Pascasarjana UM Malang Kritisi Kebijakan Konservasi Alam Kota Batu

JELANG peringatan Hari Jadi Kota Batu ke-15 yang jatuh pada 17 Oktober, Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang (PPs UMM) bekerjasama dengan Yayasan Pengembangan Usaha Strategis dan Advokasi Pelestarian Alam (Pusaka) menggelar diskusi publik bertajuk “Urgensi Penguatan Konservasi Alam Kota Batu di Era Otonomi Daerah” Malang, Kamis (13/10) di Aula PPs UMM.

Kegiatan ini menghadirkan tiga pemateri, yaitu Ketua Yayasan Pusaka Malang Bambang Parianom, Pakar Lingkungan UMM Dr Abdul Kadir Raharjanto, serta Direktur/Aster Group Bidang Usaha Toko Retail Kosmetik Kota Malang sekaligus Ketua Komunitas Malang Bersatu, Agus Endra.

Bambang Parianom mengatakan, sejak ditetapkan sebagai daerah otonomi pada 2001 silam, di tengah pertumbuhan pembangunan yang begitu pesat, Kota Batu ternyata menyimpan berbagai persoalan pelik menyangkut lingkungan.

“Otonomi daerah, baik undang-undang yang keluar pertama yakni nomor 22 tahun 1999 termasuk undang-undang yang melahirkan Kota Batu nomor 1 tahun 2001 itu spiritnya pemanfaatan potensi alam. Bukan perlindungan wilayah dan aset ekologi. Sehingga kalau otonomi itu ekonomi yang menonjol, ada kecenderungan terjadi paradox antara otonomi daerah dan konservasi ekologi. Inilah yang saya anggap keprihatinan,” paparnya.

Menurutnya, ada tiga strategi berkelanjutan dan bersifat penyelamatan yang musti ditempuh Kota Batu meski ada di era otonomi daerah. Yakni strategi struktural, kultural, dan teknis sektoral. Strategi Struktural kata Bambang, yakni pemahaman politik masyarakatnya.

“Pemahaman politik menempatkan pembangun Batu yakni penyelamatan wilayah dan ekologi itu yang harus menonjol. Inilah yang akan melahirkan suatu kebijakan dan regulasi pendukung,” papar Bambang. Sementara strategi kultural menerangkan bagaimana agar seluruh lapisan masyarakat dapat ikut mendukung gerakan. Sedangkan, lanjut Bambang, strategi teknis sektoral yakni mendorong pemaksimalan kerja dinas terkait.

Selaras dengan Bambang, Abdul Kadir menjelaskan, jika dilihat dari sisi ekologi, permasalahan utama pada lingkungan bukan pada lingkungannya. Tapi permasalahan utama lingkungan di mulai dari permasalahan sosial. “Apabila kebutuhan-kebutuhan sosial meningkat, maka kebutuhan ekonominya juga akan meningkat. Pada saat kebutuhan ekonomi meningkat, dan ketika tidak ada hal lain yang bisa digunakan, maka manusia akan mengekploitasi alam sehingga alamnya akan rusak,” papar dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMM ini.

Sementara itu, Agus Endra mengatakan, perkembangan ekonomi tidak akan berlanjut dan akan sia-sia jika kita tidak memperhatikan aspek lingkungan hidup. “Kalau kita hanya mempertimbangkan faktor ekonomi, maka lingkungannya rusak itu akan menjadi boomerang bagi kita. Mau tidak mau, ketika kita membangun kota kita, maka faktor lingkungan hidup itu harus dikedepankan juga,” jelas Agus Endra.

Wakil Direktur III PPs UMM Dr Wahyudi Winarjo menerangkan, PPs UMM ingin terlibat dalam dinamika kehidupan nyata di masyarakat. “Kita tidak ingin menjadi ‘menara gading’. Kita tidak hanya bicara konsep, tetapi kita ingin mengajak komponen Universitas Muhammadiyah Malang terlibat langsung dalam persoalan-persoalan yang terjadi di tengah masyarakat,” kata Wahyudi.

Menurutnya, perguruan tinggi sebagai salah satu pilar demokrasi serta masyarakat sebagai civil society selayaknya dapat bergerak bersama secara independen membangun bangsa dan negara sesuai visi Negara Kesatuan Republik Iindonesia (NKRI).

