat. Jadi, kebutuhan auditor halal tidak hanya secara nasional, tapi juga internasional, apalagi menjelang berlakunya pasar global dan terbentuknya masyarakat ekonomi ASEAN.”

Ketua PKMAH UMM Dr Ir Elfi Anis Saati MP menambahkan, di tengah tuntutan pasar global terhadap sertifikasi halal, nyatanya kondisi keamanan dan kehalalan pangan di Indonesia amat memprihatinkan. Elfi mencontohkan, tak sampai 15 persen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia yang sudah tersertifikasi halal.

“Untuk bisa memperoleh sertifikasi halal, sebuah UMKM harus memiliki perizinan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) terlebih dahulu. Nah, di Indonesia UMKM yang memiliki izin PIRT hanya sekitar 45 persen saja. Jadi tugas kita, selain menyiapkan lulusan sebagai auditor halal internal, juga mendampingi UMKM agar tersertifikasi halal,” terang Elfi yang juga dosen ITP UMM ini.

Menurut Elfi, workshop ini sangat menguntungkan bagi mahasiswa ITP UMM karena bisa menjadi bekal selepas lulus nantinya. “Dulu, untuk bisa mengikuti acara seperti ini saya harus pergi ke Bogor, waktu itu bayarnya 300 ribu. Sekarang, untuk bisa ikut workshop seperti ini kita harus bayar sampai dua setengah juta. Nah, khusus mahasiswa ITP UMM kita gratiskan,” ujarnya.

Menindaklajuti kegiatan workshop ini, PKMAH UMM juga akan mengadakan seminar tentang ‘Pentingnya Sertifikasi Halal: Prospek, Manfaat, dan Peluang Bagi Perusahaan serta Pengembangan IPTEKS dalam Menyongsong Perdagangan Global’ pada 11 Juni 2015 di UMM Dome. Seminar menghadirkan direktur LPPOM-MUI Jawa Timur Prof Dr Sugijanto MKes Apt dan kepala Quality Assurance (QA) Perusahaan Cleo Pandaan-Pasuruan, di mana ketua PKMAH UMM Elfi Anis Saati juga bertindak sebagai pembicara. (han)

Sumber : UMM

UAD Kuatkan Kerja Sama dengan Leiden University Medical Center Belanda

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melalui Kantor Urusan Internasional (KUI) menyelenggarakan Sharing Best Practice dan Presentasi dengan Evelien Hack, M.A., Koordinator Internasionalisasi Leiden University Medical Center (LUMC), Belanda. Ada dua topik yang dibahas pada kesempatan tersebut, yaitu How to Internationalize Your Faculty/Institution pada Selasa, (19/52015), dan How to Approach Partner Institution pada Kamis, (21/5/2015) yang berlangsung di ruang sidang kampus I UAD.

Dalam sambutannya, Wakil Rektor IV, Prof. Sarbiran, Ph.D., berharap agar agenda seperti ini dapat memberikan informasi dan sharing untuk memulai, menjalankan, dan menguatkan program-program internasionalisasi perguruan tinggi, terutama yang telah dilaksanakan oleh LUMC.

Kepala Kantor Urusan Internasional UAD, Ida Puspita, M.A.Res., juga menjelaskan bahwa kerja sama UAD dan LUMC telah diinisasi sejak tiga tahun terakhir. Pada (20/5/2015), Fakultas Farmasi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, dan Fakultas Psikologi telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan LUMC dan akan bekerja sama dalam berbagai bidang. Seperti academic exchange, joint research and publication, dan lain-lain.

“Selain MoU, ditandatangani pula Student Exchange Agreement. Dalam upaya merealisasikan MoU ini, Fakultas Farmasi UAD tengah mempersiapkan dua mahasiswanya untuk dikirim ke LUMC tahun depan,” terang Ida Puspita.

