Memaknai Wasiat Bung Karno kepada Muhammadiyah

“Bungkuslah mayat saya dengan bendera Muhammadiyah.”

Begitulah wasiat Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia kepada pemimpin Muhammadiyah, seperti yang ditulis oleh mantan ketua KPK, Dr. H.M. Busyro Muqoddas, S.H., M.Hum. dalam makalahnya. Hal itu disampaikan pada pengajian pemimpin Muhammadiyah DIY, Ahad (26/42015) malam, di kampus I Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta.

Menurutnya, wasiat tersebut menunjukkan bahwa Soekarno jatuh cinta kepada Muhammadiyah. Fakta ini dapat dikaitkan dnegan istri Soekarno, Ny. Fatmawati, yang lahir di kalangan kultur Muhammadiyah Bengkulu.

Muhammadiyah dipandang Busyro sebagai organisasi nonpolitik praktis yang tidak memiliki ambisi kekuasaan. Sebaliknya, dinilai mampu mengisi kekuasaan dengan nilai-nilai keutamaan-kemaslahatan yang bersifat universal.

“Saatnya Muhammadiyah memproklamasikan warga dan pimpinannya untuk menjaga, mempertahankan independensi dan marwah organisasi, serta gerakan Islam dakwah amar makruf nahi munkar. Selain itu, yang tidak kalah penting adalah tajdid untuk rekonstruksi akhlak umat dan bangsa,” kata Busyro.

Sementara itu, ketua PWM DIY, Dr. Agus Taufiqurrahman, M.Kes, Sp.S., mengatakan, Muhammadiyah dapat berkembang hingga saat ini berkat perjuangan dan kegigihan K.H. Ahmad Dahlan, termasuk juga dengan generasi penerusnya yang terus membantu untuk mewujudkan cita-cita yang ditetapkan oleh Muhammadiyah.

“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui, karena sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. Oleh karena itu, bagi warga Muhammadiyah, hukumnya wajib mencari ilmu mengkaji al-Qur’an dan Sunnah sebagai pegangan hidup umat Islam. Tujuannya untuk menegakkan akidah, ibadah, serta untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat,” tutup Agus Taufiqurrahman.

Sumber : UAD.AC.ID

Kembalikan Semangat Ki Hajar Dewantara

Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) yang ditetapkan oleh Pemerintah pada tanggal 2 mei diperingati setiap tahun di Indonesia untuk mengenang pahlawan nasional sekaligus bapak pendidikan nasional pendiri Lembaga Pendidikan Tamansiswa Ki Hajar Dewantara. Pribumi berdarah biru ini dengan berani menentang kebijakan pemerintah Hindia Belanda yang hanya memperbolehkan anak keturunan Belanda dan orang kaya saja yang bisa mengenyam pendidikan pada masa itu. Oleh karena itu tanggal 2 mei yang merupakan hari lahir Ki Hajar Dewantara diperingati sebagai hari pendidikan nasional.

Pada umumnya perayaan HARDIKNAS  dilakukan oleh lembaga pendidikan dengan upacara bendera. Begitu juga yang dilakukan oleh Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP). UMP yang dulunya merupakan Institusi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Muhammadiyah Purwokerto ini melaksanakan upacara  bendera dengan khitmad. Upacara yang dilaksanakan pada (2/5) di lapangan UMP diikuti oleh seluruh mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) beserta dosen dan karyawan.

Sesuai dengan surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Replubik Indonesia, peringatan HARDIKNAS kali ini bertema “Pendidikan Sebagai Gerakan Pencerdasan dan Penumbuhan Generasi Berkarakter Pancasila” mengharapkan pendidikan di Indonesia selalu menumbuhkan kesadaran pentingnya karakter pancasila. “Sudah digariskan bahwa pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab,” ungkap inspektur upacara Dr. Syamsuhadi Irsyad, M.H.