Diskusi dihadiri sejumlah elemen masyarakat antara lain anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), komunitas masyarakat Kota Batu,  Non Government Organization (NGO), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), serta mahasiswa strata 1 dan 2 UMM.

Sumber : www.umm.ac.id

KPK Ajak Mahasiswa UM Malang Lawan Korupsi

POSISI Indonesia sebagai 20 besar negara terkorup mendorong Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menanamkan mental anti-korupsi. Bekerja sama dengan Fakultas Hukum (FH) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), KPK mengadakan kuliah tamu untuk menggembleng mental anti-korupsi pada mahasiswa baru UMM, Kamis (13/10),

Berlangsung di UMM Dome, kegiatan ini mengangkat tema “Menyiapkan Generasi Hukum yang Bersih dan Antikorupsi” menghadirkan Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat (Dikyanmas) KPK, Sujanarko.

Dalam paparannya, Sujanarko mengungkapkan, palayan publik pemberi suap terbanyak yaitu kepolisian. Ia menjelaskan, dibandingkan negara-negara di Asia Tenggara, polisi Indonesia paling banyak melakukan suap, yakni mencapai 75 persen. Sedangkan jaksa, hakim, serta penyidik sebesar 66 persen, sementara instansi pendidikan sebesar 21 persen. Sedangkan, jabatan yang paling banyak melakukan korupsi tertinggi dipegang oleh swasta sebesar 142 kasus, pejabat eselon 1, 2, dan 3 sebanyak 129 kasus, dan anggota DPR/DPRD 119 kasus.

“KPK sempat terheran, karena malah swasta-lah yang paling banyak kasusnya. Jelas, uang yang dimiliki swasta berkali-kali lipat dibandingkan APBN. Misalnya, APBN sebesar 600 Triliun, uang yang dimiliki swasta bisa 1500 Triliun. Uang inilah yang digunakan untuk ‘mempermainkan’ para pejabat negara. Padahal, KPK tidak berwenang menindak swasta. Ini masalahnya,” urai Sujanarko.

Sujanarko menekankan, apapun profesi yang dipilih setelah lulus, haruslah berpegang teguh pada tiga poin penting, yakni ber-antikorupsi, ber-spesialisasi, dan ber-integritas. Ber-antikorupsi artinya harus bertekad untuk tidak melakukan korupsi dalam bentuk apapun, ber-spesialisasi dimaksudkan agar apapun profesinya, haruslah menjalankan pekerjaan sesuai jobdesk yang sesuai dengan bidang profesionalnya.

“Seorang lawyer,” contoh Sujanarko, “Tugasnya adalah membela klien. Kalau untuk urusan melakukan lobi, lalu lawyer ini ikut main golf dengan kliennya untuk mempermulus urusannya, ini namanya melakukan hal yang tidak berkepentingan dengan kaidah profesinya. Inilah yang disebut tidak ber-Spesialisasi,” paparnya.

Yang ketiga, ber-integritas. Integritas bermakna menjalankan sesuatu yang baik dan benar tanpa  diawasi. Hal ini, menurut Sujanarko, perlu dilatih dan perlu model yang nyata. Langkah awal untuk membentuk pribadi berintegritas ini bisa dimulai dengan membuat resolusi pribadi yang dijalankan dengan penuh komitmen.

Pada acara ini, antusiasme 400 mahasiswa yang menjadi peserta tampak dari banyaknya pertanyaan bernada kritis pada Sujanarko. Salah satu yang dianggap menarik olehnya adalah pertanyaan tentang hal apa yang bisa dilakukan oleh mahasiswa untuk membantu KPK.

“Orang-orang terbaik dari Fakultas Hukum di Indonesia ini yang nantinya akan jadi generasi penerus kami di KPK. Saat ini KPK memiliki program Indonesia Memanggil. Lewat program ini, KPK akan berkeliling ke kampus-kampus untuk mencari mahasiswa akhir siap lulus yang berintegritas dan berkomitmen tinggi untuk bergabung dengan KPK,” jawabnya.

Dekan FH UMM Dr Sulardi SH MSi membenarkan adanya program Indonesia Memanggil KPK. Sampai saat ini, UMM sering mengajukan alumninya untuk mengikuti seleksi menjadi bagian dari KPK. Sulardi menegaskan, tantangan lulusan FH untuk masuk ke dunia hukum sebagai penegak hukum terbilang susah. Pasalnya, para koruptor kini mempunyai gate keeper, yakni pihak yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan koruptor seperti hubungan darah  atau bisnis, bahkan tidak berada pada lokasi yang berdekatan, tapi pihak itulah yang ‘bertugas’ untuk menyimpan uang-uang jarahan para koruptor.

