UMM Launching Pusat Riset Pengembangan Apel Pertama di Indonesia

Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) membuat terobosan baru dengan mendirikan Pusat Riset Pengembangan Apel pertama di Indonesia yang diketuai oleh Dr Harun Rasyid MP, Selasa (19/5). Launching yang dirangkai dengan Focus Group Discussion (FGD) di Hotel UMM Inn dihadiri berbagai narasumber, yakni Sekretaris Bidang Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian Dr Ir Agung Hendriadi, MEng, Kepala Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Sub Tropik Dr Ir Joko Susilo Utomo, MP, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Dr Ir Tri Sudaryono, MS, Ketua Gapoktan Mitra Arjuna Hj. Ir. Luki Budiardi, dan Direktur Agrokusuma Batu Ir. Edy Antoro.

Peserta FGD yakni dari unsur pemerintah diwakili oleh Dinas Pertanian Batu, Kab. Malang, Kab. Pasuruan, kemudian dari unsur Kelompok Tani diwakili oleh Gapoktan kota Batu, Kab. Malang dan Kab. Pasuruan, juga dari unsur pedagang diwakili oleh asosiasi pedagang apel dan dari unsur akademis diwakili oleh kaprodi pertanian dari UMM, Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri), Universitas Islam Malang (Unisma), Univesitas Widyagama dan Universitas Brawijaya (UB).

“Pendirian Pusat Riset Pengembangan Apel ini dilatarbelakangi oleh berbagai permasalahan pengembangan komoditas apel yang meliputi permasalahan pada kualitas lahan, produktivitas pohon, biaya produksi yang tinggi, modal yang terbatas, industri yang belum berkembang dan lain-lain,” kata Harun Rasyid.

Tujuan dari program ini, tambahnya, yakni menggiatkan agribisnis apel, sehingga terjadi peningkatan produksi dan kualitas buah dari kebun-kebun apel di sentra produksi serta mendorong pembangunan kebun kebun apel di kawasan baru. “Dengan program ini diharapkan mampu memperoleh kualitas buah unggul sesuai standar codex internasional dengan produktivitas yang tinggi, Petani memperoleh difusi teknologi dalam perbaikan lahan dan produksi bahan organik,” ujarnya. Selain itu petani juga mendapatkan teknologi pra-panen, panen dan pascapanen yang dapat meningkatkan kualitas buah.

Menurut Rasyid, rancangan strategis pengembangan program ini bersifat komprehensif yang meliputi berbagai bidang dari hulu hingga hilir, meliputi; bidang Agroteknologi tujuannya menghasilkan teknologi yang efisien dan efektif dalam pemeliharaan apel menuju apel organik, bidang pengelolaan hama dan penyakit yakni pengembangan strategi manajemen penanganan hama dan penyakit pada apel tropis.

“Bidang Pascapanen yang bertujuan mendapatkan teknologi pasca panen apel yang dapat meningkatkan mutu dan daya simpan buah segar serta buah olahan menjadi produk industri bernilai tinggi, bidang usaha agribisnis dan Manajemen pemasaran dengan tujuan mendapatkan solusi usaha tani apel yang menguntungkan dan berkelanjutan, bidang Pengembangan Agrowisata yakni meningkatkan potensi kunjungan wisatawan kekebun apel yang berkesinambungan, serta bidang Pengembangan promosi bertujuan meningkatkan selera konsumen terhadap buah apel tropis dari Malang dan kunjungan wisata apel,” tuturnya. (zul/han)

Sumber : UMM

Delapan Mahasiswa Asing Lomba Pidato Bahasa Indonesia

 Mahasiswa asing dari berbagai negara yang menempuh pendidikan tinggi di sejumlah perguruan tinggi (PT) di Malang, Jawa Timur, mengikuti lomba berpidato dalam Bahasa Indonesia yang digelar di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Selasa (12/5).

Lomba pidato yang diikuti delapan mahasiswa asing asal Korea Selatan, Laos, Madagaskar, Cina , Aljazair, dan Thailand itu digelar unit Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Lomba tersebut khusus bagi mahasiswa program Darmawiswa RI Regional Malang tahun akademik 2014/2015.

Asisten Rektor Bidang Kerja Sama Luar Negeri UMM, Soeparto, berharap kegiatan tersebut dapat membawa Indonesia menjadi lebih dikenal di kancah internasional karena bahasa dan keanekaragaman budayanya.

