Mahasiswa FKIK UMY Terjun Jadi Relawan Penanganan Covid-19

Sebanyak 24 mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK UMY) mengikuti program relawan yang digagas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Program relawan ini menawarkan beberapa bidang yang dapat dipilih, yaitu Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE), tracking, screening, dan penanganan pasien. Bersama 15 ribu mahasiswa lainnnya, mereka akan mmembantu pemerintah dalam menangani situasi darurat nasional Covid-19.

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) dr Muhammad Kurniawan MSc mengakui pihak fakultas mendorong mahasiswa untuk mengikuti program relawan tersebut. “Mahasiswa melakukukan pendaftaran sendiri melalui borang  dan kita dari fakultas proaktif melakukan pendampingan dan pendataan,” ujar Kurniawan. Dijelaskan bahwa program ini terbagi menjadi dua bagian. Mahasiswa Strata-1 (S-1) bertugas untuk melakukan KIE. Sedangkan mahasiswa yang menempuh pendidikan profesi akan membantu tenaga medis di fasilitas kesehatan.

Sebelum diterjunkan, para mahasiswa harus menjalani pelatihan dan pendampingan yang diberikan oleh Dirjen Dikti, Kementerian Kesehatan, World Helath Organization (WHO), Perhimpuna Dokter Paru Indonesia, dan narasumber lainnya. Tak hanya itu, relawan juga dijamin akan APD yang sesuai standar, pemenuhan nutrisi, insentif dari Kemendikbud, sertifikat pengabdian kepada masyarakat, serta penyetaraan pembelajaran sebagai bagian dari satuan kredit semester (SKS).

Ilmu Komunikasi UMY Rilis Jurnal Mahasiswa Pertama di Indonesia

Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) merilis Jurnal Audiens, di kampus terpadu UMY, Kamis (12/3). Berbeda dengan jurnal-jurnal yang ada sebelumnya, Jurnal Audiens dikhususkan untuk mahasiswa.

Pada umumnya karya skripsi atau bagian dari skripsi yang ditulis ulang dalam format artikel jurnal hanya dipublikasikan di repository yang tidak ada proses review. Di Jurnal Audiens, semua karya artikel yang masuk (submit) harus mengikuti mekanisme review. “Proses review yang dialami oleh mahasiswa saat mengirimkan artikel adalah bagian dari usaha menumbuhkan atmosfer akademik di kampus, sekaligus mendorong semakin banyaknya publikasi,” terang Dr. Fajar Junaedi, editor in chief Jurnal Audiens.

Sebelumnya, Prodi Ilmu Komunikasi UMY secara rutin menerbitkan Jurnal Komunikator yang telah terakreditasi dan berbahasa Inggris. “Jurnal Audiens memang difokuskan untuk mewadahi mahasiswa dalam publikasi ilmiah,” jelas Fajar. “Artikel yang ada di jurnal ini berasal dari mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY dan kampus-kampus lain,” tambah Fajar.

Dalam tata kelola jurnal, Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi Perguruan Tinggi Muhammadiyah – ‘Aisyiyah (APIK PTMA) menjadi mitra dalam publikasi ini. Reviewer jurnal berasal dari berbagai program studi yang tergabung dalam APIK PTMA. Melalui publikasi ini, diharapkan agar semakin banyak karya mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY yang terpublikasikan di jurnal.

Dosen IP UMY Raih Penghargaan dari Indonesia Human Initiative

Dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Rachmawati Husein, MPC, PhD, mendapatkan penghargaan ‘Human Initiative Lifetime Achievement Award 2019’ di Balai Kartini, Selasa (10/12). Penghargaan ini diberikan oleh Indonesia Human Initiative kepada tokoh-tokoh yang menginspirasi dan konsen dalam dunia kemanusiaan.

Rachamawati mengungkapkan penghargaan ini diberikan kepadanya karena telah melakukan pengabdian selama 15 tahun di bidang kemanusian dan konsisten mengupayakan kolaborasi di bidang kemanusiaan. “Seperti Humanitarian Forum Indonesia, Aliansi Kemanusiaan Indonesia. Lalu ada di tingkat Regional yaitu Regional Steering Group (Kelompok pengarah) KTT Kemanusiaan untuk wilayah Asia Utara (Jepang, Korea China, Mongolia, Nepal dan Asia Tenggara), serta kerja sama dengan HI/PKPU untuk penguatan kapasitas tanggap darurat,” ujar Rachmawati

Penghargaan ini diharapkan dapat membuat orang akan terus bergerak di isu kemanusiaan dan kebencanaan. Rachamawati pun mengajak anak muda untuk tidak acuh dengan isu-isu kemanusiaan di sekitar mereka. “Kalau di Indonesia anak muda perlu terlibat dengan mulai dari meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan keterampilan khususnya kesiapan bencana yang terjadi karena Indonesia rawan bencana. Kemudian, pemuda perlu meningkatkan empati dan kepedulian yang tinggi tidak hanya untuk krisis kemanusiaan di Indonesia tetapi juga di Luar Negeri,” tegasnya.

