Perguruan Tinggi Muhammadiyah Wajib Internasionalisasi

Internasionalisasi Perguruan Tinggi saat ini telah menjadi tren global. Batas antarnegara yang semakin tidak tampak, juga semakin mudahnya transportasi telah membuat mobilitas dosen dan mahasiswa lintas negara semakin bertambah. Hal ini tentunya akan menyebabkan tingkat persaingan antarnegara di sektor pendidikan menjadi semakin terbuka.

“Untuk menghadapi tingkat persaingan antar-Perguruan Tinggi di luar batas wilayah negara, sangatlah penting bagi PT di bawah naungan Muhammadiyah untuk meningkatkan daya saing global di tingkat internasional,” terang Ida Puspita, M.A.Res., Ketua Pelaksana Workshop Internasionalisasi Perguruan Tinggi Muhammadiyah Sabtu, (13/6/2015) di Hotel Arjuna.

Menurutnya, meningkatnya daya saing global menuntut PT, khususnya yang berada di bawah naungan Muhammadiyah untuk mampu bersaing di tingkat global.

Workshop yang diadakan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta bekerja sama dengan Majelis Dikti PP Muhammadiyah merupakan salah satu cara memberikan pemahaman tentang KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) dan kesetaraan jenjang pendidikan di ASEAN (dari sisi internationally recognized curriculum).

Acara ini menginformasikan akreditasi AUN QA (Quality Assurance of Higher Education Institutions in ASEAN) tentang ASEAN recognized accreditation.  Selain itu juga memberikan pemahaman tentang metode pengembangan pembelajaran bahasa Inggris bagi mahasiswa sebagai bekal menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN).

Beberapa PT Muhammadiyah telah melakukan langkah-langkah aktif dalam meningkatkan daya saing global. Tidak terkecuali UAD. Sejak tahun 2007, UAD sudah melakukan kerja sama kemitraan dengan institusi luar negeri, membuka program double degree maupun alih kredit dengan mitra luar negeri, melakukan penerimaan mahasiswa asing, dan mengikuti program pemeringkatan perguruan tinggi di tingkat internasional.

“Ada 68 negara yang menjadi patner UAD saat ini. Wilayah Asia, Eropa, Australia, dan Selandia Baru yang telah menjalin kerja sama,” jelas Ida.

Pada kesempatan tersebut, hadir pembicara dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, yakni Dr. Illah Sailah. Perwakilan dari AUN QA, Dr. Andri Cahyo Kumoro, (Universitas Diponegoro) dan British Council, Director English for Education Systems Indonesia, yaitu Damian Ross.

Hasil pembahasan workshop rencananya akan dijadikan buku. Nantinya, buku tersebut akan dijadikan buku panduan. “Dengan adanya buku, akan mempermudah mereka yang ingin belajar,” tutup Ida yang merupakan Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) UAD tersebut.

Sumber : Universitas Ahmad Dahlan

Kampus Muhammadiyah dan Aisyiyah Susun Buku Panduan Mahasiswa Asing

Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) dan Perguruan Tinggi Aisyiyah (PTA) se-Indonesia berkumpul di Yogyakarta untuk menyusun buku pedoman dan buku panduan bagi mahasiswa asing di PTM dan PTA tersebut. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya internasionalisasi perguruan tinggi.

“Internasionalisasi kampus ini sudah tidak bisa di elakkan lagi. Karenanya kami PTM dan PTA di Indonesia berkumpul untuk membahas hal tersebut,” ujar Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Ida Puspita, Sabtu (13/6).

Menurut Ida, pertemuan PTM dan PTA se Indonesia ini merupakan pertemuan rutin tahunan. Kali ini pertemuan tersebut membahas tentang internasionalisasi kampus. Pertemuan tersebut dihadiri  66 pimpinan perguruan tinggi dari 53 PTM dan PTA di Indonesia.

Dia mengatakan selama ini sudah banyak PTM dan PTA yang membuka kelas internasional dan melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi di luar negeri. Kerjasama yang dilakukan antara lain pertukaran mahasiswa, dosen, visiting profesor hingga double degree hingga penelitian dan penulisaan karya ilmiah maupun publikasi bersama.

Namun kata dia, masih banyak kendala yang dihadapi PTM dan PTA dalam implementasi internasionalisasi kampus tersebut. Kendala ini antara lain terkait mahasiswa asing di Indonesia. “Ini membutuhkan standar yang sama sehingga dibutuhkan buku pegangan dan panduan bagi mereka (mahasiswa) asing saat kuliah di PTM dan PTA,” ujarnya.

Selain penyusunan buku panduan dan pegangan bagi mahasiswa asing, pertemuan tersebut juga menggelar sharing atau tukar pengalaman terkait program internasionalisasi kampus antar PTM dan PTA sendiri.

