Kota Sukabumi Miliki Kampus Peduli AIDS

Universistas Muhammadiyah Sukabumi (Ummi) ditetapkan Pemkot Sukabumi sebagai kampus peduli AIDS. Langkah ini untuk menggiatkan upaya pencegahan penyebaran HIV/AIDS di kalangan mahasiswa dan pelajar.

“Penetapan kampus peduli AIDS ini akan semakin menekan penyebaran HIV/AIDS di Sukabumi,” ujar Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Sukabumi Achmad Fahmi, Selasa (14/4).

Harapannya, kampus berperan dalam kegiatan sosialisasi mengenai bahaya HIV/AIDS di tengah masyarakat.Sebelumnya kata Fahmi, KPA juga telah memfasilitasi pembentukan warga peduli AIDS (WPA) di sejumlah kecamatan. Selain itu membentuk WPA di lingkungan lembaga pemasyarakatan (Lapas).

Wakil Rektor III Ummi Sakti Alamsyah mengatakan, keterlibatan kampus dalam pencegahan HIV/AIDS didasarkan pada fakta banyaknya kasus HIV di Sukabumi. “Kita berupaya membantu pencegahan penyebaran HIV/AIDS,” terang dia.

Rencananya kata Sakti, pihak kampus akan memilih sebanyak 19 mahasiswa pilihan untuk menjadi relawan dalam pencegahan HIV/AIDS. Mereka yang berasal dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ini akan turun ke sekolah-sekolah untuk melakukan sosialisasi bahaya penyebaran HIV.

Sumber : REPUBLIKA.CO.ID

UMY Kerjasama Dual Degree Dengan Flinders University

Untuk kesekian kalinya Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali mengadakan kerjasama dengan universitas di luar negeri. Kerjasama kali ini merupakan kerjasama lanjutan dalam program Dual Degree. Program Dual Degree periode 2015-2020 ini akan dilaksanakan bersama Flinders University, South Australia.

Dalam penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) yang dilakukan pada Selasa (14/4) di Flinders University, pihak UMY diwakili oleh Dr. Gunawan Budiyanto, MP (Wakil Rektor Bidang Akademik) dan pihak Flinders University diwakili oleh Professor Nancy Cromar (Vice Cancellor and Vice President – International). ​

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIPOL) UMY, Dr. Ali Muhammad, saat ditemui pada Jum’at (17/4) mengatakan, MoU program Dual Degree tersebut memayungi program studi Ilmu Hubungan Internasional FISIPOL UMY dengan School of International Studies, Flinders University. Skema yang dibuat pada program ini adalah 3 plus 1. “Artinya, mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional UMY bisa bergabung dalam Dual Degree program ini dengan ketentuan tiga tahun di UMY dan 1 tahun atau dua semester belajar di School of International Studies, Flinders University dengan membayar penuh tuition fee. Setelah itu, mahasiswa akan kembali ke UMY untuk menyelesaikan skripsinya,” papar Ali yang juga turut hadir dalam penandatangan MoU di Flinders University.

Jadi, lanjut Ali lagi, program Dual Degree ini hanya bisa diikuti oleh mahasiswa HI UMY yang telah menempuh empat semester. Karena program Dual Degree tersebut akan ditempuh oleh mahasiswa pada semester lima dan enam. Barulah kemudian untuk semester tujuh dan delapan mahasiswa tersebut akan kembali ke UMY untuk menyelesaikan skripsinya. Program ini pun akan dimulai pada semester depan dengan cara mahasiswa yang sudah menempuh empat semester bisa mendaftarkan diri ke Prodi HI untuk mengikuti program Dual Degree tersebut. Namun, program ini hanya dikhususkan bagi​ mahasiswa HI kelas internasional (IPIREL/International Program of International Relations).

Ali juga mengatakan, dengan mengikuti program Dual Degree ini, mahasiswa akan mendapatkan gelar ganda setelah lulus, yakni SIP (Sarjana Ilmu Politik) dari UMY dan B. Int.St (Bachelor of International Studies) dari Flinders University. “Program Dual Degree ini tentunya menarik. Karena mahasiswa HI UMY nantinya bisa mendapatkan gelar B.Int.St​ dari Flinders University cukup dengan belajar di Flinders selama satu tahun atau dua semester saja,” jelasnya.