Sebagai informasi tambahan Rachamawi dinobatkan menjadi salah satu tokoh inspiratif Reksa Utama Anindha dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan juga dipercaya oleh PBB untuk menjadi salah satu anggota Advisor Group pada Central Emergency Response Fund (CERF).

Pengukuhan Guru Besar Dr Haedar Nashir, M.Si

Pengukuhan Guru Besar Dr. H Haedar Nashir, M.Si resmi dilaksanakan di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Kamis (12/12). Dimulai pukul 08.00, acara dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Sang Surya yang dibawakan oleh PSM Sunshine Voice UMY.

Penyerahan Surat Keputusan Pengangkatan Guru Besar Dr H Haedar Nashir, M.Si diserahkan langsung oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V Yogyakarta melalui Rektor UMY Dr Ir Gunawan Budianto.

Turut hadir Drs H Muhammad Jusuf Kalla, Prof. Dr. Muhajir Effendy selaku Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Susi Pudjiastuti selaku Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2014-2019, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah V, Pimpinan TNI Polri, Wakil Ketua MPR-RI, Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, Wakil Gubernur DIY, dan seluruh undangan.

Dalam sambutannya, Drs H Muhammad Jusuf Kalla mengucapkan selamat atas gelar yang diraih oleh Prof Haedar Nashir. Ia juga menanggapi isi pidato dari Prof Haedar Nashir mengenai isu radikalisasi dengan tema Moderasi Indonesia dan Keindonesiaan: Perspektif Sosiologi. “Pembahasan mengenai Radikalisasi memang penting untuk dibahas, karena kita ada di sini disebabkan oleh reformasi, dan reformasi adalah hasil radikalisasi,” pungkasnya. Di akhir, JK berpesan agar moderasi dapat menjadi jalan tengah menghadapi permasalahan di era saat ini.

Prof. Dr. Didi Achjari selaku kepala LLDIKTI Wilayah V juga menanggapi, pidato yang disampaikan oleh Prof Haedar tentu memberikan kita pengetahuan dan wawasan di bidang sosiologi. “Profesi Prof Haedar Nashir sebagai dosen, ilmuwan, dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah memberikan ruang dan cara pandang untuk memotret dari dekat dinamika kehidupan bangsa Indonesia melalui karyanya.”

Di lokasi yang sama, Prof Dr Heru Kurnianto selaku Ketua Senat UMY menyampaikan pesan dari KH Ahmad Dahlan mengenai guru besar. “Spirit yang dibawa oleh KH Ahmad Dahlan adalah menjadi guru besar yang cinta tanpa syarat dengan ikhlas membangun martabat bangsa dan dapat bermanfaat bagi dunia keilmuan di masa yang akan datang.”

Di akhir, ia berpesan untuk tetap menjadi cahaya bagi kehidupan. “Biarkan langit menjadi saksi menghantarkan intelektual Muhammadiyah membangun diri dan lingkungannya untuk kemaslahatan umat,” tutupnya.

UMY Raih Penghargaan pada Bawaslu Award

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta berhasil memperoleh penghargaan dari Bawaslu RI dalam kategori Mitra Kontribusi Strategis Bawaslu pada ajang Bawaslu Award di Jakarta, Jumat (25/10). Penghargaan ini diperoleh oleh UMY atas prestasinya dalam berkontribusi pada pengawasan pemilu 2019 lalu.

Selain itu, UMY juga memperoleh dua penghargaan lain yang diraih Bambang Eka Cahya Widodo selaku Dosen Ilmu Pemerintahan dengan kategori membangun organisasi Bawaslu RI dan sebagai inisiator Gerakan Anti Politik Uang melalui Program Desa Anti Politik Uang (APU).

Dilansir dari website UMY, Bambang memaparkan penghargaan ini sebagai bentuk edukasi pada masyarakat desa mengenai politik uang oleh calon legislatif atau presiden. “Kalau dari masyarakatnya sendiri sudah sadar akan hal itu, maka dapat dipastikan masyarakat sendiri yang akan menolak adanya praktik politik uang.”

Bambang melanjutkan perjuangan ini merupakan Amar Makruf Nahi munkar yang berintegritas. “Muhammadiyah adalah integritas UMY dan ini merupakan perjuangan dakwah kita dalam bidang politik,” tutupnya.

