Melalui Program MSPP, Diktilitbang Terus Berupaya Munculkan Kader Intelektual

Muhammadiyah melalui Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah tengah melakukan pembibitan kader melalui program Muhammadiyah Scholarship Preparation Program (MSPP). MSPP merupakan program kerjasama antara Diktilitbang dengan Majelis Pendidikan Kader (MPK) dan Lazismu.

Dijelaskan Muhammad Sayuti, Sekretaris Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah bahwa MSPP ini merupakan proses pembibitan kader Muhammadiyah yang diproyeksikan untuk masa yang akan datang. Program MSPP selain fokus pada peningkatan kualitas bahasa Inggris kader, juga fokus dalam pembinaan karakter dan wawasan kebangsaan, yang meliputi Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, rencana studi, dan tips mendapatkan beasiswa studi lanjut.

“MSPP merupakan program untuk menyiapkan intelektual Muhammadiyah masa depan, ini adalah pilot project bagaimana Muhammadiyah merancang program untuk keberlanjutan majunya Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) kedepan,” terang Sayuti Ahad (7/5) dalam acara Penutupan MSPP di Gedung Pusbang Kaliurang.

Sementara itu, Sjafri Sairin, Anggota Diktilitbang PP Muhammadiyah menyampaikan bahwa Muhammadiyah sangat cinta dengan kemajuan, salah satu kemajuan yang menjadi target Muhammadiyah  yaitu meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam bidang pendidikan.

“MSPP digarap agar dapat memacu kemajuan-kemajuan yang dicanangkan oleh Muhammadiyah,” tutur Sjafri.

Sebelumnya melalui program MSPP ini telah dipilih 26 peserta dari 150 lebih peserta yang mendaftar. Ke 26 peserta tersebut telah mengikuti program kursus Bahasa Inggris di Pare Kediri selama 3 bulan.

Hasil yang cukup memuaskan telah berhasil diperoleh dalam program MSPP yang pertama ini, diantaranya yaitu 3 dari 26 peserta MSPP tersebut sudah memperoleh scholarship untuk studi di Luar Negeri. Diantaranya yaitu Ulfatul Muflihah diterima di Master Program Nursing di Songkhla University Thailand, Heidy Diana Master Nursing Program di Taiwan National Medical University, dan Desfa Yusmaliana diterima dalam AMINEF exchange Program di USA. Selain itu, 13 peserta MSPP tersebut juga telah terdaftar beasiswa Australia tahun 2017.

Turut hadir dalam penutupan tersebut diantaranya Ketua Badan Pengurus Lazismu Hilman Latief, dan Ketua MPK Ari Ansori. (adam)

 

Ingin Capai Akreditasi A, Edy Suandi Hamid: PTM Harus Ubah Mindset Berpikir

PALEMBANG – Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) menurut Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah harus berupaya mengubah mindset berpikir agar mencapai akreditasi perguruan tinggi A.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Majelis Dikti PP Muhammadiyah Prof Dr Edy Suandi Hamid saat memberikan arahan kepada seluruh PTM se Sumatera di Universitas Muhammadiyah Palembang, Jumat (10/2).

Edy kembali menegaskan, PTM harus mengubah mindset dalam pencapaian target. “Jangan ada lagi PTM yang memiliki akreditasi C. Semua harus bisa mencapai akreditasi A,” katanya.

Hal itu, kata dia, bukan mimpi, dan bisa dicapai. “Frame berpikir sudah harus diubah. Perguruan tinggi apa yang bisa bertahan saat ini”, tegasnya.

Menurut mantan Rektor UII Yogyakarta ini hal yang bisa bertahan tentu yang kompetitif, baik daya saing lembaga, maupun lulusan. Juga yang bisa unggul, atau leading. Hal Ini dilakukan dengan riset, serta ada satu atau beberapa prodi unggulan. Yang bermutu akan bisa eksis dan dibutuhkan.

Keunggulan itu, tambah Edy adalah SDM yang berkualitas, seperti jumlah guru besar, jenjang pendidikan akademik dosen, karya penelitian, dan publikasi bermutu.

Lalu, sarana dan prasarana pendidikan yang baik, serta proses belajar mengajar yang terstruktur, baik, disiplin, sehingga melahirkan lulusan yang unggul.

Edy menegaskan PTM harus siap dalam persaingan terbuka. Jangan sampai PTM hanya jago di kandang sendiri. “Perguruan tingi jadi komoditas persaingan,” katanya.