Dalam kesempatan penandatanganan MoU di Flinders University tersebut, turut hadir menyaksikan pula pimpinan dari pihak Flinders University, antara lain Professor Matt Taverner (Director, Partnership and Student Service); Professor Phyllis Tharenou (Executive Dean, Faculty of Social and Behavioral Sciences); Professor Martin Griffiths (Dean, School of International Studies); dan Dr Priyambudi Sulistyanto (Senior Lecture). Sementara dari pihak UMY hadir pula Dr Ali Muhammad selaku Dekan FISIPOL UMY.​

Sumber : UMY.AC.ID

Delegasi UMY Raih Penghargaan Di Harvard World Model United Nation 2015

Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Ahmad Jawwad (mahasiswa Hubungan Internasional 2011), Asep Suryana (HI 2012) dan Andi Amitya Resti Dwiyanti (Magister Politik dan Hubungan Internasional 2013) yang didaulat menjadi delegasi UMY di ajang internasional “24th Harvard World Model United Nation (WMUN) 2015” berhasil meraih penghargaan terbaik pada kategori Social Venture Challenge (SVC) Resolution Project.

Acara tahunan yang diselenggarakan oleh Harvard University ini mempertemukan delegasi mahasiswa dari seluruh universitas di dunia. Dan pada acara WMUN ke-24 yang dilaksanakan di Korea International Exhibition Center (INTEX), Seoul, Korea Selatan pada 16 hingga 20 Maret 2015 ini, ada dua kategori perlombaan yakni Social Venture Challenge (SCV) Resolution Project dan Simulasi Sidang PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). Dari dua kategori perlombaan ini hanya ada tiga delegasi asal Indonesia yang meraih penghargaan terbaik, yakni delegasi UMY di posisi pertama pada kategori Social Venture Challenge (SVC) Resolution Project, disusul kemudian Djarum Foundation, dan Universitas Indonesia (UI) pada kategori Simulasi Sidang PBB.

Ahmad Jawwad, selaku ketua tim delegasi UMY, saat ditemui di Biro Humas UMY pada Selasa (14/4) mengatakan, Social Venture Challenge sendiri merupakan kategori kompetisi di mana para pemuda atau mahasiswa dari seluruh dunia, yang ikut pada ajang WMUN 2015 tersebut diharuskan untuk menyampaikan proyek-proyek sosial di negaranya masing-masing. Sementara proyek sosial yang diajukan Jawwad beserta temannya, yang berhasil meraih penghargaan dalam ajang ini berupa proyek “CancerCARE”.

“CancerCARE ini merupakan proyek kepedulian sosial. Dalam proyek ini kami ingin menambah pengetahuan dan menyadarkan masyarakat umum untuk lebih peduli pada penderita kanker, khususnya anak-anak. Karena kalau kita perhatikan, anak-anak penderita kanker itu tingkat sosialnya rendah dan minder. Untuk itulah kami mengajukan proyek ini,” jelasnya.

Jawwad juga mengaku sempat kaget dan tidak percaya karena timnya dinyatakan berhasil meraih penghargaan sebagai delegasi terbaik. Pasalnya, untuk bisa mengikuti ajang tersebut tidak mudah. Karena harus melewati beberapa tes seleksi. Di samping itu juga, setelah mereka dinyatakan maju ke babak semi final dan final, mereka diharuskan melakukan presentasi di hadapan juri serta delegasi dari universitas-universitas di dunia yang ikut pada ajang tersebut.

“Tidak mudah untuk bisa sampai ke sana. Selain karena adanya tantangan dengan berbagai seleksi itu, kami juga terhambat dengan masalah dana. Tapi syukur, Alhamdulillah kami bisa berangkat dan bisa meraih prestasi membanggakan ini. Ini juga sebagai bentuk kontribusi kami kepada UMY, karena telah berhasil membawa nama baik UMY di tingkat internasional,” ujar Jawwad yang juga Founder UMY Model United Nation Community ini lagi.

Hal senada pun disampaikan Asep Suryana. Menurutnya, sekalipun pesaing terberat mereka selama mengikuti perlombaan tersebut datang dari para mahasiswa yang merupakan penutur asli Bahasa Inggris (netive speaker), namun nyatanya ia beserta kedua temannya bisa pula bersaing dengan mereka.

Asep juga mengingatkan agar mahasiswa Indonesia tidak perlu merasa minder (kurang percaya diri) dengan kemampuan bahasa Inggris yang dimilikinya. “Selama kita bisa bicara dengan jelas, orang-orang akan mengerti. Buktinya, negara-negara seperti kita yang notabene masih terbata-bata menggunakan bahasa Inggris, karena bahasa Inggris yang tak lain merupakan bahasa asing bagi kita, tapi ternyata juga mampu menguasai persidangan dengan baik,” ungkapnya. Hal itu pun berdasarkan pengalaman yang ditemui oleh Asep ketika mengikuti WMUN 2015 dan mendapati jika mahasiswa yang berasal dari Universitas Indonesia (UI) juga mendapatkan penghargaan sebagai peserta terbaik pada kategori Simulasi Sidang PBB. (sakinah)

Sumber : UMY.AC.ID

Sukses Gugat UU Migas dan UU Air, Muhammadiyah ‘Diancam’

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin mengaku pascapengabulan Mahkamah Konstitusi (MK) atas gugatan Muhammadiyah terhadap UU Migas No 22 Tahun 2001 dan UU No 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air, Muhammadiyah kerap mendapatkan ‘tekanan’ dari negara asing.