Presentasi tersebut dihadiri oleh para Dekan dan Kaprodi se-UAD. Hadir pula beberapa perwakilan KUI, Perguruan Tinggi Muhammadiyah, seperti Stikes Aisyisyah Yogyakarta dan Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Sumber : UAD

UMM Launching Pusat Riset Pengembangan Apel Pertama di Indonesia

Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) membuat terobosan baru dengan mendirikan Pusat Riset Pengembangan Apel pertama di Indonesia yang diketuai oleh Dr Harun Rasyid MP, Selasa (19/5). Launching yang dirangkai dengan Focus Group Discussion (FGD) di Hotel UMM Inn dihadiri berbagai narasumber, yakni Sekretaris Bidang Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian Dr Ir Agung Hendriadi, MEng, Kepala Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Sub Tropik Dr Ir Joko Susilo Utomo, MP, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Dr Ir Tri Sudaryono, MS, Ketua Gapoktan Mitra Arjuna Hj. Ir. Luki Budiardi, dan Direktur Agrokusuma Batu Ir. Edy Antoro.

Peserta FGD yakni dari unsur pemerintah diwakili oleh Dinas Pertanian Batu, Kab. Malang, Kab. Pasuruan, kemudian dari unsur Kelompok Tani diwakili oleh Gapoktan kota Batu, Kab. Malang dan Kab. Pasuruan, juga dari unsur pedagang diwakili oleh asosiasi pedagang apel dan dari unsur akademis diwakili oleh kaprodi pertanian dari UMM, Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri), Universitas Islam Malang (Unisma), Univesitas Widyagama dan Universitas Brawijaya (UB).

“Pendirian Pusat Riset Pengembangan Apel ini dilatarbelakangi oleh berbagai permasalahan pengembangan komoditas apel yang meliputi permasalahan pada kualitas lahan, produktivitas pohon, biaya produksi yang tinggi, modal yang terbatas, industri yang belum berkembang dan lain-lain,” kata Harun Rasyid.

Tujuan dari program ini, tambahnya, yakni menggiatkan agribisnis apel, sehingga terjadi peningkatan produksi dan kualitas buah dari kebun-kebun apel di sentra produksi serta mendorong pembangunan kebun kebun apel di kawasan baru. “Dengan program ini diharapkan mampu memperoleh kualitas buah unggul sesuai standar codex internasional dengan produktivitas yang tinggi, Petani memperoleh difusi teknologi dalam perbaikan lahan dan produksi bahan organik,” ujarnya. Selain itu petani juga mendapatkan teknologi pra-panen, panen dan pascapanen yang dapat meningkatkan kualitas buah.

Menurut Rasyid, rancangan strategis pengembangan program ini bersifat komprehensif yang meliputi berbagai bidang dari hulu hingga hilir, meliputi; bidang Agroteknologi tujuannya menghasilkan teknologi yang efisien dan efektif dalam pemeliharaan apel menuju apel organik, bidang pengelolaan hama dan penyakit yakni pengembangan strategi manajemen penanganan hama dan penyakit pada apel tropis.

“Bidang Pascapanen yang bertujuan mendapatkan teknologi pasca panen apel yang dapat meningkatkan mutu dan daya simpan buah segar serta buah olahan menjadi produk industri bernilai tinggi, bidang usaha agribisnis dan Manajemen pemasaran dengan tujuan mendapatkan solusi usaha tani apel yang menguntungkan dan berkelanjutan, bidang Pengembangan Agrowisata yakni meningkatkan potensi kunjungan wisatawan kekebun apel yang berkesinambungan, serta bidang Pengembangan promosi bertujuan meningkatkan selera konsumen terhadap buah apel tropis dari Malang dan kunjungan wisata apel,” tuturnya. (zul/han)

Sumber : UMM

Delapan Mahasiswa Asing Lomba Pidato Bahasa Indonesia

 Mahasiswa asing dari berbagai negara yang menempuh pendidikan tinggi di sejumlah perguruan tinggi (PT) di Malang, Jawa Timur, mengikuti lomba berpidato dalam Bahasa Indonesia yang digelar di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Selasa (12/5).

Lomba pidato yang diikuti delapan mahasiswa asing asal Korea Selatan, Laos, Madagaskar, Cina , Aljazair, dan Thailand itu digelar unit Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Lomba tersebut khusus bagi mahasiswa program Darmawiswa RI Regional Malang tahun akademik 2014/2015.

Asisten Rektor Bidang Kerja Sama Luar Negeri UMM, Soeparto, berharap kegiatan tersebut dapat membawa Indonesia menjadi lebih dikenal di kancah internasional karena bahasa dan keanekaragaman budayanya.