UMY Menambah Daftar Prodi Berakreditasi A

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mendapatkan 2 akreditasi A dari BAN-PT (Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi) dan 3 akreditasi A dari LAM-PTKEs (Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia). Lima prodi tersebut ialah, Program Studi (Prodi) Magister Ilmu Hubungan Internasional, Prodi Ilmu Hubungan Internasional, Prodi Pendidikan dan Profesi Dokter Gigi, Prodi Pendidikan dan Profesi Dokter, dan Prodi Pendidikan dan Profesi Keperawatan.

Dr.Suranto,M.Pol., Kepala Badan Penjaminan Mutu (BPM) UMY mengakui beberapa prodi mengalami kenaikan skor dan peningkatan dari akreditasi B menjadi akreditasi A. “Seperti pada Magister Ilmu Hubungan Internasional yang mendapat skor 366, Pendidikan Dokter dengan skor 364, dan Pendidikan Pendidikan Dokter Gigi yang meraih skor 367,” paparnya.

Suranto menambahkan untuk Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) hingga tahun 2022, UMY telah menargetkan 24 dari 41 prodi terakreditasi A. Mendapatkan amanah tersebut, BPM melakukan penyusunan strategi rancangan melalui pemetaan prodi, penyusunan daftar akreditasi prodi yang akan berakhir atau bertahan, dan pendampingan. Kampus pun  turut serta mendorong beberapa program demi terpenuhinya indikator dari BAN-PT.

Bioskop Keliling UMY Hadirkan Hiburan Edukasi di Masyarakat

Dalam rangka memeriahkan HUT RI dan penutupan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), bioskop keliling UMY hadir melakukan pemutaran film di tiga kabupaten, yaitu Dermojurang, Desa Seloharjo, Bantul (27/8), Gegerbajing, Kulonprogo (28/8) dan Desa Karangsuri, Wonosobo (29/8). Kru bioskop keliling ini berasal dari mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Laboratorium Ilmu Komunikasi UMY. Film-film yang diputar merupakan film dari Pusbang Film Kemendikbud dan film karya mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY.

Dr. Fajar Junaedi selaku dosen Ilmu Komunikasi UMY, mengatakan bioskop kampus UMY memang secara rutin menggelar pemutaran film untuk edukasi dan hiburan masyarakat. “Fungsi bioskop keliling juga sebagai media kampus dalam catur darma perguruan tinggi Perguruan Tinggi Muhammadiyah serta untuk praktikum mahasiswa dalam pengembangan kompetensi,” ujarnya menambahkan.

Sementara itu Koordinator Laboratorium Ilmu Komunikasi UMY, Budi Dwi Arifianto, M.Si, menjelaskan bahwa selama satu semester terakhir, bioskop keliling UMY telah mengadakan pemutaran di lebih dari 30 lokasi. Menurutnya bioskop keliling ini bisa menjadi wadah bagi mahasiswa untuk melakukan praktikum dan pengabdian kepada masyarakat.

Peserta Summer Course on Law and Sharia Belajar tentang Muhammadiyah

Sebanyak 48 mahasiswa peserta Summer Course on Law and Sharia dari International Program for Law and Sharia (IPOLS) Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta mengunjungi kantor PP Muhammadiyah Cik Ditiro pada hari Sabtu (10/8). Tujuan dari kunjungan ini ialah untuk mempelajari kontribusi Muhammadiyah dalam dakwah Islam dan melayani ummat serta bangsa.

Acara dimulai dengan sambutan dari H Nasrullah, SH, SAg, MCL, selaku sekretaris prodi Ilmu Hukum IPOLS kemudian dilanjutkan dengan pemaparan mengenai Muhammadiyah oleh Mohammad Adam Jerusalem, ST, SH, MT, PhD selaku wakil bendahara Majelis Diktilitbang.

Dalam sambutannya, H Nasrullah, mengatakan bahwa malam ini akan menjadi malam terakhir bagi peserta Summer Course on Law and Sharia. ”Rasanya tidak lengkap jika para peserta ini tidak datang ke sini untuk mempelajari langsung tentang Muhammadiyah. Meskipun mereka sudah mendapat sedikit pengetahuan mengenai hal tersebut, namun kami ingin mereka mengetahui lebih dalam bagaimana kontribusi Muhammadiyah, apa filosofi di balik Muhamamdiyah, apa saja aktivitas-aktivitasnya, dan lain sebagainya,” ujar Nasrullah.

Keantusiasan terlihat dari para mahasiswa yang berasal dari Malaysia, Taiwan, dan Turki ini. Syaheera, salah satu mahasiswa International Islamic University Malaysia (IIUM) mengungkapkan kunjungan ini membuatnya jadi lebih mengerti tentang Muhammadiyah. “ Ini sangat mengagumkan mengetahui organisasi ini bisa berjalan lebih dari 100 tahun. Saya rasa komunitas-komunitas muslim lainnya seharusnya bisa mempelajari dan mengambil kemanfaatan dari organisasi ini,” pungkasnya.