Din yang berbicara saat membuka Seminar Pra-Muktamar di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Solo, (14/4) itu mengatakan, sejumlah perwakilan negara antara lain dari Amerika Serikat, Inggris dan Prancis bahkan sengaja mengunjunginya untuk mempertanyakan lantas keberatan dengan upaya Muhammadiyah tersebut.”Dalam bahasa diplomasi itu ancaman,” katanya.

Padahal, ungkap Din, ‘jihad konstitusi’ Muhammadiyah tersebut sejalan dengan UUD 1945 dan berangkat dari semangat menegakkan konstitusi dan menjaga kedaulatan negara. Dengan dikabulkannya gugatan kedua UU tersebut oleh MK, maka pendayagunaan migas dan air, manfaatnya harus benar-benar dirasakan rakyat.

Menurut Din, sejak reformasi terdapat 115 produk UU yang dianggap merugikan umat Islam dan juga rakyat Indonesia serta dapat meruntuhkan kedaulatan negara. Ia menyebut produk UU tersebut sangat kental nuansa Letter of Intent Dana Moneter Internasional (IMF) karenanya mendesak untuk segara direvisi. .”Butuh 20 tahun untuk mengoreksinya,” katanya

Bahkan, dalam waktu dekat Muhammadiyah akan kembali mengajukan gugatan ke MK tiga UU sekaligus yaitu UU Penanaman Modal Asing No 25 Tahun 2007, UU No 24 Tahun 1999 Tentang Lalu Lintas Devisa, dan UU No 30 Tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikan.

Sumber : REPUBLIKA.CO.ID

Teliti Plasma untuk Sembuhkan Luka, Nasaruddin Raih Gelar Doktor di Jepang

Seorang dosen Universitas Muhammadiyah (UM) Magelang, Nasaruddin, meraih gelar doktor dari Kanazawa University, Jepang, dengan predikat summa cum laude. Prestasi membanggakan itu diperoleh setelah ia berhasil melakukan kajian baru tentang plasma medicine untuk terapi penyembuhan luka.

Nasarudin menjelaskan, plasma adalah fase zat keempat setelah zat padat, cair dan gas. Di antara produk-produk industrial atau teknologi yang menerapkan plasma adalah televisi plasma (TV plasma) dan AC plasma.

“Kita tentu sudah akrab dengan teknologi tersebut. Namun, setelah saya melakukan serangkaian kajian ilmiah, spesies aktif tersebut dapat dimanfaatkan untuk terapi kesehatan. Seperti untuk menyembuhkan luka dan membunuh sel-sel kanker dan membasmi bakteri,” jelas Nasaruddin, Selasa (14/4/2015).

Pria asal Temanggung, Jawa Tengah, itu menceritakan selama studi di Negeri Sakura, ia melakukan proyek penelitian dengan menerapkan plasma untuk penyembuhan luka pada hewan mencit (tikus) yang meniru model terapi luka di skala klinis rumah sakit. Hasilnya, penyembuhan luka pada kelompok tikus yang diberi treatment plasma setiap hari selama satu menit, lebih cepat satu hari dibandingkan dengan kelompok tikus tanpa treatment plasma.

“Berdasarkan uji mikroskopis tampak bahwa plasma mempercepat penyembuhan luka dengan cara mempengaruhi perkembangan sel-sel myofibroblast atau sel yang biasa dikenal sebagai penanda dari konstraksi luka,” ulas alumnus Universitas Diponegoro, Semarang, Bidang Ilmu Fisika tahun 2000-2006.

Hasil penelitian tersebut, kata Nasarudin, telah terpublikasi di jurnal internasional Clinical Plasma Medicine (Elsevier Publisher) di Jepang, yang sekaligus sebagai karya disertasinya. Kendati demikian, Nasarudin mengaku belum puas dengan hasil tersebut. Ia pun bergabung dengan tim peneliti di Laboratorium Wound Healing dan Laboratorium Plasma Kanazawa University untuk mengembangkan metode peningkatan efek plasma yang lebih sederhana, yakni dengan menambahkan air.

