Peduli Krisis, APIK PTMA Rilis Buku Krisis Komunikasi dalam Pandemi Covid-19

“Buku ini ditulis oleh para akademisi dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, mulai dari Medan sampai Maluku Utara, sehingga memberikan perspektif persoalan yang terjadi di berbagai daerah.” Berikut papar editor buku, Fajar Junaedi saat menjelaskan buku yang dirilis Asosiasi Pendidikan Ilmu Komunikasi Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (APIK PTMA).

Berjudul “Krisis Komunikasi dalam Pandemi Covid-19”, buku ini diprakarsai oleh 44 penulis yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. “Penulis memberikan pemaparan yang terjadi di daerah dengan pembahasan mengenai pandemi Covid-19 dalam perspektif Ilmu Komunikasi,” papar dosen Ilmu Komunikasi UMY ini.

Fajarjun juga menambahkan buku dengan tebal 288 halaman ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu pertama mengeksplorasi tentang perlunya aktualisasi komunikasi, baik secara teori, riset dan praktek, dalam menghadapi pandemi.

Bagian kedua mengangkat tentang persoalan komunikasi publik yang dilakukan pemerintah kala menghadapi Corona Covid-19. Kegagapan pemerintah pusat mengelola komunikasi publik justru menambah kepanikan masyarakat.

Bagian terakhir membahas tentang relasi media dan publik dalam informasi Corona Covid-19, baik media massa maupun media sosial yang ditulis berdasarkan riset dan konseptual.

Penerbitan buku ini mendapatkan dukungan dari program studi Ilmu Komunikasi di UM Sumatra Utara, UM Maluku Utara, UM Buton, UM Ponorogo, UM Cirebon, UM Surakarta, UM Malang, UM Bandung, UM Jakarta, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, dan UM Yogyakarta.

Ketua umum APIK PTMA, Muhammad Himawan menyatakan bahwa keseluruhan hasil penjualan buku akan disumbangkan kepada Lazismu sebagai donasi untuk membantu tenaga medis dan masyarakat yang terkena dampak Covid-19.

“Bahkan editor dan para penulis pun tidak mendapatkan royalti dan harus membeli sebagai bentuk donasi,” jelasnya. Untuk Pemesanan buku dapat melalui WA 087734608747.

UMY Produksi Face Shield untuk Tenaga Medis

Meningkatnya jumlah pasien positif Covid-19 berdampak pada kelangkaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis di Indonesia. Hal ini mendorong dosen Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) memproduksi face shield bagi tenaga medis. Diungkapkan oleh Kepala Program Studi Teknik Mesin UMY, Berli Paripurna Kamiel, PhD, kebutuhan face shield bagi tenaga medis di atas 300 ribu. Namun hingga saat ini terjadi kelangkaan bahkan tidak ada ketersediaan alat tersebut sebagai pelindung diri tenaga medis. “Oleh karena itu dosen Teknik Mesin UMY, di bawah koordinasi Ketua Laboratorium Teknologi Plastik Cahyo Budiyantoro, MSc berinisiasi untuk memproduksi alat tersebut. Beberapa mahasiswa juga akan dilibatkan sebagai relawan dalam tahap produksi massal,” terang Berli.

Bahan yang digunakan untuk produksi face shield ialah bahan frame dari plastik polypropylene, bahan yang tahan terhadap larutan kimia dan dapat disterilkan dengan panas. Sedangkan untuk bahan shield dari acryclic dengan harga murah dan sifatnya yang disposable. “Frame dibuat dengan mesin injection molding yang ada di laboratorium teknologi plastik UMY, sedangkan shield dibeli dalam bentuk lembaran. Pada saat ini masih dalam tahap pembuatan cetakan di laboratorium fabrikasi UMY. Inshaallah minggu depan sudah mulai cetak produksi massal,” jelasnya,

Diperkirakan kemampuan produksi mencapai 600 alat. Target produksi awal 14000 produk. Nantinya APD akan dibagikan secara gratis untuk tenaga media di rumah sakit khussnya jaringan RS PKU Muhammadiyah.

RekanMu Sorong dan MDMC Sorong Lakukan Penyemprotan di Zona Merah

Rabu (1/4), Relawan Kemanusiaan Universitas Muhammadiyah Sorong (ReKanMu Sorong) dan Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC) Kota Sorong melakukan penyemprotan disinfektan di zona merah Kota Sorong. Di wilayah tersebut satu korban positif Corona dan satu PDP Corona telah meninggal dunia beberapa hari yang lalu. Sebanyak lima relawan diturunkan pada kegiatan ini.