Rektor UM Palembang Abid Djazuli mengatakan, UM Palembang diharapkan dapat berkembang menjadi PTM akreditasi A. Strategi yang dilakukan, sebutnya, seperti SDM.

Dalam dua tahun kedepan tambah Abid, ditargetkan jumlah doktor di UMP bisa mencapai 75 orang merata di prodi, dan guru besar 10 orang. “Karena syarat di prodi minimal 30 persen akreditasi A. Jadi perlu dinilai dulu melalui masing masing prodi,” ujarnya.

Foto: Rektor UM Palembang, Dr. Abid Djazuli, SE MM

Dalam acara tersebut UM Palembang sebagai tuan rumah persiapan dan pembekalan AIPT B menuju A. Acara ini diikuti beberapa PTM se Sumatera diantaranya, UM Sumatera Utara,  UM Bengkulu,  UM Tapanuli selatan,  UM Riau,  UM Metro Lampung, STIKES Muhammadiyah Palembang dan STIKES Muhammadiyah Pringsewu, Lampung. (dzar)

Kaderisasi Muhammadiyah Melalui Program MSPP

Kaderisasi merupakan bagian penting dalam persyarikatan Muhammadiyah. Upaya ini harus dilakukan untuk menciptakan para mujahid yang berkualitas di Muhammadiyah. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam pengkaderan, misalnya melalui pendekatan ranah pendidikan.

Sebagai upaya kaderisasi, persiapan sosok terpilih untuk persyarikatan dan meningkatkan sumber daya yang lebih baik lagi, maka Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, berkoordinasi dengan Majelis Pendidikan Kader (MPK) dan LazisMu PP Muhammadiyah menyelenggarakan sebuah kegiatan yakni Pembekalan Kader Muhammadiyah Scholarship Preparation Program (MSPP) pada tanggal 4-8 Februari 2017 di Gedung Pusbang Muhammadiyah Kaliurang.

“Ini merupakan kegiatan lanjutan dari diluncurkannya MSPP pada 9 November 2016 silam, setelah melewati beberapa tahap seleksi, saat ini peserta MSPP berjumlah 26 orang dari 129 orang total pendaftar,” kata Lincolin Arsyad, Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah pada kegiatan pembukaan Pembekalan Kader MSPP.

Lebih lanjut Lincolin menjelaskan bahwa kegiatan ini bekerja sama dengan tiga pihak dengan menyesuaikan kebutuhan masing-masing. Majelis Diktilitbang sebagai penyelenggara MSPP, Majelis Pendidikan Kader sebagai pihak yang membekali pengkaderan dan LazisMu sebagai pemasok dana untuk kegiatan MSPP ini.

“MSPP ini bentuk peduli terhadap para kader Muhammadiyah yang ingin melanjutkan studi di luar negeri, kami memfasilitasi tahap persiapan, mulai dari pembekalan hingga pemberangkatan ke Kampung Inggris Pare,” tambah Lincolin.

Para peserta MSPP ini, diseleksi secara ketat oleh pihak Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, dengan mempertimbangkan beberapa aspek seperti kemampuan, asal daerah dan motivasi para peserta itu sendiri.

“Dengan adanya MSPP ini, diharapkan dapat mendukung persiapan para peserta untuk meraih mimpi mereka melanjutkan studi di luar negeri,” tutup Lincolin. (nisa p)

Pengumuman Penerima Dana Hibah Tahap Dua

Berikut kami umumkan nama-nama penerima dana hibah penelitian tentang muhammadiyah yang di adakan oleh Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah gelombang pertama tahap dua.

Download disini 

Info selanjutnya akan d informasikan oleh panitia lewat email masing-masing.

CP : Hamzah Fansuri (0856 1427904)
Budi Asyhari (0815 7864 4351)

Pengumuman Penerima Dana Hibah Tahap Satu

Berikut kami umumkan nama-nama penerima dana hibah penelitian tentang muhammadiyah yang di adakan oleh Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah gelombang pertama tahap satu.

Download di sini

Info selanjutnya akan d informasikan oleh panitia lewat email masing-masing.

CP : Hamzah Fansuri (0856 1427904)
Budi Asyhari (0815 7864 4351)

Universitas Muhammadiyah Makassar Tonggak Sejarah Lahirnya LP3 Muhammadiyah

Kehadiran Lembaga Pengembangan Pondok Pesantren (LP3) Muhammadiyah merupakan amanah hasil Muktamar ke-47 Muhammadiyah, di Unismuh Makassar, pada 3-8 Agustus 2015.