Peringatan HARDIKNAS kali ini mengajak seluruh lembaga pendidikan untuk mengembalikan semangat dan konsep Taman Siswa oleh Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara yang menyebut sekolah sebagai taman, taman yang berarti sekolah harus menjadi tempat belajar yang menyenangkan. “Sekolah yang menyenangkan memiliki berbagai karakter antaranya sekolah melibatkan semua komponennya dalam proses pembelajaran, pembelajaran yang relevan dengan kehidupan, memiliki ragam pilihan dan tantangan, dan sekolah yang memiliki makna jangka panjang bagi peserta didiknya,” tandasnya. (Nur)

Sumber : UMP.AC.ID

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Upaya Tingkatkan Kualitas Guru Yang Profesional

Saat ini guru menjadi tokoh penuntun dan panutan yang berfungsi sebagai uswatun hasanah bagi siswa dan lingkungannya. Guru juga berperan sebagai figur pentransfer nilai, moral, serta ilmu dan teknologi kepada generasi di bawahnya. Untuk itu seorang guru perlu meningkatkan kemampuannya melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pentingnya guru melakukan PTK ini tidak lain adalah untuk mencipatakan guru yang professional. Karena, jika kemampuan pembelajaran guru meningkat maka hal itu akan berdampak pada peningkatan kompetensi kepribadian, sosial, dan professional guru. Selain itu hal ini juga akan membentu pemerintah untuk bisa meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Untuk menciptakan guru professional ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk mencipatakan guru professional. Salah satunya adalah mengadakan Workshop Penelitian Tindakan Guru Bimbingan dan Konseling SMK Se-Bantul. Kegiatan yang berlangsung pada hari Rabu (29/4) di Ruang Sidang Theater Lt. 4 Gedung Pascasarjana UMY ini, merupakan bentuk kerja sama antara Program Studi Megister Studi Islam Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dengan Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) SMK Se-Kabupaten Bantul. Hal tersebut dijelaskan oleh Dr. Arif Budi Raharjo, M.Si saat memberikan sambutannya.

Dr. Nawari Ismail, M. Ag selaku pemateri pada workshop ini menjelaskan bahwa, saat ini guru memiliki peran yang sangat luas, di mana jabatan fungsional seorang guru ini dituntut untuk bisa membuat artikel ilmiah, modul pembelajaran, dan penelitian. “Ketiganya ini memiliki siklus yang tentunya saling berkesinambungan. Apalagi jika dilihat dari guru BK ini sebenarnya kan banyak peran yang bisa dimainkan contohnya terkait dengan sikap dan perilaku siswa ketika berada disekolah, “ terangnya.

Pembuatan PTK ini sebenarnya ada manfaat-manfaat yang bisa didapat, manfaat yang didapat ini tentunya juga akan berdampak bagi guru dan juga siswanya. “Banyak manfaat yang kita dapat dari PTK. PTK ini bisa menghasilkan sebuah artikel ilmiah dan juga modul pembelajaran. Artikel ilmiah ini bisa dikirim ke media bisa juga dijadikan sebuah buku untuk dana bisa mengajukan ke pemerintah. Namun, PTK ini juga perlu diimplementasikan agar nantinya PTK tersebut mengalami perkembangan, “ ujar Nawari lagi.

Sementara Untuk melakukan PTK ada beberapa hal yang perlu diketahui dan dilakukan agar nantinya PTK ini memiliki nilai yang baik dan dapat diimplementasikan. “Ciri-ciri dari PTK ini ada tiga yaitu, dipicu dengan permasalahan praktis, bertujuan untuk memperbaikki pengajaran secara praktis, untuk melakukan itu semua kita bisa melakukan kolaborasi antar guru dan dengan peneliti. Untuk menemukan masalah dalam PTK ini sangat mudah yang terpenting tujuannya adalah untuk memperbaiki sistem pembelajaran, misalnya dengan melihat keaktifan, minat, dan perhatian siswa dalam mata pelajaran tertentu, “ jelas Dr. Akif Khilmiyah, M.Ag selaku pembicara.

