UMY Pecahkan Rekor MURI, Ajak 4500 Maba 2015 Untuk Jadi Investor Muda

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali pecahkan rekor MURI, jika sebelumnya rekor MURI ini bukan melibatkan mahasiswa baru, kali ini rekor MURI tersebut melibatkan 4.500 Mahasiswa Baru UMY. Rekor MURI yang berlangsung pada hari Senin (31/8) di Sportorium UMY yang bertepatan dengan Pembukaan Mataf Mahasiswa Baru 2015 menjadi sebuah prestasi yang besar. “Untuk memajukan Indonesia perlu adanya kesadaran diri kita untuk bersikap mandiri dan tidak merepotkan orang lain. Mandiri menjadi sebuah tantangan bagi kita, misalnya mandiri dalam hal finansial, seperti yang sudah kita lakukan saat ini, bahwa sudah ada 4.500 investor yang sudah masuk dalam pasar modal. Kita perlu memberikan perhatian karena masih banyak masyarakat luas yang tidak mengerti akan pentingnya melakukan Investasi,“ jelas Legowo Kusumonegoro selaku Presiden Direktur PT Manulife Indonesia Asset Managemen Indonesia.

Legowo Kusumonegoro juga berharap bahwa kegiatan ini bukan hanya berhenti di sini saja tetapi bisa dilanjutkan lebih maju lagi. “Karena Indonesia masih banyak membutuhkan tenaga ahli dari kalangan universitas, kalau hari ini Rekor MURI untuk investor saya berharap ke depannya akan ada Rekor MURI dari ahli-ahli Pasar Modal Syariah di UMY. Tentunya ini menjadi sebuah awal yang baik, ketika saat ini kalian sudah menjadi investor maka setelah wisuda kalian akan menjadi seorang investor yang handal. Semoga kegiatan ini menjadi sebuah berkah demi kemajuan bangsa, UMY selalu akan maju seperti slogannya Unggul dan Islami Muda Mendunia yang berakhlak mulia. Pesannya adalah jadilah investor Indonesia, jadilah investor local, jadilah tuan rumah, dan jadilah macan asia,“ himbau Legowo.

Sementara itu, Nicky Hogan selaku Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia mengatakan, menjadi sebuah kebanggaan tersendiri pula bagi UMY karena telah memecahkan Rekor MURI “Penciptaan Investor Reksadana Syariah Terbanyak Dalam Satu Perguruan Tinggi”. “Tepat pada hari ini UMY berhasil memecahkan Rekor MURI Reksadana Syariah sebanyak 4.500 investor. Seperti yang sebelumnya disampaikan oleh Pak Legowo bahwa, investor hari ini tidak lebih dari 500 ribu, kalau ada 4.500 berarti anda semua sudah berperan 1 persennya dari total investor yang ada di ruangan ini,“ terangnya.

Hal yang sama diungkapkan oleh Fauzi Nugroho selaku Kepala Kantor OJK Nugroho bahwa, jika kita lihat data yang ada hanya sekitar 500 ribu dari 250 juta penduduk masyarakat Indonesia yang menjadi investor. Yang perlu ditekankan bahwa, salah satunya karena pasar modal kita masih membutuhkan pengembangan. “Ada beberapa hal yang dilakukan oleh OJK yaitu meningkatkan suplai pada pasar modal, meningkatkan dimennya, dan meningkatkan struktur dari pasar modal itu sendiri. Dengan diadakan Rekor MURI ini maka kita sudah mampu meningkatkan dimennya, “ ungkapnya.

Di sisi lain, para mahasiswa baru UMY mengaku mendapat banyak keuntungan dengan ikut menginvestasikan uangnya. Selain itu, keikutsertaan mereka juga bisa menjadi salah satu cara untuk belajar berinvestasi. “Reksadana sangat penting sebab dapat memberikan kita pengetahuan untuk berinvestasi dan menabung, ketika sedang Inflansi berinvestasi menjadi sangat penting. Selain itu dengan adanya Rekor MURI dan Reksadana ini saya tidak merasa terbebani, bahkan dengan adanya Reksadana ini saya dapat memiliki banyak pengalaman, “ jelas Hana Putri Syaraswati selaku Mahasiswa Baru Fakultas Ekonomi, Jurusan International Program for Islamic Economic and Finance (IPIEF) UMY.

Hal yang sama pun diraskan oleh Faizal Anshor dan Imelda Zamjanah Rahmawati. Menurut keduanya, berinvestasi lewat Reksadana ini bisa menanam keuntungan untuk masa depan, jadi ketika terjadi Inflansi saat ini bahkan jika ke depannya bisa semakin parah lagi, maka mereka sudah mempunyai bekal untuk mengatasinya. “Selain itu dengan berinvestasi maka kita memiliki peluang bagi mahasiswa untuk bisa belajar bagaimana cara berinvestasi. Kita perlu belajar, karena secara tidak langsung kami, khususnya untuk mahasiswa FISIPOL dan FE saat memasuki dunia kerja kita akan menghadapi itu semua, “ terang mereka.

Rekor MURI kali ini bukan hanya Rekor MURI saja namun, melibatkan mahasiswa baru. Karena sebanyak 4.500 Mahasiswa Baru ini juga dibukakan rekening Reksadana Syariah, guna memfasilitasi masyarkat khususnya dikalangan mahasiswa dan civitas akademika, yang ingin memulai investasi di pasar modal Indonesia. Tidak hanya itu saja, Rekor MURI ini juga menjadi inspirasi bagi Perguruan Tinggi lain untuk mendorong insan akademisi ikut berinvestasi di pasar modal, yang nantinya akan meningkatkan jumlah investor domestic.