Unismuh Makassar menjadi tonggak sejarah lahirnya Lembaga Pengembangan Pondok Pesantren Muhammadiyah,” kata Ketua LP3M Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr Maskuri.

Hal itu dikemukakan pada pembukaan Rakornas Lembaga Pengembangan Pondok Pesantren Muhammadiyah (LP3M), di Balai Sidang Muktamar 47, Kampus Unismuh Makassar, Jumat malam, 28 Oktober 2016.

Rakornas LP3M yang dibuka secara resmi oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr Haedar Nashir, mengusung tema: Menuju Pondok Pesantren Muhammadiyah yang Berkemajuan sebagai Pusat Kader Ulama.

Maskuri mengatakan, Rakornas LP3M dihadiri sekitar 300 peserta, terdiri atas pengurus LP3M Pimpinan Pusat Muhammadiyah, konsultan ahli, tim pengembang, majelis dan lembaga Muhammadiyah tingkat pusat, serta pengurus LP3M pimpinan wilayah Muhammadiyah se-Indonesia.

Rakornas juga dimaksudkan mendiskusikan hal-hal strategis untuk mengembangkan Pondok Pesantren Muhammadiyah ke depan dan juga melalui Rakornas ini perlu ada pencerahan dalam pengelolaan pesantren, melalui seminar internasional tentang tajdid peradaban dan ilmu pengetahuan, membangun kemandirian dan kerjasama regional pendidikan Islam, papar Maskuri.

Rektor Unismuh Makassar, Dr Abdul Rahman Rahim, juga berharap pondok pesantren Muhammadiyah dapat dikelola secara modern dan profesional.

Kalau dikelola secara profesional dan moder, maka pondok pesantren tentu bukan momok bagi masyarakat. Sebaliknya, masyarakat akan merasa rugi ketika anak-anak mereka tidak masuk ke pesantren Muhammadiyah, kata Rahman.

Pembukaan Rakornas Lembaga Pengembangan Pondok Pesantren Muhammadiyah turut dihadiri Gubernur Sulsel diwakili Asisten III Sidik Salam, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel yang juga Ketua Badan Pembina Harian Unismuh Makassar, Dr HM Syaiful Saleh, mantan Rektor Unismuh Makassar Prof Irwan Akib, Ketua Harian Partai Golkar Pusat yang juga Pelaksana Tugas Ketua Partai Golkar Sulsel Nurdin Halid, serta sejumlah undangan.

Sumber : www.unismuh.ac.id

Muhammadiyah Bendung Arus Kristenisasi Lewat Pendidikan

Muhammadiyah dalam membendung arus kristenisasi bisa dikatakan cukup unik. Jika saat ini umumnya banyak muncul pemikiran bahwa untuk membendung arus kristenasi dilakukan dengan melibatkan amarah, namun berbeda halnya dengan KH. Ahmad Dahlan. Tokoh pendiri Organisasi Muhammadiyah ini, membendung arus kristenisasi melalui gerakan-gerakan pembaruan di bidang pendidikan.

Hal tersebut sebagai tertuang dalam buku “Membendung Arus, Respon Gerakan Muhammadiyah Terhadap Penetrasi Misi Kristen di Indonesia”, karya Dr. Alwi Shihab. Dalam bukunya yang di-relaunching pada Kamis (20/10) di Amphi Teater Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Dr. Alwi menjelaskan upaya KH. Ahmad Dahlan dalam mencerdaskan umat Islam melalui pembaruan pendidikan kurang mendapat perhatian dari para pengamat dan ilmuwan. Padahal, pembaruan di bidang pendidikan yang dilakukan KH. Ahmad Dahlan dengan membuat sekolah yang memiliki kualitas setara dengan sekolah milik negara maju tersebut adalah strategi untuk membendung arus kristenisasi yang berawal di Jawa dan sekitarnya.