Tindakan ini merupakan respon atas keluhan warga lokasi tersebut melalui media sosial. Penyemprotan ini juga merupakan wujud kepedulian MDMC Kota Sorong dan Universitas Muhammadiyah Sorong terhadap masyarakat dalam menekan potensi penyebaran virus Corona. Apresiasi dan ucapan terima kasih pun disampaikan oleh Ketua RT setempat, Muzdalifa.

“Semata-mata untuk memberi ketenangan kepada warga dan juga mencegah penyebaran virus,” ujar tim MDMC Sorong. Sebagai tambahan informasi, seluruh disinfektan diproduksi oleh tim produksi disinfektan ReKanMu Sorong. Hingga saat ini telah dilakukan penyemprotan di 50 lokasi.

Mahasiswa FKIK UMY Terjun Jadi Relawan Penanganan Covid-19

Sebanyak 24 mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK UMY) mengikuti program relawan yang digagas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Program relawan ini menawarkan beberapa bidang yang dapat dipilih, yaitu Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE), tracking, screening, dan penanganan pasien. Bersama 15 ribu mahasiswa lainnnya, mereka akan mmembantu pemerintah dalam menangani situasi darurat nasional Covid-19.

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) dr Muhammad Kurniawan MSc mengakui pihak fakultas mendorong mahasiswa untuk mengikuti program relawan tersebut. “Mahasiswa melakukukan pendaftaran sendiri melalui borang  dan kita dari fakultas proaktif melakukan pendampingan dan pendataan,” ujar Kurniawan. Dijelaskan bahwa program ini terbagi menjadi dua bagian. Mahasiswa Strata-1 (S-1) bertugas untuk melakukan KIE. Sedangkan mahasiswa yang menempuh pendidikan profesi akan membantu tenaga medis di fasilitas kesehatan.

Sebelum diterjunkan, para mahasiswa harus menjalani pelatihan dan pendampingan yang diberikan oleh Dirjen Dikti, Kementerian Kesehatan, World Helath Organization (WHO), Perhimpuna Dokter Paru Indonesia, dan narasumber lainnya. Tak hanya itu, relawan juga dijamin akan APD yang sesuai standar, pemenuhan nutrisi, insentif dari Kemendikbud, sertifikat pengabdian kepada masyarakat, serta penyetaraan pembelajaran sebagai bagian dari satuan kredit semester (SKS).

UMM Ciptakan Safety Chamber untuk Penanganan Corona

Bertambahnya pasien positif dari kalangan tenaga medis mendorong Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk melakukan inovasi di bidang kesehatan. Melibatkan mahasiswa, sivitas akademika UMM membuat alat safety chamber atau bilik keselamatan untuk menunjang kerja dokter agar tetap aman saat terpapar dengan virus Corona.

Thontowi Djauhari, M.Kes., Koordinator Tim Tanggap Covid-19 RSU UMM, mengungkapkan alat berbentuk kotak transparan ini digadang mampu meminimalisir penularan dengan memberikan pemisah ketika dokter menyentuh dan mendiagnosa pasien terduga Covid-19. Lebih lanjut Thontowi menjelaskan cara penggunaan bilik keselamatan, yakni dengan memasukkan pasien ke pelindung yang terbuat dari bahan mika tersebut. Tenaga medis lalu mulai memeriksa untuk diketahui gejala yang dirasakan pasien. Penggunaan alat ini tetap harus ditunjang dengan alat perlindungan diri (APD) sesuai dengan standar keselamatan.

Diakui oleh Thontowi bilik keselamatan ini masih dalam tahap penyempurnaan. Alat ini akan dilengkapi dengan sejumlah fitur, seperti alat penambahan bernapas untuk kenyamanan pasien dan meminimalisir penggunaan lem agar terhindar dari kebocoran. Rencananya, safety chamber akan diproduksi massal untuk membantu RS rujukan Covid-19 dan para tenaga medis. Dalam pengembangannya UMM akan bekerja sama dengan Radar Malang dan Forum Komunikasi Warga Tionghoa Malang Raya (FKWTMR). “Perawatannya mudah, tinggal dibersihkan dengan alkohol atau cukup menggunakan sabun deterjen karena deterjen lebih efektif membersihkan,” ujar Thonthowi.