Dr. Akif melanjutkan, bahwa dalam melakukan PTK ini tentunya perlu adanya pendampingan, agar dalam mengerjakan PTK ini bisa berjalan dengan lancar dan tidak tersendat. “Sebenarnya, jika Perguruan Tinggi saling berkolaborasi dengan Sekolah, banyak hal yang bisa dikembangkan. Jadi melakukan amal sholeh ini bisa kita lakukan dengan membuat penelitian, “ ungkapnya.

Dr. Akif dan Dr. Nawari berharap kegiatan ini bukan hanya berhenti sampai workshop saja, tetapi kegiatan ini bisa terus berlangsung sampai peserta bisa menemukan sebuah ide untuk diteliti. Kemudian ditulis dan hasil akhirnya bisa menghasilkan sebuah produk karya tulis ilmiah. Tentunya karya ilmiah ini juga bisa dipublikasikan baik itu dijadikan sebuah buku, dimasukan di jurnal, dan juga dikirim ke media. (ica)

Sumber : UMY.AC.ID

Pascasarjana UMP Seminarkan Hasil Penelitian

Senin, 27 April 2015 program pascasarjana program studi pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) adakan seminar bersama hasil penelitian dan penandatangan Memorandum of Understanding (Mou) dengan dinas Pendidikan kabupaten Banyumas. Bertempat di gedung Rektorat aula AK Anshori, acara ini dihadiri oleh perwakilan Dinas Pendidikan kabupaten Banyumas, Wakil Rektor bidang Akademik, Direktur Program Pascasarjana UMP, Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UMP, Dosen, guru, mahasiswa dan alumni Pascasarjana UMP.

Dalam rangka mencerdasakan warga banyumas, kulitas guru juga harus ditingkatkan. Direktur Program Pascasarjana UMP, Dr. Akhmad Jazuli, M.Si mengatakan bahwa kegiatan seminar ini diharapakan dapat dilaksanakan secara berkelanjutan. “Agendakan guru dan alumni pascasarjana UMP untuk mengkolaborasikan hasil penelitiannya. Sehingga forum ini dapat mewadahi para guru untuk berbagi ilmu,” jelasnya.

Sementara itu perwakilan Dinas Pendidikan kabupaten Banyumas menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan starting point untuk dinamisasi perkembangan di dunia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan Pendidikan. “diharapkan agar Banyumas menjadi Pusat pertumbuhan pendidikan. Kompetensi para pendidik harus naik satu tingkat. Pendidikan karakter berawal dari gurunya.  Menuju Indonesia emas 2015 tergantung dari tangan dingin dan tangan sakti para guru,” katanya. Banyak perguruan tinggi menawarkan diri seperti toko kelontong, tapi UMP punya konektivitas dan kualitas yang baik serta lulusan yang jelas. “nek mau kuliah di UMP saja,” tambahnya. Kemudian acara dilanjutkan dengan pemaparan dan diskusi oleh penyaji materi. Diantarannya Ani Widusari M.Pd membahas tentang pengembangan model pebelajaran menulis cerita anak berbasis dialog di SD dengan model GROW, “bagaimana guru bisa mencerdaskan anak dengan kreatiitas kita,” katanya. (Faj)

Sumber : UMP.AC.ID

SEMINAR ANALIS KESEHATAN “Pekan Teknologi Laboratorium Medik (TLM): “Kita Ada Untuk Indonesia Sehat”

Program Studi Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan mengadakan acara SEMINAR Pekan TekLabMed (Teknologi Laboratorium Medik) yang bertempat di Merapi Hall Hotel Grasia Semarang, dengan Tema “Meningkatkan peran Ahli Teknologi Laboratorium Medik dalam mendukung program Indonesia Sehat” (Tagline: kita ada untuk Indonesia sehat).