“Cara Ahmad Dahlan dalam membendung arus kristenisasi seperti ini belum diketahui banyak orang. Muhammadiyah yang dipimpin oleh Ahmad Dahlan saat itu membendung arus kristenisasi dengan cara bersaing secara sehat tanpa menebar benih permusuhan dengan pihak kristen. Karena saat itu Muhammadiyah memiliki empat misi yang dijalankan, yaitu pembaruan agama, perubahan sosial, kekuatan politik, serta pembendung kristenisasi. Dalam pembaruan agama, Muhammadiyah tertuju kepada tradisionalisme Islam dan Jawaisme. Maka tiga peran yang lain termasuk pembendung kristenisasi ditujukan kepada modernisme kolonial, khususnya di bidang pendidikan,” papar Dr. Alwi.

Dr. Alwi melanjutkan, tulisan yang merupakan hasil penelitiannya di studi lanjut program doktor Universitas Temple, Amerika Serikat tersebut menjelaskan bahwa strategi Muhammadiyah dalam membendung arus kristenisasi yaitu dengan melakukan pembaruan melalui persaingan kelas. Bentuk persaingan kelas yang dilakukan oleh Muhammadiyah adalah dengan membangun pendidikan modern yang tetap bertumpu pada Al-Qur’an dan Aqidah Islam. “Untuk membendung kristenisasi ini, Muhammadiyah tidak melibatkan kekerasan fisik, namun melalui strategi pembangunan pendidikan yang justru belum banyak diketahui orang, seperti pendirian sekolah modern yang sejajar dengan kualitas bangsa Barat, karena saat itu belum ada sekolah modern yang ada hanya sekolah tradisional (pesantren) yang masih dianggap kolot oleh Kolonial dan dianggap belum mengikuti zaman. Amal usaha Muhammadiyah inilah yang menjadi bentuk kemandirian dan kemajuan Islam saat ini,” jelasnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Prof. Jimly Asshiddiqie selaku salah satu pembicara dalam diskusi buku tersebut. Prof. Jimly mengungkapkan perlunya belajar dari perkembangan Muhammadiyah yang menjadi organisasi terbesar di dunia. Dalam pemaparannya, Muhammadiyah dinilai efektif dalam berorganisasi, serta memiliki ideologi yang membuat keluarga besar Muhammadiyah memiliki partisipasi yang kuat.

“Sekarang kita sedang menghadapi neoliberal di segala bidang. Seperti yang paling berdampak adalah kondisi yang berakibat pada perebutan kekuasaan, dan dalam pencapaian segala bidang berdasarkan oleh materi. Buku yang ditulis oleh Dr. Alwi ini memberikan gambaran terkait rasional dalam beragama, dan tidak terlalu retorika sehingga dengan mudahnya mengumbar amarah. Kita perlu belajar dari Muhammadiyah dalam menghadapi kasus-kasus yang sedang berlangsung saat ini. Semoga dapat menyadarkan para aktifis dan intelektual untuk belajar dari Kh. Ahmad Dahlan, yaitu bersaing dengan cara yang sehat,” ujar Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia tersebut.

Sumber : www.umy.ac.id

Hibah Penelitian tentang Muhammadiyah

Program Hibah Penelitian Tentang Muhammadiyah
Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan pengembangan (Diktilitbang)
Pimpinan Pusat Muhammadiyah

ABSTRAKSI

Perkembangan sosial politik, sosial ekonomi, dan sosial budaya dalam kehidupan nasional maupun global yang semakin kompleks dan dinamis meniscayakan Muhammadiyah melakukan konsolidasi dan reaktualisasi peran gerakannya. Demikian halnya dengan perkembangan orientasi hidup masyarakat yang semakin terbuka, bebas, dan menunjukkan banyak kecenderungan perilaku sosial heterogen mendorong Muhammadiyah untuk merumuskan pandangan dan langkah antisipatif, responsif, dan solutif. Lebih jauh dengan semakin dinamisnya perkembangan kehidupan di ranah lokal, nasional, dan global dalam berbagai aspeknya yang bersifat kontemporer dan sangat kompleks menuntut Muhammadiyah untuk menyusun program-program yang mampu mengantisipasi dan memberikan jawaban aktual sejalan dengan misi utama dakwah dan tajdid dalam gerakannya. Memasuki abad kedua, Muhammadiyah senantiasa bergerak dalam lingkungan umat, bangsa, dan dunia kemanusiaan universal yang sarat dinamika, masalah, dan tantangan aktual yang multi-dimensi dengan keniscayaan melakukan ikhtiar mencermati, mengantisipasi, dan memberikan solusi strategis dalam bingkai Islam berkemajuan menuju pencerahan peradaban.