UMK Tarik Peserta KKA Lebih Awal

Sebanyak 128 mahasiswa dari berbagai program studi UM Kendari ditarik lebih awal dari pelaksanaan Kuliah Kerja Amaliah (KKA), Kamis (19/3). Penarikan peserta KKA ini merupakan bagian dari antisipasi penyebaran virus Corona. Hal ini sesuai dengan Surat Edaran Rektor Nomor : 02//EDR/III.3.AU/D/2020, poin tiga menjelaskan mengenai penarikan mahasiswa yang sedang melaksanakan PKL dan KKA paling lambat pada tanggal 19 Maret 2020.

Rektor UM Kendari Amir Mahmud, S.Pi. MP., menjelaskan penarikan ini juga sesuai dengan surat edaran pemerintah. “Karena harus menyesuaikan, sehingga kami tarik lebih cepat. Program di lapangan telah dilaksanakan 90 persen, jadi mahasiswa tinggal melakukan persiapan perbaikan laporan KKA,” ujar Amir.

Sementara itu Dr.Ahmad Muhlis Nuryadi,S.Pi.,M.Si selaku WR I UM Kendari mengungkapkan rasa bahagia atas diterimanya dengan baik mahasiswa UM Kendari oleh masyarakat selama pelaksanaan KKA. Namun dikarenakan beberapa hal terkait penyebaran virus Corona yang semakin meluas, penarikan ini harus dilakukan. UM Kendari sendiri telah melakukan rapat pimpinan hingga berujung pada putusan menarik segera mahasiswa KKA lebih cepat demi kebaikan dan keselamatan mereka. “Untuk pelaporan kegiatan KKA, nantinya kami menerima via online,” tambahnya.

STKIP Muh Kuningan Siap Laksanakan UTS Online

STKIP Muh Kuningan siap melaksanakan Ujian Tengah Semester (UTS) online pada 6-11 April 2020. Keputusan ini diberlakukan mengingat penanganan Covid-19 di Jawa Barat sudah memasuki status siaga 1. Dalam pelaksanaannya, kampus memfasilitasi tes Computer Based Test (CBT) melalui akses https://platformkuliah.upmk.ac.id. Mahasiswa lalu dapat login menggunakan akun SIAMik mengggunakan PC, laptop, ataupun smartphone.

Dijelaskan oleh Ketua STKIP Muh Kuningan, Nanan Abdul Manan, M.Pd, kampus sudah mengantisipasi hal ini sejak diterbitkannya Maklumat Ketua STKIP Muhammadiyah Kuningan. “Sehingga materi UTS pun sudah disipakan oleh para dosen dan dikirim ke website STKIP Muh Kuningan semenjak dua pekan lalu,” ujar Nanan. Diungkapkan oleh Nana Sutarna, M.Pd, selaku Kepala Bagian Akademik, UTS dan perkuliahan online bukanlah hal yang baru bagi STKIP Muh Kuningan. “Karena sudah sering digunakan dalam kuliah yang menggunakan e-learning untuk pengumpulan tugas, yang berbeda adalah skalanya yang lebih besar,” jelas Nana.

Sementara itu Sofhian Fazrin Nasrullah, M.Eng, selaku Kepala Sumber Daya Informasi (SDI) menyampaikan terdapat dua bentuk soal yang diberikan oleh dosen, yaitu pilihan ganda atau esai. Jika pilihan ganda maka jawaban diisi langsung di CBT, sedangkan jika esai maka jawaban diisi di dokumen Ms. Word lalu dikirim ke CBT. Sofhian juga menambahkan bahwa sistem UTS ini dikerjakan secara Asynchronous, yang berarti tidak terjadwal per mata kuliah. Mahasiswa dapat menjawab soal-soal tersebut selama rentang 6-11 April 2020.

APIK PTMA Diskusikan Tata Kelola Komunikasi Hadapi Corona Covid-19

Akademisi Ilmu Komunikasi dari berbagai perguruan tinggi mengikuti webinar bertajuk Tata Kelola Komunikasi Hadapi Virus Corona Covid-19, Kamis (26/03). Webinar ini diadakan oleh Asosiasi Pendidikan Ilmu Komunikasi Perguruan Tinggi Muhammadiyah – ‘Aisyiyah (APIK PTMA) sebagai bentuk kontribusi keilmuwan asosiasi, institusi, dan individu akademisi Ilmu Komunikasi di lingkungan PTMA. Empat orang pembicara utama mengawali diskusi webinar, yaitu Dr. Rudianto (Wakil Rektor III Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara), Himawan Muhammad MA (Ketua Umum APIK PTMA), Dani Fadhilah (mahasiswa doktoral Nanjing Normal University China, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan), dan Ayub Dwi Anggoro (kandidat doktor di Universiti Zainal Abidin Malaysia, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Ponorogo), dengan dimoderatori Dr. Fajar Junaedi (Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta).