“Budaya dan bahasa kita ini bermacam-macam, setiap daerah memiliki bahasa dan dialek sendiri. Oleh karena itu kita harus bangga dan tetap menjaga keanekaragaman budaya ini, bahkan sebisa mungkin kita kenalkan kepada dunia internasional,” ujarnya.

Sementara itu peserta lomba yang dikhususkan bagi mahasiswa asing itu berasal dari sejumlah kampus di Malang, di antaranya dari Universitas Negeri Malang (UM) dan IKIP Budi Utomo.

Dalam acara final tersebut, mahasiswa asing yang telah berhasil melewati babak penyisihan diharuskan berpidato di hadapan ratusan penonton dengan membawakan subtema “Keberagaman Bahasa dan Budaya Indonesia”.

Meski belum lama tinggal di Indonesia, para peserta sudah sangat mengenal budaya bangsa ini. “Orang Indonesia sangat ramah, mereka memperlakukan orang asing dengan sangat baik, sehingga memudahkan saya berkomunikasi dengan mereka,” kata Seong Min Nam, mahasiswa UM asal Korea Selatan.

Sementara mahasiswa asing dari UMM yang juga berasal dari Korea Selatan, Lee Ji Ho mengungkapkan dengan gamblang bahwa dirinya sangat iri terhadap Indonesia karena kekayaan sumber daya alam (SDA) maupun keberagaman budaya dan bahasa-nya. “Akan tetapi, apakah Indonesia mampu memanfaatkan SDA yang berlimpah itu dengan baik,” katanya.

Selain mengenal budaya dan mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, para mahasiswa asing tersebut juga telah mengenal lagu-lagu, tarian, dan kerajinan khas Indonesia.

Sementara itu berdasarkan keputusan dari tiga juri, yaitu Khoiru Ummatin dan Dalwiningsih dari Balai Bahasa Jawa Timur serta Joko Asihono dari UMM, memutuskan tiga orang pemenang.

Juara diraih oleh mahasiswa UMM asal Tiongkok Lhu Chun Hua, pemenang kedua mahasiswa UM asal Korea Selatan Seong Min Nam dan ketiga oleh mahasiswa IKIP Budi Utomo asal Thailand Potjanan Kinkittikowit.

“Saya sangat berterima kasih kepada orang Indonesia karena telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mempelajari bahasa dan budaya Indonesia,” kata Lhu Chun Hua.

Sumber : UMM

Pascasarjana UAD Bentuk Himpunan Mahasiswa

Pendidikan yang berkualitas harus ditunjukkan dengan keterlibatan semua pihak. Bagi civitas akademika, menjadi insan yang berkualitas tentu menjadi tujuan utama. Pendidikan tinggi diharapkan mampu menjadi uswah hasanah bagi jenjang pendidikan di bawahnya. Seperti halnya program pascasarjana, yang harus menjadi teladan bagi pendidikan sarjana, begitu seterusnya.

Oleh karena itu, mahasiswa pascasarjana sudah selayaknya mampu memberi effect ihsan yang dapat berpengaruh, baik secara langsung ataupun tidak langsung kepada institusi, masyarakat, serta bangsa secara lebih luas.

Untuk mewujudkannya, diperlukan gagasan-gagasan besar mahasiswa pascasarjana dalam mengimplementasikan ilmunya. Hal ini agar Universitas Ahmad Dahlan (UAD) turut menjadi institusi terdepan yang dapat menjawab persoalan-persoalan kemasyarakatan dan kebangsaan.

Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, diadakanlah Silaturahmi dan Sarasehan Pembentukan Himpunan Mahasiswa Pascasarjana UAD (HIMA PPs) pada Selasa, (5/5/2015) di kampus I. Acara ini diselenggarakan untuk mempererat silaturahmi, memetakan potensi mahasiswa, mendorong mahasiswa program pascasarjana UAD untuk ikut dalam percepatan peningkatan mutu, dan untuk membentuk wadah organisasi bersama mahasiswa pascasarjana UAD.

Prof. Dr. Achmad Mursyidi, M.Sc., Apt. selaku Direktur Pascasarjana UAD dalam sambutannya menyampaikan rasa bangganya bahwa mahasiswa pascasarjana memiliki semangat berorganisasi yang tak kalah dengan mahasiswa S-1.

