BI Research Corner FEB Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Adakan Diskusi Akademik

BI Research Corner Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMY berkolaborasi dengan beberapa organisasi mahasiswa yaitu HIMIE, KSPM, EES dan GESFID mengadakan diskusi umum bertajuk “Relaxing Monetary Policy: A New Normal” pada Sabtu (1/10). Diskusi umum ini dibuka secara resmi oleh Dr. Imamudin Yuliadi, Kepala Prodi Ilmu Ekonomi UMY. Dalam diskusi ini juga menghadirkan dua pembicara yaitu, Atilla Ghaspar dari Central European University yang merupakan dosen tamu IPIEF UMY, dan Dimas B. Wiranatakusuma, yang juga salah satu dosen IPIEF UMY.

BI Research Corner didirikan pada tahun 2016 yang dibentuk oleh BI sebagai bagian dari bentuk tanggung jawab sosial BI terhadap masyarakat. Koordinator BI Research Corner, Dimas B. Wiranatakusuma menyatakan tujuan BI Research Corner adalah mempromosikan peran Bank Indonesia dalam mengikuti Kebijakan Moneter. “Visinya yaitu untuk mempromosikan atmosfer akademik dan riset, khususnya dalam bidang kebijakan moneter makroprudensial. Atmosfer tersebut dicapai melalui diskusi intensif dan pikiran kritis diantara akademisi, praktisi, dan pembuat kebijakan. Oleh karena itu, untuk mencapai visi tersebut, misi kami dengan mengadakan diskusi akademik secara rutin, dan mempromosikan riset dan publikasi,”imbuhnya.

Diskusi ini menurut Dimas dilatarbelakangi oleh dua hal yaitu (a) Fluktuasi siklus bisnis dan (b) Penurunan rasio bank sentral. “Ekonomi bergerak naik turun berdasarkan fluktuasi siklus bisinis. Di tengah kekacauan finansial, siklus bisnis berpindah ke siklus turun yang mengindikasikan krisis yang akan datang. Selama penurunan ini, beberapa indikator seperti profit, investasi, kredit bermasalah, dan utang menunjukkan alarm yang negatif. Sebaliknya selama kenaikan, beberapa indikator mengindikasikan alarm positif, sperti rasio profit mulai meningkat,” jelasnya.

Baru-baru ini pada September 2016, BI, otoritas keuangan di Indonesia mengendurkan kebijakan moneter, lebih rendah dari rasio bank sentral. “Bunga rendah ini menandakan dua kondisi, yaitu apakah ekonomi yang berada dalam siklus penurunan atau masuk dalam kondisi normal baru. Jika ekonomi di dalam “a new normal,” berarti  kebijakan mengendurkan moneter ini dimaksudkan untuk memajukan pertumbuhan ekonomi,” urai Dimas lagi.

2 hal inilah yang dikritisi oleh 2 orang panelis, Atilla Ghaspar dan Dimas B. Wiranatakusuma. Atilla mempresentasikan isu kebijakan moneter di negaranya, Hungaria. “Hungaria sebagai negara kecil cenderung tidak stabil keadaan ekonominya. Bahkan sebagai bagian dari Uni Eropa, Hungaria tergantung pada kebijakan moneternya. Oleh karena itu, mempertahankan kebijakan moneter memerlukan usaha ekstra bagi Hungaria dan membutuhkan tindakan kolaboratif dari institusi terkait,”papar Atilla.

Sementara itu, Dimas lebih menyoroti isu siklus bisnis dalam implementasi kebijakan moneter di Indonesia. “Indonesia mengalami rasio bunga rendah dalam era “New Normal”. “New normal” ini juga ditandai perilaku positif dalam fundamental makro ekonomi, seperti GDP, Rasio Inflasi, Rasio pertukaran, cadangan dan rasio bunga. “New Normal” ini merupakan kesempatan bagus bagi Indonesia untuk meningkatkan Ekonomi domestik,”imbuhnya lagi. (bagas)

Sumber : www.umy.ac.id

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Berikan Hadiah Kepada Civitas Akademikanya

RFID (Radio Frequency Identity) merupakan salah satu teknologi dari sistem pengindentifikasian suatu objek secara otomatis (Auto ID) selain barcode Optical Character Recognition (OCR), biometric, dan smartcard. Berbagai pengindentifikasian tersebut telah banyak membantu dalam berbagai bidang pengidentifikasian objek yang dapat dikembangkan dan diterapkan untuk militer dan pemerintahan, rumah sakit, sekolah, universitas, lembaga riset dan laboratorium, penerbangan, paspor, bisnis retail, transportasi, gerbang jalan tol, museum, pergudangan, perpustakaan, parkir, dan banyak lagi lainnya.