Penemuan terbaru

Menurut peraih The Best Presentation Award dalam Intenational Conference ISPlasma 2015 itu, kajian plasma medicine termasuk penelitian yang baru dan saat ini secara intensif baru dilakukan di negara-negara maju. Kajian plasma medicine ini juga berpotensi besar berkolaborasi dengan kajian-kajian lain yang juga tengah menjadi tren dalam sains dan teknologi kesehatan, seperti bidang nanosains dan nanoteknologi.

“Bisa jadi penelitian saya ini adalah penelitian yang pertama di bidang plasma medicine untuk penyembuhan luka yang dilakukan oleh akademisi dari Indonesia. Tantangan dan kendala jelas ada, tapi kita bisa berupaya bersinergi dengan berbagai pihak baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional,” pungkas Nasaruddin.

Sumber : KOMPAS.COM

Universitas Muhammadiyah Palangkaraya Mengirim Mahasiswanya untuk KKN-PPL Luar Negeri Ke Thailand Selatan

Dalam rangka meningkatkan mutu serta pengalaman mahasiswa, Universitas Muhammadiyah Palangkaraya melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata dan Program Praktek Lapangan (KKN-PPL) ke Thailand Selatan dengan memulai program tersebut melalui tahapan seleksi yang telah direncanakan dan disusun oleh tim seleksi UM Palangkaraya. Semangat untuk mengikuti program tersebut dapat terlihat dari puluhan mahasiswa UM Palangkaraya mengikuti tes seleksi bagi calon peserta yang akan dikirim selama 5 bulan tersebut.

Tim seleksi yang terdiri dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masayrakat (LP2M), Lembaga Pembinaan Pengembangan Keislaman Kemuhammadiyahan (LPPKK), Unit pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (UP3L), dan Kantor Urusan Internasional (KUI) Universitas Muhammadiyah Palangkaraya ini telah berjuang untuk menseleksi mahasiswa-mahasiswa yang di laksanakan pada tanggal 8 April 2015. Hal ini dilakukan agar mahasiswa-mahasiswa yang telah lolos benar-benar mahasiswa yang siap secara mental dan pengetahuan.

Kegiatan program ini dilaksanakan sejatinya karena Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Program Praktik Lapangan (PPL) merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral yang kedepannya sangat bermanfaat bagi mahasiswa itu sendiri baik dari segi pengetahuan maupun pengalaman karena mereka akan melakukan pengajaran dan mempraktekkan ilmunya secara langsung di lapangan.

Mahasiswa yang telah lolos seleksi berjumlah 10 mahasiswa, atas nama Nur Ameliawati, Antoni, Nor Rohmat, Taufik Fatkhurrohman Sholeh, Devie Misriyati, Insia Palupi Handayani, Ita Safitri Paris, Sri Sumardiyah, Sudadi Purwanto, Normalia Malik. UM Palangkaraya sangat mengharapkan kepada seluruh mahasiswa yang terpilih dapat melakukan tugasnya dengan baik karena mereka semua membawa nama baik Universitas, Daerah, bahkan Negara di kancah internasional.

Kegiatan program KKN-PPL Luar Negeri UM Palangkaraya ini di laksanakan 2 kali dalam setahun yang di harapkan kedepan akan menghasilkan lulusan-lulusan yang mempunyai kompetensi yang kuat untuk bersaing dan mengabdikan ilmunya kepada masyarakat secara luas.

Rakornas Pimpinan PTM 2015

Peran Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) dalam berbagai bidang pembangunan di  Indonesia antara lain dapat dilihat dari sisi potensi dan kontribusi yang dimiliki oleh  PTM di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah. PTM melalui proses pendidikan yang dilakukan semenjak Indonesia belum merdeka sampai awal abad XXI telah mampu menghasilkan Sumber Daya Insani yang memiliki karakteristik – keunggulan yang sangat dibutuhkan oleh Bangsa Indonesia yang sedang melakukan pembangunan. Sumber Daya Insani yang dihasilkan oleh PTM memiliki karakteristik yang berbeda yakni memiliki integritas –sifat religius- moralitas yang standar, sangat dibutuhkan oleh Bangsa Indonesia.

Berdasarkan data dari Asosisasi Perguruan Tinggi Swasta (APTISI), tercatat bahwa jumlah perguruan tinggi swasta di Indonesia lebih dari 3200. Jumlah tersebut selalu bertambah seiring dengan pertumbuhan Perguruan Tinggi di kota-kota kabupaten di seluruh Indonesia.  Sayangnya, jumlah PTS yang begitu banyak belum diimbangi dengan peningkatan kualitas. PTS Sebagai salah satu pilar pendidikan di Indonesia yang dibangun dan dikelola oleh masyarakat memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam mewujudkan cita-cita luhur yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