“Lewat kuliah umum ini kami tanamkan jiwa bersih dan antikorupsi, apalagi pesertanya mahasiswa baru. Nantinya, ketika mereka berkiprah di dunia kerja, mereka akan menjadi profesional yang berintegritas seperti yang dikatakan Pak Sujanarko,” ujar Sulardi mengakhiri.

Sumber : www.umm.ac.id

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Dampingi Siswa Singapura Lakukan Analisis Pasar

SEBANYAK 22 siswa Singapore Polytechnic (SP) Business School bekerjasama dengan dua perusahaan multinasional, yaitu Johnson and Johnson dan Panasonic melakukan riset pasar (market research) di tiga negara, yaitu Indonesia, Thailand dan Vietnam. Di Indonesia, riset dilakukan di Malang didampingi 8 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Selain melakukan riset, selama tiga pekan ini, yaitu Mulai 24 September hingga 13 Oktober 2016, ke-22 siswa ini juga mengikuti empat seminar seputar bisnis yaitu marketing, cultural and regulatory issues, economic, dan supply chain management. Bukan hanya itu, siswa juga diajak melakukan company visit, berkunjung ke sejumlah perusahaan farmasi dan elektronik yang berkedudukan di Malang dan daerah seputar wilayah Jawa Timur.

Sementara untuk riset, menurut Koordinator Program Perwakilan UMM Veri Kurnia Aditama, ada sejumlah tahapan yang dilalui peserta. Pertama, tahap investigasi ke masyarakat. Di sini, siswa SP Business School turun ke 22 rumah warga dan 6 apotek di sekitarUMM guna melihat apa saja alat elektronik yang dipakai dan juga kebutuhan hidup apa yang sering masyarakat gunakan.

“Dengan adanya investigasi ini, siswa Singapura bisa mengetahui secara langsung dan mendetail kebutuhan pasar  yang nantinya menjadi rekomendasi bagi dua perusahaan tersebut,” jelas staf International Relation Office(IRO) UMM tersebut.

Dari hasil investigasi, ditemukan sejumlah permasalahan, diantaranya masyarakat pada umumnya masih susah mencari sinyal televisi sehingga ketika waktu berkumpul dengan keluarga untuk menonton televisi terganggu. Tidak hanya itu, untuk produk keseharian masyarakat ditemukan perusahaan Johnson and Johnsonbelum banyak mengeluarkan produk oral care.

Para siswa itu juga mencari sejauh mana tingkat konsumsi masyarakat Indonesia pada produk oral care dan home care. “Oral care ini seperti misalnya penyegar mulut atau juga perawatan badan. Sedangkan home care ini misalnya seperti pasta gigi, sabun dan semacamnya,” jelas Veri lebih lanjut.

Setelah melakukan market research, mahasiswa SP melakukan analisa untuk melihat kebutuhan masyarakat dan apa saja yang digunakan oleh masyarakat Indonesia. Pada program yang diadakan selama tigaminggu tersebut, ditemukan hasil bahwa masyarakat Indonesia masih banyak yang menggunakan produk Panasonic untuk alat elektronik. “Untuk kebutuhan seperti mesin cuci dan Air Conditioner (AC) milik Panasonic belum banyak digunakan oleh masyarakat,” jelas Veri pada penutupan program Tri City (13/10) di Auditorium UMM.

Menurut Koordinator Program dari SPBusiness School, Tan Lii Chong,hasil penelitian yang dilakukan oleh 22 siswa Singapura dan 8 mahasiswa UMM ini belum hasil akhir karena siswa SP masih akan ke Thailand dan Vietnam untuk melakukan penelitian serupa.

Bagi Tan Lii Chong, waktu 3 minggu untuk pelaksanaan program ini merupakan waktu yang sangat pendek untuk melakukan penelitian di Indonesia. “Kedepannya akan kami kaji kembali hasil penelitian ini ketika sudah selesai ke dua negara lainnya,” ujar salah dosen SP Business Scholl tersebut.

Menambahkan hal itu, salah satu siswa SP Chia Kerxin menyatakan, Indonesia adalah negara yang sangat ramah.Chia bahkan takjub melihat bagaimana UMM mendampingi siswa Singapura. “Kami sangat banyak berterimakasih kepada UMM dan semua buddy yang mendampingi kami selama tigaminggu. Kalian sudah mengorbankan waktu untuk terus mendampingi kami,” ujar Chia saat penyampaian kesan dan pesan.