Sumber : Republika

Universitas Muhammadiyah Palembang Siap Menghadapi MEA

Pemberlakuan pasar bebas atau dikenal dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sudah diambang mata. Salah satu kunci dalam memenangkan pasar bebas ASEAN adalah kualitas sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

Atas dasar itu, Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP)  – Sumatera Selatan yang saat ini dalam usianya yang ke 36 tahun menyatakan siap mendorong SDM berkualitas. Hal tersebut diakui Rektor UMP, HM Idris.

Rektor UMP HM Idris mengatakan, untuk menghadapi persaingan pasar bebas ia telah menyiapkan berbagai strategi berupa pengembangan kualitas SDM di UMP yang siap dalam menghadapi pasar bebas ASEAN. Dia dengan tegas berharap, agar civitas akademika UMP bukan sekedar penonton saja, tapi minimal mereka tahu dan paham apa itu pasar bebas bernama MEA.

Hal ini sangat penting, sehingga dengan adanya MEA ada rasa sensitif pentingnya rasa nasionalisme terhadap produk-produk Indonesia. Rektor mengatakan demikian, karena selama ini banyak masyarakat  merasa bangga  dengan mengenakan baju-baju impor dari luar negeri.

“Untuk itu kita tanamkan nilai-nilai ini, jika mereka tetap bangga seperti itu maka yang terjadi adalah selamanya negeri ini akan menjadi pasar bagi negara lain dan kita tak mungkin bisa berdikari,”terangnya.

Menyikapi hal ini, rektor UMP sangat serius dalam mengelola lembaga perguruan tinggi Muhammadiyah tersebut, dengan selalu meningkatkan kompetensi manajemen pendidikan UMP di segala lini.
Terkait itulah untuk mengelola 15 ribu mahasiswa dengan tujuh fakultas (teknik, ekonomi, pendidikan, hukum, agama islam,pertanian dan  kedokteran) pembenahan diberbagai lini UMP dilakukan terutama dalam kualitas dan kompetensi pengajar dan kualitas pelayanan karyawan. Sehingga UMP bisa menjadikan salah satu perguruan tinggi  Muhammadiyah ternama bagi masyarakat Sumatera Selatan.

Langkah-langkah itu, kini dilakukan oleh UMP dimana saat ini sudah ada 40 orang dosen UMP yang sudah selesai menempuh pendidikan  program doctor/s-3 baik dalam negeri maupun luar negeri. Para dosen tersebutlah yang diharapkan nantinya mampu mendorong kemajuan UMP dalam mengembangkan keilmuan dan keislaman.

Tak terbatas hanya itu saja, UMP juga kerjasama dengan Pendidikan Tinggi (Dikti) untuk program pendidikan biasiswa pascasarjana/S-2 kepada civitas akademika UMP. Untuk program tersebut, kata rektor, UMP melakukan rekrutmen kepada para alumni UMP yang terbaik dan nantinya setelah selesai masa pendidikannya bisa mengabdi ke UMP.

Dengan konsep demikian, maka UMP akan selalu mengikuti dan memenuhi aturan-aturan rasio penyelenggaraan pendidikan yang selama ini telah ditetapkan oleh pemerintah. Strategi ini telah berjalan dengan baik sehingga secara manajerial akademik UMP merupakan salah satu perguruan tinggi paling siap dalam pengembangan pendidikan tinggi.

Selain peningkatan kualitas dosen pengajar, infrastruktur UMP juga menjadi perioritas dari sang rektor, berbagai sarana dan prasarana untuk menunjang proses belajar dan mengajar berbagai fakultas dan jurusan sudah lengkat tersediakan. Bahkan, khusus fakultas pertanian juga disediakan lahan yang berdekatan dengan tanah 10 hektar perkebunan sawit milik UMP yang bisa digunakan untuk praktek dan penelitian fakultas tersebut.

Dengan demikian kelengkapan sarana dan prasarana tersebut akan memberikan keyakinan para mahasiswa dalam proses belajar di UMP.

Meski sarana dan prasaran sudah lengkap, obsesi rektor UMP masih terasa belum cukup, ia ingin agar kampus UMP seperti halnya kampus-kampus di luar negeri yang megah dan angker sebagai kawah candradimuka ilmu pengetahuan yang berkarakter. Ia tidak ingin lembaga pendidikan hanya berbentuk minimalis dan tidak bisa dibanggakan, untuk itu rektor memiliki obsesi  untuk membangun UMP dengan bangunan besar, tinggi dan  megah.

Rektor ingin menyatukan kampus A yang terpusat di Jl Ahmad Yani kelurahan 13 Ulu dengan kampus B Jalan Banten. “Rencana ini sudah masuk dalam program UMP sehingga kedepan UMP akan menjadi kampus terkemuka di Palembang ini,”tutur dia.

