UMS Gelar Sumpah Profesi Ners Angkatan XXI

Selasa (4/8), UMS gelar sumpah profesi perawat angkatan ke-21. Sumpah keperawatan kali ini diselenggarakan secara daring dan luring. Sebanyak 55 mahasiswa mengikuti prosesi sumpah secara daring, sementara 11 mahasiswa mengikuti secari luring.

Ketua Program Profesi Ners UMS Sulastri, S.Kep., M.Kes mengungkapkan pada awalnya pengambilan sumpah akan dilaksanakan pada 24 Maret 2020. Namun adanya pandemi Covid membuar acara harus diundur dan diselenggarakan secara daring dari rumah masing-masing. “Dari 66 lulusam 24 mahasiswa mendapatkan IPK 4.0. Sementara IPK terendah yaitu 3.67. Sehingga kalau dirata-rata lulusan profesi keperawatan angkatan ke-21 ini 3,9,” terangnya.

Dr. Sofyan Anif, M.Si selaku Rektor UMS menyampaikan pesan kepada lulusan agar terus mengabdi kepada masyarakat dengan menerapkan ilmu-ilmu yang telah didapatkan sebaik-baiknya. “Lulusan-lulusan ini menjadi capaian yang luar biasa karena banyak yang mendapatkan nilai cumlaude. Ini Sebagai bukti kualitas pendidikan di Prodi Keperawatan dan Prodi Profesi Ners FIK UMS yang sudah terakreditasi A” tutup Dr. Sofyan.

UMS Gelar Halal Bihalal Daring

Sabtu (30/5), Keluarga besar UM Surakarta menyelenggarakan halal bihalal daring. Halal bihalal daring ini diikuti seluruh dosen dan karyawan UMS dengan berpusat di Ruang Rektor Gedung Induk Siti Walidah UMS. Halal bilahal ini juga mengundang Drs. H. Tafsir, M.Ag. Ketua Pimpinan Wilayah Muhamadiyah (PWM) Jawa Tengah sebagai pengisi pengajian Halal Bihalal tersebut.

Rektor UMS Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si. mewakili pimpinan UMS meminta maaf apabila ada kebijakan-kebijakan yang belum bisa memuaskan seluruh pihak. Ia pun mengajak seluruh keluarga besar untuk saling memaafkan dan ke depan bisa memberikan kontribusi sebaik-baiknya meski berada di tengah pandemi Virus Corona. Sofyan tak lupa mengapresiasi para dosen yang bisa memanfaatkan keadaan pandemi ini untuk tetap kreatif dan inovatif. “Namun kita tetap bisa mengambil hikmah dari virus pandemi ini, saya lihat para dosen ada yang memanfaatkannya untuk menulis buku, jurnal penelitian dan lain sebagainya,” ujar Sofyan.

Drs. Tafsir, M.Ag. dalam tausyiahnya menjelaskan mengenai pentingnya silaturrahmi untuk membangun harmoni kehidupan. “Halal bihalal ini menjadi wadah kita untuk saling memaafkan dan Semoga Allah mengembalikan kita menjadi manusia yang kembali fitri (suci),”

bisa saling memaafkan dan semoga Allah mengembalikan kita menjadi manusia yang kembali fitri (suci).”

UMS Bagikan Paket Sembako ke Warga Terdampak Covid-19

Sebanyak 804 paket sembako disalurkan kepada masyarakat terdampak Covid-19 di sekitar kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Rabu (8/4). Penyaluran ini dilakukan oleh Relawan Gerakan UMS Peduli Lawan Covid-19 bekerja sama dengan BMT Amanah Umat, MDMC, serta Pimpinan Rating dan Cabang Muhammadiyah di sekitar UMS.

Demi menghindari kerumunan banyak orang kegiatan ini dilaksankan dengan mengantar paket sampai depan pintu rumah penerima. Ketua Gerakan UMS Peduli Lawan Covid-19, Mahasri Shobahiya, M.Ag, memaparkan dalam satu paket terdapat beras 5 kilogram, gula pasir 1 kilogram, teh 2 bungkus, kecap 2 macam, mie telur 2 bungkus, minyak gorek 1/2 liter, hand sanitizer 1 botol, hand soap 1 bungkus, dan masker. “Kami berharap pandemi ini segera menghilang. Insyaallah, kami berikhtiar akan tetap membantu masyarakat sampai wabah corona berakhir,” ungkap Mahasri.

Sementara itu Rektor UM, Dr Sofyan Anif, M.Si mendukung penuh kegiatan tersebut. UMS bahkan membuat kebijakan mengenai pengalihan tunjangan beras dosen dan karyawan UMS untuk warga yang terdampak Covid-19. Lebih lanjut Sofyan menjelaskan masyarakat terdampak ini bukan hanya yang terpapar virus tapi juga terdampak secara ekonomi. “Seperti pada masyarakat yang biasanya berjualan, jadi tidak bisa berjualan karena harus melakukan social distancing. Kemudian para pekerja lepas harian dan informal yang tidak mendapatkan penghasilan karena tidak ada konsumen,” tutur Sofyan.