Asisten Rektor UMM Koordinator Bidang Kerjasama Luar Negeri Drs Soeparto MPd mengaku senang dan bangga bisa terus bekerjasama dengan SP dalam berbagai bidang. “Harapan besarkami agar UMM bisa terus dilibatkan dalam berbagai kerjasama dengan  SP,” jelas Soeparto.

Sumber : www.umm.ac.id

Pekan Budaya Masuk Kampus sebagai Wujud dari Konsep Budaya 3K

Pekan Budaya Masuk Kampus (PBMK) yang akan digelar mulai Selasa (11/10) hingga Jum’at (14/10) resmi dibuka pada Selasa malam (11/10) di pelataran Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. PBMK sendiri dinilai sebagai oportuniti bagus untuk melestarikan budaya di Yogyakarta, sebagai wujud dari konsep budaya 3K.

Pemaparan tersebut yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan Pemda DIY, Umar Priyono saat membuka PBMK. Konsep budaya 3K sendiri merupakan Kraton, Kampung dan Kampus, dimana kebudayaan yang ada di Yogyakarta harus mampu meliputi ketiga aspek tersebut. Dengan begitu, kebudayaan di Yogyakarta diupayakan dapat memberikan elemen ke seluruh lapisan masyarakat Yogyakarta.

Umar melihat potensi budaya di DIY sangat luar biasa. “Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya komunitas-komunitas budaya yang dibentuk oleh masyarakat. Seperti contohnya Ikatan Mahasiswa yang ada di DIY yang membentuk kegiatan bernama Selendang Sutra,” jelas Umar.

Kepala Dinas Kebudayaan Pemda DIY tersebut juga berharap besar pada peran kampus dalam melestarikan budaya di Yogyakarta. “Kampus sebagai sebuah institusi selalu dinilai sebagai agent of change. Selain sebagai agent of change, maka harusnya kampus juga dapat menjadi agent of culture,” harap Umar.

Selain itu Umar juga berharap Yogyakarta harus selalu pro-culture. Karena dengan meningkatkan kegiatan kebudayaan, juga akan berimbas pada peningkatan pariwisata di Yogyakarta yang lebih baik.

Senada dengan Umar, Rektor UMY, Prof. Bambang Cipto, M.A. menyampaikan bahwa PBMK dapat mempengaruhi citra kota Yogyakarta. “Kebudayaan merupakan sesuatu yang sangat lembut dan tidak kelihatan, tetapi kita butuhkan. Mudah-mudahan dengan adanya PBMK ini, kita bisa menjadikan kota ini tidak hanya sebagai kota pelajar saja, namun juga bisa menjadi kota budaya yang inovatif dan kreatif dengan seni,” ungkap Bambang.

Bambang menambahkan agar merambahnya budaya tidak hanya di Kota Jogja saja, tetapi juga dapat menyebar ke kota lain di DI Yogyakarta seperti Bantul, Sleman dan lainnya. Dan dengan diselenggarakannya PBMK di UMY, Bambang berharap akan memberikan manfaat bagi mahasiswa UMY.

“Dengan adanya kegiatan Pekan Budaya Masuk Kampus, mahasiswa jadi dapat melihat langsung pelaku seni, dan menyaksikan budaya adi luhung yang tampil modern dan mengesankan. Karena yang ditampilkan juga bukan hanya budaya lokal saja, namun juga ada budaya asing, dan empat hari ke depan juga masih banyak kejutan-kejutan penampilan lainnya,” ujar Bambang.

PBMK yang digelar di UMY selama empat hari ini juga terbuka untuk umum tanpa dipungut biaya. Selain itu, kegiatan kebudayaan yang akan digelar dalam acara PBMK ini seperti Festival Dolanan Anak, Lomba Kethoprak Ringkes Anak-anak se-DIY, Panggung Gamelan Anak, Pentas Seni-Budaya Nusantara, Tarian Nusantara, Musik Etnik Nusantara, Workshop, Pentas Seni Lintas Agama dan Keyakinan, serta One Night Jazz.