Rektor UMP mengatakan, ada beberapa faktor yang mendorong UMP berkembang pesat saat ini. Pertama UMP merupakan satu-satunya perguruan tinggi di Palembang berbasis keislaman, sehingga dalam proses pendidikan para mahasiswa memiliki pengetahuan dan wawasan keislaman yang sangat luas.

Kedua, manajemen pendidikan dan sarana prasarana yang di miliki UMP memilki kelengkapan sehingga kualitas dan mutu pendidikan di UMP sangat tinggi sekali. Ketiga, penyerapan lulusan UMP di dunia kerja sangat besar hal ini dibuktikan banyaknya lulusan UMP di perusahaan-perusahaan BUMN, BUMD dan BUMS.

Banyaknya lulusan UMP terserap di dunia kerja selama ini tidak lepas dari program-progam pendidikan yang selama ini diselenggarakan.  Sejak semester empat saja para mahasiswa sudah melakukan kuliah kerja lapangan (KKL) dengan KKL tersebut mahasiswa bisa belajar secara nyata bagaimana penerapan ilmu yang selama  ini dipelajari untuk di aplikasikan di dunia kerja.
Disamping itu juga ada kuliah kerja nyata  (KKN) dan pemagangan, studi inilah yang menjadikan mahasiswa-mahasiswa UMP akan belajar bagaimana memahami dunia kerja, sosialisasi diri dan lingkungan kerja. “Hal ini yang menjadikan banyak lulusan UMP yang diminta oleh berbagai instansi,”ujarnya.

Sumber : Republika

UAD Beri Pelatihan Robotika untuk Guru SD

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melakukan pelatihan robotika terhadap guru-guru sekolah dasar (SD) Muhammadiyah di DI Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah. Pelatihan robotika sendiri dilakukan di kampus 3 UAD Yogyakarta, Selasa (16/6).

Selain pelatihan, FTI UAD juga menjalin kerjasama langsung dengan SD Muhammadiyah di DIY dan Jateng tersebut untuk pelatihan robotika tersebut. Kerjasama itu dilakukan melalui penandatanganan kerjasama antara FTI dengan SD Muhammadiyah yang ada.

“Kita menggandeng beberapa SD yang masuk dalam Jaringan Sekolah Muhammadiyah (JSM) DIY dan Jateng,” kata Kepala Program Studi Teknik Eelektro FTI UAD, Nuryono Satya Widodo kepada Republika.

Menurutnya, ada 12 SD di bawah JSM yang ikut dalam pelatihan dan kerja sama tersebut. Setiap SD mengirimkan dua gurunya untuk berlatih tentang robotika.  Melalui kegiatan tersebut pihaknya ingin mengenalkan robot dan teknik pembuatan robot sederhana pada para guru.  “Endingnya kita berharap para guru melatih hal itu ke para siswanya,” katanya.

Pembuatan robot yang dilatihkan dalam kegiatan itu adalah robot untuk anak-anak dan line follower sederhana. “Membuat robot itu secara tidak langsung melatih siswa mempraktekan ilmu matematika dan elektronika sehingga ini kita kembangkan di tingkat SD,” katanya.

Selain melatih guru SD, pihaknya kata Nuryono juga akan melakukan pembinaan terhadap SD tersebut agar siswanya mampu meranglai robot betulan. Tim robot UAD sendiri sudah memiliki software dan perangkatnya untuk pelatihan robot sederhana bagi siswa termasuk merangkainya.

Ke depan pihaknya akan membuka kompetisi robotika antar siswa SD di DIY dan Jateng. Selain SD pihaknya juga akan melakukan hal serupa untuk tingkat SMP. Sedangkan tingkat SMA sudah dilakukan secara rutin hingga ada kompetisi line follower robot tiap tahun di UAD.

“Kita terjunkan mahasiswa melalui kerja lapangan untuk pendampingan pada sekolah tersebut,” katanya.

Sementara itu Wakil Rektor III UAD, Abdul Fadhil yang membuka pelatihan robotika tersebut mengatakan, pembuatan robot memang membutuhkan biaya tinggi. Hal inilah yang menyebabkan tidak banyak sekolah yang mengembangkan minat pembuatan robot tersebut untuk siswanya.

Meski begitu kata dia, pembuatan robot itu sangat penting. Sebab ke depan robot akan menjadi hal yang sangat dibutuhkan dalam berbagai hal produksi di dunia. “Pengenalan robot sejak dini penting agar siswa kita lebih tahu dan memiliki minat terhadap robotika ini,” ujarnya

Sumber : Republika

UMM Raih Penghargaan Menkumham

Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menerima penghargaan beruntun. Setelah pada 20 Mei lalu menerima Anugerah Kampus Unggul (AKU) sebagai kampus unggul dari Kopertis Wilayah VII, kali ini UMM diakui sebagai kampus Kawasan Berbudaya Hak Kekayaaan Intelektual (HKI) dari Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia (Menkumham) RI. Penghargaan diserahkan langsung oleh Menkumham, Yasonna H. Laoly kepada  rektor UMM, Prof Dr Muhadjir Effendy, MAP, di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (9/6).