Sistem keamanan berbasis RFID  memang telah diterapkan oleh UMY selama beberapa tahun ini. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga keamanan kendaraan bermotor yang ada di parkiran. Penggunaan sistem ini digunakan dalam bentuk Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) ataupun Kartu Kepegawaian yang di dalam kartu tersebut terdapat sebuah chip yang fungsinya menyimpan informasi dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Selain itu di dalamnya juga tertera nomer kendaraan pemilik KTM ataupun Kartu Kepegawaiannya. Pengembangan kartu ID berbasis RFID ini dilakukan untuk menggantikan sistem manual yang menggunakan karcis atau Surat Tanda Kendaraan Bermotor (STNK).

Kendati demikian, penggunaan RFID ini masih belum banyak diterapkan oleh segenap civitas akademika di UMY. Para mahasiswa, dosen dan karyawan masih banyak yang bersifat apatis dan memilih keamanan kendaraan bermotor mereka dicek secara manual dengan menggunakan karcis atau STNK.

Oleh karena itu, untuk mengkampanyekan penggunaan sistem RFID di kalangan civitas akademika, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta memberikan hadiah kepada para civitas akademikanya. Hadiah tersebut berupa satu buah tablet yang diundi kepada civitas akademika yang menggunakan RFID ketika parkir. Penghargaan kepada pengguna RFID tersebut diumumkan dalam acara Silaturahim Bulanan yang diadakan oleh BHP UMY, Jumat (30/9). Mereka yang beruntung mendapat masing-masing satu buah tablet Asus Zenpad 8 adalah Sunardi (Dosen Teknik Mesin UMY), Fajri Wibowo (Mahasiswa Ilmu Hukum), dan Caka (Karyawan Biro Akademik UMY).

Fajri Wibowo yang sempat dihubungi oleh tim BHP melalui sosial media menyatakan perasaan senangnya. “Saya sangat senang mendapat hadiah ini, awalnya saya tidak menyangka mendapat hadiah ini. Saya aja diberitahu teman saya,”ungkapnya. Dia menambahkan kurangnya sosialisasi untuk mengajak para mahasiswa menggunakan RFID. Dalam penutupnya, dia berharap dengan adanya hadiah undian bagi pengguna RFID ini, civitas akademika UMY semakin sadar pentingnya RFID untuk keamanan kendaraan bermotornya. “RFID ini penting untuk keamanan kendaraan bermotor. Sistem ini sudah baik menurut saya. Saran saya mungkin bisa memasang banner besar untuk mengajak para mahasiswa untuk berpindah ke RFID sekaligus mengurangi sampah akibat karcis ,”harapnya.(bagas)

Sumber : www.umy.ac.id

Religiusitas Sumbang Kecenderungan Perilaku Remaja

Dewasa ini kenakalan remaja di Indonesia masih meresahkan masyarakat. Kebanyakan remaja berstatus sebagai pelajar adalah individu yang mengalami transisi dari anak-anak menjadi dewasa.  Perubahan ini mendorong remaja untuk mencari jati dirinya, dan akan muncul perubahan perilaku sesuai dengan yang dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Salah satu faktor internal yang diperkirakan berpengaruh terhadap dorongan kenakalan remaja adalah nilai religiusitas remaja. Ini menunjukkan bahwa religiusitas mempunyai sumbangan yang paling besar terhadap kecenderungan perilaku remaja.

“Religiusitas pada diri remaja diasumsikan jika remaja memiliki religiusitas rendah, maka dorongan untuk melakukan perilaku nakalnya tinggi. Sebaliknya semakin tinggi religiusitas maka semakin rendah tingkat dorongan untuk melakukan kenakalan pada remaja. Ini membuktikan bahwa ajaran agama yang dianutnya sebagai tujuan utama hidupnya. Sehingga para remaja tersebut berusaha menginternalisasikan ajaran agamanya dalam perilaku sehari-hari,” ujar Sahrudin saat menyampaikan  hasil penelitian disertasi pada Sidang Promosi Doktor, Sabtu (1/10) di Ruang Sidang Gedung Pascasarjana UMY lantai 4.

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Peran Konsep Diri, Religiusitas, dan Pola Asuh Islami Terhadap Kecenderungan Perilaku Nakal Remaja di SMA Kota Cirebon,” Sahrudin menyebutkan bahwa religiusitas memiliki peran aktif dan menyumbangkan lebih besar terhadap kecenderungan perilaku remaja. “Berdasarkan penelitian kepada 221 siswa dan siswi di salah satu SMA di Cirebon, sumbangan religiusitas pada perilaku kenakalan remaja sebesar 42,35 persen. Sementara itu berdasarkan skala dalam data penelitian lainnya yaitu sumbangan konsep diri sebesar 22, 80 persen, dan pola asuh islami sebesar 9,15 persen. Ini menunjukkan bahwa sumbangan religiusitas terhadap kecenderungan perilaku remaja lebih besar untuk kecenderungan perilaku remaja,” sebutnya.