Ketiga mahasiswa baru itu berharap dengan adanya kegiatan ini, dapat mendorong mahasiswa untuk berinvestasi dengan Reksadana Syariah ini, jadi bukan hanya terbatas Rekor MURI saja namun, yang terpenting dengan adanya rekor tersebut dapat menyadarkan dan mendorong mahasiswa baru untuk giat berinvestasi untuk masa depan. “Selain itu dengan berinvestasi di Reksadana Syariah kita bisa sukses dan mahasiswa yang lainnya dapat mewujudkan impian-impiannya,” imbuh Faizal Anshor.

Sumber : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Di Balik Kesuksesan Radhiatul Fitri, sebagai Mahasiswa Berprestasi Nasional 2015

Radhiatul Fitri berhasil meraih peringkat 7 dari 15 mahasiswa terpilih pada Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Tingkat Nasional 2015 yang berlangsung di Malang pada 28 Juni sampai 01 Juli 2015 lalu.

Mahasiswa psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ini sebelumnya telah meraih juara 2 Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) tingkat Kopertis Wilayah V DIY tahun 2015. Dalam akun Facebook-nya, perempuan yang akrab dipanggil Fitri ini mengaku, hal yang paling dramatis dan membuatnya menangis adalah saat mengetahui bahwa dirinya mampu bergerak di luar batas. Sebab, sejatinya, berlomba merupakan proses mengalahkan ego, kemalasan, dan kenyamanan diri sendiri.

“Berjuang keluar dari zona nyaman untuk hak hidup yang lebih baik dan prospektif di masa mendatang, tentu tidak mudah. Saya memutar otak untuk dapat tetap berada on the track. Ketika mahasiswa lain punya koleksi buku kuliah, sedang saya harus bolak balik meminjam buku perpustakaan kampus untuk bisa mendapat ilmu yang lebih, bahkan nilai terbaik di kelas. Kesempitan dan keterbatasan tidak boleh menjadi alasan untuk bergerak maju dan bermanfaat buat orang lain,” terangnya.

Menurutnya, kesuksesan yang diraih tidak terlepas dari peran dosen-dosen Fakultas Psikologi UAD yang selalu mendukung penuh dalam berbagai keadaan.

“Terima kasih kepada Tuhan yang maha pengasih dan penyayang, para dosen, juga teman-teman. Kesuksesan ini juga karena campur tangan Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) yang selalu memberikan support moril dan materiil kepada daya,” tutu Fitri.

Sumber : Universitas Ahmad Dahlan

Al-Qur’an Bisa Menjadi Basis Bangunan Ilmu Alam

Tak dapat disangkal lagi jika banyak sekali mukjizat ilmiah dan fenomena-fenomena ilmiah yang sebenarnya telah ada dalam Al-Qur’an, bahkan sebelum pengetahuan atau fenomena itu terjadi. Ayat Al-Qur’an yang menunjukkan dan memberi informasi mengenai teori dan fenomena tertentu pun juga dinyatakan dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 185, kemudian dikuatkan oleh surah Ali-Imran ayat 138. Inti dari dua ayat ini menyatakan bahwa Al-Qur’an dapat menjadi sumber pengetahuan alam dan berbagai fenomenanya. Dengan kata lain, Al-Qur’an dapat menjadi basis bagi bangunan ilmu alam.

Demikian dijelaskan Dr. Agus Purwanto, dosen Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), saat menjadi pemateri dalam acara pengajian Ramadhan 1436 H bagi dosen dan karyawan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin sore (6/7). Pengajian Ramadhan yang diselenggarakan di ruang sidang AR. Fachruddin B lantai 5 ini digelar hingga hari ini, Selasa (7/7).

Menurut Agus, pandangan bahwa Al-Qur’an dapat menawarkan mukjizat ilmiah maupun mukjizat lainnya memang tidak salah. Akan tetapi menurutnya, menjadi kurang elegan jika hanya memandang Al-Qur’an sebagai pembenar saja, bukan sebagai sumber nilai atau pengetahuan sendiri. “Al-Qur’an sebagai petunjuk seharusnya juga dipahami secara spesifik sebagai petunjuk bagi ilmuwan dalam mendapatkan ide dan membangun suatu teori. Karena Al-Qur’an sebenarnya juga bisa menjadi basis bagi bangunan ilmu alam. Ini tentunya juga karena hubungan antara fenomena alam dan kebenaran Al-Qur’an itu bersifat pasti, maka hubungan sebaliknya juga berlaku,” paparnya.

Namun, menurut Agus, agar ilmuwan itu juga bisa mendapatkan ide dan teori pengetahuan, baik tentang sifat atau pun perilaku alam yang bersumber dari Al-Qur’an, seorang ilmuwan itu harus intensif berdialog dengan Al-Qur’an. Dan dialog akan berlangsung intensif jika seseorang mampu memahami bahasa yang digunakan Al-Qur’an, yakni bahasa Arab. “Karena Al-Qur’an itu menggunakan tiga pola penuturan tentang alam, yaitu secara eksplisit, implicit, dan simbolik. Untuk itulah kenapa kita harus mampu memahami bahasa Al-Qur’an ini,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Rektor UMY, Prof. Dr. Bambang Cipto, MA. Menurutnya, melalui pengajian Ramadhan tersebut, para dosen dan karyawan UMY dapat terbantu dalam memahami ilmu agama. Karena pada dasarnya Al-Qur’an memang sangat berhubungan dengan perkembangan keilmuwan. “Kita memang melihat ilmu pengetahuan itu dapat mencerahkan manusia. Namun lebih dari itu, Al-Qur’an bisa mencerahkan ilmu pengetahuan dan manusia,” tuturnya.