“Manusia dilahirkan ke bumi sebagai khalifah untuk mengemban tiga hal, yaitu menghamba kepada Allah, berbuat untuk kemakmuran, dan menegakkan keadilan. Insya Allah, jika tiga hal tersebut dapat dijalankan maka misi manusia sebagai rahmatan lil ‘alamiin dapat tercapai,” ucapnya.

Pembentukan HIMA PPs dipimpin oleh Wakil Direktur Dr. Ir. Dwi Sulisworo, M.T. Dalam pengantarnya, ia menyampaikan bahwa banyak program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dari Dikti yang belum terserap, yakni masih sekitar 40%. Hal tersebut menjadi peluang bagi mahasiswa pascasarjana UAD untuk berkolaborasi. Ia juga berharap agar para mahasiswa dapat meningkatkan networking dengan pascasarjana lain, baik di dalam maupun di luar negeri.

Tahap pertama pembentukan HIMA PPs UAD adalah pemilihan formatur. Mereka adalah Imam Ahmad Amin Abdul Rozaq (Psikologi Sains), Harun Al-Rasyid (MP), Ardiansyah (Farmasi), Muhammad Irma Sukarelawan (PFis), Fathkurohman (PFis), dan Pramugara Robbyyana (PBI).

Tahap Kedua, tim formatur memilih ketua, wakil ketua, dan sekretaris jenderal. Akhirnya, terpilihlah Imam Ahmad Amin Abdul Rozaq sebagai ketua, Harun Al-Rasyid sebagai wakil ketua, dan Pramugara Robbyyana sebagai sekretaris jenderal. Kelengkapan kepengurusan ini akan dilanjutkan pada Kamis (7/05/2015).

Hadir dalam acara tersebut adalah direktur, wakil direktur, para kaprodi di lingkungan pascasarjana UAD, para mahasiswa perwakilan pascasarjana, serta para staf di kantor pascasarjana dan program studi.

Pemahaman Masyarakat Akan Pengelolaan Hutang Negara dan SBSN Masih Minim

Pemahaman masyarakat mengenai pengelolaan hutang negara dinilai masih minim. Selain itu, masyarakat juga masih banyak yang belum memahami kerja pemerintah dalam menanggulangi Pengelolaan Utang Negara dan Surat Berharga Negara (SBN). Untuk itulah, Kementerian Keuangan Republik Indonesia selayaknya perlu mengadakan sosialisasi serta menyebarluaskan informasi mengenai SBN kepada kalangan akademisi dan masyarakat luas.

Berdasar atas latar belakang itulah, Kementrian Keuangan Republik Indonesia diwakili Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Direktorat Surat Utang Negara bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengadakan talkshow dan sosialisasi mengenai Surat Berharga Negara dan Pengelolaan Utang Negara, pada Selasa (12/5) bertempat di Gedung AR Fachruddin B lantai 5 dengan tema Surat Berharga Negara (SBN) Goes to Campus.

Dwi Irianti Hadiningdyah, S.H, M.A. selaku Kepala Subdirektorat Pengembangan Pasar Surat Berharga Syariah Negara dalam sambutannya menjelaskan, memang masih banyak masyarakat yang belum paham atas kerja pemerintah dalam menanggulangi Pengelolaan Utang Negara dan Surat Berharga Negara (SBN), khususnya Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebagai instrumen keuangan dan investasi yang memiliki peran strategis bagi pembangunan nasional. Sementara itu, menurut Dwi, lingkungan kampus, terutama mahasiswa dan dosen, adalah kelompok masyarakat yang kritis terhadap berbagai kebijakan Pemerintah, sehingga acara sosialisasi semacam ini juga dapat menjaring masukan dan opini dari mahasiwa dan dosen, selain itu membuka basis investor SBN yang potensial bagi mahasiswa dan dosen dimasa depan. “UMY yang merupakan institusi pendidikan tinggi yang berkembang pesat dan concern terhadap pengembangan pasar keuangan di Indonesia terutama syariah menjadi salah satu alasan kami mengadakan sosialisasi di kampus ini,” jelasnya.