TEMA PENELITIAN/TULISAN

Judul proposal riset harus merujuk salah satu topik-topik riset pada sepuluh bidang prioritas Muhammadiyah Abad Kedua, yaitu:
1. Pendidikan Dasar, Menengah dan Tinggi Muhammadiyah
2. Pelayanan Kesehatan Amal Usaha Muhammadiyah
3. Dakwah Muhammadiyah
4. Fatwa-fatwa tarjih Muhammadiyah
5. Pengembangan IPTEK dan Muhammadiyah
LUARAN PENELITIAN

Luaran dari Hibah Penelitian tentang Muhammadiyah ini mencakup publikasi pada Jurnal Ilmiah khususnya yang diterbitkan oleh perguruan tinggi Muhammadiyah maupun ‘Aisyiyah. Selain jurnal, dapat pula berbentuk prosiding dari hasil konferensi/Seminar/Simposium. Luaran lainnya ialah berbentuk poster ilmiah untuk konferensi tahunan kajian Muhammadiyah.

MEKANISME PENGUSULAN

Bisa dibaca dan didownload di www.diktilitbangmuhammadiyah.org/hibah-penelitian.

KRITERIA PENGUSUL

Dosen di Perguruan Tinggi Muhammadiyah/Aisyiyah.
TOTAL HIBAH: Rp. 1.000.000.000,- (Satu Miliar Rupiah) untuk 100 pemenang.
TIMELINE

15 Oktober 2016 Call for proposals
16 Okt – 31 Nop Penerimaan Proposal
1 Des – 31 Des Seleksi Proposal dan Pengumuman
4 – 8 Januari 2017 Kontrak Penelitian
9 Jan – 31 Mei Pelaksanaan Penelitian
April 2017 Monitoring dan evaluasi
19 Juni 2017 Pengumpulan Hasil Penelitian tahap I

#Usulan dikirim melalui email ke hibahpenelitian@muhammadiyah.id
#Contact person: Hamzah Fansuri (0856 1427904), Budi Asyhari (0815 7864 4351)
Kegiatan ini didukung oleh: Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan PP Muhammadiyah.

Pameran Pendidikan di UMM, Hadirkan 17 Kampus Amerika

BANYAKNYA kerjasama Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dengan berbagai institusi di Amerika menjadi alasan utama Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes AS) menjadikan UMM sebagai tuan rumah event besar, yaitu United States (US) Graduate School Fair 2016. Pameran yang berlangsung pada Rabu (14/9) ini dihadiri 17 universitas ternama dari AS.

“Saat ini kurang lebih ada 9000-an mahasiswa Indonesia yang belajar di AS, kami mengharapkan angka itu semakin naik dan menjadikan AS sebagai negara buat tempat sekolah,” kata Konsul Jendral AS Surabaya, Heather Variava saat membuka pameran.

Sementara itu, staf Education USA Advising Center UMM Zaki Zulkarnain mengatakan, kegiatan resmi tahunan Kedubes AS ini hanya diadakan di dua kota, yaitu Jakarta dan Malang. Di Jakarta, event dilangsungkan di Hotel JW Marriot pada tanggal 15 September.

Zaki mengakui, luasnya kerjasama UMM menjadi keuntungan sendiri bagi kampus ini. Saat ini misalnya, UMM telah memiliki kantor Education USA Advising Center dan American Corner sebagai pusat informasi dan jejaring kemitraan yang menghubungkan akademisi Indonesia dengan institusi-institusi dan kampus-kampus di Amerika. UMM juga selalu dipercaya AS sebagai pengelola Pre-Service Training bagi relawan Peace Corps, Amerika. Bahkan bulan lalu UMM kembali dipercaya mendampingi badan kemiliteran AS, US Army, dalam latihan tempur.

Karena itu, Zaki berharap para pelajar dan akademisi Indonesia, khususnya di Jawa Timur, dapat memanfaatkan momen ini dengan berinteraksi langsung dengan perwakilan universitas dari AS. Tak hanya itu, kegiatan ini juga menghadirkan hal-hal penunjang lainnya, seperti pemberi beasiswa dari Fullbright dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), konsultan visa pelajar dari perwakilan konsulat, serta penyedia program internship atau magang.

Peserta pameran juga mendapatkan tambahan materi yang berguna bagi para pelamar beasiswa AS, di antaranya yaitu tentang materi penulisan resume dan gambaran umum kehidupan perkuliahan di Amerika. “Saat ini, Education USA tengah berupaya melipatgandakan jumlah warga Indonesia yang belajar di AS. Karena itu, pameran ini kehadirannya sangat strategis,” jelas Zaki.