Untuk itulah, diadakan pengajian Ramadhan tersebut yang memfokuskan pada pengembangan dan pemahaman lebih jauh dalam ilmu agama Islam, khususnya dalam kajian Al-Qur’an dan Hadits terhadap perkembangan keilmuan. Hal ini sebagaimana diungkapkan ketua Badan Pembina Harian (BPH) UMY, Prof. Dr. Syamsul Anwar, bahwa pengajian tersebut juga sekaligus untuk mengimplementasikan keislaman dosen dan karyawan UMY melalui kajian Al-Qur’an dan Hadits terhadap perkembangan keilmuwan. “Integrasi antara perkembangan ilmu dan agama itu sangat penting, karena keduanya tidak dapat dipisahkan. Untuk itulah diadakan forum pengajian bagi dosen dan karyawan ini, untuk mempelajari dan mendalami lebih jauh tentang korelasi Al-Qur’an dengan perkembangan keilmuan,” ungkapnya.

Pengajian Ramadhan bagi dosen dan karyawan UMY ini juga menghadirkan beberapa pembicara lainnya seperti, Dr. Haedar Nashir, Dr. (Hc) Habib Chirzin, Prof. Dr. Chamamah Soeratno, dan Dr. Anwar Abbas, MM. M.Ag. Selain itu, pada acara pengajian ini turut pula diadakan launching Buku Pedoman Hidup Islami Warga UMY serta launching Visual Ibadah Praktis. (adm)

Sumber : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

UMY Dirikan Ahmad Syafi’i Ma’arif School Of Political Though And Humanity

Pemikiran-pemikiran Syai’i Maarif atau yang akrab dipanggil Buya Syafi’i ini dapat dijadikan sebuah ide yang sangat menarik yang tentu saja perlu dikembangkan. Buya selalu menawarkan pemikiran Islam moderat progessif yang inklusif bagi kemanusian. Oleh karena itu, tak heran jika Buya dipandang sebagai salah satu Guru Bangsa Indonesia. Oleh sebab itu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mendirikan “Ahmad Syafii Maarif Of Political Thought And Humanity”, yang bertujuan agar pemikiran-pemikiran Buya ini nantinya dapat diwariskan kepada pemuda dan pemudi Indonesia. “Sekolah ini dapat mengekspor pemikiran Islam anak bangsa dalam tahapan internasionalisasi dalam bentuk publikasi. Serta mendorong pemikiran-pemikiran ulama yang ada dalam lingkungan Muhammadiyah. Tentunya pemikiran-pemikiran Buya ini nantinya akan diterjemahkan ke dalam 2 bahasa yaitu Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, “ jelas Direktur Pascasarjana UMY Dr Achmad Nurmandi M.Sc pada Soft Launching ASM School Of Political Thought and Humanity dan Bedah Buku di Mini Theater Gedung Pasca Sarjana Lt.4 pada Selasa Sore (7/7).

Pembawaan Buya yang lembut dan halus ini yang membuat dirinya selalu merasa rendah hati dalam hal apapun. “Sebenarnya saya ini masih merasa kalau hidup saya ini masih sia-sia, coba kita lihat saja Bung Hatta pada umur 26 tahun saja sudah melanglang buana dengan pemikirannya. Seharusnya pemikiran atau gagasan baru itu muncul ketika berumur 30 tahun. Meskipun ide sekolah ini bukan dari pemikiran saya, tapi saya berharap dengan berdirinya sekolah ini dapat bermanfaat bagi para pemuda dan pemudi bangsa Indonesia,“ terang Buya dalam sambutannya.

Buya melanjutkan bahwa beberapa minggu yang lalu dirinya baru saja berdiskusi dalam sebuah konferensi, ketika salah seorang diberi kekuasaan, kemudian orang tersebut menolaknya. “Menurut saya kekuasaan itu sangat penting demi kemajuan bangsa apalagi kekuasaan tersebut berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat Indonesia. Penolakkan kekuasaan ini banyak dilakukan oleh orang Muhammadiyah tapi, tidak berlaku untuk orang Muhammadiyah yang lama,“ ungkapnya yang membuat gelak tawa peserta.

Semenntara itu, Prof. Dr. Tulus Warsito mengatakan, ide Buya yang apik tentunya harus diwariskan, selain itu ide-ide yang dikembangkan pun dapat menginspirasi banyak hal. “Buya memiliki pemikiran yang inklusif, Buya pernah berpandangan jika ada asosiasi setan beliau ingin menjadi muridnya, kemudian saya berpikir bahwa pemikiran yang diciptakan oleh Buya ini bukanlah dalam lintas kemanusiaan namun hingga lintas kemakhlukkan. Hal inilah yang ingin kami ketahui, pemikiran apa yang sebenarnya diterapkan oleh beliau,“ ujarnya selaku ketua pelaksana ASM School Of Political Thought and Humanity di UMY.