Sahrudin melanjutkan bahwa adanya sisi religiusitas berfungsi untuk mengikat seseorang dalam hubungan dengan Tuhannya, sesama manusia dan alam sekitarnya. “Religiusitas pada umumnya memiliki aturan yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh pemeluknya. Hanya saja perasaan keagamaan dan pemikirannya berbeda-beda menurut tingkat kehidupan dan pendidikan yang menyebabkan mereka menyimpang dari ajaran agama itu sendiri,” paparnya.

Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Cirebon tersebut menjelaskan lebih lanjut bahwa faktor lain dari pentingnya menanamkan religiusitas pada remaja, Sahrudin menyebutkan rendahnya konsep diri remaja dapat mempengaruhi dorongan kenakalan remaja. “Konsep diri terbentuk dan berkembang berdasarkan pengalaman, interpretasi dari lingkungan, maupun penilaian oranglain. Remaja yang memiliki konsep diri yang positif, akan mampu dan mengatasi dirinya memperhatikan dunia luar, dan mempunyai kemampuan untuk berinteraksi sosial,” jelasnya.

Setelah melakukan penelitian kenakalan remaja pada SMA di Cirebon, Sahrudin berharap dengan adanya sisi religiusitas pada diri pribadi remaja dapat mengurangi kenakalan remaja di Indonesia. “Dalam hal ini dengan adanya religiusitas, nilai-nilai ajaran agama diharapkan dapat mengisi kekosongan batin pada diri remaja. Sehingga selanjutnya remaja dapat menentukan pilihan perilaku yang tepat sesuai dengan norma dan ajaran agama, serta dapat menghindari perilaku yang menyimpang,” harapnya. (hv)

Sumber : www.umy.ac.id

Terapkan Gaya Hidup Sehat dengan Produk Organik

Dewasa ini masyarakat pada umumnya, terutama mahasiswa dalam mengkonsumsi makanan semakin mengkhawatirkan hingga berimbas pada gangguan kesehatan. Dengan potensi alam yang dimiliki oleh Indonesia ini, masyarakat harus mampu mengolah pola makan yang instan dengan mengkonsumsi makanan bebas pencemaran zat kimia yang lazimnya disebut dengan produk organik. Karena produk organik terbebas dari residu yang mengakibatkan masalah kesehatan.

“Yang dinamakan makanan sehat adalah makanan yang jelas prosesnya dimulai dari input, hingga cara penyajiannya. Saat ini makanan sehat lebih condong pada konsumsi produk organik. Ini karena produk organik tidak mengandung residu. Residu inilah yang mengakibatkan munculnya penyakit tumor, kanker, dan penyakit lainnya dari zat tersebut,” papar Dr. Gatot Supangkat selaku dosen Pertanian UMY saat memberikan penjelasan pada salah satu rangkaian perayaan Pesta Sains-Fete de la Science (FDS) 2016 yang diselenggarakan oleh Warung Prancis UMY (WP UMY), Selasa (27/09) di Aula Baca Perpustakaan Pusat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Dr. Gatot kembali menjelaskan pada diskusi yang bertemakan “Makanan dan Kehidupan Kita,” bahwa makanan organik akan terlihat berbeda daripada makanan yang mengandung zat kimia. Perbedaan tersebut akan terlihat dari gestur dan warna pada makanan tersebut. “Saya mencontohkan pada sayuran organik. Jika dilihat dari sisi warna, sayuran organik tidak akan hijau menyala. Dan biasanya, ketika dipatahkan akan susah. Gesturnya akan lemas dan sulit dipatahkan pada batang sayur. Sementara produk seperti beras organik, jika dicuci tidak akan menimbulkan buih. Untuk rasa pasti lebih pulen dan relatif lebih tahan lama,” jelasnya.

Dalam penjelasannya menurut Dr. Gatot, gaya hidup sehat bukan hanya mengkonsumsi produk organik, melainkan harus menghindari dari hal-hal yang mengakibatkan masalah kesehatan. “Gaya hidup sehat, perilaku harus memenuhi beberapa hal di samping mengkonsumsi makanan organik. Hal utama yang perlu diperhatikan adalah makan sepantasnya, makan ketika lapar dan jangan berlebihan. Biasanya orang ketika makan masih terpaku pada jam makan. Seharusnya ketika keadaan lapar maka harus segera makan. Selanjutnya diimbangi dengan olahraga, namun juga jangan berlebihan. Olahraga yang paling bagus adalah jalan kaki. Rumusnya 3,5,7. Artinya berjalan kaki 3 km selama 5 hari dalam seminggu (7 hari, red). Hindari rokok dan alkohol, serta memiliki mental, senang dan seimbang,” ujarnya.