Perguruan Tinggi Muhammadiyah merupakan lembaga pendidikan yang bernaung di bawah Persyarikatan Muhammadiyah turut mengambil peran dan berkomitmen dalam peningkatan kualitas pendidikan. Peran dan keseriusan Muhammadiyah dalam mengelola pendidikan tersebut ditunjukkan oleh prestasi yang diperoleh beberapa Perguruan Tinggi Muhammadiyah diseluruh Indonesia. Sebagai contoh misalnya, diperolehnya Akreditasi  A yaitu Universitas Muhammadiyah Malang dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta; Akreditasi B yaitu Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Muhammadiyah Palembang, Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka, STIKES Muhammadiyah Palembang, STIKES Muhammadiyah Banjarmasin; Akreditasi C yaitu Universitas Muhammadiyah Cirebon, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Universitas Muhammadiyah Kendari, Universitas Muhammadiyah Riau, Universitas Muhammadiyah Sukabumi, STIKes ‘Aisyiyah Bandung, STISIP Muhammadiyah Sidenreng Rappang, STF Muhammadiyah Tangerang, STIK Muhammadiyah Pontianak, STKIP Muhammadiyah Sampit, dan sisanya menunggu visitasi dari BAN PT. Selain itu di  awal tahun 2015 bertambah 5 (lima) perguruan Tinggi Muhamamdiyah yaitu Universitas Muhamadiyah Tasikmalaya (pengembangan dari STIKES Muhammadiyah Tasikmalaya), STKIP Muhammadiyah Kalabahi, STIBES Muhammadiyah Sumedang, Institus Bisnis Muhammadiyah Bekasi, STIKES Muhammadiyah Bojonegoro, STIS Muhammadiyah Pringsewu. Peningkatan kualitas juga dilakukan oleh Perguruan Tinggi Muhammadiyah dengan melakukan kerja sama dengan berbagai Perguruan Tinggi di Luar Negeri. Upaya penguatan jaringan juga dilakukan dengan melakukan pemberian beasiswa untuk jenjang Strata 1 (S1) bagi mahasiswa yang berasal dari Thailand dan juga beasiswa Strata 2 ( S2) bagi mahasiswa yang berasal dari Philipina yang melibatkan lebih dari 13 Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Selain kerja sama luar negeri , sesuai dengan spesifikasi dan program studi yang dimiliki PTM juga sudah melakukan kerja sama dengan instansi pemerintah dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

Penguatan kelembagaan menjadi alternative penting bagi Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Kemandirian sebagai salah satu ciri kuatnya lembaga dapat dilakukan dengan mengupayakan sumber daya manusia yang cukup dan sumberdana yang mewadahi. Oleh karena itu berbagai peluang dan tantangan dalam pengembangan PTM kedepan menjadi salah satu dasar dalam melakukan penguatan kelembagaan Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Data Jumlah PTM sampai tahun 2015 sebanyak 163 Perguruan Tinggi Muhammadiyah (41 Univ, 94 ST, 2 institut, 22 Akademi, 4 poltek),  ditambah dengan 11 Perguruan Tinggi Aisyiyah  (PTA) dan memiliki kurang lebih 5% dari jumlah mahasiswa yang ada di seluruh Indonesia. Jumlah mahasiswa bagi perguruan tinggi swasta kususnya Perguruan Tinggi Muhammadiyah masih merupakan asset penting bagi kelangsungan PTM. Pasang surut jumlah mahasiswa di suatu PTM sangat berpengaruh pada kelangsungan perguruan tinggi tersebut.Tentu hal itu tidak dapat dibiarkan dan berjalan terlalu lama. Oleh karena itu PTM perlu melakukan upaya-upaya kreatif dengan berpijak pada tugas utamanya yaitu pendidikan. Upaya-upaya kretatif tersebut dilakukan agar PTM memiliki kemandirian baik dari sisi Sumber Daya Manusia maupun dari Sumber Dana Pengelolaan PTM. Meskipun tren mahasiswa baru pada program Strata 1 dan Diploma 3 di Universitas cenderung meningkat, Majelis Dikti mencatat beberapa trend penerimaan mahasiswa baru tahun 2015 di PTM untuk prodi kependidikan dan kesehatan dibeberapa PTM (STKIP, STIKES, AKADEMI KESEHATAN) sudah mulai menurun. Dinamika tersebut tentu perlu menjadi perhatian penting bagi pimpinan dan pengelola PTM agar dilakukan antisipasi dan mencari solusinya. Pada Program Strata 2 (S2) dan Strata 3 (S3) peluang yang dimiliki masih sangat luas namun terkendala sedikitnya pilihan program studi yang ditawarkan oleh Pengelola Pasca PTM. Oleh karena itu perlu inisiasi untuk membuka prodi baru dan berbagai kajian yang visioner pada Program Pasca Sarjana.