Prof. Tulus berharap sekolah ini nantinya dapat menyelenggarakan dan mewariskan pemikiran Buya, meskipun ide nama atau pembuatan sekolah ini bukan dari ide Buya. “Tapi kami akan tetap meminta ridho atau mohon restu kepada beliau. Karena, atas ridhonya semoga institut ini akan terus berjalan dengan lancar. Untuk itu karena ini baru soft launching, maka untuk grand launchingnya insyaAllah akan dilaksanakan bulan Oktober,“ terangnya.

Pendirian ASM School Of Political Thought and Humanity bukan tanpa alasan dan tujuan, salah satu tujuan dari didirikannya ASM School Of Political Thought and Humanity adalah menyebarluaskan pandangan islam yang rahmatan lil alamin secara konstruktif untuk kemajuan peradaban manusia. “Artinya, bahwa kami akan menjadi anak ideologis Buya dan mewarisi pemikiran-pemikirannya, jadi bukan hanya sekedar pengikutnya saja. Tapi, ide atau pemikiran Buya akan terus kita kembangkan. Saya berharap nantinya lembaga ini akan dijadikan sebuah lembaga rujukan yang terkemuka dalam kajian mengenai islam moderat yang berkemajuan, “ imbuh Prof. Tulus lagi.

Hal berbeda diungkapkan oleh Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, MP selaku Wakil Rektor I UMY. ASM School Of Political Thought and Humanity ini, menurutnya merupakan sebuah pemberitahuan bagi kita bahwa ilmu pengetahuan dan tekonologi tanpa Political Thought tidak akan berjalan dengan baik. “Jadi saya juga berharap dengan adanya ASM ini nantinya akan menghasilkan penerus-penerus yang mengikuti ideologi dari pak Buya,“ tegasnya.

Ahmad Imam Mujadid Rais M.A selaku Direktur Riset Maarif Institute juga mengatakan bahwa, sekolah ini nantinya akan menjadi sebuah ide baru untuk mengembangkan pemikiran atau gagasan Buya. “Sama halnya ketika bangsa sedang risuh dan gaduh akibat kisruhnya antara polri dan KPK, kemudian beberapa orang pun menyarankan Jokowi untuk telfon Buya untuk meminta sarannya seperti apa, dan hasilnya pun Budi Gunawan tidak jadi dilantik yang akhirnya dapat meredakan gegaduhan bangsa ini. Dari beberapa kasus tersebut terbukti bahwa ide atau pemikiran yang dalam dari Buya ini memiliki peran penting dalam sebuah bangsa, “ jelasnya.

Adapun keunggulan yang ditawarkan oleh ASM Political Thought And Humanity antara lain seperti, adanya konferensi nasional dan internasional yang akan diselenggarakan pada setiap tahunnya, pemberian beasiswa bagi mahasiswa S3 khususnya di lingkungan Muhammadiyah, pemberian dana bagi penelitian dosen maupun mahasiswa yang terkait dengan kajian islam yang berkemajuan, dan pembuatan jurnal dan mempublikasikannya dalam bentuk sebuah buku. (Ica)

Sumber : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Menuju World Class University, UMY Berangkatkan 67 Mahasiswanya Ke 7 Negara

Demi mewujudkan cita-cita sebagai perguruan tinggi swasta yang memiliki standar World Class University, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melepaskan sebanyak 67 mahasiswanya untuk melakukan student mobility program ke beberapa negara, seperti Malaysia, Thailand, Korea Selatan, Hong Kong, Taiwan, Australia, dan Spanyol. Pelepasan student mobility program tersebut bertempat di Tembi Rumah Budaya pada Senin sore (29/6) yang dilepas secara langsung oleh Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan Sri Atmaja P. Rosyidi, ST., MSc.Eng., Ph.D., PE.

Dalam sambutannya, Sri mengungkapkan, untuk saat ini UMY memiliki target mendatangkan 1.000 mahasiswa asing untuk belajar di UMY, dan juga akan mengirimkan 1.000 mahasiswa UMY untuk belajar ke luar negeri. “Saya berharap mahasiswa yang telah terpilih untuk melakukan student exchange ini dapat menjadikan kesempatan ini sebagai ajang untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya. Ilmu dari berbagai bidang bisa didapatkan melalui kegiatan ini, dan dapat membuka cakrawala pemikiran rekan-rekan mahasiswa,” ucapnya.

Ditambahkan Sri, diharapkan kepada mahasiswa yang akan melaksanakan student exchange tersebut dapat membawa nama baik agama, negara, dan Universitas khususnya dalam menimba ilmu di negara luar. “Melalui student exchange ini diharapkan untuk terus dapat mengibarkan tagline UMY yang Unggul dan Islami, serta Muda dan Mendunia, serta tidak pernah lupa untuk mempertahankan identitas bangsa,” tambahnya.

Idham Badruzaman, selaku Kepala Urusan Mahasiswa Internasional mengungkapkan, terdapat 150 mahasiswa yang mendaftarkan diri untuk melakukan student exchange tersebut. Dengan proses penyeleksian yang terdiri dari seleksi berkas, pembuatan motivasion letter, hingga wawancara, mendapatkan hasil 67 mahasiswa yang berhak mendapatkan kesempatan untuk melakukan student exchange. “Hasil dari 67 mahasiswa yang terpilih tersebut berasal dari berbagai jurusan dan Fakultas yang ada di UMY, mulai dari PBI (Pendidikan Bahasa Inggris), Ilmu Ekonomi, Hubungan Internasional, Ilmu Pemerintahan, IPOLS, dan Teknik Informatika,” paparnya.