Pada Pesta Sains 2016 yang berlangsung selama tiga hari yakni 26 hingga 28 September 2016 tersebut, Puthut Ardianto, M.Pd selaku penanggungjawab WP UMY mengatakan bahwa WP perlu mengangkat tema makanan dan kehidupan mahasiswa pada khususnya. Karena mahasiswa pada akhir-akhir ini dihadapkan dengan pilihan gaya hidup yang kurang terarah dalam hal asupan makanan. “Kecenderungan mahasiswa pada khususnya ini dalam mengkonsumsi makanan instan membuat kita lupa akan bahaya bahan-bahan pengawet makanan dan gaya hidup sehat. Padahal melalui tumbuhan di sekitar kita ini ada banyak hal yang perlu kita pelajari untuk memiliki pola hidup sehat,” tandas Puthut.

Acara yang diusung oleh Kedutaan Prancis dan didukung sepenuhnya oleh Institute Prancis Indonesia di Yogyakarta, Puthut berharap dengan diselenggarakannya acara tersebut dapat mengajak mahasiswa untuk memiliki pola hidup sehat. “Diharapkan ini menjadi salah satu sarana untuk memberi wawasan akan pentingnya gaya hidup sehat di lingkungan mahasiswa pada khususnya. Serta diharapkan melalui salah satu rangkaian acara yaitu diskusi yang menghadirkan ahli pertanian, mahasiswa maupun yang hadir dapat mampu mengenali makanan sehat yang ada di sekitar kita,” harap puthut.

Adapun rangkaian acara pada Pesta Sains 2016 yang terbuka untuk umum diantaranya, Pameran dengan tema Tumbuhan dan Manusia, Lestarikan Keberagaman, Pemutaran Film berjudul “Demain” dan “La Guerre des Graines,” diskusi “Bonjour!,” serta bazar makanan sehat. Untuk bazar makanan sehat diikuti oleh Cello Compyang (Coklat dan Kacang Mede), Our Foods (Cocornut-Coconut dan Corn), Lien’s Kitchen (Carrot, Banana, dan Tape Cake), Rose Pie, serta Cokelat nDalem. (hv)

Sumber : www.umy.ac.id

Color Guard DC UMY juarai JOMC 2016

Color Guard Drum Corps Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (DC UMY) berhasil menyabet juara 1 dalam cabang lomba Color Guard Contest pada kejuaraan International Jember Open Marching Competition (JOMC) 2016, yang diselenggarakan sejak Jum’at (23/9) hingga Minggu (25/9). Pengumuman juara tersebut diumumkan dalam upacara penutupan kejuaraaan JOMC 2016 di Stadion Jember Sport Garden, Jember, Minggu malam (25/9). Selain itu, dalam mata lomba Individual Contest Marimba DC UMY juga berhasil meraih prestasi dengan merebut Juara 3 atas nama Faqih Rishatul Hayati.

Triana Widyastuti selaku ketua DC UMY ketika diwawancara tim BHP UMY mengaku cukup bangga dengan capaian tersebut. “Alhamdulilah, kami cukup bangga dengan capaian tersebut. Hasil yang didapat harus selalu disyukuri. Semoga kami mendapat pelajaran berharga dari keikutsertaan dalam event ini,” ungkapnya.

Selain color guard dan individual contest, DC UMY juga mengirimkan wakilnya di mata lomba Brass Battle dan Drum Battle. Namun keduanya harus terhenti di babak 8 besar. Terkait hal tersebut Triana tidak bisa menyembunyikan kekecewaaanya. “Kami akan segera melakukan evaluasi dengan kekalahan ini, banyak pelajaran yang bisa diambil dari kekalahan ini. Semoga dalam kejuaraan selanjutnya kami bisa lebih baik lagi,” tuturnya.

Pada JOMC 2016 ini, Color Guard DC UMY berhasil mengalahkan Color Guard dari berbagai unit lainnya seperti Color Guard Marching Band Gita Wibawa Praja, Color Guard Mb Suara Tapin, dan Color Guard MAN Model Gorontalo. Dengan membawakan tema ” You’ll Never Walk Alone” Color Guard DC UMY telah berhasil memukau para juri. JOMC 2016 kali ini juga diikuti oleh beberapa peserta yang berasal dari 7 negara, yakni Indonesia, Filiphina, Thailand, Jepang, Malaysia, Hongkong dan Afrika Selatan. JOMC sendiri merupakan ajang internasional tahunan yang diadakan di Jember dan didukung oleh Persatuan Drum Band Indonesia (PDBI), Asian Marching Band Confederation (AMBC) dan Winter Guard Internasional (WGI ) dari Amerika Serikat, dan sudah diselenggarakan sejak tahun 2012.