Mencermati dinamika yang terjadi di aras nasional maupun pada aras regional, global  adalah merupakan sebuah keniscayaan untuk melakukan refleksi pemikiran – kajian serius –  terkait peran PTM, dalam penguatan ekonomi Indonesia dalam konteks peran strategisnya baik pada peran untuk menghasilkan SDM yang unggul sekaligus memiliki karakter-integritas, maupun kemampuan PTM untuk menghasilkan pemikiran-konsep teori yang dapat dikontribusikan bagi penguatan ekonomi Indonesia. Dalam rangka mencapai misi mulia tersebut PTM  perlu memberikan perhatian pada capacity building dan kemampuan memperluas networking dengan berbagai pemangku kepentingan. Memperhatikan pemikiran tersebut Muhammadiyah memandang strategis untuk terus mengembangkan berbagai kerjasama yang bermartabat dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk di dalamnya dengan pemerintah Indonesia.
Dalam konteks dinamika pembangunan bangsa dan negara di Indonesia yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari lautan, maka PTM perlu menyambut dan berpartisipasi serta menyumbangkan pemikiran strategis dan konsepsional terkait gagasan-gagasan tentang konsep Indonesia sebagai Negara maritim, Indonesia bahari pada bidang perikanan dan kelautan di era persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Masih dalam konteks upaya peningkatan kualitas menuju kemandirian di PTM, tahun ajaran 2014/2015 PTM akan dihadapkan pada suasana politik bangsa menghadapi pesta demokrasi. Kampus Muhammadiyah dengan ratusan ribu jumlah mahasiswa merupakan lahan potensial yang dapat dimanfaatkan oleh siapa saja yang berkepentingan. Sehingga menjaga kondisi akademis dan menciptakan suasana kondusif menjadi fokus penting bagi pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah. PTM menempatkan diri sebagai lembaga akademis dan harus menggunakan prinsip-prinsip akademis dalam mensikapi berbagai kepentingan yang melibatkan PTM.  SK PP MUH No 149 tahun 2013  merupakan langkah nyata persyarikatan untuk menjaga amal usaha Muhammadiyah termasuk PTM dari kepentingan pribadi maupun kelompok kususnya menghadapi berbagai tahapan pemilihan umum.
Berdasarkan berbagai kepentingan dan kemungkinan persoalan yang dihadapi itulah Pimpinan Pusat Muhammadiyah Majelis Dikti akan menyelenggarakan RAPAT KOORDINASI NASIONAL PIMPINAN PERGURUAN TINGGI MUHAMMADIYAH TAHUN 2015 bertempat di Universitas Muhammadiyah Mataram.  Rapat Koordinasi Nasional tersebut diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan mendapatkan masukan dari berbagai pihak dalam membangun Keunggulan dan Kemandirian PTM menuju perguruan tinggi yang sehat dan dinamis.

Pelaksanaan Rapat Koordinasi Nasional Pimpinan PTM akan diselenggarakan pada :
Hari, tanggal           :  Jumat s.d Ahad, 17 s.d. 19 April 2015
Penyelenggara        : UNIVERSITAS   MUHAMMADIYAH MATARAM  NUSA TENGGARA BARAT
Tempat Kegiatan     : Jayakarta Hotel Mataram
Jln. Raya Senggigi KM. 4, Kec. Mataram, Nusa Tenggara Barat 83355

Info hubungi :

Panitia Pusat             : Majelis Dikti PP Muhammadiyah (diktilitbang@yahoo.com)
1.    HS Mulyanto       : HP 0878 3815 4789
2.    Agus Mulyono     : HP 0811 255 392
3.    Sadiyono            : HP 0818 0414 8230

Panitia Lokal                  : Universita Muhammadiyah Mataram
1.    Ibu Rena Amenwara : Hp. 0818 0523 1144
2.    Ramayanta              : Hp. 0812 3956 3521

TI UMY Siapkan Mahasiswa dan Lulusannya Hadapi Teknologi Masa Depan

Perkembangan di dunia informasi dan teknologi tak dapat dipungkiri lagi selalu berjalan dengan sangat cepat. Teknologi-teknologi yang saat ini sedang tren dan dikatakan canggih di masa ini, belum tentu di masa depan teknologi tersebut juga menjadi tren dunia. Karena itulah, mahasiswa dan lulusan Teknologi Informasi pun harus selalu bersiap diri menghadapi lompatan besar teknologi di masa depan. Dan salah satu cara yang dilakukan oleh Program Studi TI Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) untuk menghadapi tantangan tersebut yakni, menyiapkan mahasiswanya sedini mungkin untuk belajar mengenai teknologi masa kini dan masa depan.