Ditambahkan Idham, untuk durasi pertukaran pelajar itu sendiri terbagi dari beberapa waktu, yang dimulai dari pemberangkatan pada tanggal 5 Juli hingga akhir tahun 2015. “Untuk durasi pertukaran mayoritas 1 semester, namun ada juga yang hanya 6 minggu, 11 hari, 7 hari, hingga 5 hari, durasi tersebut berdasarkan MOU yang telah disepakati oleh masing-masing Universitas dengan UMY,” tambahnya.

Dalam acara pelepasan yang bertemakan Persiapan Keberangkatan 01 “Dari Indonesia untuk Dunia” tersebut juga turut menampilkan berbagai tarian, dan lagu-lagu daerah Indonesia, yang secara khusus di tampilkan oleh masing-masing kelompok untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air, dan kepercayaan diri masing-masing mahasiswa. (adm)

Sumber : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

UAD Beri Pelatihan Robotika untuk Guru SD

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melakukan pelatihan robotika terhadap guru-guru sekolah dasar (SD) Muhammadiyah di DI Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah. Pelatihan robotika sendiri dilakukan di kampus 3 UAD Yogyakarta, Selasa (16/6).

Selain pelatihan, FTI UAD juga menjalin kerjasama langsung dengan SD Muhammadiyah di DIY dan Jateng tersebut untuk pelatihan robotika tersebut. Kerjasama itu dilakukan melalui penandatanganan kerjasama antara FTI dengan SD Muhammadiyah yang ada.

“Kita menggandeng beberapa SD yang masuk dalam Jaringan Sekolah Muhammadiyah (JSM) DIY dan Jateng,” kata Kepala Program Studi Teknik Eelektro FTI UAD, Nuryono Satya Widodo kepada Republika.

Menurutnya, ada 12 SD di bawah JSM yang ikut dalam pelatihan dan kerja sama tersebut. Setiap SD mengirimkan dua gurunya untuk berlatih tentang robotika.  Melalui kegiatan tersebut pihaknya ingin mengenalkan robot dan teknik pembuatan robot sederhana pada para guru.  “Endingnya kita berharap para guru melatih hal itu ke para siswanya,” katanya.

Pembuatan robot yang dilatihkan dalam kegiatan itu adalah robot untuk anak-anak dan line follower sederhana. “Membuat robot itu secara tidak langsung melatih siswa mempraktekan ilmu matematika dan elektronika sehingga ini kita kembangkan di tingkat SD,” katanya.

Selain melatih guru SD, pihaknya kata Nuryono juga akan melakukan pembinaan terhadap SD tersebut agar siswanya mampu meranglai robot betulan. Tim robot UAD sendiri sudah memiliki software dan perangkatnya untuk pelatihan robot sederhana bagi siswa termasuk merangkainya.

Ke depan pihaknya akan membuka kompetisi robotika antar siswa SD di DIY dan Jateng. Selain SD pihaknya juga akan melakukan hal serupa untuk tingkat SMP. Sedangkan tingkat SMA sudah dilakukan secara rutin hingga ada kompetisi line follower robot tiap tahun di UAD.

“Kita terjunkan mahasiswa melalui kerja lapangan untuk pendampingan pada sekolah tersebut,” katanya.

Sementara itu Wakil Rektor III UAD, Abdul Fadhil yang membuka pelatihan robotika tersebut mengatakan, pembuatan robot memang membutuhkan biaya tinggi. Hal inilah yang menyebabkan tidak banyak sekolah yang mengembangkan minat pembuatan robot tersebut untuk siswanya.

Meski begitu kata dia, pembuatan robot itu sangat penting. Sebab ke depan robot akan menjadi hal yang sangat dibutuhkan dalam berbagai hal produksi di dunia. “Pengenalan robot sejak dini penting agar siswa kita lebih tahu dan memiliki minat terhadap robotika ini,” ujarnya

Sumber : Republika

Diskriminasi Pasien Harus Dihentikan

Keselamatan pasien di era Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menjadi topik yang selalu diperbincangkan akhir-akhir ini. Hal itu tidak terlepas dari masih adanya laporan masyarakat terkait dugaan malpraktik atau perlakuan diskriminasi yang dilakukan oleh pihak rumah sakit. Terselenggaranya program BPJS Kesehatan seharusnya mampu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit. Harapannya, akan berdampak positif pada terjaminnya keselamatan pasien dan tidak ada lagi perlakuan diskriminatif yang diterima oleh pasien.

“Sudah saatnya rumah sakit lebih mengutamakan keselamatan pasien dibanding dengan keutamaan yang lain. Mutu pelayanan akan menjadi cermin bagi setiap rumah sakit dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,” kata Rosyidah, M. Kes. dalam seminar internasional tentang keselamatan pasien yang diadakan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di Hotel Cavinton, (20−21/5/2015) lalu.

Menurut perempuan yang menjadi Dekan FKM ini, mutu pelayanan yang dihasilkan rendah akan berdampak kepada buruknya citra rumah sakit di mata publik. Undang-undang rumah sakit maupun Undang-undang Kesehatan juga telah mengatur hal tersebut. Keselamatan pasien menjadi keutamaan, bahkan kewajiban bagi setiap institusi penyelenggara pelayanan kesehatan.