Jika di piala AKU UMM merupakan kampus terunggul selama delapan tahun berturut-turut, maka penghargaan Menkumham ini adalah untuk kali pertama. Dua kampus selain UMM yang juga menerima penghargaan ini adalah Universitas Airlangga dan Universitas Brawijaya. Pengaugerahan disaksikan oleh Gubernur Jawa Timur, Dr Sukarwo dan Dirjen Kekayaan Intelektual, Prof Dr Ahmad M. Ramli, SH.

Pada kesempatan yang sama, rektor juga menandatangani naskah kerjasama dengan Dirjen Kekayaan Intelektual. Bersama Dirjen KI, UMM bertekad memperkuat produktivitas kawasan berbudaya kekayaan intelektual di Jawa Timur.

Dirjen KI menyatakan, UMM merupakan kampus yang sudah membudayakan kekayaan intelektual melalui Sentra HAKI. “UMM juga turut memfasilitasi masyarakat dan mahasiswa untuk membudayakan kekayaan intelektual dengan baik,” ujarnya dalam sambutan dan pembacaan Surat Keputusan Menkumham.

Rektor mengaku penghargaan ini merupakan satu capaian yang memang harus dimiliki oleh setiap perguruan tinggi. Sebagai center of excellence, kampus harus menunjukkan keberpihakannya pada penghargaan atas hak kekayaan intelektual dan ikut membangun masyarakat melalui pendampingan pendaftaran kekayaan intelektual. Dengan demikian, temuan-temuan kampus maupun masyarakat akan terlindungi dan memperoleh haknya secara memadai.

“Sebenarnya temuan dosen maupun mahasiswa itu banyak yang sangat kreatif dan inovatif. Tetapi belum semua didaftarkan HAKI maupun paten. Melalui penghargaan ini UMM akan meningkatkan perhatiannya pada pengurusan kekayaan intelektual ini,” kata rektor.

Tak hanya itu, untuk memacu kreativitas dan inovasi dosen dan mahasiswa, UMM akan membentuk Taks Force yang secara khusus mengidentifikasi, memotivasi dan mendorong temuan-temuan baru di UMM. “Kita sudah memiliki Sentra HAKI yang akan mengurus dan mendaftarkan ke Kemenkumham untuk melindungi kekayaan intelektual mereka,” tambah Muhadjir.

Sentra HAKI berada di bawah Direktorat Penelitain dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) UMM yang dipimpin direktur Prof Dr Sujono, M.Kes. Tak hanya bekerja untuk internal kampus, Sentra HAKI juga ini telah terhubung dengan masyarakat melalui berbagai kegiatan bintek kepada masyarakat. “Selama ini kita sudah melakaukan pendampingan, terutama dengan UMKM-UMKM yang produktif. Ke depan kita juga akan mematenkan indikasi geografis dan produk apel organik,” tutur Sujono.

Dua penghargaan bagi UMM ini melengkapi perolehan sebelumnya, yakni sebagai kampus yang terakreditasi institusi dengan nilai A, kelembagaan penelitian UMM yang masuk dalam Cluster Mandiri berbintang Tiga Emas, serta perolehan sertifikat ISO standard 9001:2008.  (nas)

Sumber : Universitas Muhammadiyah Malang

Universitas Muhammadiyah Purwokerto Resmikan Rusunawa dan Science Techno Park

Setengah abad lamanya Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) telah berdiri dan memantapkan eksistensinya sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka di Jawa Tengah. Dalam perkembangannya, banyak kemajuan yang telah diraih UMP Baik di bidang pendidikan, penelitian ataupun pengabdian masyarakat. Produk UMP? Sangat jelas mampu bersaing dalam berbagai bidang, baik sebagai profesional di dunia kerja ataupun kemandirian di bidang kewirausahaan. UMP memegang teguh komitmen mencetak generasi unggul, modern dan Islami.

Sabtu (13/6) memperingati milad UMP yang ke 50 tahun, bertempat di aula AK. Anshori UMP menggelar pidato milad bukan hanya di hadapan civitas akademikanya tetapi juga unsur pemerintah, masyarakat, TNI dan Polri. Ada yang berbeda dalam pidato milad tahun ini dibandingkan sebelumnya. UMP sekaligus juga meresmikan science techno park dan rusunawa yang lokasinya berada di area belakang kampus 1 UMP.