Sumber : www.umy.ac.id

LTC Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Hadirkan Kelas Italia Gratis Bagi Mahasiswa UMY

Language Training Centre (LTC) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dalam kurun waktu satu tahun mendatang, menghadirkan kelas Bahasa Italia secara gratis. Kelas yang dikhususkan bagi mahasiswa maupun mahasiswi UMY tersebut akan dibimbing langsung oleh warga kebangsaan Italia, Daniele Santucci. Selain kelas Bahasa, LTC turut menghadirkan kursus memasak makanan Italia yang langsung dibimbing oleh Daniele. Dengan adanya kelas gratis tersebut, sebagai bentuk pengenalan Bahasa dan budaya italia, sehingga para mahasiswa lebih terbuka wawasannya dan bisa lebih berpikir secara fleksibel.

Hal tersebut seperti yang dijelaskan oleh Noor Qomaria Agustina, S.Pd., M.Hum saat memberikan sambutan pada acara presentasi kelas Bahasa dan budaya Italia, Selasa (11/10) di Mini Teater LTC, Gedung D lantai 4 UMY. “Untuk pengenalan Bahasa dan budaya Italia, kami mencoba mencari peluang dengan menghadirkan warga asli Italia untuk mengajar di LTC. Dan ini menjadi kesempatan bagi para mahasiswa dan mahasiswi UMY untuk terus belajar bahasa asing. Biasanya untuk mencari beasiswa maupun peluang kerja, banyak yang tertuju kepada negara-negara yang tidak asing lagi, seperti Amerika. Padahal Negara Italia memiliki banyak peluang dan beasiswa untuk kuliah lanjutan,” paparnya.

Kepala LTC UMY yang biasa disapa Ari tersebut mengatakan lebih lanjut bahwa kelas gratis tersebut akan rutin diadakan selama 2 kali sepekan, dengan durasi setiap pertemuan 90 menit. Meskipun tidak dipungut biaya, sebagai bentuk komitmen pihak LTC yang bekerjasama dengan SAC (Self Access Center) tersebut, peserta diharuskan membayar uang muka yang telah ditentukan. “Program ini memang gratis, hanya saja sebagai bentuk komitmen dalam kursus ini peserta membayar deposit dengan nominal yang telah ditentukan. Setelah program selesai, deposit tersebut akan dikembalikan kepada peserta,” jelas Ari.

Sementara itu, Daniele Santucci selaku pembicara inti dalam acara tersebut mengatakan bahwa Bahasa Italia merupakan bahasa yang telah bersertifikat C.I.L.S (Certuficatione di Italiano Come Lingua Straniera) yang diakui di seluruh dunia oleh berbagai lembaga pendidikan dan perusahaan. “Italia telah memiliki C.I.L.S sebagai standar untuk menunjukkan tingkat kemampuan Bahasa Italia sebagai bahasa asing yang diakui dunia. Sertifikat ini ditujukan bagi siapapun yang mau belajar, bekerja, maupun sebagai bukti keahlian berbahasa Italia, serta sebagai bukti bagi siapapun yang akan melanjutkan studi di salah satu universitas di Italia,” ujarnya.

Daniele menambahkan, dalam kompetensi Bahasa Italia bagi yang ingin melanjutkan studi maupun mencari peluang kerja, Daniele menyebutkan bahwa terdapat enam level dalam uji kompetensi. Keenam level tersebut yaitu CILS A1, CILS A2, CILS UNO-B1, CILS DUE-B2, CILS TRE-C1, CILS QUATTRO-C2. “Dalam tingkatan level bagi yang ingin bekerja ke Italia, harus memenuhi kompetensi level A2. Sedangkan bagi yang ingin melanjutkan studi ke salah satu universitas di Italia, harus memenuhi kompetensi level B2,” tambahnya.

Sumber : www.umy.ac.id

Bermitra dengan Arab Saudi, Universitas Muhammadiyah Malang Latih Guru dan Dosen Bahasa Arab

SELAMA empat hari, Selasa-Jumat (11-14/10) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui International Relations Office (IRO) mengadakan pelatihan peningkatan kompetensi pengajar Bahasa Arab bagi 40 tenaga pendidik Bahasa Arab. Kegiatan ini merupakan bagian dari realisasi kerjasama antara UMM dengan Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud, Arab Saudi.