Seminar TLM ini diadakan dengan tujuan memberikan pemahaman kepada mahasiswa program studi analis kesehatan maupun mahasiswa tenaga kesehatan lainnya bahwa nama “Analis Kesehatan” kini sudah berganti menjadi” Teknologi Laboratorium Medik”. Tujuan berikutnya yaitu melahirkan sebuah komitmen di antara mahasiswa berbagai disiplin ilmu kesehatan untuk saling bekerja sama di masa depan dalam usaha-usaha mengembangkan pendidikan ilmu kesehatan dan kolaborasi antar disiplin ilmu kesehatan. Acara seminar ini diikuti oleh mahasiswa Program Studi Analis Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang dan Universitas/kampus lain juga peserta umum dari instansi luar dengan jumlah peserta ±500 orang. Peserta yang mengikuti acara dari awal sampai akhir mendapat sertifikat ber-SKP dari DPW Patelki Wilayah Jateng.

[fusion_builder_container hundred_percent=”yes” overflow=”visible”][fusion_builder_row][fusion_builder_column type=”1_1″ background_position=”left top” background_color=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” spacing=”yes” background_image=”” background_repeat=”no-repeat” padding=”” margin_top=”0px” margin_bottom=”0px” class=”” id=”” animation_type=”” animation_speed=”0.3″ animation_direction=”left” hide_on_mobile=”no” center_content=”no” min_height=”none”]

Penyelenggara Seminar Analis Kesehatan Unimus 2015
Penyelenggara Seminar Analis Kesehatan Unimus 2015

Acara seminar TLM selain dihadiri oleh Bapak WR III (Bapak Dr. H. Djoko Setyo Hartono, SE., MM., SH., M.Kn) dan dosen-dosen Prodi Analis Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang, juga dihadiri oleh PATELKI (Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Indonesia) dan IMATELKI (Ikatan Mahasiswa Ahli Teknologi Laboratorium Indonesia). Pembicara atau Narasumber pada acara seminar TLM ini adalah Dr. Miswar Fattah, M.Si dari Prodia Jakarta menyampaikan dua materi tentang Peluang Karir TLM Masa Depan dan Past, Present, and Future of Molecular Diagnostic. Pembicara yang kedua dari Universitas Muhammadiyah Semarang yaitu Dr. Sri Darmawati, M.Si yang memberikan materi tentang Diagnosa Penyakit Berbasis Molekuler.

Harapan dengan diadakannya Seminar TLM ini adalah para mahasiswa analis kesehatan tidak memiliki stigmanegatif dengan mereka menjadi mahasiswa program studi analis kesehatan, tetapi harus memiliki kebanggaan karena sekarang ini tenaga analis kesehatan dapat menjadi ahli teknologi laboratorium medik dan berkiprah di dunia kerja baik di instansi rumah sakit maupun perusahaan-perusahaan yang membutuhkan tenaga laboratorium medik. Harapan lain dari terselenggaranya acara ini yaitu agar ahli teknologi laboratorium medik lebih menunjukkan eksistensinya dalam dunia kerja sebagai ahli laborat. ukm-komunikasi&humas-jipc).

Sumber : UNIMUS.AC.ID

[/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container]

Unimus Juara I Olah Raga Antar Perguruan Tinggi Muhammadiyah 2015

Tim olah raga Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), berhasil menorehkan nama dan mendapatkan juara I, dalam ajang Liga Kompetisi Olah Raga antar Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP),  dengan Tema Mempererat Silahturahmi Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Dalam rangkaian Aniversarry UMP.

Kegiatan ini, di laksanakan di Gedung Olah Raga UMP, yang di buka oleh Rektor UMP Dr. H. Syamsuhadi Irsyad, MH, pada jam 08.00 dan di akhiri oleh Wakil Rektor (4) Ir. Regawa Bayu Pamungkas, MT.  Pada jam 15.00. di hadiri dari 11 delegasi kontingen olah raga Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Adapun Juara Pertama adalah Tim Unimus, Juara II dari UMP, Juara III Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Wakil Rektor III Unimus Bapak Dr. HR. Djoko Hartono, SE, SH, MKn, MM, Unimus, mengapresiasi atas keberhasilan dan kemenangan dari Tim Unimus yang terdiri dari: Yusuf. PhD dari Program Studi Teknologi Pangan, Sukojo.S.S,(Admisi), kemudian Bagus Saputra dan Faisal Noer perwakilan dari mahasiswa / unit kegiatan mahasiswa (UKM) olah raga dan Bapak Slamet Riyadi,  S.Kom. perwakilan dari Unit (BAAK). Selanjutnya WR III, Dr H Djoko Setyo Hartono SE MM SH, MKn. Unimus menyampaikan  ucapan selamat, bahwa kegiatan ini akan mendorong prestasi yang lain bagi dosen, karyawan dan mahasiswa di bidang olah raga. [Mamdukh Budiman]