Rektor UMM Fauzan berharap, dengan adanya pameran pendidikan ini mahasiswa UMM dapat terfasilitasi dengan baik untuk menempuh pendidikan ke luar negeri. (jal/han/acs)

 

Sumber : www.umm.ac.id

ums, universitas muhammadiyah surakarta, surakarta

Bekatul, Makanan Anti Diabetes

Diabetes adalah salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang dapat menyebabkan kematian pada manusia. Diabetes menjadi penyakit penyebab kematian nomer enam di dunia dan nomer tiga di Indonesia. Diabetes atau kencing manis adalah kelainan metabolik yang disebabkan oleh banyak faktor seperti kurangnya insulin atau ketidakmampuan tubuh untuk memanfaatkan insulin (Insulin resistance). Hal ini menyebabkan tubuh tidak dapat memanfaatkan glukosa, dan dalam kondisi kronis dapat menyebabkan berbagai macam penyakit komplikasi di antaranya stroke dan jantung.

Dahulu penyakit ini hanya diderita oleh orang berumur 40 – 50 tahun ke atas namun fenomena saat ini, orang dengan usia 20 tahun pun sudah ada yang mulai terkena penyakit ini. Hal ini terjadi karena pola hidup manusia yang berubah terutama pola makannya. Di era modern ini orang lebih memilih makanan yang cepat saji yang tidak sehat seperti burger, pizza, dan minuman bersoda adalah faktor terbesar penyebab penyakit ini.

Arifah Sri Wahyuni, S.Si., Apt., M.Si. merupakan salah satu akademisi dari Fakultas Farmasi yang dimiliki oleh Universitas Muhammadiyah Surakarta. Beliau memimpin sebuah penelitian hibah bersaing yang didanai oleh pemerintah bersama rekan se-timnya, yaitu Rima Munawaroh, S.Si, M.Sc, Apt dan Dr. Muhammad Da’I, S.Si, M.Sc, Apt. Penelitian yang telah dilakukan selama tiga tahun ini (masih dalam proses penelitian), berfokus pada obat untuk menyembuhkan diabetes. Pembuktian produk, yaitu bekatul, dilakukan di tahun pertama penelitian, di tahun kedua penelitian dilakukan untuk menemukan mekanisme produk dan di tahun ketiga penelitian dilakukan untuk menguji keamanan produk (masih dalam proses penelitian). Alasan mengapa beliau memilih penelitian ini karena beliau melihat potensi dari kekayaan sumberdaya alam yang dimiliki oleh Indonesia dan kurangnya sumber daya manusia yang mengolah kekayaan alam itu.

“Bekatul beras hitam dipandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat. Mereka menggunakan bekatul beras hitam hanya untuk pakan ternak dan sisanya langsung dibuang. Padahal di dalam bekatul beras hitam mengandung zat kimia bernama sianidin, yaitu senyawa golongan  antosianin dan yang mempunyai kemampuan untuk mengontrol kadar gula dalam darah. Hal ini sangat baik bagi penderita diabetes,” papar Ibu Arifah.

Di tahun pertama dan ke dua Ibu Arifah melakukan penelitian untuk membuktikan dan menemukan mekanisme kerja sebagai antidibetes yang dimiliki bekatul beras hitam. Penelitian preklinis diujicobakan pada hewan uji yang dibuat model diabetes. Penelitiannya menunjukkan penurunan gula darah yang signifikan, artinya gula darah menjadi mendekati normal.

Di tahun ketiga (masih dalam proses penelitian), beliau mengkombinasikan tanaman meniran yang mempunyai anti– oksidan tinggi pada penelitiannya. Beliau menemukan bahwa bekatul beras hitam  mempunyai keamanan yang cukup tinggi. Untuk peneletian selanjutnya beliau mempunyai sebuah gagasan untuk mengkomersilkan penelitiannya tersebut menjadi sebuah obat atau suplemen diet bukan hanya untuk orang yang mempunyai diabetes tapi juga untuk orang normal juga. “Saya bercita-cita bekatul beras hitam bisa dikemas dengan apik sehingga orang pun tertarik untuk menjadikannya makanan alternatif pengganti makanan pokok, seperti oatmeal tetapi memiliki cita rasa lokal,” (web.ums.ac.id/)