Peresmiannya di hadiri langsung oleh Ir. H. Achmad Husein, bupati Banyumas dan Dr. Ir. Muhamad Dimyati M.Sc, deputi bidang sumber daya IPTEK Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI. Dalam sambutannya, rektor UMP, Dr. H. Syamsuhadi Irsyad, MH mengatakan UMP telah membuktikan diri menjadi perguruan tinggi yang maju, itu terlihat semakin bertambahnya kemampuan UMP di banyak bidang seperti perluasan lahan, bangunan, anggaran, SDM, mahasiswa, kualitas mahasiswa, prestasi, fakultas, prodi dan lainnya. Begitu pula dengan pendirian science techno park yang nantinya akan mengoptimalkan pengembangan salah satu penelitian keunggulan UMP yaitu kelapa kopyor. Penelitian ini diinisiasi oleh Sisunandar PhD, dosen pendidikan biologi UMP yang pernah meneliti tentang Development of Molecular Early Detection Technique to Support Seedling Production and Germplasm Conservation of Indonesian Elite Coconut Type Kopyor

Bupati Banyumas, Ir. H. Achmad Husein mengucapkan selamat atas peresmian techno park ini. Menurutnya, UMP telah ikut berkontribusi dalam kesejahteraan masyarakat. Di usianya yang 50, UMP berhasil melewati berbagai hal, tantangan dan pengalaman. “Dengan komitmen dan konsistensi, UMP bisa menjadi universitas favorit baik di Banyumas maupun Jawa Tengah,“ katanya. Sementara itu, Dr. Ir. Muhamad Dimyati M.Sc, Dr. Ir. Muhamad Dimyati M.Sc, deputi bidang sumber daya IPTEK Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI menuturkan, berdasarkan klasifikasi Perguruan tinggi yang ada di dunia, mulai dari teaching university, research university, entrepreneur university dan world class university, UMP mampu menjadi research world class university.“Setiap kami datang ke UMP, selalu ada prestasi yang sangat membanggakan. Harapannya besok ketika kami kesini lagi ada prestasi yang lebih membanggakan,” ujarnya. Prasasti peresmian ditandatangani oleh Dimyati, kemudian ketiganya secara simbolis menanam bibit kelapa kopyor.

001 senat UMPAcara kemudian dilanjutkan di aula AK. Anshori, kantor pusat UMP. Di hadapan anggota senat, civitas akademika dan tamu undangan rektor memaparkan tentang UMP. Tak sedikit kemajuan yang telah dihasilkan UMP. Singkatnya, UMP meletakkan pondasi yang kokoh dengan telah disusunnya Rencana Induk Pengembangan (RIP) dan Cetak Biru Teknologi Informasi dan Komunikasi (CB TIK) UMP sampai dengan tahun 2013 dengan arahan kebijakan pendidikan nasional tentang isu strategis pendidikan tinggi yaitu daya saing bangsa, kesehatan organisasi dan otonomi perguruan tinggi yang bertujuan mewujudkan insan cerdas, kompetitif serta mengacu pada statuta UMP. Saat ini UMP berada padaperingkat 5 dari 173 PTM dan 173 PT di Indonesia (data webometrics per Januari 2015).

Rektor mengucapkan terima kasih pada seluruh warga UMP yang telah bersama-sama berjuang untuk meningkatkan daya saing dalam mewujudkan UMP sebagai center of excellence within the region (uswah hasanah, pusat keunggulan) di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat serta sebagai driving force (kekuatan penggerak) gerakan dakwah dan tajdid Muhammadiyah. “Kami bertekad untuk meraih prestasi yang lebih baik lagi pada waktu yang akan datang dan selalu berusaha meningkatkan kualitas mahasiswa didik menjadi sarjana yang beriman dan bertakwa,“ katanya. Rektor meyakinkan, komitmen civitas akademika UMP merupakan kekuatan utama pendukung program-program yang sedang dilaksanakan untuk kemajuan UMP. Dalam kesempatan ini, UMP juga memberikan penghargaan selesai studi lanjut S2 dengan predikat cum laude untuk 4 tenaga pengajar UMP dan pemberian bantuan biaya transport pulang kembali untuk 13 tenaga pengajar UMP yang telah selesai studi lanjut S2-S3. (Pra)

Sumber : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

FH UM MAGELANG DISKUSIKAN PENTINGNYA JAMINAN FIDUSIA

Fidusia atau pengalihan hak kepemilikan suatu benda dengan ketentuan benda yang dialihkan tetap dalam penguasaan pemilik benda, merupakan istilah yang umum dalam dunia usaha yang melibatkan jaminan atau agunan sebagai syarat transaksi. Fidusia berbeda dengan gadai. Pada sistem gadai, jaminan gadai dalam penguasaan kreditur, adapun pada fidusia jaminan tetap dalam penguasaan debitur atas dasar kepercayaan. Obyek fidusia dapat berupa benda bergerak maupun tidak bergerak sebagai jaminan pelunasan hutang debitur kepada kreditur.

Untuk membahas pentingnya akta jaminan fidusia sebagai jaminan kredit pada lembaga pembiayaan konsumen, Fakultas Hukum UM   Magelang bekerjasama dengan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah mengadakan Forum Group Discussion (FGD) hari Senin, 8/6 di Rumah Makan Bu Tatik.