Penanaman 100 Bibit Tanaman Memperingati “Hari Bumi Sedunia”

Memperingati “Hari Bumi Sedunia” Unimus yang dipimpin oleh Unit kegiatan Mahasiswa (UKM) Pramuka dan Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) bekerjasama dengan Dinas Kehutanan Provinsi menyelenggarakan kegiatan penanaman bibit dengan tema “Ijo Royo-Royo, Unimus Go Green”. Kegiatan penanaman bibit ini terselenggara dengan memperoleh bantuan sejumlah 100 bibit tanaman kehutanan dari Balai Perbenihan Tanaman Hutan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah, yang terdiri dari: mahkota dewa, dewandaru, ketapang, mangga, kepel, keben, cendana, gaharu, dan jati.

Kegiatan penanaman bibit dimulai dengan kegiatan apel yang dipimpin oleh Rektor Unimus Prof. Djamaluddin Darwis, MA. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa kegiatan penanaman bibit ini merupakan suatu kegiatan yang mengingatkan agar kita tetap mengingat dan menjaga bumi tempat kita berpijak.

Seperti dikisahkan dalam perwayangan, tokoh-tokoh “pandhawa “ digambarkan memandang kearah bawah yang diartikan bahwa manusia hendaknya melihat dimana ia berpijak dan berasal, lebih mensyukuri apa yang sudah dikaruniakan oleh Allah kepada kita. Lain halnya dengan tokoh-tokoh “kurawa” yang selalu memandang keatas yang diartikan bagaimana mereka dengan kesombongannya tidak mau melihat dan memandang sekitarnya. Selain dihadiri oleh Rektor, kegiatan ini juga dihadiri oleh Wakil Rektor II, Wakil Rektor III, Dekan FIKKES, Dekan FKG, Ketua Gugus Depan 0.5.99 dan 0.5.100 beserta anggotanya, dan perwakilan organisasi kemahasiswaaan.

Nantinya kegiatan penanaman bibit yang telah terlaksana akan difokuskan di wilayah sekitar kampus Unimus sebagai upaya menghijaukan lingkungan Unimus dan sekitarnya. Diharapkan setelah kegiatan penanaman bibit ini dapat ditindaklanjuti dengan merawat agar bibit yang ditanam bisa tumbuh dengan baik dan memberi manfaat yang lebih besar kelak. Semoga sekecil apapun yang telah kita lakukan bernilai ibadah di mata Allah dan memberi manfaat bagi sekitar kita. (dar/humas-jipc).

Sumber : UNIMUS.AC.ID

Pemahaman Masyarakat Indonesia Tentang Ekonomi dan Perbankan Syariah Masih Rendah

Tingkat pemahaman masyarakat Indonesia dalam bidang ekonomi dan perbankan syariah dirasa masih cukup rendah. Terutama bagi masyarakat menengah ke bawah. Padahal, jika dilihat lebih jauh bank-bank syariah yang ada di Indonesia sudah cukup banyak dan memberikan peluang yang cukup bagi masyarakat untuk melakukan transaksi dan peminjaman modal.

Berdasarkan hal itulah, maka Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) bekerjasama dengan Institut Pengurusan dan Penyelidikan Fatwa se-Indonesia (INFAD), Universitas Sains Malaysia (USIM) dan International Institute of Islamic Thought (IIIT) USA menyelenggarakan International Conference dengan tema Islamic Economics and Financial Inclusion (ICIEFI) 2015. Acara ini digelar selama dua hari, yakni Kamis hingga Jum’at (23-24/4) di ruang sidang utama AR. Fachruddin A lantai 5 Kampus Terpadu UMY.