Ditambahkan Dwi, tujuan utama dari adanya Talkshow dan sosialisasi ini adalah menyebarluaskan informasi mengenai SBN kepada kalangan akademisi, menjaring masukan dan opini akademisi bagi kebijakan pengelolaan Surat Berharga Negara dimasa yang akan datang, karena untuk saat ini masih banyak masyarakat yang belum mengetahui dan paham akan SBN. “Berbagai tujuan penting kami harapkan dengan adanya sosialisasi ini, dan kami sangat mendorong pengembangan pasar keuangan di Indonesia terutama syariah melalui penyebarluasan informasi di kalangan akademisi,” tambahnya.

Di dalam mencapai pembangunan ekonomi yang ditargetkan oleh pemerintah, Negara mencari sumber-sumber dana yang dapat dikembangkan untuk pembangunan Negara, dan salah satunya yaitu dengan berhutang. Dr. Imamudin Yuliadi, S.E., M.Si sebagai Kaprodi Ilmu Ekonomi UMY dan Ketua Komisariat Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) salah satu pemateri dalam workshop tersebut menyampaikan bahwa akibat dari kurs rupiah melemah menyebabkan hutang negara meningkat. “Hutang jika dikelola dengan baik akan menjadi lompatan-lompatan pembangunan ekonomi negara. Dan saya jamin, tidak ada negara di dunia ini yang tidak punya hutang dalam melakukan pembangunan di negaranya,” jelasnya.

Di sisi lain, lanjut Imamudin lagi, keuangan Islam merupakan harapan masa depan Indonesia. Berbagai jenis lembaga keuangan Islam yang ada di Indonesia, seperti pasar modal syariah, Bank Islam, pegadaian syariah, asuransi Islam, dan bisnis syariah seharusnya dapat membantu ekonomi keuangan Indonesia. “Keuangan Islam dapat membantu perkembangan ekonomi Indonesia, namun sangat disayangkan masih minimnya masyarakat yang mengetahui apa itu keuangan syariah,” tambahnya.

Sementara itu, Dian Handayani, S.E., Ak., MBA. selaku Kepala Seksi Pelayanan Publik dan Hubungan Investor Direktorat Pembiayaan Syariah dalam materinya menyampaikan, Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara adalah surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing. Berlandaskan UU Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara memberi landasan penerbitan SBSN sebagai kewenangan pemerintah untuk menerbitkan SBSN, dan penggunaan barang milik negara dan objek pembiayaan sebagai underlying asset. Underlying asset sendiri adalah asset yang menjadi objek atau dasar transaksi dalam penerbitan sukuk.

•Sukuk berasal dari kata dalam bahasa Arab, yang berarti dokumen atau sertifikat. Istilah Sukuk merupakan bentuk jamak (plural) dari kata Sakk. (adm)

Sumber : UMY

Rektor UMSurabaya berikan Souvenir Cantik untuk KPK

Bersiap melawan korupsi rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya) Dr.dr. Sukadiono, M.M. berikan parcel lem tikus dan obat kuat kepada Johan Budi selaku pelaksana tugas (plt) komisioner komisi pemberantas korupsi (kpk) dihadapan ratusan civitas academica UMSurabaya.

Melalui agenda kuliah umum BEM Fakultas Hukum UMSurabaya yang bertajuk Sketsa Buram Masa Depan Pemberantas Korupsi di Indonesia pada senin (30/03/2015) bertempat di Auditorium Gedung G Inspire Rektor UMSurabaya memberikan kado spesial kepada KPK berupa parcel yang berisi Racun Tikus, Lem Tikus dan Obat Kuat.

“Penyerahan parcel tersebut merupakan simbol bahwa saya selaku rektor mendukung penuh penguatan KPK dan mendukung KPK untuk menyelesaikan kasus-kasus besar yang sampai hari ini masih mengantung” ujar Dr.dr Sukadino,MM.

Racun tikus adalah simbol bahwa KPK harus membasmi para koruptor dengan racun-racun keberanian. Lem tikus merupakan simbol bahwa KPK perlu menjerat para koruptor yang hari ini sudah ditetapkan menjadi tersangka agar tidak lepas. Sedangkan obat kuat adalah simbol bahwa KPK harus tetap kuat ditengah tekanan kekuasaan dan kriminalisasi komisioner. Rakyat adalah obat kuat dari KPK.

Pemberian kado spesial tersebut disambut hangat oleh Johan Budi selaku Plt. Ketua KPK.  “ini merupakan catatan penting bagi kami dan kami sangat mengapresiasi dukungan seluruh civitas academika UMSurabaya. Tentunya kami akan bekerja keras dalam pemberantasan korupsi di negeri ini”, jelas Johan Budi setelah kuliah umum.