Acara yang diikuti oleh 35 peserta berasal dari dosen FH, mahasiswa FH, serta lembaga pembiayaan dan bank itu dibuka oleh Dekan FH Basri M. Hum. Adapun tiga pemateri yang dihadirkan yakni Setyowati M. Hum (Kanwil Kemenhum-HAM Jawa Tengah), Bambang Tjatur Iswanto MH (pengacara, dosen FH UM Magelang) serta Mukti Probowati SH,Sp. Not (notaris).

Dalam makalahnya berjudul Pendaftaran Jaminan Fidusia, Setyowati menjelaskan bahwa dalam fidusia, kebendaan tetap mengikuti debitur. “Hak cipta juga termasuk dalam fidusia dan telah diatur dalam undang-undang sehingga dapat dijadikan jaminan,” jelas Setyowati. Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa jaminan fidusia wajib diadaftarkan oleh pihak kreditur untuk menjamin kepastian hukum.

Adapun permohonan diajukan maksimal 30 hari terhitung sejak tanggal pembuatan akta jaminan fidusia. “Saat ini pendaftaran dapat dilakukan dengan sistem on line dengan biaya pendaftaran yang telah ditetapkan berdasarkan PP no.45 tahun 2014. Sebagai gambaran, pendaftaran jaminan fidusia untuk nilai jaminan maksimal 50 juta senilai Rp. 50.000 per akta. Adapun jaminan di atas 500 milyar sebesar 6,4 juta per akta,” tandasnya.

Adapun Bambang Tjatur yang mengangkat tema tentang Penyimpangan Akta Jaminan Fidusia sebagai jaminan Kredit dan Akibatnya menjelaskan bahwa pelanggaran fidusia terjadi ketika lembaga pembiayaan melakukan kontrak perjanjian dengan konsumen tidak di hadapan notaris sehingga hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai perjanjian di bawah tangan.

Lebih lanjut pengacara kondang itu juga menegaskan tentang pelanggaran lainnya yang dilakukan oleh kreditur adalah dengan adanya klausul baku dimana aturan yang telah disiapkan terlebih dahulu secara sepihak yang menyatakan bahwa konsumen memberikan kuasa kepada finance (kreditur) untuk melakukan segala tindakan terkait obyek jaminan fidusia tersebut tanpa turut serta menghadap notaris.

“Padahal dalam pasal 18 ayat 1 no. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen antara lain disebutkan pelaku usaha dalam menawarkan barang atau jasa yang ditujukan untuk diperdagangkan dilarang mencantumkan klausul baku pada setiap dokumen atau perjanjian,” tegas Bambang. Fakta di lapangan pihak kreditur justru melakukan eksekusi secara sepihak tanpa melalui instansi pemerintah dengan menggunakan debt collector yang perbuatannya justru dapat dikategorikan Perbuatan Melawan Hukum (PMH) dan konsumen dapat melakukan gugatan ganti.

Mukti Probowati dalam paparan makalahnya menegaskan pentingnya akta jaminan fidusia sebagai jaminan kredit pada lembaga pembiayaan dan perbankan. “Perjanjian yang memberikan jaminan fidusia di bawah tangan tidak dapat dilakukan eksekusi karena harus dilakukan dengan cara mengajukan gugatan perdata ke pengadilan negeri,” ucapnya. Alumni FH UM Magelang tahun 1998 itu menegaskan pentingnya akta jaminan fidusia karena barang jaminan ada dalam penguasaan debitur sehingga perlua dibuatkan akta untuk melindungi kreditur jika debitur wanprestasi. “Dengan dibuatkannya akta jaminan sidusia, lembaga pembiayaan dan perbankan tidak perlu melakukan upaya hukum bila debitur melakukan wanprestasi,” tandasnya.(YUDIA-HUMAS)

Sumber : Universitas Muhammadiyah Magelang

Rektor Melantik Wakil-wakil Dekan dalam Lingkungan Unmuha

Rektor Universitas Muhammadiyah Aceh (UNMUHA) melantik para wakil Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) dan Fakultas Teknik UNMUHA. Acara pelantikan berlangsung di gedung Bantuan New Zealand, Jl. Muhammadiyah, Batoh, Banda Aceh pada Jum’at, (12/6/2015).