Di tempat terpisah, Ahmad Ahid Mudayana, Humas FKM mengatakan, “Adanya seminar ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih ide dan gagasan untuk perbaikan mutu pelayanan kesehatan di Indonesia ke depan. Selain itu juga memberikan pengetahuan tambahan terkait kondisi pelayanan kesehatan di Indonesia maupun di negara-negara maju lainnya.”

Selain kegiatan seminar internasional, diadakan pula penandatanganan kerja sama antara FKM, Fakultas Farmasi, dan Fakultas Psikologi, dengan Leiden University, Belanda. Kerja sama yang disepakati adalah terkait dengan bidang akademik dan penelitian.

“Diharapkan, dengan adanya kerja sama ini, dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di UAD. Selain itu dapat semakin mempertegas tujuan UAD menuju world class university,” ujar Rosyidah.

Seminar yang diikuti oleh 250 peserta dari berbagai kalangan mulai dari praktisi kesehatan, akademisi, mahasiswa, dan lainnya itu menghadirkan beberapa narasumber. Mereka adalah Roderick Salenga, MPH. (University of Philippine Manila), Prof. Ali Ghufron Mukti (Universitas Gadjah Mada), Prof. A.A. Kaptein (Leiden Medical Health Center, Belanda), Yukiko Yokobori (The IFHIMA Director of Southeast Asia, Japan Hospital Association), dan Rosyidah, M. Kes. (UAD).

“Seminar ini merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan setiap tahun dengan topik yang berbeda sesuai dengan perkembangan isu kesehatan,” tutup Ahid.

Sumber : UAD

Kurikulum PTM Jangan Hanya Berpegang Pada Regulasi Pemerintah

Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) diharapkan tidak hanya berpegang pada regulasi pemerintah dalam membuat dan menerapkan kurikulum perkuliahannya. Hal itu dikarenakan, PTM perlu memiliki sesuatu yang berbeda dengan perguruan tinggi lainnya. Jika PTM hanya berpegang pada kurikulum yang sudah diatur pemerintah, PTM tidak akan memiliki tambahan nutrisi atau gizi yang bisa diberikan pada mahasiswa dan dosennya.

Demikian disampaikan Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Prof. Dr. Bambang Cipto, MA saat membuka secara resmi Workshop Evaluasi KBK Berbasis KKNI dan SNDIKTI. Acara yang diselenggarakan oleh program studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum UMY ini ditujukan pada seluruh PTM se-Indonesia, dan bertempat di Ruang Sidang Gedung AR. Fachruddin A lantai 5 Kampus Terpadu UMY, Rabu (27/5).

Dalam sambutannya, Prof. Bambang mengatakan, jika PTM itu hanya berpegang pada regulasi dan terus menerus melakukan evaluasi pada kurikulum yang sudah ada, hal itu justru akan membuat semua PTM tidak akan merasa cukup. Karena terus merasa bahwa kurikulum yang ada itu tidak sempurna. Untuk itulah, ia menyarankan agar PTM di Indonesia ini juga memiliki formula atau tambahan gizi yang berasal dari luar kurikulum yang sudah diatur pemerintah tersebut.

“Mengembangkan gizi atau nutrisi pada mahasiswa itu tidak harus melalui kurikulum, karena kita juga bisa melakukan program-program lainnya yang sangat bermanfaat dan penting bagi mahasiswa. Misalkan seperti KKN (kuliah kerja nyata, red) internasional atau pun student exchange program. Dua hal ini justru yang sangat penting untuk kita lakukan, karena kita bisa memberikan bekal pengetahuan dan pengalaman berharga pada mahasiswa, yang mungkin belum pernah mereka dapatkan di desa atau daerah asalnya. Dan kami, di UMY sendiri juga sudah mengembangkan dua program ini,” jelas Prof. Bambang.

Selain itu, lanjut Prof. Bambang, agar bisa menjadi perguruan tinggi yang berbeda dengan kebanyakan perguruan tinggi lainnya, selain melalui dua cara itu, masih ada dua opsi program lainnya yang juga bisa digunakan oleh PTM. “Yakni dengan mengikutsertakan mahasiswa pada kompetisi-kompetisi tingkat internasional, serta mengirimkan dosen-dosennya ke luar negeri. Saya contohkan sekali lagi seperti UMY, mahasiswa kami juga sudah ada beberapa yang bisa masuk dan ikut berkompetisi di tingkat internasional. Selain itu, tahun depan kami InsyaAllah juga akan memulai Lecture Program (Pertukaran Dosen) ke luar negeri. Pada program ini, kami akan mengirimkan dosen-dosen UMY ke luar negeri untuk belajar, melakukan penelitian serta presentasi di hadapan orang-orang luar,” ujarnya.