“Budaya dan bahasa kita ini bermacam-macam, setiap daerah memiliki bahasa dan dialek sendiri. Oleh karena itu kita harus bangga dan tetap menjaga keanekaragaman budaya ini, bahkan sebisa mungkin kita kenalkan kepada dunia internasional,” ujarnya.

Sementara itu peserta lomba yang dikhususkan bagi mahasiswa asing itu berasal dari sejumlah kampus di Malang, di antaranya dari Universitas Negeri Malang (UM) dan IKIP Budi Utomo.

Dalam acara final tersebut, mahasiswa asing yang telah berhasil melewati babak penyisihan diharuskan berpidato di hadapan ratusan penonton dengan membawakan subtema “Keberagaman Bahasa dan Budaya Indonesia”.

Meski belum lama tinggal di Indonesia, para peserta sudah sangat mengenal budaya bangsa ini. “Orang Indonesia sangat ramah, mereka memperlakukan orang asing dengan sangat baik, sehingga memudahkan saya berkomunikasi dengan mereka,” kata Seong Min Nam, mahasiswa UM asal Korea Selatan.

Sementara mahasiswa asing dari UMM yang juga berasal dari Korea Selatan, Lee Ji Ho mengungkapkan dengan gamblang bahwa dirinya sangat iri terhadap Indonesia karena kekayaan sumber daya alam (SDA) maupun keberagaman budaya dan bahasa-nya. “Akan tetapi, apakah Indonesia mampu memanfaatkan SDA yang berlimpah itu dengan baik,” katanya.

Selain mengenal budaya dan mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, para mahasiswa asing tersebut juga telah mengenal lagu-lagu, tarian, dan kerajinan khas Indonesia.

Sementara itu berdasarkan keputusan dari tiga juri, yaitu Khoiru Ummatin dan Dalwiningsih dari Balai Bahasa Jawa Timur serta Joko Asihono dari UMM, memutuskan tiga orang pemenang.

Juara diraih oleh mahasiswa UMM asal Tiongkok Lhu Chun Hua, pemenang kedua mahasiswa UM asal Korea Selatan Seong Min Nam dan ketiga oleh mahasiswa IKIP Budi Utomo asal Thailand Potjanan Kinkittikowit.

“Saya sangat berterima kasih kepada orang Indonesia karena telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mempelajari bahasa dan budaya Indonesia,” kata Lhu Chun Hua.

Sumber : UMM

Perguruan Tinggi Muhammadiyah Gelar Pekan Seni Mahasiswa

Sebanyak 36 perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM) akan mengikuti Pekan Seni Mahasiswa PTM ke 2 di Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) Sabtu-Ahad (16-17/5). Menurut rencana pekan seni ini akan dibuka Menteri Ristek dan Perguruan Tinggi, Prof H Mohammad Nasir.

Dijelaskan Ketua PP Muhammadiyah, Sukriyanto, sejak Muktamar di Yogyakarta PP Muhammadiyah menggalakkan seni dan budaya. Kesenian yang sudah berjalan di antaranya, penggalakan lagu-lagu anak-anak di Jawa dan luar Jawa.

“Mengapa Muhammadiyah menggalakan seni dan budaya? Karena pendiri Muhammadiyah cinta seni dan budaya,” kata Sukriyanto.

Sedang Ketua Penyelenggara Pekan Seni Mahasiswa PTM, Jabrohim, pekan seni budaya ini akan memperlombakan 11 tangkai lomba. Yaitu, lomba baca puisi (putra-putri), lomba qiroah (putra-putri), lomba monolog, lomba pop religi, lomba musikalisasi puisi, lomba desain batik, lomba kaligrafi dekor, dan lomba vokal grup.

Tujuannya, kata Jabrohim, untuk memberikan ruang gerak bagi setiap mahasiswa Muhammadiyah untuk menuangkan, mempresentasikan, mengaktualisasikan gagasan, ide, pemikiran inovatif melalui seni. Juga sebagai ruang untuk unjuk prestasi para mahasiswa Muhammadiyah di bidang seni dan budaya.

Kegiatan ini, kata Jabrohim, ditutup dengan dialog budaya yang menampilkan Prof Syafii Maarif, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah. Selain itu, juga ada Emha Ainun Najib, Deddy Mizwar, Dessy Ratnasari, Prof Suminto A Suyuti. N heri purwata

Sumber : Republika