Para wakil dekan yang dilantik adalah sebagai berikut :
1. Saiful, S.Ag., M.Ag, Sebagai Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
2. Irfannusir Rasman, S.Ag., S.E. Sebagai Wakil Dekan II Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
3. Dr. Nasrul Zaman, S.T., M.Kes, sebagai Wakil Dekan I Fakultas Kesehatan Masyarakat.
4. Surya Fatma, S.E,  sebagai Wakil Dekan II Fakultas Kesehatan Masyarakat.
5. Drs. H. Zakir Kaoy, M. Kes, sebagai Wakil Dekan III Fakultas Kesehatan Masyarakat.
6. Dr. Hj. Hafnidar AR, S.T., M.T sebagai Wakil Dekan I Fakultas Teknik.
7. Fatimah Azzahra, S.T., M.T sebagai Wakil Dekan II Fakultas Teknik.
8. Ir. Mahdi Syahbana, M.T sebagai Wakil Dekan III Fakultas Teknik.

Para wakil dekan yang dilantik tersebut setelah menandatangani janji pelantikan, mereka juga menandatangani pakta integritas dan komitmen kerja sebagai wakil dekan di lingkungan UNMUHA. Penandatanganan tersebut disaksikan oleh Badan Pelaksana Harian (BPH) Universitas Muhammadiyah Aceh.

Setelah pelantikan dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara serah terima jabatan dari para wakil dekan yang telah berakhir  masa jabatannya kepada para wakil dekan yang baru dilantik. Para wakil dekan yang telah berakhir masa jabatannya  adalah :
1.    Dr. H. Nuralam, M.Pd
2.    Saidi Sulaiman, S. Pd
3.    Drs. H. Fauzi Aliamin, M. Kes
4.    Mawardi Ibrahim, SKM,. M.TLing
5.    Ir. Zainuddin, MT
6.    Drs. Masri A. Rahman, BBA
7.    Ir. H. Ahsan Jass, ME

Keseluruhan rangkaian acara pelantikan dan serah terima jabatan wakil dekan FTIK, FKM dan FT UNMUHA dihadiri oleh Anggota BPH UNMUHA, Dr. Taqwaddin., Rektor beserta para Wakil Rektor, para Dekan dan Wakil Dekan, direktur PPS, Kepala Biro di lingkungan UNMUHA.
Acara diakhiri dengan ramah tamah dan pemberian ucapan selamat kepada para Wakil Dekan yang baru dan yang lama. (humas unmuha)

Sumber : UNMUHA

Seminar Nasional Psikologi Indigenous!

Sikapi problem sosial, fakultas psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) adakan seminar nasonal psikologi indigenous bertajuk “Mengatasi Problem Sosial Berbasis Kearifan Lokal, Menuju SDM yang Berkualitas” di aula Ak Anshori, kantor pusat UMP, sabtu (6/5). Ketua panitia, Suwarti, SPsi, MSi mengatakan acara ini sekaligus juga bertujuan untuk publikasi hasil penelitian baik itu kajian dari dosen atau mahasiswa. Senada dengan Suwarti, Dekan fakultas psikologi UMP, Nur’aeni SPsi, MSi memastikan, fakultas psikologi UMP memegang teguh komitmen untuk menjadi lembaga pendidikan yang unggul, berorientasi pada pemberdayaan individu dan masyarakat dengan mengedepankan nilai-nilai Islami. “Hal ini sesuai dengan tugas dan kewajiban dosen yaitu melaksanakan tri dharma perguruan tinggi terutama dharma yang kedua yaitu penelitian,” katanya.

Acara ini dihadiri 3 pembicara yaitu dr. Budhi Setiawan (Wakil Bupati Banyumas), Silvy Dewayani, SPsi, MSi (dosen fakultas psikologi UGM), dan Yudi Suharsono, SPsi, MSi (dosen fakultas psikologi UMM). Total peserta hampir mencapai 300 orang yang berasal dari berbagai latar belakang mulai dari mahasiswa, akademisi, praktisi, guru dan lainnya. Rektor UMP, Dr. H. Syamsuhadi Irsyad, MH menyambut baik acara ini. Menurutnya, seminar ini mampu mengupas lebih dalam berbagai hal dan memunculkan pemikiran yang dapat membantu penelitian dari masing-masing pihak. Rektor berharap kegiatan ini tidak hanya berhenti pada diskusi materi saja tetapi juga mampu memberikan solusi. Acara dimulai dengan pagelaran tari miyang yang dilakukan oleh mahasiswa fakultas psikologi, penampilan mereka berhasil memukau penonton dengan baik.

Pemateri pertama, dr. Budhi Setiawan lebih menekankan tentang situasi kesehatan ibu dan anak di Kabupaten Banyumas. Dalam paparannya, Budhi menjelaskan secara detail mulai dari para pelaku utama dalam sistem pelayanan KIA di Kabupaten Banyumas, analisis kematian ibu hingga pada rencana aksi percepatan penurunan AKI Kabupaten Banyumas. Rencana aksi tersebut terdiri dari beberapa program seperti penyuluhan gizi dan PMT ibu hamil dan kespro remaja, peningkatan kompetensi nakes dalam kualitas ANC terintegrasi, monev KIA (pendampingan kompetensi bidan desa), penyuluhan KB oleh nakes dan PLKB, dukungan keluarga dan masyarakat, peningkatan kemudahan akses pelayanan KB, optimalisasi kelas ibu bapak, pembentukan FMM di 27 kecamatan, pemantapan POKJATAB kecamatan sayang ibu hingga pada peningkatan komitmen camat dan kepala desan melalui pertemuan perkresidenan terkait AKI.