Itulah mengapa, menurut Prof. Bambang, keempat hal tersebut perlu dijadikan opsi pilihan bagi PTM di seluruh Indonesia agar memiliki tambahan nutrisi. Sebab menurutnya, jika PTM yang tak lain juga adalah Perguruan Tinggi Swasta (PTS) tersebut tidak berusaha melakukan penambahan nutrisi, maka ia tidak akan memiliki ciri khas dan perbedaan dengan perguruan tinggi lain, terutama dengan Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

Sementara itu, Yulianto Achmad, SH., M.Hum selaku pemateri dalam workshop tersebut mengatakan, selain dari empat program internasional tersebut, PTM juga bisa memiliki hal berbeda dengan perguruan tinggi lainnya dari segi kurikulum. Sekalipun kurikulumnya tetap bersandar pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Standar Nasional Pendidikan Tinggi Indonesia (SNDIKTI). “Dengan catatan, kurikulum yang kita buat itu harus sesuai dengan visi misi dari perguruan tinggi kita sendiri. Jangan hanya asal jiplak apa yang sudah diatur dan dibuat oleh KKNI dan SNDIKTI. Jadi saat kita membuat kurikulum itu, harus tahu dulu visi misinya kita itu apa. Sebab, yang benar itu memang harus sesuai dengan visi dan misi perguruan tinggi. Karena itu, bisa jadi kurikulum yang dibuat oleh satu PTM akan memiliki perbedaan dan ciri khusus dari PTM lainnya. Karena masing-masing PTM pastinya memiliki visi misi yang berbeda juga,” paparnya.

Untuk itulah, imbuh Yulianto lagi, workshop tersebut diselenggarakan. Selain untuk saling berbagi pengetahuan mengenai langkah-langkah dan penerapan kurikulum berbasis KKNI dan SNDIKTI, kegiatan ini juga bisa menjadi salah satu sarana bagi perkumpulan seluruh tenaga pendidikan prodi Ilmu Hukum dari seluruh PTM di Indonesia. “Dan di sinilah kemudian kita berkumpul, untuk membentuk asosiasi yang bisa menghasilkan kurikulum, khususnya untuk prodi Ilmu Hukum, agar bisa diajukan pada Dikti. Jika kurikulum yang kita hasilkan ini disetujui oleh Dikti, maka Fakultas Hukum atau Prodi Ilmu Hukum di seluruh universitas itu akan memiliki kurikulum yang sama. Itulah yang kami harapkan pula dari terselenggaranya kegiatan ini,” ungkap Dosen FH UMY ini lagi. (sakinah)

Sumber : UMY

Pascasarjana UAD Bentuk Himpunan Mahasiswa

Pendidikan yang berkualitas harus ditunjukkan dengan keterlibatan semua pihak. Bagi civitas akademika, menjadi insan yang berkualitas tentu menjadi tujuan utama. Pendidikan tinggi diharapkan mampu menjadi uswah hasanah bagi jenjang pendidikan di bawahnya. Seperti halnya program pascasarjana, yang harus menjadi teladan bagi pendidikan sarjana, begitu seterusnya.

Oleh karena itu, mahasiswa pascasarjana sudah selayaknya mampu memberi effect ihsan yang dapat berpengaruh, baik secara langsung ataupun tidak langsung kepada institusi, masyarakat, serta bangsa secara lebih luas.

Untuk mewujudkannya, diperlukan gagasan-gagasan besar mahasiswa pascasarjana dalam mengimplementasikan ilmunya. Hal ini agar Universitas Ahmad Dahlan (UAD) turut menjadi institusi terdepan yang dapat menjawab persoalan-persoalan kemasyarakatan dan kebangsaan.

Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, diadakanlah Silaturahmi dan Sarasehan Pembentukan Himpunan Mahasiswa Pascasarjana UAD (HIMA PPs) pada Selasa, (5/5/2015) di kampus I. Acara ini diselenggarakan untuk mempererat silaturahmi, memetakan potensi mahasiswa, mendorong mahasiswa program pascasarjana UAD untuk ikut dalam percepatan peningkatan mutu, dan untuk membentuk wadah organisasi bersama mahasiswa pascasarjana UAD.

Prof. Dr. Achmad Mursyidi, M.Sc., Apt. selaku Direktur Pascasarjana UAD dalam sambutannya menyampaikan rasa bangganya bahwa mahasiswa pascasarjana memiliki semangat berorganisasi yang tak kalah dengan mahasiswa S-1.

“Manusia dilahirkan ke bumi sebagai khalifah untuk mengemban tiga hal, yaitu menghamba kepada Allah, berbuat untuk kemakmuran, dan menegakkan keadilan. Insya Allah, jika tiga hal tersebut dapat dijalankan maka misi manusia sebagai rahmatan lil ‘alamiin dapat tercapai,” ucapnya.

Pembentukan HIMA PPs dipimpin oleh Wakil Direktur Dr. Ir. Dwi Sulisworo, M.T. Dalam pengantarnya, ia menyampaikan bahwa banyak program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dari Dikti yang belum terserap, yakni masih sekitar 40%. Hal tersebut menjadi peluang bagi mahasiswa pascasarjana UAD untuk berkolaborasi. Ia juga berharap agar para mahasiswa dapat meningkatkan networking dengan pascasarjana lain, baik di dalam maupun di luar negeri.

Tahap pertama pembentukan HIMA PPs UAD adalah pemilihan formatur. Mereka adalah Imam Ahmad Amin Abdul Rozaq (Psikologi Sains), Harun Al-Rasyid (MP), Ardiansyah (Farmasi), Muhammad Irma Sukarelawan (PFis), Fathkurohman (PFis), dan Pramugara Robbyyana (PBI).