Dr. Mayusdhi Muqorobin, selaku ketua acara menjelaskan bahwa masyarakat Indonesia perlu mengembangkan pemikiran tentang hukum islam, salah satunya mengenai ekonomi islam dan perbankan syariah. Selain pemahaman dan pengertian, hal ini dapat memberikan peluang bagi masyarakat untuk dapat mengakses permasalahan-permasalahan keuangan dan pemberdayaan ekonomi, “ jelasnya.

Masyhudi juga menambahkan, selain membahas mengenai pengembangan pemikiran tentang hukum Islam dan ekonomi perbankan syariah kegiatan ini diharapkan kedepannya dapat menjalin kerjasama antara institusi-institusi dalam mengembangkan ekonomi Islam dunia.

Salah satu perkembangan ekonomi dan perbankan syariah yang berkembang sangat pesat adalah waqaf. Perkembangan ini juga didukung dengan besarnya dana waqaf yang terus berkembang, hal ini dipengaruhi karena banyaknya inovasi serta metodologi dalam mengumpulkan dana. “Salah satu alasan dana tersebut terus berkembang yitu melalui waqaf tunai. Tahun-tahun terakhir ini saja uang tunai dilihat sebagai media yang dinamis untuk publik, “ terang Dr. Mohamad bin Abdul Hamid, Ph. D, Islamic University of Malaysia selaku pembicara dalam acara tersebut.

Mohamad menambahkan, bahwa saat ini waqaf menjadi salah satu lembaga penggalangan dana tertua didunia yang bertindak sebagai pembangunan ekonomi muslim di berbagai aspek kehidupan. Pendekatan syariah melalui waqaf ini dapat diimplementasikan untuk penggalangan dana melalui usaha yang dapat memberantas kemiskinan melalui pendidikan, “ tambahnya.

Sistem kerja waqaf ialah dengan menjaring kemitraan yang sejati dan didasari dengan resiko dan keuntungan bersama, “Hal ini dapat dilakukan dengan menggalang dana dan mengembangkan kegiatan pendidikan tinggi. Selain itu dampak sosial dan keuangan memiliki usaha waqaf untuk perguruan tinggi, antara lain yaitu menyelaraskan kerja sama antar pemain, “ paparnya.

Sementara itu, hal berbeda dipaparkan Prof. Dr. Syamsul Anwarm Ketua Majelis Tarjih PP Muhmmadiyah mengatakan, dalam menangani permasalahan kemiskinan di Indonesia khususnya, harusnya masyarakat bisa berpegang pada falsafah Al-Ma’un, sebagaimana yang telah diterapkan oleh Muhammadiyah selama ini. Dalam falsafah Al-Ma’un tersebut, seseorang itu tidak bisa dikatakan menjadi orang baik atau shalih sendiri jika dia tidak bisa menshalihkan orang lain. “Dalam falsafah Al-Ma’un itu kita diajarkan untuk bisa memberikan kebaikan kepada orang lain. Tidak hanya menjadi baik untuk diri sendiri,” jelasnya.

Selain itu, imbuh Prof. Syamsul lagi, dalam upaya pengentasan kemiskinan dan orang-orang fakir itu tidak bisa hanya dilakukan sendiri oleh individu maupun satu kelompok saja. Akan tetapi juga butuh kerjasama dari semua elemen masyarakat. “Pengentasan kemiskinan itu tidak akan berhasil jika hanya dilakukan seorang diri tanpa adanya kerjasama dari orang, kelompok, atau organisasi lain. Karena itu, memang membutuhkan kerjasama dari semuanya. Dan harta yang dimiliki pun akan lebih berkah jika digunakan untuk kebaikan secara bersama-sama” pungkasnya. (Adam/Ica)

Sumber : UMY.AC.ID

LK UMM Kaji Peradaban Islam dan Globalisasi

Memudarnya multidisipliner di ruang sidang senat, pagi tadi (22/4), LK mengangkat tema “Membangun Peradaban Masyarakat Islam di Tengah Masyarakat Global”.  Kajian ini diisi dua nara sumber, yakni dosen Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim, Dr. Syamsul Hadi, M. Ag, dan dosen Syariah UMM, Dr. Moh. Nurhakim, M.Ag.