Para peserta pelatihan terdiri dari dosen program studi Pendidikan Bahasa Arab UMM, dosen laboratorium Bahasa Arab, dosen ma’had Abdurrahman bin ‘Auf, guru sekolah Muhammadiyah di Malang, serta dosen utusan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dan Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Menurut Kepala IRO UMM Dr Abdul Haris MA, pelatihan yang berlangsung di Auditorium UMM  ini dibimbing oleh perwakilan Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud, Riyadh, Saudi Arabia, yakni Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Bahasa Arab (LIPIA) yang bermarkas di Jakarta.

Bentuk pelatihan ini adalah penyampaian materi, praktek, dan ujian yang digelar di hari terakhir. Hari ini, materi digelar secara klasikal. Sedangkan di hari kedua dan ketiga materi Bahasa Arab dipelajari secara berkelompok. Tak hanya materi, para peserta pelatihan ini juga akan melakukan praktek mengajar.

Salah satu pemateri dari Arab Saudi Dr ‘Aaidl as-Su’uudi menyatakan, tak hanya penguasaan bahasa Arab yang perlu dimiliki seorang guru, ia juga harus memiliki kepribadian yang kuat dan wawasan yang luas. “Guru yang sukses ditandai oleh beberapa hal, di antaranya memiliki kepribadian yang kuat, mampu bersikap objektif dan adil pada peserta didik, menghargai perbedaan budaya, berwawasan luas, memiliki inovasi dalam mengajar, serta selalu bersemangat dan suka menolong,” beber ‘Aaidl as-Su’uudi.

Tak hanya itu, ada hal-hal yang harus diperhitungkan oleh guru apabila ingin menjadi guru yang berhasil. “Mengatur dan audit kerja, kebijaksanaan dalam pengelolaan kelas, menghormati pendapat siswa maupun mahasiswa, serta berkomunikasi aktif dengan mahasiswa,” lanjut ‘Aaidl as-Su’uudi.

Abdul Haris berharap, dari kegiatan ini jalinan kerjasama yang dibangun makin kuat, juga meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Arab di UMM khususnya dan lembaga pendidikan Muhammadiyah pada umumnya.

Sumber : www.umm.ac.id

Mahasiswa Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar Target Juara IMO 2016

Tim mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah (FK-Unismuh) Makassar menargetkan juara pada ajang bergengsi Indonesian International Medical Olympiad (IMO) 2016, di Universitas Pelita Harapan, Jakarta, 12-16 Oktober 2016.

Tentu kami menargetkan juara, kata Ketua Tim FK-Unismuh Fizzilmi Dhahila Mansyur, kepada Operator Wartawan AKSI Unismuh Makassar, seusai acara pelepasan secara resmi oleh Rektor Unismuh Dr H Abdul Rahman Rahim, di Ruang Rapat Senat Unismuh Makassar, Selasa, 11 Oktober 2016.

Pada IMO 2016 ini, FK-Unismuh mengutus enam anggota tim mahasiswa, yaitu Siti Khadidjah, Siti Nastiti Deviyana, Fizzilmi Dhahila Mansyur, Dzar Fadli El Furqan, Alif Adeyani, dan Muhammad Surya Anna Arsyad.

Fizzilmi mengatakan, sebenarnya ada enam bidang yang dikompetisikan, tetapi tim FK-Unismuh hanya mengikuti tiga bidang, yaitu musculoskeletal, cardioresperatory, dan uroreproduction.

Kompetisi pada IMO ini terdiri atas tiga babak, yaitu babak penyisihan, babak semifinal, dan babak final. Tentu kami konsentrasi dulu pada babak penyisihan, karena pesertanya berasal dari lebih 60 perguruan tinggi, termasuk beberapa perguruan tinggi asing, jelas Fizzilmi.

Rektor Unismuh Rahman Rahim saat acara pelepasan mengatakan, IMO 2016 merupakan kesempatan yang sangat bagus bagi mahasiswa FK-Unismuh untuk menguji dan membuktikan kemampuan dalam bidang medical.

Ananda yang berjumlah enam orang ini secara tidak langsung mewakili seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran Unismuh. Saya kira sudah satu prestasi awal. Tentu kita berharap anak-anakku berhasil meraih prestasi lebih tinggi dalam kompetisi IMO 2016, ujar Rahman, yang didampingi Wakil Dekan III FK-Unismuh dr Irwan Ashari, dan Wakil Dekan II dr Wiwiek Dewiyanti Habar SpKK MKes.

sumber : www.unismuh.ac.id

Prodi Ilmu Pemerintahan UMM Kupas Isu Nasionalisme di Masyarakat Perbatasan

SANTERNYA isu-isu yang terjadi di wilayah terluar perbatasan Indonesia menggugah program studi Ilmu Pemerintahan (IP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) meningkatkan jiwa nasionalisme pada mahasiswanya melalui orasi ilmiah, Senin (10/10) di Auditorium UMM. Kegiatan ini mengangkat tema “Peran Pemerintah dalam Penguatan Nasionalisme Masyarakat di Perbatasan”.