Sumber : UM-Surabaya

Syiarkan Muktamar, Muhammadiyah Gelar Rangkaian Seminar di Unmuha

PP Muhammadiyah kerjasama Universitas Muhammadiyah Aceh menyelenggarakan Seminar pra Muktamar Muhammadiyah “Peran Muhammadiyah dalam Rekonstruksi Keislaman dan Keindonesiaan” di Gedung Bantuan New Zealand Universitas Muhammadiyah Aceh (UNMUHA), Banda Aceh, (Kamis, 30/4).

Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah ke-47 tersebut dibagi dalam tiga sesi. Sesi pertama tentang “Pandangan Muhammadiyah tentang Kemajemukan Bangsa Indonesia” dengan pembicara Ketua PP Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc., M.Ag. dan Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah Aceh, Dr. H. Aslam Nur, LML., M.A.

Sedangkan sesi kedua “Reaktualisasi Islam sebagai Jalan Menuju Integrasi Keislaman dan Keindonesiaan” diisi  Ketua PP Muhammadiyah Dr. Haedar Nashir, MA dan Dosen UIN Jakarta Prof. Dr. Bahtiar Effendy.

Sementara itu di sesi ketia “Tantangan dan Peluang Dakwah Muhammadiyah dalam Penerapan Syariat Islam Menuju Indonesia Berkemajuan” diisi Ketua PW Muhammadiyah Aceh Prof. Dr. H. Al Yasa’ Abubakar, M.A. dan Chaider S. Bamualim, M.A.

Ketua PP Muhammadiyah, Dr. Haedar Nashir, MA saat membuka acara tersebut menjelaskan, seminar ini untuk mencari masukan program Muhammadiyah pasca Muktamar ke-47 dan bagian dari syiar Muhammadiyah menjelang Muktamar pada tanggal 3-8 Agustus 2015 di Makassar.

“Seminar Pra Muktamar putaran ke-6 yang berlangsung di Banda Aceh ini memiliki tujuan untuk menguatkan relevansi ideologi Muhammadiyah di tengah realitas perkembangan masyarakat dan tuntutan perwujudan Islam dalam realitas kehidupan; mempertajam basis ideologi Muhammadiyah sebagai gerakan pembaharuan Islam; dan menemukan formula konteks organisasi Muhammadiyah memasuki abad kedua,” tandasnya. [humas unmuha | mimi]

Sumber : Universitas Muhammadiyah Aceh

Rektor UMRI bertemu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan R.I

Disela Kunjungan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ibu Siti Nurbaya ke Pekanbaru (6/5/2015), Rektor Universitas Muhammadiyah Riau, Dr. Mubarak berkesempatan menemui Ibu Menteri. Pertemuan Rektor dengan Ibu Menteri di Ruang VIP Bandara SSK Pekanbaru dimaksudkan untuk menyampaikan keinginan UMRI meminta Ibu Menteri sebagai Keynotespeaker utama dalam rencana Seminar Nasional.

Tema Seminar Nasional yang akan ditaja UMRI adalah “Pendidikan Vokasi Sebagai Langkah Cerdas Untuk Mengatasi Kerusakan Lingkungan Hidup & Perubahan Iklim”. Tujuan akhir dari seminar ini adalah merancang pembukaan program studi vokasi dibidang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim di Universitas Muhammadiyah Riau.

Usulan Rektor UMRI kepada Ibu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan disampaikan sebagai bentuk kepedulian UMRI terhadap perlindungan lingkungan hidup di Indonesia. Dari hasil pertemuan singkat itu, Ibu menteri secara lisan telah menyetujui rencana kegiatan tersebut dan selanjutnya meminta UMRI untuk mengatur teknis pelaksanaan dalam bentuk waktu dan tempat pelaksanaan yang disesuaikan dengan jadwal kegiatan Ibu menteri. Tentunya keberhasilan pelaksanaan kegiatan seminar nasional tersebut dan kedatangan ibu menteri Lingkungan hidup dan kehutanan sangat diharapkan oleh Sivitas Akademika UMRI.