Arus globalisasi, menurut Nurhakim, memberikan efek yang luar biasa dalam kehidupan masyarakat. Di satu sisi, globalisasi mampu menyatukan aspek-aspek sosial namun disisi lain ini juga dapat merubah kultural dan sosial. Bagi Indonesia, ini membawa perubahan yang signifikan dalam kemajuan teknologi. Namun dampak negative berupa perluasan dimensi dan lokus konflik  juga tak terelakan.

“Maraknya gerakan transnasional serta pemahaman-pemahaman keagamaan yang bertabrakan dengan garis pemahaman yang sudah mapan dalam bentuk radikalisme agama dan liberalism pemikiran keagamaan menimbulkan konflik yang sama di tempat yang berbeda,” ungkap Nurhakim.

Tak hanya itu saja, masalah-masalah dalam dunia politik, budaya, lingkungan, dan moral yang terjadi di dalam masyarakat adalah hasil dari proses globalisasi yang diakibatkan oleh kuatnya arus industrialisasi, teknologi informasi, bioteknologi, pasar bebas, pluralisme budaya, demokratisasi dan individualism. Oleh karena itu, tambah Nurhakim, jika tidak dihadapi dengan kreatif dan inovatif, proses globalisasi akan berbenturan dengan upaya mempertahankan tradisi dan paham keagamaan.

Untuk membangun suatu peradaban dunia yang ideal, Nurhakim memaparkan potensi budaya dan pemikiran Islam Indonesia dengan segala corak khasnya dapat menjadi alternatif penting. Terutama pemikiran Islam Indonesia dapat tampil sebagai rahmatan lil ‘aalamiin. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan menampilkan Islam yang ramah dan majemuk, toleran antar umat beragama, Islam yang dinamis, inovatif dan kreatif, Islam yang mampu mengembangkan etos kerja, politik, ekonomi, dan science, dan menampilkan revitalis Islam dalam bentuk intensifikasi

Sementara itu, Samsul menyodoran fakta-fakta pengakuan peradaban Islam oleh para ahli. Misalnya, Fred McGraw Donner, mengakui bahwa sangat sedikit peristiwa sejarah umat manusia yang teah mengubah wajah belahan dunia yang luas dengan begitu cepat dan menentukan, sebagaimana ditunjukkan oleh persitiwa penyebaran Islam pada masa awal Hijrah.

Islam, lanjut Samsul, memberi pengaruh pada pemikiran Yahudi, diantaranya belajar bersikap bebas dan terbuka kepada peradaban baru dari kaum muslim. “Kaum Yahudi memperoleh manfaat dari Islam, hingga mereka mencapai taraf peradaban yang mereka sebut “Zaman Emas” yang terwujud pada masa kejayaan Islam,” katanya.

Di Indonesia sendiri, kemajuan pemikiran dan peradaban Islam sudah ditunjukkan oleh berbagai tokoh. Antara lain oleh Nurkholis Madjid dan Munawir Sadzali. Sedangkan Nurhakim malah menganggap KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, merupakan peletak dasar pengembangan etos intelektualisme dan pragmatism dalam bidang keagamaan, pendidikan dan sosial.

Kepala LK UMM, Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si, berharap diskusi ini menjadi kontribusi LK kepada masyarakat luas.  “Dengan adanya kajian ini, kami berharap akan adanya proses tukar pikiran dalam membangun bangsa Indonesia yang lebih baik,” ujarnya. (ima/nas)

Sumber : UMM.AC.ID

RS UMM Siap Buka Klinik Bebas Nyeri

Nyeri berkepanjangan akibat suatu penyakit kelak tak akan menjadi siksaan lagi. Hal ini dipastikan setelah metode penanganan nyeri (pain) dikembangkan secara lebih massif dan dipelajari oleh dokter dari berbagai spesialis. Tak hanya itu, Di Malang, Rumah Sakit Umum Universitas Muhammadiyah Malang (RSUMM) merupakan salah satu RS yang akan segera membuka klinik bebas nyeri ini dengan dilengkapi peralatan paling modern.