UM Yogyakarta Gelar Pengambilan Sumpah Dokter Terbanyak Sejak Fakultas Didirikan

Program Studi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan  (FKIK) Universitas Muhammadiyah (UM) Yogyakarta menggelar acara pelantikan dan pengambilan sumpah dokter di Sportorium UM Yogyakarta, (16/10/18). Tak tanggung-tanggung, ada 162 orang yang diambil sumpahnya dan merupakan yang terbanyak sepanjang fakultas tersebut berdiri..

“Pelakaanaan ini sekaligus mendorong akreditasi program studi Pendidikan Dokter dari B menjadi A. Untuk yang profesi kebetulan sudah A,” ujar Dr. Sukamta S.T., M.T. selaku wakil rektor akademik.

Pelantikan tersebut juga dihadiri oleh wakil dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr. Joko Murdiyanto, SpAn, dan Dekan FKIK, Dr. Wiwik Kusumawati. Dari 162 orang yang diambil sumpah dokternya terdapat 4 orang di antaranya yang mendapat beasiswa penuh dari Muhammadiyah dan akan mengabdi di rumah sakit Pembina Kesejahteraan Umat (PKU) Muhammadiyah. (WR)

Perguruan Tinggi Muhammadiyah Ajak Kerjasama Instansi Taiwan Tingkatkan Mutu Pendidikan Kesehatan

Kesehatan merupakan salah satu fokus dari sekian banyak isu yang diperhatikan oleh Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Untuk mendukung terwujudnya hal tersebut, UMY beserta 17 instansi baik dari dalam dan luar negeri membentuk sebuah aliansi untuk bekerja sama melakukan peningkatan pada mutu pendidikan kesehatan.

Universitas, perguruan serta sekolah tinggi di Indonesia dan Taiwan tersebut tergabung dalam Taiwan-Indonesia Healthcare Education (TIHE). Pembentukan aliansi itu pun ditandai dengan penandatanganan MoU (Memorandum of understanding) yang ditandatangani oleh instansi terkait di Ruang Konferensi Pascasarjana, Gedung Kasman Singodimedjo Lantai 4 pada hari Senin (11/9) di kampus terpadu UMY.

Hilman Latief, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan menyampaikan bahwa aliansi ini akan menjadi batu loncatan untuk meningkatkan mutu pendidikan kesehatan di masing-masing instansi.

“Sebagai sebuah organisasi masyarakat, kesehatan merupakan sebuah isu yang penting bagi Muhammadiyah. Dengan anggota sebanyak lebih dari 40 juta, Muhammadiyah memiliki banyak sekali universitas, perguruan dan sekolah tinggi serta rumah sakit Pembina Kesejahteraan Umat (PKU) yang bertujuan untuk mendidik dan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,” ucap Hilman.

Karena itu, kebutuhan untuk mengembangkan ilmu kesehatan menjadi penting demi meningkatkan mutu kehidupan. Itulah yang menjadi tujuan dari pembentukan aliansi ini.

Selain itu, Nan-Chen Hsieh dari National Taipei University of Nursing and Health Science (NTUNHS) menyatakan bahwa aliansi tersebut akan menjadi sebuah terobosan penting bagi pengembangan ilmu kesehatan.

“Saya yakin aliansi ini akan menjadi sebuah kemajuan penting untuk era kita, baik untuk meningkatkan masing-masing instansi maupun dalam menghasilkan generasi yang mampu memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas untuk masyarakat,” ujar Nan-Chen yang juga merupakan Presiden NTUNHS.

Dalam presentasi yang dilakukan oleh NTUNHS, aliansi TIHE tersebut akan menjadi sebuah platform untuk para anggotanya dalam mengembangkan berbagai kerjasama antar instansi. Kemudian kerjasama yang ditawarkan pun kedepannya tidak hanya terbatas dalam isu-isu kesehatan namun juga dalam bidang lainnya seperti agrikultur dan lainnya.

Secara total ada 18 instansi yang tergabung dalam aliansi ini, yaitu National Taipei University of Nursing and Health Sciences; Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Lhokseumawe, Aceh; Hsin Sheng Junior College of Medical Care and Management; Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak, Kalimantan Barat; Cardinal Tien Junior College of Healthcare and Management; Universitas ‘Aisyiah Yogyakarta, D.I. Yogyakarta; Vanung University; Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jawa Tengah; Fooyin University; STIKES Sari Mulia Banjarmasin, Kalimantan Selatan; Hungkuang University; Universitas Muhammadiyah Yogyakarta; Central Taiwan University of Science and Technology; Universitas Ahmad Dahlan, D.I. Yogyakarta; Yuanpei University of Medical Technology; Universitas Muhammadiyah Bengkulu; Universitas Sebelas Maret; dan Taiwan Center-Indonesia. (BHP UMY)