UMS Gelar Program E-Seleksi

Merebaknya pandemi virus corona (COVID-19) membuat Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) harus mencari metode lain dalam melakukan proses seleksi mahasiswa baru. Jika sebelumya UMS menyaring mahasiswa baru melalui jalur Computer Based Test (CBT), maka kini UMS menyiasati dengan menggelar seleksi mahasiswa berbasis online atau e-seleksi. Hal ini dilakukan untuk menghindari terbentuknya kerumunan, interaksi dengan banyak orang,  serta untuk memudahkan masyarakat yang ingin mendaftar di UMS.

Wakil Rektor 1 UMS, Prof Dr Muhammad Da’i, M.Si., Apt., menjelaskan e-seleksi mahasiswa baru UMS berbasis portofolio. Program ini dilakukan untuk semua jurusan di UMS termasuk Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi. Seleksi berdasarkan pada pencapaian prestasi akademik atau nilai raport kelas X sampai dengan XII dan prestasi non-akademik. Muhammad Da’i juga menambahkan seleksi dapat diikuti oleh lulusan tahun 2018 dan tahun 2019. “E-seleksi UMS ini memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk dapat melanjutkan studi di UMS. Masyarakat cukup dengan mengunjungi https://e-selqeksi.pmb.ums.ac.id. Peserta seleksi dapat menambahkan informasi tambahan prestasi yang diperoleh ketika studi di SMA/MA/SMK dan yang sederajat untuk tambahan pertimbangan dalam penerimaan mahasiswa UMS,” ujar Muhammad Da’i.

Nantinya hasil seleksi melalui jalur ini akan diumumkan setiap pekan. Muhamad Da’i berharap proses e-seleksi dapat menjadi alternatif masyarakat dalam mengakses belajar di UMS. Proses ini juga merupakan respon kesiapan UMS dalam menghadari disrupsi akibat Covid-19. “Proses ini akan dilaksanan seterusnya, sehingga dapat diakses oleh masyarakat dari seluruh pelosok tanah air, tanpa kendala waktu dan jarak,” pungkas Muhammad Da’i.

Rakernas LPTK PTM X dan ProfunEdu IV Mencerdaskan dan Mencerahkan Bangsa

Rapat kerja nasional (Rakernas) X Asosiasi Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (ALPTK PTM) dan The 4th Progressive and Fun Education International Conference (ProfunEdu IV) dilaksanakan di kota Angin Mamiri Makassar Hotel Aryaduta pada tanggal 6-8 Agustus 2019. Rakernas Asosiasi LPTK PTM terselenggara atas kerjasama Mejelis Diktilitbang PP Muhammadiyah dan Asosiasi LPTK PTM dengan Universitas Muhammadiyah Makassar, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Kementerian Pendidikan Malaysia, Universitas Pendidikan Sultan Idris Malaysia, Universitas Utara Malaysia, dan Fatoni University Thailand. Acara ini dihadiri oleh 167 peserta yang merupakan perwakilan dari 93 LPTK PTM di seluruh Indonesia.

Prof. Harun Joko Prayitno selaku ketua ALPTK PTM memaparkan bahwasanya pada awal didirikannya Persyarikatan Muhammadiyah, pendidikan merupakan dakwah utama dan salah satu pilar penting di samping dakwah kesehatan dan sosial. “Oleh sebab itu, secara historis dan dari aspek ideologi semua PTM hingga menjadi tumbuh besar seperti sekarang ini umumnya diinisiasi dan didasari oleh AUM di bidang pendidikan. LPTK PTM hakikatnya sebagai penjaya PTM, pernah jaya pada zamannya, dan akan tetap menjadi penjaya sepanjang hayat selama masih ada anak dan pendidikan untuk anak,” jelasnya.

Sementara itu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Prof. Muhajir Efendy, yang hadir dalam forum ini menegaskan pentingnya pengelolaan dan proyeksi LPTK. “LPTK PTM harus dikelola secara profesional dan berkesungguhan untuk membesarkan AUM dikdas yang jumlahnya mencapai hampir 7.500 tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Sekolah-sekolah Muhammadiyah tersebut telah berhasil menancapkan eksistensinya bahkan sudah menjadi semakin maju. Ini adalah kolaborasi yang sangat strategis antara LPTK PTM dengan dikdas. Ini harus terus dikembangkan serta dimajukan lagi,” tegasnya.

Forum ini menjadi sangat penting karena adanya revitalisasi luaran tugas akhir bagi ALPTK PTM berupa penyusunan tugas akhir proyek manajemen Unit Sekolah Baru (USB) yang unggul dan berpenciri. Selain itu pertemuan ini diintegrasikan dengan konferensi ProfunEdu IV yang prosiding-nya akan terindeks WoS dan atau Scopus.