Demikian disampaikan Ketua Prodi TI UMY, Muhammad Helmi Zain Nuri, S.T., M.T., dalam acara Graduation Ceremony Information Technology Department Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Acara yang diselenggarakan pada Rabu (1/4), di ruang Studium General Teknik UMY ini, merupakan acara pemberian sertifikat kepada 17 mahasiswa TI UMY yang telah menyelesaikan program pembelajaran TI di UMY bersama dengan NIIT, India. Adapun sertifikat tersebut diberikan secara langsung oleh Praves Kumar, selaku Ambasador dari NIIT India.

Menurut Helmi, kerjasama antara UMY dengan NIIT India tersebut memang dikhususkan pada prodi TI (Teknologi Informasi). Hal ini karena sesuai dengan program prodi TI UMY yang ingin menyiapkan mahasiswa dan lulusannya untuk menghadapi teknologi masa depan. “Kami punya tiga program besar yang sekaligus juga menjadi tantangan bagi kami, prodi TI. Pertama, menyiapkan mahasiswa dan lulusan TI UMY agar siap menghadapi teknologi yang belum ada di masa kini. Kedua, menyiapkan mereka untuk pekerjaan di bidang teknologi yang belum ada sekarang. Dan ketiga, menyiapkan mereka untuk bisa menyelesaikan masalah dalam bidang teknologi yang belum kita semua ketahui juga ke depannya akan seperti apa. Karena itulah, kerjasama antara TI UMY dengan NIIT India ini ada,” ujarnya.

Helmi juga mengatakan, kerjasama antara TI UMY dengan NIIT India tersebut berupa kerjasama kurikulum pembelajaran. Kurikulum pembelajaran yang dimiliki NIIT juga diajarkan di TI UMY. Materi-materi pelajaran yang diberikan pun sebagiannya juga berasal dari materi-materi yang diajarkan di NIIT. “Namun materinya inline dengan perkuliahan di sini. Jadi ketika mereka kuliah, mereka akan mendapatkan materi dari TI UMY sendiri juga materi khusus yang berasal dari NIIT. Kemudian untuk ujian materi dari NIITnya, mereka juga bisa melakukannya secara online, sehingga nilai yang didapat pun akan berasal dari dua institusi pendidikan ini,” ungkapnya.

Helmi melanjutkan, kerjasama yang telah dilakukan sejak tahun 2010 ini untuk memberikan nilai tambah bagi mahasiswa dan lulusannya. Selain agar mereka memiliki sertifikasi dari industri, NIIT, dan UMY, mereka juga akan mendapatkan gelar dari NIIT, yakni Diploma Software Engineering atau disingkat Dip. SE.

“Gelar Dip. SE tersebut juga untuk melengkapi gelar Sarjana Teknik (S.T) itu sendiri, agar mereka punya nilai tambah saat melamar pekerjaan. Selain itu juga, sertfikat dan gelar yang mereka peroleh dari NIIT juga diakui di negara lain, seperti Singapore, Australia, Inggris, dan Myanmar. Jadi, kalau nantinya mereka ingin melanjutkan studi di negera-negara tersebut bisa dilakukan dengan mudah, karena gelar dan sertifikat mereka sudah diakui secara internasional. Selain itu juga, kuliahnya tidak perlu lama-lama, karena sebagian besar kredit atau materi kuliahnya juga sudah dipelajari dari materi kuliah NIIT,” imbuh Helmi lagi.

Sementara itu, Jazaul Ikhsan, ST., MT., Ph.D mengatakan, sertifikat yang diperoleh oleh 17 mahasiswa TI UMY tersebut merupakan bukti atas kompetensi mereka di bidang Teknologi dan Informasi. Karena mereka tidak hanya mempelajari bagaimana perkembangan teknologi di masa ini, namun juga telah mempersiapkan dirinya untuk menghadapi tantangan serta teknologi di masa mendatang.

“Ini sebagai bukti bahwa Anda kompeten. Tapi ini juga menjadi tanggung jawab yang luar biasa. Karena perkembangan teknologi informasi itu begitu cepat, dan apa yang dipelajari sekarang, belum tentu di masa depan masih menjadi topik hangat untuk dipelajari. Karena itu, mahasiswa dan lulusan TI itu harus siap untuk belajar dan belajar, serta belajar mandiri untuk menghadapi segala sesuatunya di masa yang akan datang,” pungkasnya. (sakinah)

Sumber : UMY.AC.ID

Mahasiswa Kehutanan Ajak Peduli Lingkungan Lewat Foto

Banyak cara untuk menyuarakan kepedulian lingkungan, salah satunya melalui fotografi. Itulah yang dilakukan sejumlah mahasiswa Prodi Kehutanan Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Selama dua hari, Senin dan Selasa (30-31/3), bertempat di lantai 3,5 Gedung Kuliah Bersama (GKB) I, digelar pameran foto bertema “Hutan Kita Masa Depan Kita”.