Dani Fadilah menyebutkan bahwa berdasar pengamatannya di China, masyarakat sangat disiplin ketika pemerintah mengumumkan terjadinya wabah Corona. “Di China bahkan robot berteknologi kecerdasan artifisial dimanfaatkan untuk memonitor masyarakat yang berpotensi menyebarkan virus sehingga penyebaran virus bisa diisolasi,” ujar Dani. Sementara Ayub Dwi Anggoro menyebutkan bahwa di Malaysia, otoritas pemerintah yang memberikan informasi tentang Corona Covid-19 adalah para pejabat yang berkompeten dengan penerapan aturan dan hukum yang tegas. “Di Malaysia, pejabatnya sejak awal serius. Tidak ada pejabat pemerintah yang menjadikan Corona sebagai joke dan guyonan,” kata Ayub. Sedangkan di Indonesia, menurut Rudianto ada persoalan yang lebih kompleks. “Persoalan dan tantangan kita dalam menghadapi penyebaran Corona adalah sumber informasi yang berlimpah, kecepatan dan keterbukaan informasi, keberagaman budaya, serta latar belakang sosial ekonomi yang berbeda. Seharusnya kecepatan dan keterbukaan informasi dikelola dengan baik dalam menghadapi Corona,” jelas Rudianto.

Webinar ini mendapatkan respon baik, dengan ditandai keikutsertaan 124 akademisi, dari Indonesia dan mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh studi doktoral di China, Selandia Baru, dan Malaysia. “Diharapkan webinar ini bisa ditindaklanjuti, sebagai bentuk kontribusi keilmuwan akademisi Ilmu Komunikasi, dalam beragam bentuk aktivitas lain, seperti publikasi buku,” pungkas Fajar Junaedi.

ReKanMu Sorong Bagikan Disinfectant ke Tempat Ibadah

Sejak Rabu (25/3), Relawan Kemanusiaan UMSorong (ReKanMu Sorong) mulai bergerak dengan membagikan disinfectant dan penyemprotnya serta panduan disinfeksi ke tempat-tempat ibadah. Sebanyak 25 gereja dan masjid telah berhasil dijangkau. Dijelaskan oleh tim bahwa tempat ibadah menjadi prioritas dikarenakan sejauh ini masyarakat masih terus melaksanakan ibadah di tempat-tempat tersebut.

Sekalipun mesin penyemprot dan beberapa APD telah disebarkan, penyemprotan belum dapat dilakukan karena sulitnya mencari ketersediaan Masker N95. Nantinya setelah ReKanMu mendapat Masker N95, ReKanMu akan bergegas melakukan penyemprotan.

Sebelumnya, ReKanMu Sorong telah memperoleh pembekalan di Ruang Rapat Rektorat UM Sorong, Selasa (24/3). Pembekalan dilakukan bersama MDMC Kota Sorong dan Tim PFM Kota Sorong. Rektor dalam arahannya kembali menegaskan bahwa ini adalah kegiatan kemanusiaan dan karenanya yang ada adalah kepedulian dan keikhlasan bekerja.

Satgas Covid-19 UMP Dirikan Posko

Satgas Covid-19 Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) mendidirikan posko pelayanan masyarakat. Posko ini siap membantu masyarakat yang membutuhkan informasi atau keluhan yang harus ditangani. Dr Anjar Nugroho selaku Rektor UMP menjelaskan bahwa ini merupakan wujud pengabdian kepada bangsa. “Kita tahu bawa Covid-19 adalah bencana kita semua, bencana di Indonesia. Maka sudah selayaknya UMP membantu masyarakat sekitar dalam penanganan masalah Covid-19 ini,” tambahnya.

Sebelumnya, berbagai upaya juga telah dilakukan oleh UMP. Mulai dari cek kesehatan gratis oleh mahasiswa Fakultas Kedoteran UMP, sosialisasi cuci tangan yang benar, membagikan masker dan hand sanitizer secara gratis, hingga penyemprotan disinfektan.

Kepala Laboratorium sekaligus Dosen Fakultas Farmasi UMP, Dr Ika Yuni Astuti MSi Apt menyampaikan kondisi langkanya hand sanitizer mendorong UMP untuk membuatnya. “Adapun harganya juga sangat mahal, jadi kita berupaya untuk membantu masyarakat dengan memberikannya secara gratis,” ujar Ika.