Soft Launching Logo Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah

Soft Launching logo Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah dilakukan di Gedung Induk Siti Walidah, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Rabu (31/7). Peluncuran logo Muktamar ini menandai dimulainya rangkaian kegiatan akbar Muktamar ke-48 yang akan dilaksanakan pada 1-5 Juli 2020. Sesuai dengan turunnya Surat Keputusan PP Muhammadiyah Nomor 218/Kep/1.0/B/2017, pelaksanaan Muktamar ke-48 akan digelar di Kota Surakarta, Jawa Tengah.

Tema yang diangkat untuk Muktamar ke-48 Muhammadiyah ialah “Memajukan Indonesia Mencerahkan Semesta.” Sementara tema untuk Muktamar ‘Aisyiyah ialah “Perempuan Berkemajuan untuk Peradaban Bangsa.”

Dalam sambutan acara, Dr Haedar Nashir selaku Ketua Umum PP Muhammadiyah menyampaikan bahwa Soft Launching ini sebagai persiapan agar pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang akan datang bisa terlaksana dengan baik. “Acara Soft Launching ini harus dijadikan momentum untuk menggairahkan syiar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, juga melebarkan terus sayap dakwah Muhammadiyah agar tidak hanya merambah di Indonesia tapi di ranah semesta,” tambah Haedar Nashir.

 

 

 

ums, universitas muhammadiyah surakarta, surakarta

Bekatul, Makanan Anti Diabetes

Diabetes adalah salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang dapat menyebabkan kematian pada manusia. Diabetes menjadi penyakit penyebab kematian nomer enam di dunia dan nomer tiga di Indonesia. Diabetes atau kencing manis adalah kelainan metabolik yang disebabkan oleh banyak faktor seperti kurangnya insulin atau ketidakmampuan tubuh untuk memanfaatkan insulin (Insulin resistance). Hal ini menyebabkan tubuh tidak dapat memanfaatkan glukosa, dan dalam kondisi kronis dapat menyebabkan berbagai macam penyakit komplikasi di antaranya stroke dan jantung.

Dahulu penyakit ini hanya diderita oleh orang berumur 40 – 50 tahun ke atas namun fenomena saat ini, orang dengan usia 20 tahun pun sudah ada yang mulai terkena penyakit ini. Hal ini terjadi karena pola hidup manusia yang berubah terutama pola makannya. Di era modern ini orang lebih memilih makanan yang cepat saji yang tidak sehat seperti burger, pizza, dan minuman bersoda adalah faktor terbesar penyebab penyakit ini.

Arifah Sri Wahyuni, S.Si., Apt., M.Si. merupakan salah satu akademisi dari Fakultas Farmasi yang dimiliki oleh Universitas Muhammadiyah Surakarta. Beliau memimpin sebuah penelitian hibah bersaing yang didanai oleh pemerintah bersama rekan se-timnya, yaitu Rima Munawaroh, S.Si, M.Sc, Apt dan Dr. Muhammad Da’I, S.Si, M.Sc, Apt. Penelitian yang telah dilakukan selama tiga tahun ini (masih dalam proses penelitian), berfokus pada obat untuk menyembuhkan diabetes. Pembuktian produk, yaitu bekatul, dilakukan di tahun pertama penelitian, di tahun kedua penelitian dilakukan untuk menemukan mekanisme produk dan di tahun ketiga penelitian dilakukan untuk menguji keamanan produk (masih dalam proses penelitian). Alasan mengapa beliau memilih penelitian ini karena beliau melihat potensi dari kekayaan sumberdaya alam yang dimiliki oleh Indonesia dan kurangnya sumber daya manusia yang mengolah kekayaan alam itu.

“Bekatul beras hitam dipandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat. Mereka menggunakan bekatul beras hitam hanya untuk pakan ternak dan sisanya langsung dibuang. Padahal di dalam bekatul beras hitam mengandung zat kimia bernama sianidin, yaitu senyawa golongan  antosianin dan yang mempunyai kemampuan untuk mengontrol kadar gula dalam darah. Hal ini sangat baik bagi penderita diabetes,” papar Ibu Arifah.

Di tahun pertama dan ke dua Ibu Arifah melakukan penelitian untuk membuktikan dan menemukan mekanisme kerja sebagai antidibetes yang dimiliki bekatul beras hitam. Penelitian preklinis diujicobakan pada hewan uji yang dibuat model diabetes. Penelitiannya menunjukkan penurunan gula darah yang signifikan, artinya gula darah menjadi mendekati normal.

Di tahun ketiga (masih dalam proses penelitian), beliau mengkombinasikan tanaman meniran yang mempunyai anti– oksidan tinggi pada penelitiannya. Beliau menemukan bahwa bekatul beras hitam  mempunyai keamanan yang cukup tinggi. Untuk peneletian selanjutnya beliau mempunyai sebuah gagasan untuk mengkomersilkan penelitiannya tersebut menjadi sebuah obat atau suplemen diet bukan hanya untuk orang yang mempunyai diabetes tapi juga untuk orang normal juga. “Saya bercita-cita bekatul beras hitam bisa dikemas dengan apik sehingga orang pun tertarik untuk menjadikannya makanan alternatif pengganti makanan pokok, seperti oatmeal tetapi memiliki cita rasa lokal,” (web.ums.ac.id/)