Sementara wakil DC UMY dalam Individual Contest Marimba, Faqih Rishatul Hayati menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang masuk 3 besar. Di peringkat 1 terdapat wakil Thailand yaitu Jirattkorn Chaibenjaphol dan di peringkat dua disabet Marco Antonio dari Filiphina. Dengan kembali suksesnya Color Guard dan Individual contest ini, sekaligus menjaga tradisi bagi DC UMY dalam upayanya untuk meraih piala sejak keikutsertaannya pada tahun 2013. Hal ini juga mengulang prestasi DC UMY dalam keikursertan JOMC 2014 dimana saat itu DC UMY berhasil mnjadi 2nd runner-up dalam drumbattle. (Bagas)

Sumber : www.umy.ac.id

Rapat Senat UMY Tetapkan Balon Rektor

Penjaringan Bakal Calon Rektor UMY yang dilakukan sejak Mei hingga Agustus 2016 yang lalu oleh Senat Universitas, menghasilkan 6 nama yang dinyatakan lolos verifikasi. Keenam nama tersebut yakni Dr. Achmad Nurmandi, Prof. Dr. Bambang Cipto, MA., Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P., Prof. Dr. Heru Kurnianto Tjahjono, Dr. Mukti Fajar Nur Dewata, S.H., M.Hum., dan Dr. Sukamta. Dari keenam nama tersebut kemudian mengerucut menjadi empat nama yang lantas ditetapkan sebagai Bakal Calon (Balon) Rektor UMY periode Tahun 2016 -2020.

Menurut Ketua Panitia Penjaringan Bakal Calon Rektor UMY Periode Tahun 2016 – 2020, Dr. Trisno Raharjo, S.H., M.Hum, keempat nama Balon Rektor UMY tersebut telah ditetapkan dalam Rapat Senat Universitas yang dilakukan pada Jum’at (23/9). Ada 42 anggota Senat Universitas yang menghadiri rapat penentuan Balon Rektor UMY periode 2016 – 2020 tersebut, dengan resmi izin tidak hadir sebanyak 12 orang. “Empat nama yang telah ditetapkan sebagai Balon Rektor UMY periode 2016 – 2020 tersebut adalah Dr. Achmad Nurmandi, Prof. Dr. Bambang Cipto, MA., Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P., dan Dr. Mukti Fajar Nur Dewata, S.H., M.Hum. Keempat nama tersebut dipilih oleh 42 anggota Senat Universitas, dengan turut mengundang pengurus Badan Pembina Harian (PBH) UMY yang sekaligus menyaksikan proses pemilihan Balon Rektor tersebut,” jelas Trisno saat ditemui di Biro Humas UMY pada Senin (26/9).

Trisno juga memaparkan bahwa rapat Senat Universitas tersebut juga dengan resmi telah mengesahkan keempat nama tadi sebagai Balon Rektor UMY tahun 2016 – 2020, yang kemudian keempat nama Balon Rektor tersebut akan diserahkan kepada Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY untuk dimintakan pertimbangan terkait Al-Islam dan Kemuhammadiyahan. “Keempat nama tersebut sudah kami serahkan kepada PWM DIY untuk dimintakan pertimbangannya terkait Al-Islam dan Kemuhammadiyahan dari para Balon Rektor tersebut. Karena itu, saat ini kami sedang menunggu rekomendari dari PWM, apakah keempat nama tersebut direkomendasikan sebagai Balon Rektor UMY,” paparnya.

Setelah rekomendasi dari PWM tersebut diterima oleh panitia penjaringan, Trisno kembali menambahkan bahwa pada 20 Oktober 2016 mendatang, Senat Universitas direncanakan akan melakukan pemilahan calon rektor definitif dari empat nama menjadi 3 nama saja. “Hasil dari pemilahan Senat Universitas dengan memutuskan tiga nama yang berhak menjadi Calon Rektor UMY periode 2016 – 2020 inilah, yang kemudian akan dikirimkan ke Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui Majelis Dikti PP Muhammadiyah. Merekalah yang kemudian akan memilih dan menetapkan satu orang Rektor definitif dari ketiga nama yang kami ajukan sebelumnya,” tutup Trisno.

Sumber : www.umy.ac.id

Perguruan Tinggi Dukung Optimalisasi Daya Saing Global

Dalam rangka untuk memperkuat eksistensi pengembangan daya saing bidang ekonomi dan bisnis, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FEB UMY) selaku institusi pendidikan tergerak menyelenggarakan Seminar Nasional yang bertajuk “Membangun Daya Saing Bangsa dalam Perspektif Ekonomi dan Bisnis.” Dengan diadakan seminar nasional tersebut menjadi salah satu langkah untuk meningkatkan peran Perguruan Tinggi dan Fakultas Ekonomi dalam mendukung optimalisasi daya saing global.