Menghadirkan dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UMM Dr Saiman MSi, acara ini sekaligus respon terhadap sejumlah isu yang tengah hangat, di antaranya tertangkapnya kapal ilegal negara asing penangkap ikan di wilayah perairan Indonesia dan insiden lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan di wilayah selat Makassar. Tema ini dipilih selain karena semakin terancamnya wilayah perbatasan Indonesia, juga karena tema ini sama dengan disertasi pembicara.

Menurut Saiman, wilayah perbatasan Indonesia merupakan wilayah yang krusial dan strategis karena berbatasan langsung dengan kedaulatan negara lain. Oleh karenanya, bukan tidak mungin kedekatan secara geografis dengan negara lain tersebut yang akan melunturkan nilai-nilai nasionalisme warga di sana.

“Ada slogan begini,” katanya, “Garuda di dadaku, Malaysia di perutku,” lanjutnya. Hal ini kerap terdengar, karena secara kependudukan mereka ikut Garuda, ikut Indonesia, tapi untuk kebutuhan sehari-hari mereka berbelanja bahkan di Malaysia.

Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan, selama ini kondisi medan yang sulit, ketertinggalan pembangunan, serta keamanan yang tidak terjamin merupakan masalah umum yang terjadi di wiayah perbatasan. Pembangunan seringkali bersifat parsial.

“Kendati ada program pembangunan, dana yang digelontorkan pemerintah bisa jadi malah habis untuk ongkos kirim bahan material bangunan,” ujar Saiman.

Belum lagi permasalahan terkait kesehatan, fasilitas dan kualitas pendidikan yang memprihatinkan, serta luas dan sulitnya medan sebagai akses ke perbatasan. Belum lagi, masalah-masalah khusus seperti sosial budaya, sosial ekonomi, atau politik pemerintahan.

“Tema tentang perbatasan wilayah Indonesia merupakan penelitian disertasi Dr Saiman. Berlatar belakang hal itu, kami ingin memberi wawasan dan penguatan bagaimana nasionalisme di wilayah perbatasan,” ujar Hevi Kurnia, MM Gov, kepala program studi IP UMM.

Tema ini menyedot antusias mahasiswa terutama saat sesi tanya jawab. Beberapa mahasiswa, utamanya yang berasal dari Sulawesi dan Kalimantan memberikan pertanyaan-pertanyaan kritis terkait pencegahan dan penanggulangan dampak hilangnya nasionalisme bagi masyarakat daerah terluar Indonesia.

Beberapa program pemerintah jadi jawabannya. Mulai tahun depan, Kementerian Kesehatan mewajibkan lulusan dokter spesialis untuk terjun ke daerah, khususnya daerah terpencil dan perbatasan. Juga, Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar,  dan Terpencil (SM3T) yang sudah digalakkan Kemenristek Dikti beberapa tahun silam.

“Pemerintah memang sudah semestinya memikirkan upaya-upaya untuk pembangunan di daerah perbatasan. Bangun SDMnya, perbaiki kualitas pendidikan dan kesehatan,” pungkas Saiman.

Sumber : www.umm.ac.id

Inisiasi Lesson Study di Malang, UMM Segera Gelar Konferensi Internasional

POLA pembelajaran lesson study dengan cirinya yang kolaboratif dan berbasis pada komunitas belajar dinilai dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Dimulai dari Jepang, pendekatan ini kini telah dipraktekkan di banyak negara dan telah membantu sekolah-sekolah di seluruh dunia berkembang menjadi komunitas belajar.