“Acara ini merupakan bentuk peringatan bagi mahasiswa agar menyadari pentingnya merawat hutan,” ujar ketua panitia, Hamdan Mahmud. Ia menjelaskan, sehari setelah pameran akan ada aksi menanam pohon di sekitar kampus.

Rangkaian kegiatan yang sekaligus memperingati Hari Hutan Internasional 21 Maret ini bertujuan melindungi, merawat, dan menjaga Ruang Terbuka Hijau (RTH), khususnya di wilayah UMM. “Dimulai dari wilayah kampus dulu, supaya kepedulian mahasiswa akan lingkungan hijau semakin meningkat nantinya,” tambahnya.

Kepedulian mahasiswa akan kerusakan alam salah satunya didokumentasikan melalui foto-foto karya Falahi Mubarok yang turut dipamerkan dalam kegiatan tersebut. Mahasiswa Prodi Kehutanan UMM yang hobi fotografi ini kerap memotret kerusakan-kerusakan alam yang ia temui. Salah satu foto karyanya berlokasi di penambangan batu kapur di Lamongan, Jawa Timur.

Dalam fotonya, diperlihatkan kerusakan hutan akibat penambangan yang berlebihan. “Ternyata di balik keindahan, banyak juga terjadi kerusakan di negeri kita,” ungkapnya. Lewat kegemarannya memotret, Falahi ingin menyampaikan bahwa seharusnya orang-orang harus lebih peka terhadap hutan.

Rangkaian event ini sejalan dengan konsep UMM sebagai kampus wisata. Keanekaragaman hayati yang terdapat di sekitar kampus sudah sepatutnya dijaga. Gerakan “Go Green Go Clean” yang diusung UMM akan mewujudkan kampus yang nyaman, menyenangkan, dan mencerahkan. Gerakan itu juga didukung kawasan konservasi yang dimiliki UMM, semisal kebun apel organik, hutan sengon, plaza pertanian, dan lain sebagainya. (dar/zul/han)

Sumber : UMM.AC.ID

Gandeng Zurich, UMP adakan Jobseeking Training

Setiap tahunnya Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) mewisuda ribuan wisudawan dan wisudawati. Sebagian besar lulusan UMP terserap didunia kerja. Tentunya sebelum bekerja seorang pelamar kerja diharuskan mempersiapkan surat lamaran, curriculum vitae (cv), serta mempersiapkan diri untuk menghadapi psikotes dan wawancara. Sehingga pada Selasa, 31 Maret 2015 Career Development Center (CDC UMP) gandeng PT. Zurich Life Indonesia adakan Jobseeking Training.

Bertempat di gedung rektorat aula AK Anshori UMP, dua pembicara sekaligus didatangkan guna memberikan pencerahan kepada peserta jobseeking training. Hadir dalam acara ini Rektor UMP, Kepala Biro Kemahasiswaan, Ketua CDC, serta peserta jobseeking training. “Persiapan melamar pekerjaan harus kita persiapkan sesempurna mungkin. Apakah kita dipandang layak atau tidak pada institusi yang kita tuju. Sehingga pada kegiatan ini pembicara akan memberikan kiat kiat mempersiapkan melamar pekerjaan,” kata Agus Mulyadi Purnawanto,S.P., M.P, ketua CDC

Senada dengan itu Rektor UMP Dr. H. Syamsuhadi Irsyad M.H menyampaikan bahwa acara jobseeking training yang terselenggara setiap tahunnya ini diharapkan dapat memberikan pencerahan kepada mahasiswa bagaimana memahami trip dan trik interview yang efektif. “kegiatan ini bertujuan untuk memfasilitasi dan mendukung sinergitas antara kalangan industri dan kalangan akademisi dalam kerangka untuk memenuhi kebutuhan SDM bagi beragam institusi,” jelasnya Rektor. “UMP akan terus berusaha menghasilkan lulusan yang mempunyai kompetensi dan daya saing global,” tambahnya.

“Yang dibutuhkan ketika bekerja bukan hanya kerja keras tetapi juga kerja cerdas,” kata Henry Azhar Kasim (Head of Agency Recruitment and Sales Quality PT. Zurich Life Indonesia) salah satu pembicara. Sementara itu Wira Arjuna (Motivator, Writer and Consultant) pembicara pada sesi kedua memotivasi peserta Jobseeking Training. “kita harus berani bermimpi, berani mencoba, berani berjuang, berani gagal dan berani sukses,” jelasnya.  (Faj)

Sumber : UMP.AC.ID