“Ekonomi dan Bisnis dapat memberikan dorongan persaingan antar bangsa yang sudah ada ukurannya, sebagaimana persaingan setiap tahunnya terus dilakukan. Ada 12 pilar yang bisa menjadi ukuran apakah sebuah negara itu termasuk dalam kompetitif global. Salah satu pilar itu yaitu pilar di bidang bisnis. Hal yang menarik ada satu pilar yaitu pilar bidang perguruan tinggi. Ini bisa menjadi dasar bahwa bagaimana Indonesia memiliki pola pikir agar perguruan tinggi kita bisa menjadi perguruan tinggi kelas dunia dan bisa menjadi pendukung daya saing global. Mudah-mudahan Fakultas Ekonomi ini bisa mengejar untuk berkompetitif di daya saing global,” papar Rektor UMY, Prof. Bambang Cipto saat memberikan sambutan sekaligus membuka Seminar dan Launching Fakultas Ekonomi UMY menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMY.

Pada sambutannya, Sabtu (24/9) di gedung AR Fachruddin B lantai 5, Prof. Bambang mengatakan bahwa perguruan tinggi memiliki peranan penting dalam mengoptimalisasi daya saing. Terlebih dengan perubahan nama yang dilakukan oleh Fakultas Ekonomi UMY menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMY dapat memberikan acuan penguatan Sumber Daya Manusia untuk meningkatkan daya saing bangsa. “Indonesia memiliki kolektivitas bagaimana perguruan tinggi ini bisa masuk ke global kompetitif. Minimal produk-produk di perguruan tinggi ini bisa menjamin dan menyeimbangkan 12 pilar yang menjadi persaingan antar negara. Mudah-mudahan FEB bisa berkompetitif di daya saing global,” tambahnya.

Sementara itu, Deputi Menteri PPN/ Kepala Bappenas bidang ekonomi, Dr. Ir. Leonard VH. Tampubolon, MA., selaku keynote speaker mengatakan bahwa daya saing merupakan salah satu faktor penting dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) pada lima tahun ke depan. Leonard menyampaikan, RPJM pada tahun 2015 hingga 2019 guna memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing.

“Hal yang menjadi dasar untuk memantapkan daya saing yaitu berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang berkualitas serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat. Selain itu, daya saing tidak hanya bergantung pada efisiensi dan produktivitas, namun daya saing juga harus mampu meningkatkan kerjasama ekonomi Internasional dan regional, serta mampu meminimalisasi dampak globalisasi,” jelas pakar ekonomi tersebut.

Leonard melanjutkan, guna meningkatkan daya saing bangsa, maka perlu penguatan Sumber Daya Manusia. Seperti yang disebutkan, terdapat empat pilar utama Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 yang merupakan upaya untuk mewujudkan terbentuknya integrasi ekonomi regional di kawasan Asia Tenggara. “Empat pilar MEA 2015 yaitu pasar tunggal dan kesatuan basis produksi, kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi, pertumbuhan ekonomi yang merata, serta integrasi ke perekonomian global. Dalam pertumbuhan ekonomi yang merata ini untuk mewujudkannya bisa dilakukan melalui pengembangan UKM,”ujarnya. (hv)

Sumber : www.umy.ac.id

Mindset Belajar Bahasa Arab Sulit Harus Dihilangkan

Dalam praktik belajar bahasa Arab, banyak mahasiswa yang memandang bahasa Arab lebih sulit daripada bahasa asing lainnya. Mindset ini yang mendasari proses belajar bahasa Arab semakin sulit. Sehingga mindset ini harus dihilangkan sejak awal belajar.

Hal tersebut disampaikan oleh promofendus, Ahmad Fauzi, M.A., dalam Sidang Promosi Doktor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Ruang Sidang Gedung Pascasarjana lantai 4 pada Sabtu (24/09). Promofendus menyampaikan disertasi yang berjudul “Aspek Psikologis dan Metodologis dalam Pengajaran Bahasa Arab di IAIN Surakarta.”

Ahmad menyebutkan bahwa sesuai penelitiannya terhadap mahasiswa IAIN Surakarta, ada perbedaan ketika mahasiswa belajar Bahasa Inggris dan Bahasa Arab. “Waktu belajar bahasa Inggris, keinginannya kuat. Sedangkan waktu belajar bahasa Arab, tidak ada keinginan untuk belaja bahasa Arab. Padahal bahasa Arab tidak susah, tetapi metodologi mengajarnya yang harus diperbaiki,” ujar Ahmad.