Pembicara kedua, Silvy Dewayani, SPsi, MSi mengangkat tema membangun wajah negeri yang sumringah melalui pendidikan yang berkarakter dan bermartabat. Silvy menjelaskan, implementasi dari amandemen UUD 1945 dimaknai berkebalikan dalam UU SISDIKNAS tahun 2003 yang hampir semua pasalnya mengenai pengelolaan pendidikan banyak dibebankan dan diamanahkan pada masyarakat. “Pendidikan yang menjadi cita-cita luhur bangsa kita semenjak 1945 semakin terombang ambing dalam ketidakjelasan model pengelolaan,” katanya. Dalam upayanya memikirkan besarnya tantangan pendidikan berkarakter dan bermartabat, Silvy mengusulkan beberapa hal untuk menjawab tantangan tersebut. Pertama, dibutuhkannya pendidikan yang menyeluruh dari aspek kognitif, psikomotor dan afeksi. Kedua, menjadi guru dan dosen perlu ada persiapan dan sekolahnya. Ketiga, kesinambungan dan triangulasi antara keluarga, sekolah dan masyarakat. Keempat, berani menjadi dan mempertahankan karakter bangsa yang unik dan asli. “Masih panjang jalan cerita pendidikan kita menuju kualitas yang mampu bersaing. Namun yang pasti tidak ada satupun yang boleh berhenti dalam berjuang,” imbuhnya. Pembicara ketiga, Yudi Suahrsono, SPsi, MSi lebih menitikberatkan pada pentingnya meningkatkan kualitas SDM dalam menghadapi persaingan bebas ASEAN. Usai paparan materi, acara dilanjutkan dengan sesi paralel yang melibatkan artikel penelitian dari berbagai institusi. (Pra)

Sumber : UMP

Pimpinan Perguruan Tinggi Harus Berkarakter Kuat

Pimpinan perguruan tinggi harus berpikir jauh ke depan. Mengajak dan membangun spirit yang dipimpinnya untuk maju, bersifat dinamis, karena memimpin Perguruan Tinggi itu hakikatnya membangun generasi. Oleh karena itu kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan substantif dan berkarakter kuat dan baik, bukan sekedar pemimpin simbolik yang hanya berkutat dengan hal rutin.

Demikian benang merah yang disampaikan Ketua PP Muhammadiyah yang juga anggota Wantimpres Prof A Malik Fajar dan Wakil Ketua Majelis Pendidikan Tinggi PPM yang juga Ketua Umum Aptisi Edy Suandi Hamid dalam sambutan pada acara pelantikan Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo periode 2015-2019 Supriyono MSi di Kampus Perguruan Tinggi tersebut. Saat itu juga diresmikan satu unit gedung baru.

Menurut Prof Malik, dengan tugas berat tersebut kerjasama dan kekompakan pimpinan sangat penting. Dengan demikian Perguruan Tinggi bisa terus bergerak tanpa henti dan terus melakukan. “Ini seperti orang yang mengayuh sepeda,” ujarnya. Ditambahkan, dalan kondisi persaingan yang ketat, Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) tidak boleh merasa khawatir. “Karena bagi Muhammadiyah itu kompetisi dalam kebaikan, fastabiqul khairot. Ini tidak ada finishnya,” katanya.

Sementara itu Edy Suandi Hamid mengingatkan agar Rektor bisa terus mengembangkan budaya akademik dan benar-benar menjaga norma akademik. Kasus seperti pengeluaran ijazah aspal yang terjadi sekarang ini tidak boleh dan tidak akan terjadi di Muhammadiyah.

Pendidikan Muhammadiyah tidak sekedar berorientasi kuantitas, tapi kualitas, karenanya norma akademik harus dijaga secara ketat.

“Kasus penerbitan ijazah aspal itu sungguh menodai dunia pedidikan kita karena pelakunya ada di dalam kampus. Ini berbeda dengan kasus ijazah palsu yang terjadi pada waktu lalu. Karenanya oknum pelaku penerbitan ijazah aspal ini harus ditindak tegas” kata Edy Suandi Hamid.

Diingatkan pula, Perguruan Tinggi tidak harus berlomba meluluskan alumni dan mencetak ijazah saja. namun yang lebih penting adalah bagaimana menghasilkan insan yang bermanfaat bagi masyarakat; sehingga berperan mewujudkan Indonesia berkemajuan dan berperadaban. “ini berarti memcetak manusia berahlak dan berkompetensi tinggi dan berdaya saing,” ujarnya.

Sumber : APTISI