Direktur RS UMM, Prof. Dr. dr. Djoni Djunaedi, SpPD., KPTI, mengatakan paling lama satu bulan ke depan Klinik Bebas Nyeri akan dibuka di RS UMM. Hal ini dipastikan setelah dokter ahli dan peralatan sudah tersedia. Saat ini, RS UMM telah memiliki alat Ultrasonografi (USG) dan x-ray bernama C-Arm yang paling mutahir. Alat yang masing-masing seharga sekitar Rp 1,5 Miliar ini dapat mengetahui lokasi nyeri yang diderita secara tepat sebelum dilakukan proses pengobatan.

“Insya Allah klinik ini juga bisa melayani pasien BPJS sebagaimana klinik-klinik lainnya di RS UMM,” kata Djoni.

Sebagai RS yang juga memiliki misi dakwah pencerahan, RS UMM menjadi pelopor penyelenggara workshop pain management. Pelatihan yang berlangsung tiga hari, Jumat hingga Minggu (17-19/4) diikuti oleh 40 dokter spesialis dari seluruh Indonesia. Mereka terdiri dari spesialis syaraf, tulang, anastesi, dan penyakit dalam. Dilihat dari asal daerahnya, peserta berasal dari berbagai daerah, antara lain Jakarta, Balikpapan, Sorong dan kota-kota di Jawa Timur.

Menurut ketua pelaksana workshop, dr Abi Noerwahjono, Sp.An, ilmu ini tergolong baru di Indonesia meski sebenarnya sudah lama ada. Selama ini rasa nyeri akibat berbagai penyakit ditangani dengan mengonsumsi obat-obatan, bahkan ada yang melakukannya seumur hidup demi mengurangi rasa nyeri itu. Misalnya, pada penderita kanker yang divonis hanya bisa bertahan enam bulan, maka sepanjang waktu itu harus menahan nyeri yang hebat atau meminum obat-obatan untuk mengurangi rasa sakit.

“Namun dengan metode ini, dengan sangat cepat rasa nyeri dapat dihilangkan sehingga pasien masih bisa beraktivitas seperti biasa,” terang Abi yang juga akan menjadi salah satu dokter spesialis di klinik anti nyeri RS UMM ini.

Ditambahkannya, di luar negeri, jika orang mengalami nyeri, asuransi mereka tidak akan mau membayar obat atau operasi. Kalau obat itu nanti dikonsumsi seumur hidup, jika dioperasi itu sama saja nyerinya jadi dua kali.

Secara teknis, dokter spesialis anastesi ini melanjutkan, proses pengobatannya dilakukan dengan membakar permukaan syaraf yang berhubungan dengan rasa nyeri. “Dengan menggunakan laser yang dosisnya rendah, syaraf itu kemudian ditembak dan dibakar sehingga rasa nyeri bisa hilang,” katanya.

Sebelumnya, RS UMM sudah pernah mengadakan seminar yang sama pada 8 Oktober 2014 lalu.

Rencananya, seminar ini akan dibuat tiga kali selama setahun secara berjenjang. “Untuk saat ini levelnya masih basic, empat bulan berikutnya levelnya naik menjadi intermediate, dan empat bulan berikutnya lagi masuk ke level advance,” ujarnya.

Abi berharap dengan menghilangkan rasa nyeri pada pasien, terutama yang terkena penyakit parah, bisa membantu pasien-pasien untuk khusyuk beribadah tanpa terpikir rasa nyeri sakit yang dideritanya. “Beberapa penyakit kanker yang sudah sangat parah kan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa. Meskipun setelah dihilangkan rasa nyerinya penyakitnya masih ada, setidaknya kami bisa mengurangi penderitaan yang diderita oleh pasien,” harapnya. (zul/nas)

Sumber : UMM.AC.ID