Kesulitan belajar bahasa Arab dinilai Ahmad dipengaruhi oleh sisi metodologis dan psikologis. Sisi metodologis merupakan cara mengajar bahasa Arab yang dinilai Ahmad, bahwa sistem yang diberlakukan guru di Indonesia masih kurang efektif. “Saat mahasiswa belajar bahasa Arab, seharusnya dimulai dengan listening atau mendengarkan. Bukan dengan menulis dan mengeja kata. Karena prinsipnya sama dengan bayi yang baru mau belajar bicara. Mereka mendengarkan orang lain bicara dulu, baru memulai belajar,” jelas Ahmad.

Kesalahan dalam metodologi lainnya adalah cara guru menyalahkan mahasiswa yang masih belajar. Ahmad mengungkapkan bahwa guru di Indonesia cenderung menyalahkan mahasiswa ketika berbicara atau mempraktikkan bahasa yang baru saja mereka pelajari. “Berdasarkan pengalaman kuliah saya di Sudan, ketika saya salah berbicara, guru tidak menyalahkan saya dan membiarkan saya melanjutkan perkataan saya. Terkadang dengan menyalahkan mahasiswa, akan dapat mempengaruhi mental belajar mahasiswa tersebut,” tutur Ahmad.

Sedangkan dari sisi psikologis, permasalahan berasal dari mental mahasiswa sendiri. Mahasiswa yang menerapkan mindset belajar bahasa Arab susah, akan cenderung mengalami kesulitan saat proses belajar. “Oleh karenanya, dosen atau pengajar bahasa Arab harus dapat membawa suasana mahasiswa. Kita harus membuat susana yang menyenangkan sehingga mahasiswa tidak bosan,” jelas Ahmad.

Dengan begitu, permasalahan psikologis juga memiliki kaitan dengan permasalahan metodologis dalam pembelajaran bahasa Arab. Pada intinya, pengajar harus dapat menumbuhkan mental senang belajar bahasa bagi mahasiswa, dengan metode mengajar yang variatif dan inovatif. Dalam Sidang Prmosi Doktor ini, Ahmad Fauzi dinyatakan lulus dengan predikat memuaskan. (Deansa)

Sumber : www.umy.ac.id

BSDM UMY Dorong Dosen Baru Ikuti Scout Talent dari Kemenristek Dikti

Untuk mendorong semangat melanjutkan studi bagi dosen-dosen baru Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Biro Sumber Daya Manusia (BSDM) bekerja sama dengan Kemenristek Dikti menyelenggarakan Talent Scouting pada Kamis (22/09). Program ini dilaksanakan selama tiga hari terhitung sejak Kamis hingga Sabtu mendatang.

Kepala BSDM UMY, RIni Juni Astuti, M.Si, menyampaikan bahwa program Talent Scouting merupakan program dari Kemenristek Dikti yang bertujuan untuk melakukan penelusuran bakat bagi para dosen yang akan melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Program ini juga dimaksudkan untuk memotivasi para dosen lulusan S2 untuk mendapatkan beasiswa seperti Beasiswa Unggulan Dosen Indonesia (BUDI), Peningkatan Kualitas Publikasi Internasional (PKPI), maupun beasiswa Luar Negeri lainnya.

Rini menyebutkan bahwa UMY sendiri memiliki target jumlah dosen lulusan doktor harus semakin meningkat setiap tahunnya. “Maka kami mencoba melakukan terobosan bahwa persiapan tidak hanya dilakukan oleh dosen secara mandiri tapi juga harus dikelola oleh pihak universitas. Terutama oleh Biro Sumber Daya Manusia, agar pemetaan mereka ketika akan melakukan studi lanjut sesuai dengan yang sudah disepakati saat rekrutmen pertama masuk UMY. Saya harapkan para dosen baru, target setelah 1,5 tahun (mengajar) di UMY, mereka segera go untuk melaksanakan study lanjut,” ungkap Rini.

Rini menyebutkan bahwa program Talent Scouting ini akan bermanfaat bagi para dosen, karena akan membantu mereka melakukan persiapan sebelum mengajukan beasiswa. Apalagi saat ini kebanyakan proses beasiswa dilaksanakan oleh kemenristek dikti. Sehingga progam talent scounting ini merupakan program yang sangat bermanfaat terutama bagi para dosen yang akan melakukan persiapan dengan adanya penelusuran bakat yang dilakukan oleh ahlinya.

“Karena kebanyakan beasiswa prosesnya melalui Kemenristek Dikti. Dengan begitu harapannya para dosen bisa mengetahui mapping-nya perguruan tinggi mana yang akan dituju, persiapan apply ke program doktor, bagaimana negara-negara yang sesuai tujuan kemampuan masing-masing orang. Sampai pada test TOEFL yang memang eligible yang biasa digunakan untuk doktor2 di luar negeri,” jelas Rini.