Menyadari hal itu, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berupaya terus mengembangkan pola pembelajaran tersebut. Pada 3-5 November mendatang, di UMM akan diadakan International Conference of Lesson Study (ICLS) menghadirkan presiden World Association on Lesson Study (WALS) WALS Prof Christine Lee PhD, pendiri Lesson Study for Learning Community (LSLC) Prof Manabu Sato PhD, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Prof Dr Muhadjir Effendy MAP, Japan International Cooperation Agency (JICA) Expert Ryo Suzuki dan Presiden Asosiasi Lesson Study Indonesia (ALSI) Sumar Hendayana PhD

Dosen FKIP UMM yang juga pengurus pusat ALSI Drs Nur Widodo MKes menjelaskan, Ini merupakan konferensi tahunan yang menjadi ajang berbagi pengalaman dan praktek lesson study serta mendiskusikan isu-isu kekinian yang berkaitan dengan pengajaran, pembelajaran dan penelitian tentang lesson study.

UMM sendiri, kata Nur Widodo, sudah aktif terlibat di lesson study sejak 2011. Saat ini, bahkan tiga dosen FKIP UMM, yaitu Nur Widodo, Dr Roro Eko Susetya Rini MSi dan Dra Sri Wahyuni MKes tergabung di salah satu organisasi internasional di bidang lesson study, yaitu WALS. Melalui WALS, ketiga dosen ini selalu aktif dalam konferensi internasional seputar lesson study.

Menurut Nur Widodo, ada empat prinsip utama dalam lesson study. Pertama, pembelajaran harus bisa memenuhi hak siswa sehingga tidak ada yang terabaikan. Kedua, pembelajaran itu bagaikan taman artinya siapapun boleh menikmatinya dan juga harus terbuka untuk semua orang. Ketiga, pembelajaran berpusat pada siswa. “Artinya bukan guru yang diperhatikan kesalahannya, namun bagaimana siswa bisa memahami pelajaran dengan baik dan benar,” jelas Nur Widodo.

Keempat, lanjutnya, pembelajaran harus yang berkualitas. Guru harus menjadi fasilitator yang baik agar proses belajar siswa berlangsung secara bermakna dan dampaknya jangka panjang. “Dengan diterapkannya lesson studydi setiap sekolah akan menjadikan siswa paham tidak hanya secara jangka pendek, namun juga jangka panjangnya,” papar Nur Widodo yang juga tim utama pendiri ALSI ini.

Sebagai inisiator lesson study di Malang, UMM saat ini tengah bekerjasama dengan pemerintah kota Batu dan salah satu perusahaan Jepang yang bergerak di bidang pendidikan, Benesse untuk mengimplementasikan lesson study di Kota Batu.

Sumber : www.umm.ac.id

Mahasiswa Mancanegara Ikut Summer Program di Universitas Muhammadiyah Makassar

Sebanyak 22 mahasiswa dari 11 negara mengikuti Internasional Summer Program 2016, di Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, 9-16 Oktober 2016, dengan berbagai kegiatan yang akan mereka ikuti.

Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain kursus singkat (short course) pembelajaran Bahasa Indonesia, pengenalan dan workshop tari tradisional Sulawesi Selatan, kunjungan agrowisata dan ke pusat industri di Kabupaten Bantaeng, serta city tour di Makassar.

Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) Unismuh Makassar, Erwin Akib MPd PhD, mengatakan, seluruh peserta juga akan mendapatkan pengalaman berada di Kapal Tradisional Phinisi dengan mengunjungi berbagai pulau yang di perairan Makassar.

International Summer Program Unismuh Makassar ini mendapat dukungan penuh dari Kemenristek-Dikti melalui dana hibah PKKUI 2016, karena Unismuh adalah salah satu perguruan tinggi yang memenangi dana hibah tersebut, jelas Erwin.
Erwin yang juga Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Unismuh Makassar, berharap melalui kegiatan International Summer Program, Unismuh makassar menjadi semakin dikenal oleh mahasiswa luar negeri.

Kami juga berterima-kasih kepada Universitas Airlangga selaku mitra hibah PKKUI 2016, Pemerintah Kota Makassar, Pemerintah Kabuaten Bantaeng, dan berbagai pihak yang mendukung kegiatan ini, tutur Erwin.

Koordinator International Summer Program Unismuh Makassar, Ismail Sangkala, menambahkan, ke-22 mahasiswa mancanegara tersebut antara lain berasal dari Polandia, Spanyol, Ukraina, Vietnam, Kamboja, Jepang, Thailand, Malaysia, Madagaskar, Kepulauan Salomon, dan Papua Nugini.

Kegiatan International Summer Program 2016 di Unismuh Makassar dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor IV Ir H Abdurrakhim Nanda MT, didampingi Sekretaris KUI Unismuh, Amar Ma’ruf SPd MHum.

Sumber : www.unismuh.ac.id