Dewasa ini masyarakat pada umumnya, terutama mahasiswa dalam mengkonsumsi makanan semakin mengkhawatirkan hingga berimbas pada gangguan kesehatan. Dengan potensi alam yang dimiliki oleh Indonesia ini, masyarakat harus mampu mengolah pola makan yang instan dengan mengkonsumsi makanan bebas pencemaran zat kimia yang lazimnya disebut dengan produk organik. Karena produk organik terbebas dari residu yang mengakibatkan masalah kesehatan.
“Yang dinamakan makanan sehat adalah makanan yang jelas prosesnya dimulai dari input, hingga cara penyajiannya. Saat ini makanan sehat lebih condong pada konsumsi produk organik. Ini karena produk organik tidak mengandung residu. Residu inilah yang mengakibatkan munculnya penyakit tumor, kanker, dan penyakit lainnya dari zat tersebut,” papar Dr. Gatot Supangkat selaku dosen Pertanian UMY saat memberikan penjelasan pada salah satu rangkaian perayaan Pesta Sains-Fete de la Science (FDS) 2016 yang diselenggarakan oleh Warung Prancis UMY (WP UMY), Selasa (27/09) di Aula Baca Perpustakaan Pusat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Dr. Gatot kembali menjelaskan pada diskusi yang bertemakan “Makanan dan Kehidupan Kita,” bahwa makanan organik akan terlihat berbeda daripada makanan yang mengandung zat kimia. Perbedaan tersebut akan terlihat dari gestur dan warna pada makanan tersebut. “Saya mencontohkan pada sayuran organik. Jika dilihat dari sisi warna, sayuran organik tidak akan hijau menyala. Dan biasanya, ketika dipatahkan akan susah. Gesturnya akan lemas dan sulit dipatahkan pada batang sayur. Sementara produk seperti beras organik, jika dicuci tidak akan menimbulkan buih. Untuk rasa pasti lebih pulen dan relatif lebih tahan lama,” jelasnya.
Dalam penjelasannya menurut Dr. Gatot, gaya hidup sehat bukan hanya mengkonsumsi produk organik, melainkan harus menghindari dari hal-hal yang mengakibatkan masalah kesehatan. “Gaya hidup sehat, perilaku harus memenuhi beberapa hal di samping mengkonsumsi makanan organik. Hal utama yang perlu diperhatikan adalah makan sepantasnya, makan ketika lapar dan jangan berlebihan. Biasanya orang ketika makan masih terpaku pada jam makan. Seharusnya ketika keadaan lapar maka harus segera makan. Selanjutnya diimbangi dengan olahraga, namun juga jangan berlebihan. Olahraga yang paling bagus adalah jalan kaki. Rumusnya 3,5,7. Artinya berjalan kaki 3 km selama 5 hari dalam seminggu (7 hari, red). Hindari rokok dan alkohol, serta memiliki mental, senang dan seimbang,” ujarnya.
Pada Pesta Sains 2016 yang berlangsung selama tiga hari yakni 26 hingga 28 September 2016 tersebut, Puthut Ardianto, M.Pd selaku penanggungjawab WP UMY mengatakan bahwa WP perlu mengangkat tema makanan dan kehidupan mahasiswa pada khususnya. Karena mahasiswa pada akhir-akhir ini dihadapkan dengan pilihan gaya hidup yang kurang terarah dalam hal asupan makanan. “Kecenderungan mahasiswa pada khususnya ini dalam mengkonsumsi makanan instan membuat kita lupa akan bahaya bahan-bahan pengawet makanan dan gaya hidup sehat. Padahal melalui tumbuhan di sekitar kita ini ada banyak hal yang perlu kita pelajari untuk memiliki pola hidup sehat,” tandas Puthut.
Acara yang diusung oleh Kedutaan Prancis dan didukung sepenuhnya oleh Institute Prancis Indonesia di Yogyakarta, Puthut berharap dengan diselenggarakannya acara tersebut dapat mengajak mahasiswa untuk memiliki pola hidup sehat. “Diharapkan ini menjadi salah satu sarana untuk memberi wawasan akan pentingnya gaya hidup sehat di lingkungan mahasiswa pada khususnya. Serta diharapkan melalui salah satu rangkaian acara yaitu diskusi yang menghadirkan ahli pertanian, mahasiswa maupun yang hadir dapat mampu mengenali makanan sehat yang ada di sekitar kita,” harap puthut.
Adapun rangkaian acara pada Pesta Sains 2016 yang terbuka untuk umum diantaranya, Pameran dengan tema Tumbuhan dan Manusia, Lestarikan Keberagaman, Pemutaran Film berjudul “Demain” dan “La Guerre des Graines,” diskusi “Bonjour!,” serta bazar makanan sehat. Untuk bazar makanan sehat diikuti oleh Cello Compyang (Coklat dan Kacang Mede), Our Foods (Cocornut-Coconut dan Corn), Lien’s Kitchen (Carrot, Banana, dan Tape Cake), Rose Pie, serta Cokelat nDalem. (hv)
Sumber : www.umy.ac.id