Kunjungan Ibu Siti Nurbaya dalam kapasitasnya sebagai Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan ke Provinsi Riau dimaksudkan untuk melakukan rapat koordinasi dengan Pemerintah Daerah Riau serta perwakilan kabupaten/kota. Rapat yang dilakukan terkait moratorium penggunaan lahan gambut di Provinsi Riau. Pertemuan tersebut dilakukan hanya beberapa jam di Bandara VIP Bandara SSK Pekanbaru.Ibu Menteri tiba pada hari Rabu (6/5/2015) pukul 12.30 WIB Pada pukul 16.00 Menteri berangkat kembali ke Jakarta. (Humas)

Sumber : Universitas Muhammadiyah Riau

Din Syamsuddin Narasumber Dialog Ideopoliter di UMSU

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin menjadi narasumber kunci pada dialog idiologi, politik dan organisasi (Idiopolitor) regional 7 di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

“Acara yang akan diikuti oleh PW, PD Muhammadiyah,PW dan PD Aisyiah Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat,Riau dan Kepulauan Riau akan berlangsung mulai 23-25 April,” kata Ketua Pelaksana Drs, Bahril Datuk, MM kepada wartawan di Medan, Selasa.

Dijelaskan dia, dialog Idiopolitor dilaksanakan sebagai rangkaian kegiatan menyambut Muktamar Muhammadiyah di Makasar Agustus mendatang. Dasar pemikirannya sendiri berangkat dari berbagai peristiwa di Indonesia yang menunjukkan semakin rapuhnya sendi-sendi dan nilai-nilai kehidupan dan moralitas bangsa.

“Konflik horizontal-komunal yang terjadi di berbagai wilayah, menurunnya tingkat kepercayaan terhadap aparat birokrasi, runtuhnya wibawa penegak hukum, korupsi merupakan masalah yang dipandang perlu segera disikapi,” katanya.

Lebih lanjut, carut marut kehidupan sosial, ekonomi dan politik yang terjadi juga mengindikasikan runtuhnya nilai-nilai keagamaan, pandangan hidup dan kemanusiaan. Karena itu bagi Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah amal makruf nahi mungkar, tajdid, krisis multi dimensi itu menjadi tantangan tersendiri.

“Untuk itu perlu upaya serius dan sistematis guna mngambil bagian dalam menyelesaikan baik di level, nasional, wilayah dan daerah,” katanya.

Dalam perspektif idiologi dijelaskan Bahril, saat ini banyak bermunculan idiologi baru, baik mengatasnamakan agama maupun pemikiran rasional.Idiologi baru itu menghasilkan prilaku ekonomi dan politik yang tidak selalu berpihak pada terciptanya kehidupan yang berkeadilan.

Ideologi global neo-liberalisme, umpanya telah mendorong negara untuk lebih percaya diri menarik diri dari peran sentral menyejahterakan masyarakat, membiarkan atau bahkan memfasilitasi pemegang modal.Indonesia sebagai Negara Muslim terbesar dunia, juga tidak terlepas dari pengaruh berkembangnya ideologi tersebut.

“Maka dalam menghadapi persoalan yang semakin kompleks tersebut, upaya untuk memperkuat basis ideologis dan keorganisasian Muhammadiyah perlu dilakukan dari berbagai sisi,” tegas Bahril Datuk.

Dijelaskan dia, dalam dialog nantinya, Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin akan membawakan makalah dengan tema” Transformasi Gerakan Muhammadiyah dalam Dinamika Ideologi Organisasi dan Politik Kontemporer”. Narasumber lainnya yang akan tampil diantaranya,Prof Yunahar Ilyas, MAg, Prof Dr H Ahmad Jaenuri, MA dan Prof Dr H Amin Abdullah.

Melalui kegiatan dialog tersebut diharapkan, dapat memberikan pemahaman bagi pimpinan dan kader Muhammadiyah tentang peta mutakhir ideologi politik, ekonomi dan gerakan keagamaan yang berkembang di Indonesia. Selain itu juga memperkuat basis ideologis bagi pimpinan dan kader Muhammadiyah dalam menghadapi persoalan-persoalan sosial, ekonomi dan politik Indonesia kontemporer yang berimbas pada kehidupan di daerah.

Sumber : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Dinkes dan RS UMM Sepakat Setop Pemasungan di Malang

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang menggandeng rumah sakit (RS) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk menanggulangi fenomena pemasungan yang dilakukan keluarga terhadap penderita sakit jiwa. Kedua pihak melakukan rapat koordinasi (rakor) bersama camat dan petugas kesehatan se-kabupaten, di auditorium RS UMM, Selasa (5/5).