Sementara itu, Wakil Rektor II UMY, Dr. Suryo Pratolo, M.Si., Akt, mendukung penuh program yang baru diadakan pertama kali di UMY ini. “Sebuah kampus bisa menjadi besar itu tidak terjadi secara insidental saja, namun melalui proses design. Talent Scouting ini yang merupakan salah satu bentuk design sebagai upaya untuk membesarkan UMY,” ujar Suryo.

Workshop Talent Scouting ini akan diadakan selama tiga hari, dengan disertai test TOEFL pada hari Jum’at (23/09). Hasil dari test TOEFL akan diumumkan pada Sabtu. Test TOEFl sendiri disertakan untuk dapat mengukur kemampuan bahasa Inggris para dosen. Dan bagi dosen yang memiliki nilai tertinggi akan diikutkan dalam program kursus bahasa oleh Kemenristek Dikti secara gratis. (Deansa)

Sumber : www.umy.ac.id

Bank Syariah Mandiri Berikan Beasiswa bagi Mahasiswa UMY

Bank Syariah Mandiri (BSM), pada Kamis (22/09) menyerahkan dana sebesar 120 juta rupiah kepada Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dana tersebut akan dialokasikan kepada para mahasiswa UMY sebagai bentuk Beasiswa dari BSM.

Dana tersebut diserahkan secara simbolis oleh Direktur Utama Bank Syariah Mandiri, Agus Sudiarto kepada Rektor UMY, Prof. Bambang Cipto, M.A. Dalam penyerahan tersebut juga dihadiri oleh Wakil Rektor II UMY, Dr. Suryo Pratolo, M.Si., Akt, CA, AAP dan Wakil Rektor III UMY, Sri Atmaja P. Rosyidi, PhD. P.eng, Kepala LPKA UMY Ir. Agus Nugroho Setiawan, M.P, serta Region Head BSM Sugeng Hariyadi, Group Head – Jakarta Dharmawan Hadad, Dept Head – Jakarta Sunardi, Area Manager Sukma Dwie Priardi, dan Cash Outlet Manager BSM UMY Lily Artika Dewi.

Ir. Agus Nugroho Setiawan, M.P, selaku Kepala LPKA (Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni) UMY menerangkan bahwa dana yang diberikan BSM merupakan bentuk apresiasi dari BSM yang telah lama menjalin kerjasama dengan UMY. Wujud kerjasama yang dimaksud seperti pembayaran SPP mahasiswa dan penyaluran gaji dosen dan karyawan melalui BSM.

“Dalam beberapa kesempatan, BSM memberikan apresiasi atas kepercayaan dari UMY, antara lain dalam bentuk beasiswa. Tahun kemarin dan tahun ini. Di beberapa acara mereka juga memberikan dukungan baik dalam bentuk dana maupun dalam bentuk yang lainnya,” jelas Agus.

Agus menambahkan tahun lalu (2015), BSM memberikan dana beasiswa sebanyak 50 juta rupiah kepada UMY. Dana tersebut kemudian dialokasikan kepada 50 mahasiswa berprestasi yang diseleksi oleh pihak LPKA UMY. “Dari BSM sudah ada ketentuan, setiap mahasiswa akan mendapatkan dana sebesar satu juta rupiah. Jadi untuk tahun ini, jumlah penerima beasiswa BSM akan lebih banyak daripada tahun lalu yang hanya terbatas 50 mahasiswa saja,” ujar Agus.

Dosen Fakultas Pertanian ini juga menyebutkan bahwa mahasiswa peminat beasiswa BSM ini lumayan banyak. Namun, pendaftaran untuk pengajuan beasiswa baru akan dibuka pada bulan Oktober mendatang. “Saat ini kami (LPKA UMY), sedang menangani beasiswa dari Dispora, yang batas akhirnya sampai akhir bulan September. Baru setelah itu di bulan Oktober, kita akan proses seleksi untuk beasiswa BSM ini,” ungkap Agus.

Beasiswa dari BSM ini dipertegas Agus, akan diberikan kepada mahasiswa yang belum pernah mendapatkan beasiswa dari pihak manapun. Hal ini dimaksudkan agar jumlah mahasiswa penerima beasiswa di UMY semakin banyak jumlahnya. “Kami di LPKA memang membuat strategi agar penerima beasiswa dari mahasiswa bisa sebanyak-banyaknya. Dan dibuat mekanisme supaya mahasiswa yang sudah mendapatkan beasiswa dari satu sumber kemudian tidak mengajukan beasiswa, atau imbasnya tidak akan mendapatkan beasiswa dari sumber yang lain,” tutup Agus. (Deansa)

Sumber : www.umy.ac.id