Tahap Kedua, tim formatur memilih ketua, wakil ketua, dan sekretaris jenderal. Akhirnya, terpilihlah Imam Ahmad Amin Abdul Rozaq sebagai ketua, Harun Al-Rasyid sebagai wakil ketua, dan Pramugara Robbyyana sebagai sekretaris jenderal. Kelengkapan kepengurusan ini akan dilanjutkan pada Kamis (7/05/2015).

Hadir dalam acara tersebut adalah direktur, wakil direktur, para kaprodi di lingkungan pascasarjana UAD, para mahasiswa perwakilan pascasarjana, serta para staf di kantor pascasarjana dan program studi.

Pemahaman Masyarakat Akan Pengelolaan Hutang Negara dan SBSN Masih Minim

Pemahaman masyarakat mengenai pengelolaan hutang negara dinilai masih minim. Selain itu, masyarakat juga masih banyak yang belum memahami kerja pemerintah dalam menanggulangi Pengelolaan Utang Negara dan Surat Berharga Negara (SBN). Untuk itulah, Kementerian Keuangan Republik Indonesia selayaknya perlu mengadakan sosialisasi serta menyebarluaskan informasi mengenai SBN kepada kalangan akademisi dan masyarakat luas.

Berdasar atas latar belakang itulah, Kementrian Keuangan Republik Indonesia diwakili Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Direktorat Surat Utang Negara bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengadakan talkshow dan sosialisasi mengenai Surat Berharga Negara dan Pengelolaan Utang Negara, pada Selasa (12/5) bertempat di Gedung AR Fachruddin B lantai 5 dengan tema Surat Berharga Negara (SBN) Goes to Campus.

Dwi Irianti Hadiningdyah, S.H, M.A. selaku Kepala Subdirektorat Pengembangan Pasar Surat Berharga Syariah Negara dalam sambutannya menjelaskan, memang masih banyak masyarakat yang belum paham atas kerja pemerintah dalam menanggulangi Pengelolaan Utang Negara dan Surat Berharga Negara (SBN), khususnya Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebagai instrumen keuangan dan investasi yang memiliki peran strategis bagi pembangunan nasional. Sementara itu, menurut Dwi, lingkungan kampus, terutama mahasiswa dan dosen, adalah kelompok masyarakat yang kritis terhadap berbagai kebijakan Pemerintah, sehingga acara sosialisasi semacam ini juga dapat menjaring masukan dan opini dari mahasiwa dan dosen, selain itu membuka basis investor SBN yang potensial bagi mahasiswa dan dosen dimasa depan. “UMY yang merupakan institusi pendidikan tinggi yang berkembang pesat dan concern terhadap pengembangan pasar keuangan di Indonesia terutama syariah menjadi salah satu alasan kami mengadakan sosialisasi di kampus ini,” jelasnya.

Ditambahkan Dwi, tujuan utama dari adanya Talkshow dan sosialisasi ini adalah menyebarluaskan informasi mengenai SBN kepada kalangan akademisi, menjaring masukan dan opini akademisi bagi kebijakan pengelolaan Surat Berharga Negara dimasa yang akan datang, karena untuk saat ini masih banyak masyarakat yang belum mengetahui dan paham akan SBN. “Berbagai tujuan penting kami harapkan dengan adanya sosialisasi ini, dan kami sangat mendorong pengembangan pasar keuangan di Indonesia terutama syariah melalui penyebarluasan informasi di kalangan akademisi,” tambahnya.

Di dalam mencapai pembangunan ekonomi yang ditargetkan oleh pemerintah, Negara mencari sumber-sumber dana yang dapat dikembangkan untuk pembangunan Negara, dan salah satunya yaitu dengan berhutang. Dr. Imamudin Yuliadi, S.E., M.Si sebagai Kaprodi Ilmu Ekonomi UMY dan Ketua Komisariat Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) salah satu pemateri dalam workshop tersebut menyampaikan bahwa akibat dari kurs rupiah melemah menyebabkan hutang negara meningkat. “Hutang jika dikelola dengan baik akan menjadi lompatan-lompatan pembangunan ekonomi negara. Dan saya jamin, tidak ada negara di dunia ini yang tidak punya hutang dalam melakukan pembangunan di negaranya,” jelasnya.

Di sisi lain, lanjut Imamudin lagi, keuangan Islam merupakan harapan masa depan Indonesia. Berbagai jenis lembaga keuangan Islam yang ada di Indonesia, seperti pasar modal syariah, Bank Islam, pegadaian syariah, asuransi Islam, dan bisnis syariah seharusnya dapat membantu ekonomi keuangan Indonesia. “Keuangan Islam dapat membantu perkembangan ekonomi Indonesia, namun sangat disayangkan masih minimnya masyarakat yang mengetahui apa itu keuangan syariah,” tambahnya.

Sementara itu, Dian Handayani, S.E., Ak., MBA. selaku Kepala Seksi Pelayanan Publik dan Hubungan Investor Direktorat Pembiayaan Syariah dalam materinya menyampaikan, Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara adalah surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing. Berlandaskan UU Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara memberi landasan penerbitan SBSN sebagai kewenangan pemerintah untuk menerbitkan SBSN, dan penggunaan barang milik negara dan objek pembiayaan sebagai underlying asset. Underlying asset sendiri adalah asset yang menjadi objek atau dasar transaksi dalam penerbitan sukuk.

•Sukuk berasal dari kata dalam bahasa Arab, yang berarti dokumen atau sertifikat. Istilah Sukuk merupakan bentuk jamak (plural) dari kata Sakk. (adm)

Sumber : UMY