Acara yang dibuka Wakil Direktur Pelayanan Medis RS UMM dr Thontowi Djauhari tersebut dihadiri seluruh petugas kesehatan dan puskesmas kecamatan di seluruh Kabupaten Malang. Hadir pula, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Malang dr Abdurrachman, serta Sekretaris Daerah Kabupaten Malang Abdul Malik.

Kadinkes Abdurrachman menyebut, di Kabupaten Malang masih banyak masyarakat yang memasung anggota keluarganya yang mengalami penyakit kejiwaan. “Mereka masih dianggap berbahaya jika dibiarkan. Selain itu, masyarakat beranggapan jika mereka dibawa ke rumah sakit membutuhkan biaya yang mahal,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika.

Untuk itu, Dinkes Kabupaten Malang menggelar rapat koordinasi untuk menyamakan persepsi mengenai penyakit jiwa ini beserta cara penanganannya. “Di sini kita juga akan menyamakan data dari seluruh daerah di Kabupaten agar data mengenai masyarakat yang mengalami penyakit kejiwaan dan mengalami pemasungan bisa valid,” kata Abdrurachman.

Pemberantasan pemasungan di Kabupaten Malang, menurutnya, untuk mewujudkan program Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yakni Indonesia Bebas Pasung 2019. Khusus di Jawa Timur, ditargetkan Desember 2015 sudah terealisasi Jawa Timur Bebas Pasung. “Untuk Kabupaten Malang sendiri lebih cepat, yaitu Agustus 2015 Kabupaten Malang bebas pasung,” terang Abdurrachman.

Dia menjelaskan, bersama puskesmas, perawat, dan rumah sakit yang ada di Kabupaten Malang, Dinkes akan mensosialisasikan agar masyarakat mau membawa keluarganya yang dipasung untuk dirujuk ke rumah sakit.

“Mereka akan dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Lawang dan RS Saiful Anwar (RSSA). Tentunya, seluruh biaya akan ditanggung oleh Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Jika sudah terdaftar di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, maka akan ditanggung sepenuhnya oleh BPJS Kesehatan,” jelasnya.

Abdurrachman berharap masyarakat tidak lagi menggunakan pasung jika ada keluarga yang mengalami penyakit kejiwaan. Dia menyarankan untuk membawa saja ke RS atau melaporkan kepada petugas kesehatan di sekitar lingkungan tempat tinggal.

“Supaya program Indonesia Bebas Pasung bisa terealisasikan. Jika sudah sembuh dari penyakit kejiwaannya, mohon untuk ikut memantau perkembangannya. Jika penyakitnya kembali kambuh, jangan dipasung lagi tapi bawa kembali ke RS.”

Sumber : REPUBLIKA

Mahasiswa FKIP UAD Ikuti Pelatihan Antikorupsi

Sebanyak 250 mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta mengikuti training for trainer (TOT) pendidikan antikorupsi yang digelar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di kampus UAD, selama tiga hari 5-8 Mei 2015.

Selain mahasiswa, para guru PPKN di DIY juga ikut dalam training tersebut. Penutupan TOT diakhiri dengan seminar nasional tentang pendidikan anti korupsi dalam dunia pendidikan di Indonesia.

Wakil Dekan FKIP UAD, Suparman mengatakan training tersebut sengaja digelar pihak kampus bersama KPK untuk memberikan bekal pengetahuan, sikap dan perilaku anti korupsi bagi mahasiswa UAD.

“Setelah lulus mahasiswa kita akan terjun sebagai pendidik di semua wilayah, sehingga bekal sikap, pengetahuan dan perilaku antikorupsi ini penting agar bisa mereka tularkan pada anak didik mereka kelak,” katanya.

Melalui TOT ini pihaknya juga membekali sikap bagaimana memasukkan materi anti korupsi dalam pembelajaran di kelas melalui internalisasi pelajaran PPKN.

“Langkah ini juga sesuai dengan visi dan misi UAD. Sehingga ke depan mahasiswa ini bisa menjadi agen perubahan ke arah yang lebih baik dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara,” katanya.

Kegiatan ini menghadirkan pembicara dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yaitu Gumilar Prana Wilaga dan Dony Mariantono dari Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK.

Sumber : REPUBLIKA